Anda di halaman 1dari 2

Nama : anindya ardani syahputri

Kelas: 7e/11

Ollo Si Beruang*

Karya Dwiagustriani

Di dalam hutan, hiduplah seekor beruang bernama Ollo. Ia memiliki dua sahabat yaitu Imut
si semut dan Acil si kelinci. Mereka bertiga bersahabat baik, sering bermain dan bercerita
bersama. Setiap malam, mereka bertiga berbaring di atas undukan batu dan menatap langit
malam yang penuh dengan bintang. Ollo, yang suka sekali melihat langit malam, kemudian
bercerita kepada Imut dan Acil tentang rasi bintang. Terkadang, Ollo bercerita tentang Orion
si Pemburu, Sirius si Anjing Langit, atau pohon di bulan.

Suatu malam, Ollo tiba-tiba membangunkan teman-temannya. “Imut, Acil, Aku ingin ke
bulan. Ingin mencari pohon itu,” katanya antusias. Imut dan Acil yang sudah terlelap, jadi
begitu kaget.

“Ollo, aku kira ada kebakaran di hutan. Kamu mengganggu saja,” sahut Acil sambil berusaha
kembali tidur. Imut bahkan tidak peduli. Ia tetap saja nyenyak dalam tidurnya.

“Teman-teman, dengarkan. Aku ingin ke luar angkasa. Aku ingin ke tempat bintang-bintang
dan bulan,” katanya lagi. Sangat antusias.

“Ollo, tidurlah. Sudah sangat larut. Besok pagi saja ceritanya,” ujar Acil.

Tapi Ollo tidak lagi mendengar komentar Acil. Ia telah yakin tentang mimpinya. Sambil
menggelung memandang langit, sebuah bintang berkedip di atasnya. Ia tersenyum dalam
tidurnya. “Bintang…” gumamnya dalam mimpi.

Esok paginya, ia dengan semangat menceritakan keinginannya ke langit. Menjangkau bulan


dan bintang.

“Ollo, itu sesuatu yang mustahil,” kata Acil. “Tidak ada beruang yang pernah menjelajah luar
angkasa. Apalagi ingin mengunjungi bulan dan bintang.”

‘Iya, Ollo. Acil benar. Tapi, mengapa tiba-tiba kamu mau ke bulan dan bintang-bintang itu?”
Tanya Imut penasaran.

“Aku ingin tahu apakah ada pohon di bulan. Selain itu, aku ingin memetik satu bintang kecil
di langit untuk kusimpan. Di dalam hutan ini, Aku ingin menyimpannya di buku tulisku, “
jelas Ollo.
“Bintang itu tidak sekecil itu Ollo. Mungkin dari atas batu ini kita melihat mereka begitu
kecil. Tapi bintang tidak ada bedanya dengan bumi. Bintang juga sangat besar. Hanya saja
tempat kita sangat jauh darinya sehingga kita melihatnya begitu kecil, ” tutur si Imut.

Ollo tampak sedih. Ia membenarkan pendapat teman-temannya. Tapi ia telah jatuh cinta pada
langit, bulan, dan bintang. “Apa yang harus lakukan? Aku sangat menyukai kelip mereka.
Aku ingin menyimpannya di antara buku-buku bacaannku. Di dalam buku-buku tulisku,”
katanya sedih.

“Begini saja. Kamu kan pintar mendongeng. Nah, buatlah dongeng tentang bintang dan
bulan. Kamu tulis di buku. Bukankah itu sama dengan meyimpang cahaya bulan dan kerlip
bintang?” saran Acil.

“Ya, benar. Itu saran bagus, Cil. Langit juga takkan pernah meninggalkan kita. Ia akan tetap
di atas sana. Kita masih bisa melihat bulan dan bintang tiap malam tanpa kamu harus
memilikinya,” sahut Imut.

Ollo pun tersenyum sumringah. Teman-temannya telah memberikan solusi bijak. Ia akan
menuliskan dongeng tentang bintang-bintang. Juga tentang bulan. Dan juga langit. Ia tak
perlu mengambil bintang di langit. Biarlah dia tetap di sana. Ia yakin tak hanya dirinya
sendiri yang menyukai pemandangan langit malam.

Sore itu, ia mulai menuliskan dongengnya. Sambil memandang langit, ia menulis dongeng
tentang putri bintang. Ia telah menambahkan satu bintang lagi. Bintang di buku ceritanya.
Bintang di langit tampak berkerlap kerlip menyambut bintang baru di buku cerita Ollo.

Begitulah, setiap kali Ollo mempunyai impian maka ia akan membuat dongeng tentang
impiannya. Ia menuliskannya agar impiannya selalu dekat bersamanya.

Anda mungkin juga menyukai