NAMA :
KELOMPOK :
KELAS :
"Boleh, julurkan lidahmu, tempelkan ke celah seruling bambu yang panjang ini,"
kata Kancil. Kancil segera bersiul memanggil angin. Tak berapa lama angin bertiup
sepoi sepoi cukup untuk menggoyang-goyangkan pohon bambu.
Bambu berderit, menjepit ujung lidah beruang. Beruang menjerit kesakitan. Dengan
sepasang tangannya yang kuat ia menahan gerakan bambu dan segera mencabut
lidahnya. Sadarlah si Beruang, kancil sengaja menipunya. Tapi ia tidak marah, sebab
derit suara bambu itu memeng terdengar merdu.
Begitu merdunya derit suara bambu itu sehingga membuat Beruang terlena dan
akhirnya ia tertidur lelap. Dalam tidurnya ia bermimpi dapat meniup seruling
seperti anak gembala. Hatinya senang bukan kepalang. (**)