Anda di halaman 1dari 11

ACARA I

RESPON TANAMAN TERHADAP PENYIRAMAN AIR

BAB I
PENDAULUAN
1. Latar Belakang

Salah satu faktor penting yang menunjang pertumbuhan


tanaman adalah air yang merupakan faktor pembatas yang
sangat penting untuk mendapatkan hasil panen jagung yang
tinggi.Lahan yang kekurangan air akan menyebabkan aerasi
udara dalam tanah terganggu dan pasokan oksigen dalam tanah
tidak lancar, sehingga perkembangan tanaman menjadi tertunda
atau mengalami kekerdilan.Air diperlukan oleh tanaman untuk
memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi
transpirasi dalam proses asimilasi untuk pembentukan
karbohidrat serta pengangkutan hasil-hasil fotosintesis ke
seluruh jaringan tanaman. Sebagian besar air yang diperlukan
oleh tanaman berasal dari tanah yang disebut dengan air tanah.

Jumlah air didalam tanaman berkisar antara 80-90 persen


dari berat kering tanaman. Persentase ini akan menjadi lebih
besar lagi pada bagian-bagian tanaman yang sedang aktif
tumbuh.(Williams dan Joseph, 1973 dalam Harwati, 2007). Air
sangat dibutuhkan pada tanaman karena merupakan bahan
penyusun utama dari pada protoplasma sel. Di samping itu, air
adalah komponen utama dalam proses fotosintesis,
pengangkutan assimilasi hasil proses ini kebagian - bagian
tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam
tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian
air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi
biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap
akan menguap melalui stomata atau melalui proses transpirasi
(Dwidjoseputro, 1984 dalam Harwati, 2007).
Pada tanaman, air diserap oleh akar. Penyerapan air (water
absorbtion) oleh akar ini sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan yaitu air yang tersedia dalam tanah, temperature
tanah, aerasi tanah dan konsentrasi larutan tanah. Air yang bisa
diserap oleh akar disebut juga sebagai air kapiler yaitu
air terdapat di pori mikro tanah, melapisi butiran tanah, diikat
longgar oleh partikel tanah dan dapat dilepaskan oleh
perakaran. Sedangkan jenis air lainya yait air gravitasi dan air
higroskopis tidak dapat diserap oleh sistem perakaran.
Kebutuhan air pada tanaman didefinisikan sebagai
jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode
untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan
setiap tumbuhan terhadap air berbeda beda tergantung pada
bentuk, jenis, umur, media tanam, kondisi lingkungan sekitar
tanaman dan musim sehingga setiap tumbuhan memiliki batas
kadar air tertentu untuk pertumbuhanya .Apabila kadar air
dalam tumbuhan terlalu banyak (menimbulkan genangan)
sering menimbulkan cekaman aerasi dan jika jumlahnya terlalu
sedikit, sering menimbulkan cekaman kekeringan
2. Permasalahan

Banyaknya jenis air membuat kita bingung untuk


memilih mana jenis air yang paling baik dan bagus untuk
perkembangan tumbuhan. Kami akan membuat penelitian
tentang jenis air apakah yang paling baik untuk pertumbuhan
tumbuhan.

3. Tujuan
Mempelajari pengaruh lengas tanah terhadap pertumbuhan
tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan pada tumbuhan sangat dipengaruhi oleh air.


Setiap organisme membutuhkan air. Pada kandungan air yang
pekat konsentrasinya tidak akan tumbuh atau tidak sempurna
tumbuhnya. Pada air yang tepat tumbuhan memiliki laju
pertumbuhan yang paling tinggi. Pada air garam, tumbuhan jagung
tidak akan tumbuh. Sedangkan pada air garam tumbuhan jagung
tumbuh secara tidak normal.
Pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis tumbuhan
umumnya menyesuaikan diri dengan jenis air lingkungan
alaminya. Oleh karena itu jagung tidak dapat tumbuh dengan baik
di air garam dan air gula.
Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia,
tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal
ini terjadi jika
kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air me
lalui proses transpirasi. Kehilangan air dari tanaman oleh
transpirasi merupakan suatu akibat
yang tidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan men
utupnya stomata untuk masuknya CO2dan kehilangan air melalui
transpirasi lebih
besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks
luas daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat
peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan
penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun,
peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya.
Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air daripada pen
utupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan
daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang
lebih bawah, yang
paling kurang aktif dalam fotosintesa dan dalam penyediaan a
similat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil.
BAB III
METODOLOGI
 Waktu dan Tempat : Kegiatan praktikum dilakukan pada hari
selasa , pukul 09.30 sampai selesai. Di Greenhouse Pertanian
Asmadewa UST Yogyakarta.
 Bahan dan Alat
Bahan : Benih Jagung dan Kacang Hijau
Cara Kerja
1. Perlakuan : -Genangan air
-Kapasistas Lapang
-50% dari kapasistas lapangan

Masing-masing perlakuan diulang 3 kali dan masing-masing unit


perlakuan ada 5 sampel tanaman.

2. Polibag diisi tanah 1 kg (45 polibag)


3. Biji ditanam dalam polibag dengan kedalaman 5 cm dan diamati
setiap hari.
4. Setelah tanaman muncul diatas permukaan tanah,15 tanaman
digenangi air setinggi 11 cm ,15 tanaman diperlakukan kapasitas
lapang,15 tanaman diperlakukan 50% dari Kapasitas lapang.
5. Masing-masing perlakuan 5 polibag ditimbang beratnya,dicatat dan
dirata-rata.
6. Penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali dengan cara
menimbang polibag dan tambahkan air sampai beratnya sama
dengan berat semula.

Tanaman dipanen umur 20 hari dan diamati.


BAB IV
HASIL DAN ANALISIS HASIL
Tanaman/ Tinggi Jumlah Berat Berat Berat B.Rata-
rata
Perlakuan Tanaman Daun Pola Basah Kering
gr Tanaman
Penyirama 39,6 7,6 0,44 gr 1,36 gr 0,36 gr 49,36:5=
9,872
1x 1
Penyiraman 16,6 cm 5 0,29 gr 0,90 gr 0,15 gr 22,94:5=
4,588
2x1
A.Jumlah 56,2:2= 12,6:2= 0,73:2= 2,26:2= 0,15:2=
rata-rata 28,1 cm 6,3 0,365 1,13 gr 0,255 gr
gr

Analisis
A. Tanaman jagung pada penyiraman 1x 1 dengan penyiraman 2x1 air mulai
tumbuh tunas pada hari ke-20 sejak penanaman. Tinggi tanaman jagung di
polibag ini pada jumlah rata-rata adalah 28,1 cm dan jumlah daunnya 6,3
dan berat pola 0,365 gr , berat basah 1,13 gr dan berat kering 0,25 gr.
B. Perlakuan tanaman jagung pada penyiraman 1x1 hasil presentase yaitu
9,8%.
C. Perlakuan tanaman jagung pada penyiraman 2x1 hasil presentase yaitu
4,5%.
BAB V
PEMBAHASAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, hipótesis yang dibuat terbukti


kebenarannya bahwa pemberian kadar air yang berbeda memberikan pengaruh
yang berbeda pula terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan
terdapat kadar air optimal yang memberikan pengaruh pertumbuhan dan
perkembangan yang maksimal pada tanaman jagung.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh terjadi beberapa penyimpangan


pada tanaman jagung yang diberlakukan, antara lain :
1. Panjang tanaman pada minggu keenam perlakuan diperoleh hasil yang tidak beda
nyata atau sama. Yang seharusnya panjang tanaman dengan persentase air lebih
banyak dapat tumbuh lebih tinggi namun pada beberapa ulangan tanaman jagung
ternyata ada yang tumbuh tidak wajar, misalnya pada tanaman jagung dengan
persentase air lebih banyak (9,8%) ternyata panjang tanamannya tidak lebih
panjang dari tanaman jagung dengan persentase air 4,5%. Hal ini terjadi karena
beberapa hal seperti human error dan juga faktor lingkungan. Human error
tersebut seperti misalnya, pemberian takaran volume air yang tidak sesuai,
penyiraman tanaman yang tidak dilakukan setiap hari dan juga kurang kerja
samanya antara mahasiswa dan juga petugas kebun yang menyebabkan tanah
media tumbuh tanaman jagung tersebut menjadi kering dan banyak benih biji
jagung yang keluar dari dalam tanah. Sedangkan faktor lingkungan yang
menyebabkan tanaman jagung tidak berbeda nyata adalah benih biji jagung yang
keluar dari dalam tanah tersebut dipatok oleh ayam dan banyak biji yang sudah
membusuk pula.
2. Untuk jumlah helai daun jagung yang seharusnya semakin tinggi persentase air
yang diberikan dan juga semakin panjang tanaman tersebut tumbuh daun yang
lebih banyak tidak berlaku pada tanaman jagung dengan persentase air 100%
karena hanya didapatkan daun sebanyak 2 helai, sedangkan lainnya masih
menggulung. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini seperti misalnya adalah
penyiraman yang dilakukan kurang efisien dan efektitf sehingga pertumbuhan dan
jumlah daun jagung tidak optimal.
3. Untuk permasalahan diameter batang jagung yang tidak berkembang secara
maksimal disebabkan karena kurangnya nutrisi yang terkandung didalam tanah.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya pada pengamatan pertumbuhan jagung
bahwa tanah media tumbuh dalam keadaan kering. Sehingga hal tersebut
menyebabkan kurangnya nutrisi dalam tanah. Jika penyiraman kurang akibatnya
nutrisi berupa unsur hara pun tidak dapat terserap secara optimal. Hal itulah yang
menyebabkan diameter batang tanaman jagung berukuran kecil atau tidak
berkembang dengan baik.
Pertumbuhan kelima biji jagung yang ditanam memiliki perbedaan
kecepatan tumbuh karena dipengaruhi masa dormansi biji yang berbeda-beda.
Kondisi lingkungan fisik, intensitas penyiraman, dan genangan air juga
berpengaruh bagi pertumbuhan jagung. Penyiraman yang teratur sekali dalam
sehari atau dua hari merupakan intensitas yang terbaik untuk pertumbuhan jagung.
Sedangkan penyiraman sekali dalam tiga hari dan penyiraman setelah jagung
menunjukkan gejala kelayuan dapat berdampak negatif yaitu terhambatnya
pertumbuhan jagung yang disebabkan kekurangan air dan cekaman kekeringan.
Namun, genangan air juga berdampak negatif juga untuk pertumbuhan jagung,
karena dapat menyebabkan kebusukan pada akar dan batang.
Penyiraman sekali dalam satu atau dua hari akan
mempengaruhi kelembaban tanah. Kelembaban tanah akan terjaga dengan
penyiraman secara teratur. Menurut Harjadi (2002)
tanaman sangat membutuhkan air dalam jumlah yang teratur untuk
mendukung pertumbuhannya, sehingga pemberian air yang merata sepanjang
pertumbuhan tanaman akan selalu ideal
untuk tanaman tersebut. Penyiraman yang sedikit-sedikit namun apabila
dilakukan dengan sering dan teratur memungkinkan air selalu ada sehingga dapat
selalu tersedia bagi jagung, karena hal yang paling penting dari
jumlah air yang ada dalam tanah adalah ketersediaannya.
Penyiraman yang tidak teratur dan hanya disaat jagung menunjukkan
gejala kelayuan menyebabkan kadar air tanah berkurang atau kekeringan.
Cekaman kekeringan dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu kekurangan suplai
air di daerah perakaran dan laju evapotraspirasi lebih besar daripada penyerapan
air walaupun dalam keadaan kadar air tanah yang cukup. Menurut Haryati
(2003) kekurangan air secara internal pada tanaman berakibat langsung pada
penurunan pembelahan dan pembesaran sel. Tanaman memiliki reaksi yang
sangat kompleks menghadapi cekaman kekeringan. Namun reaksi atau respon
yang diberikan oleh setiap tumbuhan tentu berbeda-beda tergantung pada bentuk
morfologi, anatomi dan metabolisme tumbuhan. Cekaman
kekeringan akan mengakibatkan rendahnya laju penyerapan air oleh akar
tanaman. Ketidakseimbangan antara penyerapan air oleh akar dan kehilangan air
akibat transpirasi membuat tumbuhan menjadi layu.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa tumbuhan yang
penyiramannya sekali dalam waktu tiga hari dan saat menunjukkan gejala
kelayuan petumbuhan jagung sangat rendah bila dibandingkan dengan
pertumbuhan jagung dengan perlakuan yang lain. Hal ini karena pertumbuhan
jagung terhambat disebabkan kurangnya suplai air. Hal ini didukung dengan
pernyataan Mubiyanto (1997) yang menyatakan bahwa jika
tanaman kekurangan air, maka proses pertumbuhan terhambat dan hasil akan
menurun. Pemberian air yang di bawah kondisi optimum bagi pertumbuhan
tanaman, akan berakibat tanaman akan terhambat (tanaman menjadi kerdil)
ataupun terlambat untuk memasuki fase vegetatif selanjutnya. Selain itu Sutoro
dan Susanto (1989) juga menyatakan bahwa ketersediaan air sangat
mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan perkembangan jaringan-
jaringan meristem pada titik tumbuh tanaman. Apabila kekeringan terus menerus
terjadi, tidak menutup kemungkinan tanaman akan mengalami kematian.
Selain kekeringan, dampak negatif juga dapat dialami tumbuhan apabila
tanah tempat hidupnya mendandung air terlalu banyak atau berlebihan. Pada saat
praktikum, kondisi seperti ini dianalogikan dengan tumbuhan pada pot yang
terendam air. Genangan air akan menimbulkan dampak yang buruk terhadap
pertumbuhan suatu tumbuhan. Hal ini karena genangan air akan mempengaruhi
sifat fisik, sifat kimia, maupun sifat biologi tanah. Tanah yang lembek merupakan
tanda bahwa struktur tanah telah rusak akibat genangan air. Dampak buruk
genangan air bagi tumbuhan adalah busuknya akar. Busuknya akan tumbuhan
dapat mengganggu pertumbuhan batang dan juga daun. Busuknya akar tumbuhan
inilah yang dapat menyebabkan kematian pada akar, sehingga tumbuhan tersebut
pun akan mengalami kematian.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa hasil
dari praktikum yang dilakukan sudah sesuai dengan teori-teori yang mendukung.
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah pertumbuhan suatu
tumbuhan sangat dipengaruhi air. Apabila kekurangan air tumbuhan akan
mengalami kelayuan, dan jika kekeringan terjadi terus-menerus tumbuhan dapat
mengalami kematian. Namun apabila air terlalu berlebihan, jagung juga dapat
mengalami kematian yang disebabkan kebusukan pada akar, batang dan juga
daunnya. Air sangat menunjang kelangsungan hidup tumbuhan. Penyiraman
tanaman sekali dalam satu atau dua hari adalah perlakuan terbaik, karena
kelembaban tanah akan terjaga sehingga akan mendukung kelangsungan hidup
tumbuhan.
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa :
1. Air berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
2. Kadar air yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap tanaman.

Daftar Pustaka
http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-
content/uploads/2016/12/04.pdf
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai