Anda di halaman 1dari 2

Kancil yang Jail

(orientasi)

Ada seekor Beruang coklat bertubuh gendut. Ia sedang berjalan-jalan di


hutan. Ia selalu terpesona mendengar burung-burung bernyanyi riang. Beruang
coklat ingin bisa bernyanyi atau bersiul tapi ia tak mampu.

(komplikasi)

Suatu hari ia tersesat di ladang perkampungan. Ia sangat takjub melihat anak


gembala meniup seruling dengan suara yang merdu sekali. Beruang kembai masuk
hutan dan menceritakan pengalamannya itu pada Kancil.

Suatu hari Kancil berjalan-jalan. Sampailah ia di rerumpunan Pohon Bambu.


Karena capek ia beristirahat di tempat itu. Tiba-tiba ia mendengar derit suara bambu
yang sangat merdu. Walau tak semerdu suara seruling gembala. Mendengar derit
bambu timbul sifat jailnya. Ia punya gagasan gila untuk temannya si Beruang

(resolusi).

Kancil sedang mencari-cari beruang dan akhirnya Kancil bertemu Beruang.


Segeralah Kancil mengajak Beruang ke tempat tersebut.

Hei, Beruang tadi aku sedang berjalan-jalan dan mendengarkan suara derit
bambu.

Mana suara derit bambunya Kancil?

Ini dia rerumpunan bambunya, jika kamu ingin mendengarkan suaranya,


tunggu angin bertiup sepoi-sepoi dan julurkan lidahmu ke dekat bambu itu.

(koda)

Dan Beruang pun menurutinya, tak berapa lama angin pun bertiup sepoi-
sepoi, Beruang pun menjulurkan lidahnya. Lidahnya terjepit di Pohon Bambu. Tapi si
beruang tidak marah ke Kancil. Sebab derit suara bambu itu membuatnya tertidur
lelap.

Anda mungkin juga menyukai