( SAP )
A. Latar belakang
Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa
yang dimulai umur 8 – 14 tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor
diantaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudaya Secara klinis mulai tumbuh
ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis, ketiak, timbul jerawat
pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan, pada wanita mengalami
pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada suara dan tumbuh
jakun. Sebagian besar remaja umur kawin pertama dalam usia belia (<19 tahun).
Pada masa puber (13 tahun ke atas) adalah masa di mana mereka mencari jati diri
dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang
begitu besar. Bisa dibilang karena rasa ingin tahunya yang besar, semakin
dilarang, semakin penasaran dan akhirnya mereka berani untuk melakukan seks
bebas
Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk
terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan
yang tidak mempunyai status dan Salah satu resiko kurangnya pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi adalah terjadinya Kehamilan yang tidak
diinginkan, abortus, dan infeksi atau penyakit menular seksual. Kehamilan yang
tidak diinginkan dimana kehamilan sering kali berakhir dengan aborsi.
Masalah diatas dapat diupayakan dengan promosi dan penyuluhan tentang Prilaku
Seks Bebas pada masa remaja. Informasi, penyuluhan, konseling dan pelayanan
klinis perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi pada
remaja dan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja (Yanti, 2011).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diadakan penyuluhan tentang free sex pada remaja, diharapkan dapat
mencegah terjadinya free sex pada remaja.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang free sex pada remaja, diharapkan dapat:
1.Mengurangi angka kematian pada ibu dan anak.
2.Menekan angka aborsi pada remaja.
3.Mencegah terjadinya IMS.
4.Menekan terjadinya pernikahan di usia dini.
C. Manfaat
1.Remaja dapat mengetahui tentang bahaya free sex.
2.Remaja dapat mengetahui tentang dampak free seks
3. Remaja dapat mengetahui tentang cara penanaggulangan free seks
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan penyuluhan
1. Topik kegiatan
Penyuluhan tentang cara mengatasi free seks pada kalangan remaja.
2. Sasaran
Remaja dengan usia produktif kurang dari 14 tahun
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Tempat
Sekolah Menengah Pertama (SMP) AL-KAUTSAR
6. Waktu
Hari : Senin
Tanggal : 13-03-2017
Jam : 09.00 s/d selesai
7. Pengorganisasian
Penyaji : Muhammad Rizki maulana
8. Susunan acara
NO WAKTU Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 15 menit Pembukaan :
· Memberi salam · Menjawab salam
· Menjelaskan tujuan
· Mendengarkan dan
pembelajaran memperhatikan
2. 60 menit Pelaksanaan :
· Menjelaskan materi
· Menyimak dan
penyuluhan secara berurutan mendengarkan
dan teratur
Materi :
1. pengertian remaja dan
reproduksi
2.potret remaja
3. pengertian free sex
4. remaja dan free sex
5. Dampak Seks Bebas
terhadap Kesehatan Fisik dan
Psikologis Remaja
6. bagaimana free sex di
kalangan remaja bisa terjadi
7. bagaimana free sex di
kalangan remaja bisa terjadi
8. Bagaiamana Remaja
Bersikap
3. 20 menit Evaluasi :
1.Menggali pengetahuan
· Bertanya dan
remaja tentang pergaulan menjawab pertanyaan
bebas.
2.Menggali pengetahuan
remaja tentang bagaimana cara
membentengi diri dalam
menghadapi pergaulan yang
semakin bebas.
4. 5 menit Penutup :
· Mengucapkan terima kasih dan
· Menjawab salam
mengucapkan salam
9. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
1) Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2) Jumlah audiens yang hadir saat penyuluhan sesuai dengan perencanaan.
3) Tempat dan alat sesuai perencanaan.
b. Evaluasi proses
1) Peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
2) Peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
c. Evaluasi hasil
1) Mampu menyebutkan apa pengertian dari free seks atau seks bebas
2) Mampu menyebutkan apa dampak dari seks bebas
3) Mengetahui bagaiman cara mengatasi perilaku seks bebas diklangan
remaja.
LAMPIRAN MATERI
Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata produksI
yang artinya membuat atau menghasilkan.Jadi istilah reproduksi mempunyai arti
suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian
hidupnya.Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang
berfungsi untuk reproduksi manusia.
2. Potret remaja
Sebagai catatan, kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun.
“ Dan 20 persen di antaranya remaja,” kata Guru Besar FK Universitas Udayana,
Bali ini.Penelitian di Bandung tahun 1991 menunjukkan dari pelajar SMP, 10,53
persen pernah melakukan ciuman bibir, 5,6 persen melakukan ciuman dalam, dan
3,86 persen pernah berhubungan seksual. Dari aspek medis, menurut Dr. Budi
Martino L., SPOG, seks bebas memiliki banyak konsekwensi misalnya, penyakit
menular seksual,(PMS), selain juga infeksi, infertilitas dan kanker. Tidak heranlah
makin banyak kasus kehamilan pranikah, pengguguran kandungan, dan penyakit
kelamin maupun penyakit menular seksual di kalangan remaja (termasuk
HIV/AIDS).
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan,
baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Seks bebas bukan hanya
dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering
melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya dilakukan
dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi
kejenuhan.
Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar. Pada
remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya
aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan
kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi
virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya.
Pada orang yang telah menikah, seks bebas dilakukan karena mereka mungkin
hanya sekedar having fun. Biasanya mereka melakukan perselingkuhan denga
orang lain yang bukan pasangan resminya, bahkan ada juga pasangan suami istri
yang mencari orang ketiga sebagai variasi seks mereka. Ada juga yang bertukar
pasangan. Semua kelakuan diatas dapat dikategorikan seks bebas dan para
pelakunya sangat berisiko terinfeksi virus HIV.
Sudah menjadi maklum, remaja memang sosok yang sangat menarik untuk
diperbincangkan. Kenapa?. Remaja masa pencarian jati diri yang mendorongnya
mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, ingin tampil menonjol, dan diakui
eksistensinya. Namun disisi lain remaja mengalami ketidakstabilan emosi
sehingga mudah dipengaruhi teman dan mengutamakan solidaritas kelompok.
Diusia remaja, akibat pengaruh hormonal, juga mengalami perubahan fisik yang
cepat dan mendadak.
A.dampak fisiologis
Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi pengguguran
(aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga
ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan terhadap keselamatan
jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara
langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian.
Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya
infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri,
perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak
yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap
masyarakat.
B. dampak psikologis
Rasa bersalah, marah, sedih, sesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan,
bingung,stres, benci diri sendiri, benci orang yang terlibat, takut yang tidak jelas,
insomnia, kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak punya pengharapan,
cemas, tidak memaafkan diri sendiri, takut hukuman tuhan, mimpi buruk, merasa
hampa, halusinasi, putus sekolah, sulit mendapatkan pekerjaan, dikucilkan oleh
masyarakat
Banyak para remaja yang terjerumus pada kenakalan remaja karena kurangnya
ksih sayang dari orang tua mereka. Banyak orang tua yang terlalu memikirkan
pekerjaan mereka dari pada memikirkan keadaan anak-anak mereka. Sehingga
seorang anak merasakan tekanan psikologis pada diri mereka. Meraka tidak
tahu harus berbagi cerita dengan siapa, sehingga saat ada maslah sering
terjerumus dengan hasutan teman-teman mereka.
Usia remaja merupakn usia produktif dan sudah mulai mengenal yang
namanya saling menyukai lawan jenis. Pergaulan yang salah bisa membuat
mereka melakukan hal yang senonoh yang tidak seharusnya mereka lakukan.
Misal : sehabis menonton video porno, mereka mempunyai hasrat hawa nafsu
yang mendalam dan pengen melampiaskan kepada lawan jenis mereka
sehingga timbul perkosaan ataupun hubungan sexsual diluar nikah. Ada juga
yang terjerumus dengan minum-minuman keras maupun sampai ke narkoba.
Ø Tidak adanya bimbingan kepribadian yang baik
Sibuknya orang tua membuat kurangnya perhatian bagi seorang anak dan
kurrang bimbingan yang baik. Banyak anak-anak yang menyalahgunakan
kepercayaan orang tua mereka dan terjerumus pada kenakaln remaja.
Kurangnya dasar-dasar agama juga membuat mereka melakukan tindakan
yang negatif karena tidak tahunya pengetahuan agama dalam diri mereka
Remaja juga harus bisa menjaga diri (isti’faaf). Hal ini mampu dilakukan pada
remaja yang mempunyai kejelasan konsep hidup dalam menjalani hidupnya.
Orang tua sejak usia dini harus menanamkan dasar yang kuat pada diri anak
bahwa Alloh menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Jika konsep
hidup yang benar telah tertanam maka remaja akan memahami jati dirinya,
menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya, mengerti hubungan dirinya dengan
lingkungaanya. Kualitas akhlak akan terus terpupuk dengan memahami batas-
batas nilai, komitmen dengan tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Remaja
akan merasa damai di rumah yang terbangun dari keterbukaan, cinta kasih, saling
memahami di antara sesama keluarga. Pengawasan dan bimbingan dari orang tua
dan pendidik akan menghindarkan dari pergaulan bebas, komitmen terhadap
aturan Allah baik dalam aurot (pakaian), pergaulan antar lawan jenis, menghindari
ikhtilath dan sebagainya.