Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

“Mie Basah”

4.1 Hasil

1. Pengamatan Secara Organoleptik

Organoleptik Sebelum di rebus Sesudah di rebus

Warna Putih pucat Putih kekuningan

Tekstur Keras Kenyal

Aroma Tepung Netral

Rasa - Hambar

2. Elongasi Mie

Mie Panjang Awal Panjang Akhir

1 61,5 cm 75 cm

2 66.7 cm 75,9 cm

3 70 cm 83,5 cm

61,5+66,7+70
Panjang Awal = = 66,06 cm
3

75+75,9+83,5
Panjang Akhir = = 78,13 cm
3

𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 78,13
Panjang Elongasi = 𝑎𝑤𝑎𝑙 x 100% = x 100%
66,06

= 118,2 %
3. Panjang mie setelah disimpan 4 hari

44,1−75
a. x 100%
75

= 41,2 %

53−75,9
b. x 100%
75,9

= 30,1 %

64−83,5
c. x 100%
83,5

= 23,3 %

4.2 Pembahasan Mutu Oragnoleptik

a. Warna (Hedonik)

Warna adalah faktor paling menentukan menarik tidaknya suatu produk makanan (Winarno,
1991). Menurut Fennema (1985), warna adalah atribut kualitas yang paling penting, walaupun
suatu produk bernilai gizi tinggi, rasa enak, dan tekstur baik namun jika warna tidak menarik,
maka akan menyebabkan produk tersebut kurang diminati. Sedangkan menurut Kartika dkk
(1988), warna merupakan salah satu profil visual yang menjadi kesan pertama konsumen dalam
menilai bahan makanan. Pembahasan berdasarkan data PSAW

b. Rasa (Hedonik)
Rasa merupakan salah satu pendukung cita rasa yang mendukung kualitas suatu produk. Cita
rasa didefinisikan sebagai rangsangan yang ditimbulkan oleh bahan yang dimakan, terutama
dirasakan oleh indera pengecap dan pembau (Hall, 1968) dalam Atmaja (2009). Gambar 5
menunjukkan bahwa tempat pengambilan sampel yang berbeda memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap rasa mie basah.
Pembahasan berdasarkan data PSAW
c. Tekstur (Hedonik)
Tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan menggunakan mulut (pada
waktu digigit, dikunyah dan ditelan) ataupun dengan perabaan dengan jari (Kartika,
1988 dalam Himawati, 2010).
Pembahasan berdasarkan data PSAW
d. Aroma (Hedonik)
Aroma dapat didefinisikan sebagai sifat-sifat bahan makanan yang memberikan kesan pada sistem
pernafasan atau dengan kata lain aroma merupakan sifat-sifat produk yang dirasakan oleh
penciuman. Aroma merupakan salah satu faktor pendukung cita rasa yang menentukan kualitas
suatu produk. Aroma juga merupakan salah satu indikator untuk menentukan tingkat penerimaan
suatu produk oleh konsumen (Darmadji, 2009). Pembahasan berdasarkan data PSAW

Anda mungkin juga menyukai