BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status gizi balita berpengaruh sangat besar dalam mewujudkan
kecerdasan saat usia dini tergantung pada asupan zat gizi yang diterima
oleh anak. Semakin rendah asupan zat gizi yang diterima, semakin
rendah pula status gizi dan tingkat kecerdasan anak. Pada masa bayi dan
anak- anak terutama usia kurang dari 5 tahun dampak dari gizi kurang
gizi yang buruk atau yang kurang, dua pertiga diantaranya terkait
terdapat sekitar 1,7 juta balita terancam gizi buruk dan kurang yang
yang berusia 0-5 tahun selama 1 tahun tertentu per 1000 anak pada
adalah Bawah Garis Merah (BGM), yaitu letak titik berat badan anak
yang berada dibawah garis merah dalam grafik (KMS), bila berat badan
seseorang pada saat ini. Selain itu, penggunaan indikator berat badan
menurut umur (BB/U) karena lebih mudah dan lebih cepat dimengerti
sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek dan dapat
2018 di Indonesia sendiri prevalensi gizi kurang dan gizi buruk sebesar
Selatan yaitu 24,49% yaitu gizi buruk 5,46% dan gizi kurang 19,03%
2018).
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar yang
terdiri dari 24 kecamatan hasil pemantauan status gizi dari 856 balita di
47,67% dengan prevalensi gizi buruk sebanyak 12,62% dari 108 orang
sebanyak 5.27% dari 57 orang dan gizi kurang sebanyak 14.62% dari
158 orang. Hal ini menunjukkan bahwa prevalensi kasus balita gizi
sebanyak 46,12% dari 206 orang. Angka ini lebih tinggi dibandingkan
kelompok ibu masih kurang paham terhadap pola asuh makan yang
ibu atau hanya bila balita menginginkan dan ibu balita kurang paham
Semakin tinggi pengetahuan gizi Ibu maka status gizi akan semakin
perilaku seseorang dalam hal ini adalah pengetahuan ibu tentang gizi
kurang dan gizi buruk pada balita dapat disebabkan sikap atau perilaku
pengetahuan ibu tentang makanan dan gizinya. Pola makan pada balita
sekali anak akan mudah terkena infeksi. Gizi ini sangat berpengaruh
terhadap nafsu makan. Jika pola makan tidak tercapai dengan baik
pendek bahkan bisa terjadi gizi buruk pada balita dan jika sikap ibu
kurang perhatian terhadap pola asuh makan balita maka status gizi
balita dapat berakibat terjadinya gizi kurang bahkan gizi buruk pada
balita. Hal ini sejalan dengan penelitian Izhar D.M 2017 bahwa ada
hubungan pola asuh makan terhadap status gizi balita. Hasil penelitian
6
terhadap status gizi balita. Peneliti tertarik apakah ada hubungan juga
antara pengetahuan ibu dan pola asuh makan dengan kejadian BGM di
hubungan pengetahuan ibu dan pola asuh makan balita dengan kejadian
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan pola asuh makan balita
dan pola asuh makan ibu tehadap kejadian BGM pada anak balita.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dan
E. Keaslian Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada
Harahap, 2014).
Makanan alami terbaik bagi bayi yaitu Air Susu Ibu, dan
dari di suatu desa miskin hanya sebagian kecil bayi dan balita
gizi buruk.
lain:
fasilitas kesehatan.
pembangunan bangsa.
4. Epidemiologi BGM
Harahap, 2014)
a. Host (Pejamu)
penggantinya
b. Agent (Penyebab)
c. Environment (Lingkungan)
BGM.
BGM.
B. Status Gizi
1) Antropometri
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam
2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting
jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
1. Secara Langsung
a. Konsumsi Makanan
b. Penyakit Infeksi
disebabkan lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan rickettsia. Pada
anak umur 12 bulan dan batuk sebagai salah satu gejala infeksi
sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal memberi
d. pengetahuan
Ibu merupakan orang yang berperan penting dalam
(Sri, 2010).
Faktor pengetahuan yang rendah dari sebagian ibu akan
2013).
f. Pekerjaan
dalam pemberian ASI. Status gizi kurang atau gizi buruk yang
pemberian Air Susu Ibu (ASI) oleh ibu karena harus bekerja.
Banyak dari ibu bekerja yang kembali untuk masuk bekerja saat
D. Pengetahuan
1. Pengertian
2010).
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
seseorang.
c. Ekonomi
d. Hubungan sosial
e. Pengalaman
mana pada masa ini otak berkembang sangat cepat dan akan
a. Faktor ekonomi
c. Agama
d. Pendidikan
e. Lingkungan
(Sulistyoningsih, 2011).
f. Kebiasaan makan
F. Kerangka Teori
Status Gizi
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Status gizi balita disebabkan beberapa faktor yaitu pengetahuan
akan diteliti untuk penelitian ini aalah pengetahuan ibu dan pola asuh
Pengetahuan Ibu
Kejadian BGM
Pola Asuh Makan
Gambar 1.2 Kerangka Teori Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pola Asuh
Makan Balita Balita dengan kejadian BGM Pada Balita
33
B. Hipotesis
1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian BGM di
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik yaitu
BGM terbatas.
a. Kriteria Inklusi :
1. Balita BGM
2. Balita tidak BGM
3. Balita berusia 0-59 bulan
4. Bersedia menjadi sampel
b. Kriteria Eksklusi
1. Responden berpergian
2. Responden mengundurkan diri dari penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah kejadian
2. Defenisi Operasional
Banjar.
2. Cara Pengumpulan Data
a. Data Primer
1) Data status gizi dapat didapatkan dengan melihat kartu KMS
balita.
2) Data pengetahuan ibu didapatkan dari hasil wanwancara
menggunakan kuesioner.
3) Data pola asuh makan balita didapatkan dari hasil wanwancara
menggunakan kuesioner.
b. Data Sekunder
1) Data gambaran umum Puskesmas Tatah Makmur terbaru tahun
2018-2019.
2) Data kejadian BGM didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten
juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk
konsistensi data).
d. Entri Data
Setelah mengaruhi langkah-langkah pengolahan data,
diberi skor 1 jika jawaban salah diberi skor 0. Hasil nilai yang
diberi skor 1 jika jawaban salah diberi skor 0. Hasil nilai yang
3 Penyusunan Skiripsi X
4 Seminar Skripsi X
5 Perbaikan Skripsi X
2. Anggaran Penelitian
43
B. Pelaksanaan
1. Pengumpulan Data = Rp. 200.000
2. Pengolahan Data = Rp. 100.000
3. Fotocopy = Rp. 100.000
4. Transportasi = Rp. 100.000
5. Souvenir = Rp. 35.000
E. Perbaikan