Anda di halaman 1dari 8

PRE-PLANNING

PENYULUHAN REFLEKS PENTING DALAM LAKTASI PADA IBU DAN BAYI


RUANGAN TERATAI 1-2 RSUD ARIFIN ACHMAD

Disusun Oleh:

Rahma Nugroho, S.Kep


Ranti Nopria, S.Kep
Raudhatul Zahara, S.Kep
Reggiana Saratya, S.Kep
Resti Rulfimasari, S.Kep

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
PRE-PLANNING
REFLEKS PENTING DALAM LAKTASI PADA IBU DAN BAYI
RUANGAN CAMAR 1-2 RSUD ARIFIN ACHMAD

A. Latar Belakang
Nutrisi yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh bayi, dimana nutrisi yang tepat
diberikan pada awal kehidupan adalah Air Susu Ibu (ASI). Penelitian yang dilakukan
oleh Giri, Muliarta dan Wahyuni (2013) menunjukkan bahwa ASI merupakan asupan
nutrisi yang terbaik untuk bayi, karena didalamnya terkandung semua zat gizi yang
sesuai dan dibutuhkan oleh bayi. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik
pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama sehingga
dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal (GiriMuliarta dan Wahyuni, 2013).
Pemberian ASI Eksklusif dapat meningkatkan status gizi masyarakat menuju
tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Pemberian ASI eksklusif
dapat menurunkan angka kematian bayi hingga 13% sehingga dengan dasar asumsi
jumlah penduduk 219 juta, angka kelahiran total 22/1000 kelahiran hidup, angka
kematian balita 46/1000 kelahiran hidup, maka jumlah bayi yang akan terselamatkan
sebanyak 30 ribu. Namun yang patut di sayangkan tingkat pemberian ASI secara
eksklusif di indonesia hingga saat ini masih sangat rendah yaitu antara 39%-40% dari
jumlah ibu yang melahirkan (Purwanti, H. S,2014). Berdasarkan data persentase
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Provinsi Riau pada tahun 2013 sebesar
51,2%. Capaian ini sedikit lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2012 sebesar 46,2%
dan 2011 sebesar 45,9% (Depkes 2013).
Keberhasilan seorang ibu dalam pemberian ASI dan menikatkan status gizi yaitu
dengan cara laktasi. Laktasi adalah Suatu upaya yang dilakukan oleh ibu,ayah,dan
keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Ruang lingkup pelaksanaan
menajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan, dan masa
menyusui bayi ( Prasetyono, 2009). Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya
yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya.
Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap yaitu pada masa kehamiloan (antenetal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa
menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2010).
Refleks pada bayi yang sangat penting dalam laktasi , yaitu refleks menangkap
(rooting refleks) Refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting
susu apabila ia diletakkan di payudara. Refleks mengisap saat bayi mengisi mulutnya
dengan puting susu atau pengganti puting susu sampai ke langit keras dan punggung
lidah. Refleks ini melibatkan lidah, dan pipi, refleks menelan adalah gerakan pipi dan
gusi dalam menekan areola, sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang bayi
(Yuliarti, N., 2010)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama ± 30 menit, peserta mampu
memahami dan menerapkan tentang refleks penting dalam laktasi pada ibu dan bayi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu:
a. Peserta mampu menjelaskan tentang refleks penting dalam laktasi pada ibu dan
bayi.
b. Peserta mampu menerapkan tentang refleks penting dalam laktasi pada ibu dan
bayi.

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik/Materi
Mengenal dan menerapkan refleks penting dalam laktasi pada ibu dan bayi.
2. Sasaran
Ibu menyusui di Teratai 1-2 RSUD Arifin Ahmad
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media
a. Leaflet
b. Power Point
5. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Jumat/30 November 2018
Jam : 09.00-10.00 WIB
Tempat : Teratai 1-2 RSUD Arifin Achmad
6. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Mahasiswa Profesi Ners Keperawatan Maternitas Universitas
Riau di Ruangan Teratai 1-2 RSUD Arifin Achmad
a. Leader : Raudhatul Zahara, S.Kep
b. Co. Leader : Rahma Nugroho, S.Kep
c. Fasilitator : 1. Ranti Nopria, S.Kep
2. Reggiana Sarastya, S.Kep
d. Observer : Resti Rulfimasari, S.Kep
e. Dokumentator : Reggiana Sarastya, S.Kep
7. Setting Tempat
L
Co

P F P P F P P

O
D

Keterangan :
L : Leader
Co : Co Leader
P : Peserta

F : Fasilitator
O : Observer
D :Dokumentator
8. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Self Help Group Therapy Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Perkenalan mahasiswa b. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
d. Menjelaskan kontrak waktu d. Memperhatikan
2. 20 menit Penyampaian materi
a. Menjelaskan tentang refleks penting a. Memperhatikan dan
dalam laktasi pada ibu dan bayi mendengarkan

3. 5 menit Penutup
a. Meminta peserta untuk memberikan a. Memberikan
pertanyaan atas penjelasan yang pertanyaan
tidak dipahami
b. Menjawab pertanyaan yang diajukan b. Mendengar
c. Meminta peserta untuk menyebutkan c. Memperhatikan dan
kembali apa yang telah dijelaskan menjawab
d. Memberikan reinforcement positif d. Memperhatikan
atas jawaban yang diberikan peserta
e. Menyimpulkan dan menutup diskusi e. Memperhatikan
f. Mengucapkan salam f. Menjawab salam

9. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan refleks penting dalam laktasi
pada ibu dan bayi.
b. Leader
1) Menyampaikan penyuluhan kepada peserta
2) Meminta peserta untuk memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami
3) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan
c. Co. Leader
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan anggota
3) Menjelaskan tujuan dan topic
4) Menyimpulkan dan menutup diskusi
4) Mengucapkan salam
d. Fasilitator
1) Memfasilitasi peserta agar berperan aktif
2) Membuat absensi penyuluhan
e. Observer
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara.
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
dengan evaluasi kelompok.
f. Dokumentator
Melakukan pendokumentasian kegiatan dalam bentuk foto ataupun video.

10. Ringkasan Materi


A. Apa itu laktasi?
Laktasi atau menyusui adalah suatu proses dimana seorang bayi menerima air susu
dari payudara ibu. Menyusui yang dikategorikan ASI eksklusif adalah gerakan
menghisap dan menelan dari mulut sang bayi langsung ke puting susu ibu.
B. Refleks penting dalam laktasi pada ibu dan bayi.
1. Refleks pada ibu yang sangat penting dalam laktasi yaitu:
a. Refleks Prolaktin
Sewaktu bayi menyusui, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting
susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke
hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan
hormon prolaktin kedalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel
kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang
disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan,
yaitu frekuensi intensitas dan lamanya bayi mengisap.
b. Refleks Aliran (Let Down Refleks)
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain
mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga
mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin. Dimana
setelah oksitosin dilepas ke dalam darah akan memacu otot-otot polos yang
mengelilingi alveoli dan duktulus, dan sinus menuju puting susu.
2. Refleks pada bayi yang sangat penting dalam laktasi, yaitu:
a. Refleks menangkap (rooting refleks)
Refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting
susu apabila ia diletakkan di payudara.
b. Refleks mengisap
Saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau pengganti
puting susu sampai ke langit keras dan punggung lidah. Refleks ini
melibatkan lidah, dan pipi.
c. Refleks menelan
Gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola, sehingga refleks ini
merangsang pembentukan rahang bayi
C. Keadaan meningkakan dan menurunkan refleks laktasi pada ibu

1. Keadaan yang dapat meningkatkan hormon oksitosin

Beberapa keadaan yang dianggap dapat mempengaruhi (meningkatkan)


produksi hormon oksitosin :

a. Perasaan dan curahan kasih sayang terhadap bayinya.


b. Celotehan atau tangisan bayi
c. Dukungan ayah dalam pengasuhan bayi, seperti menggendong bayi ke ibu
saat akan disusui atau disendawakan, mengganti popok dan memandikan
bayi, bermain, mendendangkan bayi dan membantu pekerjaan rumah tangga
d. Pijat bayi

2. Beberapa keadaan yang dapat mengurangi produksi hormon oksitosin

a. Rasa cemas, sedih, marah, kesal, atau bingung


b. Rasa cemas terhadap perubahan bentuk pada payudara dan bentuk tubuhnya,
meniggalkan bayi karena harus bekerja dan ASI tidak mencukupi kebutuhan
bayi.
c. Rasa sakit terutama saat menyusui
DAFTAR PUSTAKA

Chomaria, N. (2011). Panduan terlengkap pasca melahirkan. Solo: Ziyad Visi Medika.

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan RI.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2010). Indonesia menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Prasetyono, (2009). Penerapan Pemberian asi eksklusif. Jakarta: EGC.

Purwanti, H. S. (2014). Konsep penerapan asi eksklusif. Jakarta: EGC.

Putra, S. R. (2012). Asuhan neonatus bayi dan balita untuk keperawatan dan kebidanan.
Jogjakarta: D-Media.

Yuliarti, N. (2010). Keajaiban asi makanan terbaik untuk kesehatan, kecerdasan, dan
kelincahan sikecil. Yogyakarta: CV Andi.

Anda mungkin juga menyukai