2. Penulis :Rini Kurniasih 3. Editor :TRIFIA ASTUTI 4. Desainer sampul :DiniBerry 5. Penerbit : PT Bentang Pustaka 6. ISBN :101983831 7. Tahun Terbit :2011
8. Gambar Sampul : 9. Jumlah Halaman :270 10. Ukuran Buku :Panjang :13,5 Cm Tinggi :20 Cm
FORMAT KHUSUS
1. Tema :Anak yang durhaka kepada ibunya
2. Penokohan dan karakter: a. Malin Kundang:-Durhaka kepada ibunya:bukti:mendorong ibunya sampai jatu dilantai. b. Ibu Malin Kundang:-penyayang:"Karena kasih sayangnya, Ibu Malin Kundang merelakan Malin kundang menggapai cita-citanya Yang ingin menjadi orang kaya." c. Pemilik kapal:-baik hati:"Karena memberi kesempatan kepada Malin Kundang untuk bekerja di kapalnya." e. istri Malin Kundang:-sombong:"tidak mengakui ibu Malin Kundang". 3. Latar Cerita a. Latar Tempat Di kampung tempat malin Kundang tinggal. b. Latar waktu Sore (agak gelap ,dan saat pertengkaran ibu Malin Kundang dan Malin kundang.) c. Latar Suasana Suasana cemas:ketika pertengkaran Malin Kundang dengan Ibunya. 4. Alur a. Pengenalan Situasi Cerita(Orientasi) Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang. b. Menuju adanya konflik(Konflikasi) Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. c. Puncak konflik (klimaks) Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. 5. Penyelesaian (Resolusi) Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". 6. Sinopsis Dahulu kala di Padang Sumatra Barat tepatnya di perkampungan Pantai Air Manis hiduplah seorang Janda bernama Mande Rubayah dan anak tunggal laki- laki nya bernama Malin Kundang. Hidup mereka serba kekurangan, sehingga Malin Kundang terpaksa harus bekerja ke kota lain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari nya dengan emak nya. Dengan berat hati ibu Malin Kundang menyetujui niat anaknya. Tahun berganti tahun, bulan berganti bulan, serta hari berganti hari. Malin Kundang tak kunjung datang, apakah dia sudah lupa dengan ibu nya? Tiba-tiba kapal pesiar datang, semua warga menyambutnya. Alangkah terharunya bahwa itulah Malin Kundang, namun ia membawa seorang istri. Tanpa fikir panjang ibu Malin Kundang segera memeluk anaknya. Tetapi, Malin Kundang tak mau mengakui anak nya ia malah memilih pergi dengan istrinya tanpa memperdulikan ibu nya. Hati mak Mande Rubayah sangat hancur, beliau berdoa kepada Allah SWT agar diberikan keadilan. Doa tersebut menembus langit ke tujuh, Allah menurunkan mukjizat nya, tubuh Malin Kundang berubah menjadi batu. 7.Sudut Pandang sudut pandang orang ketiga jika didalam cerita yg menceritakan adalah orang lain. sudut pandang orang pertama jika dalam cerita memakai tokoh "aku".