Anda di halaman 1dari 113

MODUL – 7

KOMBINASI GAYA AKSIAL DAN LENTUR


(BEBAN UNIAKSIAL)
Oleh
Ir. Darmansyah Tjitradi, ST., MT., IPM.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 1


Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 2
JENIS KOLOM
MENURUT WANG DAN FERGUSON (1986)
Kolom Ikat (tied column)
Biasanya berbentuk bujursangkar persegi atau
lingkaran, dimana tulangan utama memanjang
kedudukannya dipegang oleh pengikat lateral terpisah
yang umumnya ditempatkan pada jarak 12 sampai 24
inci (300 mm s/d 600 mm)

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 3


JENIS KOLOM
MENURUT WANG (1986) DAN FERGUSON (1986)

Kolom Spiral (spiral column)

Umumnya jenis kolom yang berbentuk bujur sangkar


atau lingkaran, dimana tulangan memanjang disusun
membentuk lingkaran dan diikat oleh spiral yang
ditempatkan secara menerus dengan pitch sebesar 2
sampai 3 inci (50 s/d 70 mm)

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 4


JENIS KOLOM
MENURUT WANG (1986) DAN FERGUSON (1986)

Kolom Komposit (Composite column)


Merupakan jenis yang memakai profil baja struktur, pipa,
atau tube, tanpa atau dengan penulangan memanjang
tambahan.
Kolom komposit biasanya mempunyai profil baja struktur
yang sepenuhnya diliputi oleh beton yang selanjutnya
diperkuat dengan penulangan memanjang dan melintang
(spiral atau pengikat).

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 5


JENIS KOLOM
MENURUT WANG (1986) DAN FERGUSON (1986)

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 6


JENIS KOLOM
MENURUT NAWY (1990)

Kolom berdasarkan bentuk dan susunan tulangan:


1.Kolom Segiempat atau bujursangkar,dengan tulangan
memanjang dan sengkang ikat,

2. Kolom Bundar, dengan tulangan memanjang serta tulangan


lateral yang berupa spiral

3.Kolom Komposit, yang terdiri atas beton dan profil baja


struktural di dalamnya.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 7


JENIS KOLOM
MENURUT NAWY (1990).

Berdasarkan posisi beban yang bekerja


terhadap penampang melintang:

1. Kolom yang mengalami beban sentris berarti tidak


mengalami momen lentur

2. Kolom dengan beban ekstentris selain mengalami beban


aksial juga bekerja momen lentur.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 8


Berikan
Komentar ????

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 9


JENIS KOLOM
MENURUT NAWY (1990).

Momen ini dapat dikonversikan menjadi satu


beban P dengan eksentrisitas e.

Momen lentur ini dapat bersumbu tunggal


(uniaksial) seperti dalam hal kolom interior dan
eksterior bangunan, yaitu kolom A dan B, dimana
beban panel yang bersebelahan tidak sama.

Kolom dianggap bersumbu rangkap (biaksial)


apabila lenturnya terjadi terhadap sumbu x dan y
seperti dalam hal kolom pojok (C).

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 10


???

Biaksial Uniaksial Uniaksial

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 11


Berikan Komentar ????
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 12
Berdasarkan Panjang Kolom:
1. Kolom Pendek (Short Column)
Apabila kolom runtuh karena kegagalan materialnya
(yaitu lelehnya baja atau hancurnya beton)

2. Kolom Panjang (Long Column)


Apabila panjang kolom bertambah kemungkinan kolom
runtuh karena tekuk semakin besar

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 13


Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 14
PERILAKU KERUNTUHAN KOLOM AKIBAT
TULANGAN GESER

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 15


TULANGAN TRANSVERSAL

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 16


PERILAKU KERUNTUHAN KOLOM AKIBAT
TULANGAN GESER

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 17


PERILAKU KERUNTUHAN KOLOM AKIBAT
TULANGAN GESER

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 18


PERILAKU KERUNTUHAN KOLOM AKIBAT
TULANGAN GESER

Sumber: Penelitian Bambang W., 2011, Pengaruh Jarak Sengkang


Spiral Terhadap Kuat Tekan Beton, Unnes.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 19


PERILAKU KERUNTUHAN KOLOM AKIBAT
TULANGAN GESER

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 20


PERILAKU KERUNTUHAN KOLOM AKIBAT
TULANGAN GESER

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 21


PENGEKANGAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 22


KONSEP PENULANGAN KOLOM/DINDING
BETON BERTULANG

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 23


KONSEP PENULANGAN KOLOM/ DINDING
BETON BERTULANG

• Dinding punya dua tulangan,


tulangan vertikal dan horizontal.
Tulangan vertikal sama fungsinya
dengan tulangan vertikal pada
kolom.
• Tulangan horizontal pada dinding
tidak bisa memberi efek
kekangan pada tulangan vertikal.
• Ketika memikul beban aksial,
tulangan vertikal akan cenderung
mendorong/mendesak tulangan
horizontal. Sementara kedua
ujung tulangan horizontal tidak
ada yang nahan.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 24


KONSEP PENULANGAN KOLOM/ DINDING
BETON BERTULANG
• Kekangan pada tulangan vertikal yang
membedakan antara kolom dengan
dinding. Kolom mempunyai kekangan
pada semua tulangan vertikalnya,
sementara dinding tidak.
• Itulah sebabnya kapasitas aksial tekan
kolom lebih besar daripada kapasitas
aksial dinding dengan ukuran dan
penulangan vertikal yang sama.

• Kolom minimalis atau di Australia


menyebutnya Blade Wall, yaitu
kolom tapi tidak mempunyai
confinement alias perilakunya
mirip dengan wall.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 25


FAKTOR
REDUKSI KEKUATAN

FAKTOR REDUKSI KEKUATAN ()


NO. JENIS KEKUATAN ACI ACI Usul
SNI-92 SNI-02
318M-05 318R-08 Mac.G
(1) (2) (3) (4) (5) (5) (6)
1 Lentur murni 0,80 0,80 0,90 0,90 0,85
Aksial tarik, aksial tarik dan
2 0,80 0,80 0,90 0,90 0,70
lentur
Aksial tekan, aksial tekan dan
lentur
3
a.dgn tulangan spiral 0,70 0,70 0,70 0,70 0,70
b.dgn tulangan sengkang 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65
4 Geser dan torsi 0,60 0,75 0,75 0,75 0,70
5 Tumpuan pada beton 0,70 0,65 0,65 0,65 0,60

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 26


FAKTOR
REDUKSI KEKUATAN
SNI-03-2847-2002, Pasal 11.3.2:
Pada kolom untuk nilai aksial yang terendah
nilai  boleh ditingkatkan berdasarkan aturan
berikut:
Untuk komponen struktur dimana nilai:
- fy  400 MPa,
- tulangan simetris,
- (h-d’-ds)/h  0,70
nilai  boleh ditingkatkan secara linier menjadi
0,80 untuk nilai Pn yang berkurang dari
0,10.fc’.Ag ke nol.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 27


Untuk komponen struktur beton bertulang
yang lain  boleh ditingkatkan secara linier
menjadi 0,80 untuk keadaan dimana:
Pn berkurang dari nilai terkecil antara
0,10.fc’.Ag dan Pnb ke nol.

1,0  P u
   0,80 
fc'Ag

0,80 1,5  P u
  0,80 
fc'Ag
Spiral
0,70
0,65
Sengkang

Beban aksial rendah  Pn


0,10
fc 'Ag

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 28


KOLOM MENURUT SNI 03-2847-2002

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 29


PERSYARATAN KOLOM MENURUT SNI 03-2847-2002

JUMLAH MINIMUM TULANGAN POKOK, (PASAL12.9.2)

RADIUS GIRASI KOLOM, (PASAL 12.11.2)

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 30


PERSYARATAN KOLOM MENURUT SNI 03-2847-2002
PENGARUH KELANGSINGAN, (PASAL 12.12.2)

dimana M1/M2 tidak boleh kurang dari 0.5

PENGARUH KELANGSINGAN, (PASAL 12.13.2)

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 31


PERSYARATAN KOLOM MENURUT SNI 03-2847-2002

BEBAN AKSIAL MINIMUM, (PASAL 23.10.2)


P u  0,10  A g  f c '

DIMENSI MINIMUM KOLOM, (PASAL 23.4.1.1)


Dimensi penampang terpendek, diukur pada satu garis
lurus yang melalui titik berat penampang, tidak boleh
kurang dari 300 mm.
SPASI TULANGAN TRANSVERSAL, (PASAL 23.4.4.2)
Untuk mencegah terjadinya tulangan longitudinal yang
menekuk maka spasi tulangan transversal tidak lebih
dari:
- ¼ dimensi bagian yang terkecil
- 6 kali diameter tulangan longitudinal
- 150 mm dan min 100 mm

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 32


PERSYARATAN KOLOM MENURUT SNI 03-2847-2002
GAYA AKSIAL NOMINAL MAKSIMUM,
PASAL 12.3.5.1 dan 12.3.5.2

Beban yang sentris menyebabkan tegangan tekan merata


diseluruh bagian penampang, sehingga kuat tekan nominal dari
struktur tekan tidak boleh diambil lebih besar dari ketentuan
berikut:

• Untuk kolom berspiral


Pnmaks = 0,85.Po

Pnmaks = 0,85.[0,85.fc’.(Ag - Astot)+ Astot.fy]

• Untuk kolom bersengkang


Pnmaks = 0,80.Po
Pnmaks = 0,80.[0,85.fc’.(Ag – Astot) + Astot f. y]

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 33


PERSYARATAN KOLOM MENURUT SNI 03-2847-2002

Beban nominal ini masih harus direduksi lagi


dengan menggunakan faktor reduksi kekuatan 

Biasanya untuk desain besarnya (Ag – Ast) = Ag


(luas beton yang ditempati tulangan diabaikan).

RASIO TULANGAN MAXIMUM 8% (PASAL 12.9.1)


Persyaratan ini ditetapkan atas dasar pertimbangan:
 ekonomis
 kemudahan pelaksanaan penulangan

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 34


Diagram Interaksi Mn-Pn
Pn
As’
(e/h)min= 0,05 s/d 0,10
( 0, Po ) Pu
Pn, max
COMPRESSION As Mu
FAILURE

Compression  Failure surface


Zone eb merupakan batas di
( Mnb, Pnb ) mana (M,P) yang
DAERAH berada di luar daerah
AMAN aman berarti di luar
kapasitas penampang;
TENSION
FAILURE  Nominal = Ultimit /

(0,0)  Failure surface (FS)


( Mn0. 0 ) Mn untuk ultimit = FSnominal
x
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 35
Diagram Interaksi Mn-Pn

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 36


PERSYARATAN KOLOM MENURUT SNI 03-2847-2002

RASIO TULANGAN MINIMUM 1% (PASAL12.9.1)

• Hasil eksperimen menunjukkan bahwa rangkak dan


susut yang terjadi pada kolom cenderung
mentransfer beban aksial yang mula-mula bekerja
pada beton kepada tulangan baja.

• Agar tulangan baja tidak leleh terlalu dini akibat


beban kerja maka perlu disyaratkan tulangan
minimum

• Adanya tulangan minimum pada kolom sekaligus


mengurangi rangkak dan susut serta menjamin
kolom mampu menahan beban lentur yang tak
terduga

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 37


TULANGAN PENGIKAT LATERAL

(a) 4 Batang Posisi selang seling dari kait

(b) 6 Batang

6” (150 mm) > 6” (150 mm)

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 38


TULANGAN PENGIKAT LATERAL
(c) 8 Batang
6” (150 mm)

> 6” (150 mm)

(d) 12 Batang
3-bar bundles

Maks 6” (150 mm)


Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 39
TULANGAN PENGIKAT LATERAL
(e) 16 Batang

Maks 6” (150 mm)

Maks 6” (150 mm)

- Tulangan sengkang minimum:


seng min #3 (9,5 mm) utk ut ≤ #10 (32,3 mm)
seng min #4 (12,7 mm) utk ut ≥ # 10 (32,3 mm)
- Spasi sengkang (ambil yg terkecil):
S1 = 48xseng
S2 = 16xut
S3 = b
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 40
DESAIN AWAL PENAMPANG KOLOM

Ukuran kolom dapat diperkirakan dengan


menggunakan persamaan: Ag = b*h
P 3 P
Ag  Ag 
(0,30  fc' sd. 0,45 fc') fc'
Dimana:
P = beban aksial tidak berfaktor yang bekerja pada kolom
pada daerah tributary area (N)
fc’ = kuat tekan beton karakteristik benda uji silinder (N/mm2)

b
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 41
DESAIN AWAL PENAMPANG KOLOM

Mutu beton kolom >


mutu beton pelat/balok

Min 600 mm Min 600 mm

Pelat beton

Kolom beton

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 42


DESAIN AWAL PENAMPANG KOLOM

Contoh Soal 1:
Diketahui suatu apartemen dengan denah seperti tergambar dibawah.
Beban hidup untuk apartemen = 200 kg/m2 (2,00 kN/m2 ),
Beban tembok = 250 kg/m2 (2,50 kN/m2 ),
Beban finishing lantai = 100 kg/m2 (1,00 kN/m2 ),
Beban untuk ducting AC, electrical dan plafon = 25 kg/m2 (0,25 kN/m2 ).
Jumlah lantai 6 termasuk pelat atap.
Tebal pelat lantai 170 mm, dan ukuran balok 30/60

Ditanyakan:
Preliminary dimensi dari ukuran kolom-1.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 43


DESAIN AWAL PENAMPANG KOLOM

Denah Kolom
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 44
DESAIN AWAL PENAMPANG KOLOM

6
4,0

5
4,0
4
4,0
3
4,0
2
4,0
1
5,0

6,0 6,0 8,0 6,0 6,0

Portal - D
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 45
DESAIN AWAL PENAMPANG KOLOM

Ukuran Kolom-1:
Beban Aksial pada kolom-1:
Tibutary area untuk kolom-1 adalah : 6,00 m x 3,00 m.= 18,00 m2

Untuk pelat lantai:


- Berat sendiri pelat 170 mm = (4,08 kN/m2) x( 18,00 m2) = 73,44 kN
- Berat sendiri tembok = (2,50 kN/m2) x( 30,60 m2) = 76,50 kN
- Berat sendiri finishing lantai = (1,00 kN/m2) x( 18,00 m2) = 18,00 kN
- Berat duct. AC, elect, plafon = (0,25 kN/m2) x( 18,00 m2) = 4,50 kN
- Berat sendiri balok 300/600 = (4,32 kN/m’) x( 3+3+3 m’) = 38,88 kN
- Beban hidup apartemen = (2,00 kN/m2) x( 18,00 m2) = 36,00 kN

Berat total per-lantai untuk tributary area-1 = 247,32kN

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 46


DESAIN AWAL PENAMPANG KOLOM

Beban Aksial pada kolom-1:


Tibutary area untuk kolom-1 adalah : 6,00 m x 3,00 m = 18,00 m2

Untuk pelat atap:


- Berat sendiri pelat 170 mm = (4,08 kN/m2) x( 18,00 m2) = 73,44 kN
- Berat sendiri finishing lantai = (1,00 kN/m2) x( 18,00 m2) = 18,00 kN
- Berat duct. AC, elect, plafon = (0,25 kN/m2) x( 18,00 m2) = 4,50 kN
- Berat sendiri balok 300/600 = (4,32 kN/m’) x( 3+3+3 m’) = 38,88 kN
- Beban air hujan (t = 5 cm) = (0,50 kN/m2) x( 18,00 m2) = 9,00 kN

Berat total pelat atap untuk tributary area-1 = 143,82 kN


Selanjutnya dihitung beban total aksial untuk kolom palingbawah
yang memikul 5 lantai typical dan 1 lantaiatap.

P  5 247,32 1143,82  1.380,42 kN


Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 47
DESAIN AWAL PENAMPANG KOLOM

Jika untuk kolom dipakai mutu beton 25MPa,


Maka luas penampang kolom perlu untuk lantaidasar:

Ag  
 
3 P 31.380,42  10 3
 165.650,4 mm 2
fc' 25

Jadi ukuran kolom-1 pada lantai dasar adalah:


400 mm x 400 mm = 160.000 mm2  165.650,4 mm2
Catatan :
1. Pada contoh tersebut diatas tidak dilakukan reduksi beban hidup
dan juga berat sendiri kolom diabaikan. Hal ini tidak masalah
karena ukuran yang dipilih lebih besar dari yang diperlukan.
2. Ukuran kolom diatas dipilih bujur sangkar, tetapi ukurankolom
dapat juga dibuat menjadi persegi panjang.
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 48
Analisis Kekuatan Kolom Pendek
Akibat Beban Uniaksial

Persamaan gaya aksial dan momen pada kolom pendek :


Pn = Cc + Cs - Ts
Mn = Pn . e = Cc.(y - ½ a) + Cs.(y – d’) + T.(d – y)
karena: Cc = 0,85.fc’.b.a, Cs = As’.fs’, dan Ts =As.fs, maka :

Pn = 0,85.fc’.b.a. + As’.fs’ –As.fs


Mn = Pn.e = 0,85.fc’.b.a.(y - ½ a) + As’.fs’.(y – d’) + As.fs. (d – y)
Mn = 0,85.fc’.b.a.(0,5.h - ½ a) + As’.fs’.( 0,5.h – d’) + As.fs. (d – 0,5.h)
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 49
Kekuatan Kolom Pendek Akibat Beban Uniaksial
Dalam persamaan Pn dan Mn tinggi sumbu netral dianggap kurang
daripada tinggi efektif d penampang dan juga baja pada sisi yang
tertarik memang mengalami tarik.
Perlu ditekankan disini bahwa gaya aksial Pn tidak boleh melebihi
kuat tekan aksial maksimumPnmaks.
Tegangan fs’ pada baja dapat mencapai fy apabila keruntuhan yang
terjadi berupa hancurnya beton. Apabila keruntuhannya berupa
lelehnya tulangan baja, besaran fs harus didistribusikan dengan fy.
Apabila fs’ atau fs’ lebih kecil daripada fy, maka yang
disubstitusikan adalah tegangan aktualnya, yang dapat dihitung
dengan :
c  d' d c
fs'  s 'Es   cu     Es  fy fs   s  Es   cu     Es  fy
 c   c 

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 50


Kekuatan Kolom Pendek Akibat Beban Uniaksial
Apabila Pn adalah beban aksial dan Pnb adalah beban
aksial pada kondisi balanced, maka:

Pn < Pnb atau e > eb ; terjadi keruntuhan tarik

Pn = Pnb atau e = eb ; terjadi keruntuhan balanced

Pn > Pnb atau e < eb ; terjadi keruntuhan tekan

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 51


Kekuatan Kolom Pendek Akibat Beban Uniaksial
(KONDISI KERUNTUHAN BALANCED)

Jika eksentrisitas semakin kecil maka ada suatu transisi dari


keruntuhan tarik kekeruntuhan tekan. Kondisi keruntuhan
balanced tercapai apabila tulangan tarik mengalami regangan leleh
dan saat itu pula beton mengalami regangan batasnya.
600 d
cb 
600  fy
600
ab  1  cb  1 
600  fy

Pnb = Cc + Cs - Ts
Pnb = 0,85.fc’. b. ab + As’.fs’ -As.fy
Mnb =Pnb.eb = 0,85.fc’.b. ab (y
.
– ½ a. b) + As’ fs’
.
(y
.
–d’) + As fy. (d-y)
.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 52


Kekuatan Kolom Pendek Akibat Beban Uniaksial
(KONDISI KERUNTUHAN TARIK)

Awal keadaan runtuh dalam hal eksentrisitas yang besar dapat


terjadi dengan lelehnya tulangan baja yang tertarik. Peralihan dari
keruntuhan tarik terjadi pada eksentrisitas sama dengan eb. Jika e >
eb atau Pn < Pnb maka keruntuhan yang terjadi adalah keruntuhan
tarik yang diawali dengan lelehnya tulangan tarik.

Dalam praktek biasanya digunakan penulangan yang simetris,


yaitu As’=As dengan pelaksanaan di lapangan. Penulangan yang
simetris juga diperlukan apabila ada kemungkinan tegangan
terbalik tanda misalnya karena arah angin atau gempa yang
berbalik .

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 53


Kekuatan Kolom Pendek Akibat Beban Uniaksial
(KONDISI KERUNTUHAN TARIK)
As fy
 m
bd 0,85  fc'

 h  2e   h  2e 
2
 d'  
Pn  0,85  fc' b  d       2  m    1  
 2d   2d   d 

Untuk suatu geometri penampang dan eksentrisitas e yang
diberikan asumsikan besarnya jarak sumbu netral c, dengan harga
c ini dapat dihitung besarnya beban aksial nominal Pn & Mn
dengan menggunakan a = 1.c.
Hitungan dihentikan bila sudah tercapai syarat konvergensi, yaitu
eksentrisitas hasil hitungankira-kira sama dengan eksentrisitas
yang diberikan.
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 54
Kekuatan Kolom Pendek Akibat Beban Uniaksial
(KONDISI KERUNTUHAN TEKAN)
Terjadinya keruntuhan tekan diawali dengan hancurnya
beton. Eksentrisitas gaya normal yang terjadi lebih kecil
daripada eksentrisitas balanced eb (e < eb) dan beban tekan
Pn melampaui kekuatan berimbang Pnb (Pn > Pnb).

Dalam kondisi ini dicoba menggunakan prosedur


pendekatan dari Whitney (Wang,1986). Salah satu metoda
yang berlaku untuk hal dimana penulangan ditempatkan
simetris dalam lapis tunggal yang sejajar dengan sumbu
lentur adalah prosedur yang diusulkan oleh Whitney.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 55


Kekuatan Kolom Pendek Akibat Beban Uniaksial
(KONDISI KERUNTUHAN TEKAN)
   
 b  h  fc'   As'fy 
Pn    
3h  e 
 e 0,5
21,18
 d  d d' 

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 56


DESAIN & ANALISIS KOLOM PENDEK

1. Hitunglah beban aksial luar rencana Pu dan momen rencana Mu.


Serta hitung juga eksentrisitas e = Mu/Pu.
2. Asumsikan ukuran penampang kolom. Dimensi kolom yang
berupa pecahan (bukan bilangan bulat) sebaiknya dihindari.
3. Asumsikan rasio penulangan total  antara 1,0% s/d 8,0%, dan
diperoleh luas tulangannya.
4. Hitung eb untuk penampang yang diasumsikan ini dan tentukan
jenis keruntuhannya, apakah diawali dengan lelehnya tulangan
tarik ataukah dengan hancurnya beton tertekan.
5. Periksa/analisa apakah penampang tersebut sudah memenuhi atau
belum. Apabila penampang tersebut tidak dapat memikul beban
rencana atau terlalu besar maka ubahlah ukuran kolomnya dan
atau tulangannya kemudian ulangi langkah 4 dan 5.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 57


DESAIN & ANALISIS KOLOM PENDEK
Contoh:
Kolom beton bertulang berpenampang persegi mengalami gaya aksial kerja
akibat beban mati 200 kN, dan akibat beban hidup 450 kN. Serta
mengalami momen lentur kerja akibat beban mati 135 MN.mm, dan akibat
beban hidup 157 MN.mm. Bila diberikan fc’=30 MPa dan fy = 400 MPa
maka desainlah dimensi dan tulangan kolom tersebut serta periksalah beban
yang boleh bekerja pada penampang tersebut.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 58


DESAIN & ANALISIS KOLOM PENDEK

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 59


DESAIN & ANALISIS KOLOM PENDEK

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 60


DESAIN & ANALISIS KOLOM PENDEK

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 61


DESAIN & ANALISIS KOLOM PENDEK

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 62


DESAIN & ANALISIS KOLOM PENDEK

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 63


DESAIN & ANALISIS KOLOM PENDEK

Sketsa penulangan kolom pendek

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 64


PENGARUH KEKAKUAN PADA STRUKTUR

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 65


Mekanisme Keruntuhan Bangunan

Keruntuhan dimulai Kerusakan dimulai


dari elemen Kolom dari elemen Balok
GETAS DAKTAIL

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 66


Mekanisme Keruntuhan Bangunan

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 67


Mekanisme Keruntuhan Bangunan
Strong Beam-Weak Column Design

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 68


Mekanisme Keruntuhan Bangunan
Strong Beam-Weak Column Design

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 69


KEKAKUAN ANTAR TINGKAT BERBEDA

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 70


KEKAKUAN ANTAR TINGKAT BERBEDA

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 71


KEKAKUAN ANTAR TINGKAT BERBEDA

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 72


KEKAKUAN ANTAR TINGKAT BERBEDA

Keruntuhan
Soft Storey

Sumber: http://duniatekniksipil.web.id
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 73
KEKAKUAN ANTAR TINGKAT BERBEDA

Gempa Aceh Pidie 07 Desember 2016—6,4 SR


Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 74
KEKAKUAN ANTAR TINGKAT BERBEDA

Gempa Aceh Pidie 07 Desember 2016—6,4 SR


Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 75
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 76
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 77
PONDASI JEPIT MENJADI SENDI

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 78


PONDASI JEPIT MENJADI SENDI

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 79


PONDASI PENAHAN MOMEN

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 80


PONDASI PENAHAN MOMEN

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 81


PONDASI PENAHAN MOMEN

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 82


PENGUJIAN PENGARUH TIPE TUMPUAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 83


PENGUJIAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 84


PENGUJIAN KOLOM

Kolom
Tinggi 1,0 meter

Beban Puncak

Kondisi Final Failure

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 85


PENGUJIAN KOLOM

Kolom
Tinggi 1,5 meter

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 86


PENGARUH LUBANG PADA KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 87


PENGARUH LUBANG PADA KOLOM
Model Benda Uji Kolom (200x200x1120 mm)

Kode Rasio
lub S
Benda
(mm)
Lubang t s (mm)
Uji (%)

KST.1.0 0 0 0,0455 0,0184 50


KST.1.1 48 4,52 0,0455 0,0184 50
KST.1.2 60 7,07 0,0455 0,0184 50
KST.1.3 75 11,04 0,0455 0,0184 50
KSR.2.0 0 0 0,0455 0,0220 75
KSR.2.2 60 7,07 0,0455 0,0220 75
KSR.2.3 75 11,04 0,0455 0,0220 75

S
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 88
PENGARUH LUBANG PADA KOLOM
Setup Pengujian & Pembebanan Kolom

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 89


PENGARUH LUBANG PADA KOLOM

Penulangan benda uji kolom

Model Sengkang Rangkap dan


Sengkang Tunggal

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 90


PENGARUH LUBANG PADA KOLOM

Setup pengujian kolom

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 91


PENGARUH LUBANG PADA KOLOM

Sengkang Tunggal Sengkang Rangkap


Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 92
Diagram Interaksi
Kolom Berlubang Beton Mutu Normal
Data:
Dimensi kolom 300 x 300 mm
Mutu Beton fc’ = 25 MPa
Mutu Baja fy =240 MPa
Diameter Tul. Utama = 19 mm
Rasio Lubang:
2,25%; 3,51%; 5,06%; 9,01%

Analisis Lentur:
- Stress-strain beton Kent-Park
(1974) Kondisi Unconfined
- Stress-strain baja R. Park, T.
Paulay (1974)

Taraf beban aksial: P  0,17.fc’.Ag atau P  37 ton


(lubang tidak berpengaruh)
Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 93
Taraf Beban Aksial yang diijinkan Pada Kolom
Berlubang Beton Mutu Normal

(0,17.fc’.Ag)
(0,16.fc’.Ag)

(0,14.fc’.Ag)

(0,12.fc’.Ag)

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 94


MODEL PENGEKANGAN KOLOM
b"

h"

Volume Tulangan Geser


s 
Volume Beton yang Terkekang
Ssk
A sk .Ls
s 
b".h".S sk

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 95


KASUS KEGAGALAN KOLOM
Shear Deficient Columns

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 96


KASUS KEGAGALAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 97


KASUS KEGAGALAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 98


KASUS KEGAGALAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 99


KASUS KEGAGALAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 100


KASUS KEGAGALAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 101


KASUS KEGAGALAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 102


KASUS KEGAGALAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 103


KASUS KEGAGALAN KOLOM
Beam-Column Joints

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 104


KASUS KEGAGALAN KOLOM
Poor Joint Performance

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 105


KASUS KEGAGALAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 106


KASUS KEGAGALAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 107


KASUS KEGAGALAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 108


KASUS KEGAGALAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 109


KETIDAKSEMPURNAAN PELAKSANAAN KOLOM

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 110


KASUS KEGAGALAN GESER PONS

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 111


TULANGAN GESER PONS

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 112


Umpan Balik Modul 7
Soal 1:
Jelaskan mengapa faktor reduksi kekuatan kolom lebih
rendah daripada balok!
Soal 2:
Lihat Soal Latihan1.
Rencanakan dimensi Kolom 2, 4 untuk Nim Ganjil, dan
Kolom 3, 5 untuk Nim Genap.
Soal 3:
Kolom pendek beton bertulang berpenampang persegi memiliki
ukuran 300x300 mm, d=0,9h, dengan beban ultimit yang bekerja
sebesar Pu = 500 kN dan Mu = 2 x 105 kN.mm. Bila diberikan
fc’=30 MPa dan fy = 400 MPa, maka desainlah tulangan kolom
tersebut serta periksalah beban yang boleh bekerja pada
penampang tersebut.

Struktur Beton Bertulang-1 Modul - 7 113

Anda mungkin juga menyukai