PENDAHULUAN
1. Pengumpulan Informasi
2. Penyaluran Aspirasi
3. Diversitas pengambilan
keputusan
PEMBAHASAN
Kabupaten Gowa berada pada 12°38.16’ Bujur Timur dari Jakarta dan 5°33.6’ Bujur
Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administasinya antara 12°33.19’ hingga
13°15.17’ Bujur Timur dan 5°5’ hingga 5°34.7’ Lintang Selatan dari Jakarta.
Kabupaten yang berada pada bagian Selatan Provinsi Sulawesi Selatan ini berbatasan
dengan 7 Kabupaten/Kota lain, yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan
Kabupaten Maros. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba dan
Bantaeng. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan di
bagian Barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.
Luas wilayah Kabupaten Gowa adalag 1.883,33 km2 atau sama dengan 3,01% dari luas
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18 Kecamatan
dengan jumlah Desa/Kelurahan definitive sebanyak 167 dan 726 Dusun/Lingkungan.
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk (SP) 2010, jumlah penduduk kabupaten
Gowa sebanyak 652.329 orang, yang terdiri atas 320.568 laki-laki dan 331.761 perempuan. Dari
hasil SP 2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk kabupaten Gowa masih
bertumpu di kecamatan Sombaopu yakni sebesar 19,95 persen, kemudian diikuti oleh kecamatan
Pallangga sebesar 15,08 persen, kecamatan Bajeng sebesar 9,55 persen, kecamatan Bontonompo
sebesar 6,03 persen dan kecamatan lainnya di bawah lima persen. Parigi, Bontolempangan, dan
Manuju adalah tiga kecamatan dengan urutan terbawah yang memiliki jumlah penduduk paling
sedikit masing-masing berjumlah 13.100 orang, 13.212 orang, dan 14.074 orang. Sedangkan
kecamatan Sombaopu dan kecamatan Pallangga merupakan kecamatan yang paling banyak
penduduknya untuk wilayah di perkotaan, yakni masing-masing sebanyak 130.126 orang dan
98.372 orang.
Dengan luas wilayah kabupaten Gowa sekitar 1.883,33 kilo meter persegi yang didiami
oleh 652.329 orang (2010) maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk kabupaten Gowa adalah
sebanyak 1.223 orang per kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan
penduduknya adalah Kecamatan Sombaopu yakni sebanyak 4.632 orang per kilo meter persegi
sedangkan yang paling rendah adalah kecamatan Paranloe yakni sebanyak 74 orang per kilo
meter persegi.
Berikut jumlah penduduk Kabupaten Gowa lima tahun terakhir: 575.295 jiwa (2005),
586.069 jiwa (2006). Tahun 2015 (17/4) jumlah penduduk Gowa telah mencapai 747.257 dengan
perincian laki-laki sebanyak 371.213 jiwa sedangkan perempuan sebesar 376.044 jiwa.
VISI
Terwujudnya Gowa yang Handal dalam Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat
MISI
a. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dengan moral dan akhlak yang
tinggi serta keterampilan yang memadai.
b. Meningkatkan interkoineksitas wilayah dan keterkaitan ekonomi.
c. Meningkatkan kelembagaan dan peran masyarakat.
d. Meningkatkan penerapan hokum dan penerapan prinsip tata pemerintahan yang baik
e. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam yang mengacu pada kelestariaan
lingkungan.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan RKPD
Dalam mengelola pembangunan daerah setiap pemerintah daerah mengupayakan
peningkatan terhadap kinerja pembangunan sehingga dapat mempengaruhi
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu dalam menunjang peningkatan kinerja
pembangunan, perlu ditunjang dengan perencanaan pembangunan yang baik.
Perencanaan pembangunan merupakan salah satu strategi yang disusun oleh
pemerintah daerah dalam merencanakan dan mengelola pembangunan daerah, dimana
pemerintah juga melibatkan sector swasta dan kelompok masyarakat didalamnya,
sehingga pelaksanaan pembangunan daerah dapat terlaksana dengan baik dan dapat
mewujudkan visi dan misi daerah yang telah direncanakan sebelumnya.
Dalam membuat suatu perencanaan pembangunan suatu daerah salah satu unsure
penting yang harus terlibat didalamnya adalah masyarakat. Oleh sebab itu salah satu
indicator yang mempengaruhi berhasil tidaknya visi dan misi suatu pembangunan
daerah adalah partisipasi masyarakat, dimana masyarakat berperan langsung dalam
pelaksanaan pembangunan daerah. Tanpa keterlibatan masyarakat dan pihak swasta
yang membantu pemerintah dalam menyusun dan melakukan perencanaan
pembangunan daerah, maka visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya akan sulit
tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan.
Upaya keterlibatan ataupun pengikutsertaan masyarakat yang terwujud melalui
perencanaan partisipatif dapat membawa keuntungan substantive dimana keputusan
yang diambil akan lebih efektif. Dengan demikian keterlibatan masyarakat dalam proses
pembangunan dalam hal ini dalam proses perencanaan pembangunan yang memberikan
nilai strategis bagi masyarakat itu sendiri menjadi salah satu syarat penting dalam upaya
pembangunan yang dilaksanakan.
Untuk melihat apakah perencanaan partisipatif dalam proses pembangunan
terlaksana dengan baik atau tidak, maka pemerintah daerah melaksanakan penyusunan
rencana pembangunan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang)
dimana pada program ini merupakan suatu proses pelibatan masyarakat yang
memberikan usulan, saran, dan pendapat yang berhubungan penyelenggaraan
pembangunan pada sector ataupun bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan serta prioritas pembangunan daerah, dengan mempertimbangkan tiga
indicator yaitu (1) Pengumpulan informasi; (2) Menyalurkan aspirasi masyarakat; serta
(3) Diversivitas proses pengambilan keputusan. Sesuai dengan tujuan awal penelitian
ini, yaitu hendak mengetahui apakah perencanaan partisipatif dalam proses
pembangunan daerah di Kabupaten Gowa khususnya di Kecamatan Tinggimoncong
telah terlaksana dengan baik atau tidak.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:
4.2 Rekomendasi
Berdasarkan uraian kesimpulan tersebut, dapat direkomendasikan saran-saran
sebagai berikut: