Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIP)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Sistem Informasi Kesehatan

Kelompok 4

1. Anggun T 6. Lina W
2. Dea Fika 7. Nenden Mustika Sari
3. Eni Nuraeni 8. Rosmiyati
4. Hanny Nur M 9. Yeni Nurhayati
5. Larasyati Sholekha

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
CIREBON
2018
1

Pertanyaan
1. Potensi apa saja yang bisa dioptimalkan dalam pengembangan SIP?
2. Apa saja hambatan dalam pengembangan SIP?
3. Bagaimana solusi untuk menanggulangi hambatan tersebut?
Jawaban
1. Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak juga teknologi yang dapat
mempermudah kehidupan. Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) dan Sistem
Pelaporan Terpadu SIMPUS (SPT SIMPUS) telah dikembangkan di berbagai jajaran
dinas kesehatan kabupaten yang ada di Indonesia. Puskesmas sebagai penyedia sarana
pelayanan kesehatan dituntut memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan akurat
(Wibowo, Hakim and Makmur, 2015). Dalam pengembangan Sistem Informasi
Puskesmas, potensi yang dapat dioptimalkan yaitu:
a. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Elektronik (SIMPUSTRONIK), yaitu
nama aplikasi yang disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo yang
di adopsi dari Dinas Kesehatan Ngawi dengan Fasilitator UNICEF (The United
Nations Children’s Fund. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Elektronik
(SIMPUSTRONIK) merupakan sistem data pasien yang dilaksanakan serempak
dalam pelayanan di Puskesmas mulai dari loket pendaftaran, ruang poli sampai
pemberian obat di apotek dimana satu komputer dengan komputer yang lain saling
link. SIMPUSTRONIK juga memudahkan pekerjaan pegawai dalam pelaporan ke
Dinas Kesehtaan Kabupaten (Agustina and Fanida, 2010). SIMPUSTRONIK ini
banyak digunakan di puskesmas wilayah Jawa Tengah. Penelitian yang dilakukan
Agustina dan Fanida (2010) berjudul “Efektivitas Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas Elektronik (Simpustronik) Di Puskesmas Gantrung
Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun” menunjukan hasil bahwa
SIMPUSTRONIK dapat dikatakan efektif dimana termasuk dalam rentang nilai
61% - 80%.
b. Website Puskesmas (web-based), Web SPT SIMPUS (Sistem Pelaporan Terpadu
SIMPUS) merupakan sistem informasi berbasis web yang dibangun untuk
menggantikan aplikasi desktop SPT SIMPUS di dinas kesehatan kabupaten. Sistem
ini dikembangkan dengan kemampuan multi user dengan tujuan agar seluruh
pegawai dapat menggunakannya di jaringan lokal (Wijaya, Ifada and Jauhari,
2009). Website ini juga dapat dioptimalkan sebagai media promotif untuk
pasien/warga masyarakat dengan membuat link yang berisikan video-video edukasi
2

kesehatan yang menarik dan mudah dimengerti. Sebagai informasi kesehatan di


dalam website juga dapat ditambahkan informasi mengenai
perjalanan/perkembangan/riwayat kesehatan pasien.
c. Mengoptimalkan bahasa pemrograman PHP dengan database MySQL dan di
harapkan bisa digunakan oleh bagian kepala puskesmas untuk melihat hasil
pelaporan bulanan, bagian tata usaha ( kepegawaian, keuangan, ketatausahaan,
perlengkapan) untuk melakukan pendataan data pegawai, data keuangan, data
ketatausahaan, dan data perlengkapan barang yang ada di puskesmas serta bisa
untuk mencetak hasil pelaporan, bagian usaha masyarakat ( promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, gizi, pencegahan dan pemberantasan penyakit, lansia, usaha
kesehatan sekolah) untuk melakukan pencatatan hasil kegiatan survei lapangan
yang di lakukan, untuk melakukan pencatatan hasil pemeriksaan yang dilakukan
oleh petugas dan bisa mencetak hasil pelaporan yang diinginkan, bagian usaha
kesehatan ( laboratorium, kesehatan ibu dan anak, balai pengobatan gigi, balai
pengobatan umum, dan pengelolaan obat) untuk melakukan pencatatan hasil
pemeriksaan, pencatatan obat, dan bisa juga digunakan dalam pembuatan laporan.

2. Hambatan dalam pengembangan SIP adalah


a. Sumber daya manusia yang kurang memadai atau kurang mumpuni berdampak
pada kinerja yang dihasilkan menjadi kurang maksimal, bekerja tidak sesuai
dengan job-desk, entry data menjadi tidak real, bisa terjadi manipulasi data. Data
yang di input tidak terolah secara optimal menimbulkan kerancuan informasi yang
berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat. Pengoprasian software yang
kurang tepat menimbulkan kualitas pelayanan menurun.
b. Pengembangan SIMPOSTRONIK, website puskesmas, bahasa pemograman
MySQL membutuhkan dana yang lumayan besar, sehingga apabila dana tidak ada
maka pengembanganan menjadi tidak maksimal dan terhambat.
c. Sewaktu-waktu dapat terjadi techniqual eror karena jaringan koneksi internet
seperti koneksi wifi yang terhambat serta website terkena- virus ataupun ada pihak
luar yang melakukan tindakan hack pada sistem SIP.
d. SIMPUSTRONIK dan bahasa pemograman MySQL hanya dapat digunakan oleh
petugas yang memiliki keahlian khusus dalam bidang tersebut. Website Puskesmas
(web-based) Tidak dapat langsung digunakan oleh orang awam atau pasien yang
tidak mengerti mengenai elektronik.
3

3. Solusi untuk menanggulangi hambatan tersebut, yaitu :


a. Berdasarkan hambatan tersebut maka dapat di tanggulangi dengan adanya koordinasi
Dinas Kesehatan dan Puskesmas terkait sumber daya manusia yang kurang
memadai, sehingga hambatan tersebut dapat diminimalkan, dan juga bisa merekrut
pegawai khusus di bidang administrasi atau ahli pada bidang komputerisasi sehingga
dapat bekerja sesuai tupoksinya masing-masing dan bekerja secara optimal. Dapat
juga mengadakan sosialisasi dan pelatihan penuh pada pegawai di bidang
administrasi khusus, sehingga dapat menambah wawasan dan keterampilan. Perlu
diadakan pendidikan dan pelatihan mengenai sistem pengoperasian ataupun hal-hal
yang berkaitan dengan SIMPUSTRONIK dan bahasa pemograman MySQL oleh
koordinator SIMPUSTRONIK di Puskesmas, agar seluruh pegawai memiliki
pemahaman yang lebih dalam mengenai SIMPUSTRONIK dan bahasa pemograman
MySQL serta menambah kepercayaan masyarakat karena adanya pelayanan yang
baik oleh pegawai yang mumpuni. Agar website puskesmas lebih menarik, dapat
juga merekrut pegawai yang memang ahli dalam IT, video editting, dan yang paham
mengenai promosi kesehatan.
b. Pihak puskemas harus berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk melakukan
perencanaan dan perorganisasian sebelum mengembangkan SIK puskesmas agar
dana tersebut yang di keluarkan terinci dan dapat digunakan secara efisien. Hal ini
juga dapat menghindari pembengkakan biaya oprasional yang tidak jelas dan agar
tidak menghambat pemberian pelayanan bagi masyarakat.
c. Perlu adanya perbaikan atau peninjauan pada software computer secara berkala untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan atau techniqual eror pada saat pengoperasian
atau pada saat data simpustronik diperlukan sewaktu-waktu. Lakukan uji coba
software dengan memperhatikan : Identifikasi kesalahan, kemampuan software
untuk memberikan data yang dibutuhkan, dan kemampuan staf dalam menggunakan
software, kemudian kembangkan dan ujicoba petunjuk penggunaan software.
d. Perlu adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antara petugas yang
menggunakan program SIMPUSTRONIK dan bahasa pemograman MySQL. Pasien
atau orang awam yang akan mengaskses Website Puskesmas harus mendapatkan
penjelasan singkat dan jelas mengenai penggunaan link tersebut sebagai media
promotif untuk kesehatan.
4

Daftar Pustaka

Agustina, U. N. and Fanida, E. H. (2010) ‘Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Manajemen


Puskesmas Elektronik (SIMPUSTRONIK) Di Puskesmas Gantrung Kecamatan
Kebonsari Kabupaten Madiun’, 1204067400, pp. 1–10.

Wibowo, S., Hakim, P. A. and Makmur, M. (2015) ‘Implementasi Sistem Informasi Puskesmas
Elektronik ( SIMPUSTRONIK ) dan Hubungan Dengan Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak ( KIA ) ( Studi Perbandingan Implementasi di Puskesmas Sumberasih dan
Puskesmas Paiton Kabupaten Probolinggo )’, 18(3), pp. 168–175.

Wijaya, R. R., Ifada, N. and Jauhari, A. (2009) ‘Perancangan Dan Pengembangan Sistem
PElaporan Terpadu Sistem Informasi Puskesmas (SPT SIMPUS) Dengan Metode
BPR’, 5(2).

Anda mungkin juga menyukai