Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Selama ratusan tahun, ahli bedah harus bekerja cepat untuk meminimalkan shock dan rasa
sakit untuk pasien mereka (Cotton, 1999). Anestesi lokal adalah obat yang paling aman dan
paling efektif dalam pengobatan untuk kontrol dan manajemen nyeri. Kata anestesi diperkenalkan
oleh Oliver Wendell Holmes yang menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara,
karena pemberian obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri saat pembedahan (Latief, dkk.,
2001). Evolusi bedah modern dihambat tidak hanya oleh rendahnya pengetahuan tentang proses
penyakit, anatomi, dan asepsis bedah, tapi juga oleh kurangnya kepercayaan dan keamanan teknik
anestesi. Teknik ini meliputi: pertama dengan anestesi inhalasi, diikuti dengan anestesi lokal dan
regional, dan terakhir anestesi intravena. Perkembangan anestesi bedah benar-benar dianggap
sebagai salah satu dari penemuan paling penting dalam sejarah manusia (Morgan, dkk., 2006).
Kerja anestetik lokal pertama kali didemonstrasikan oleh Koller, seorang ahli bedah
mata yang bekerja di Vienna. Obat-obat anestesi lokal bekerja dengan memproduksi sebuah
blokade reversibel ke dalam transmisi dari impuls saraf perifer. Banyak obat-obat anestesi lokal
salah satunya prokain. Prokain, disintesis pada 1904, merupakan obat anestesi lokal yang
mengawali kemajuan yang pesat dan diikuti penggunaan yang luas dari teknik anestesi lokal.
Banyak obat lain yang dikenalkan, tetapi tidak ada yang dapat menggantikan prokain sebagai obat
standar sampai disintesisnya lignokain (lidokain) pada tahun 1940 (Aitkenhead, dkk., 1990).
Prokain merupakan anestesi lokal golongan ester yang diindikasikan untuk produksi
analgesia dan anestesi lokal atau regional oleh infiltrasi lokal dan teknik blok saraf perifer dan
blok saraf spinal (daylimed, 2007). Karena sifatnya yang diterima jaringan dengan baik, prokain
masih sering digunakan dalam pemberian anestesi lokal (Mutschler, 1991).

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan
BAB II

Anda mungkin juga menyukai