Anda di halaman 1dari 15

TIMBANG TERIMA

A. Pengertian Timbang Terima

Timbang terima sering disebut dengan operan atau overhand. Operan adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Harus
dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat itu Informasi yang
disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna

B. Tujuan Umum:

Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.

C. Tujuan Khusus:

 Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)


 Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien
 Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya
 Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

D. Manfaat bagi perawat :

1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat

2. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat

3. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna

4. Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien

5. Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan

6. Menimbulkan rasa aman

7. Meningkatkan percaya diri/bangga


E. Manfaat bagi pasien:
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
F. Manfaat bagi Rumah sakit:
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif
G. Tahapan dan Bentuk Pelaksanaan Operan

Menurut Lardneret.all (1996, dalam http://ckjnersmanajer.blogspot.com, 2009), operan


memiliki 3 tahapanyaitu:

1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab. Meliputi faktor
informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan pertukaran
informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran informasi yang memungkin
adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang dating.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas yang
dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk melakukan pengecekan
data informasi pada medicalrecord atau pada pasien langsung.
H. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pergantian shift atau operan
jaga, diantaranya (Nursalam, 2002):

1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap


2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikan
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya
meliputi :
a. Kondisi atau keadaan klien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan klien.
I. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur operan jaga (Nursalam, 2002), meliputi:

1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan
b. Dari nursestation perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara
komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan
belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medic
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dan dependen
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya operasi,
pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur
lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaan pada saat timbang terima secara singkat dan
jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat.
Operan jaga (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi
tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam
keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.

Dalam http://ckjnersmanajer.blogspot.com (2009), operan jaga memiliki beberapa bentuk


pelaksanaan diantaranya:

1. Menggunakan tape recorder. Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan
kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa onewaycommunication
2. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken. Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
3. Menggunakan komunikasi tertulis-written. Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada
medicalrecord saja atau media tertulis lain. Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan
untuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.

J. Efek Shift Kerja atau Operan

Shif kerja atau operan memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang perawat sebagai
pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau operan
(http://httpyasirblogsotcom.blogspot.com , 2009) adalah sebagai berikut:
1. Efek Fisiologis
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan biasanya
diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas
fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan
pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, Efek fisiologis hilangnya waktu luang,
kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam
masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja
malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek psikososial.
Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap
perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi pada usia 40-50
tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi
penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan Smith et. Al
(dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir
rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak
semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam.
Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih
banyak terjadi pada shift malam.

K. Dokumentasi Dalam Operan

Identitas klien
Diagnosa medis klien
Dokter yang menangani
Kondisi saat klien ini
Masalah Keperawatan
Intervensi yang sudah dilakukan
Intervensi yang belum dilakukan
Tindakan kolaborasi
Rencana umum dan persiapan lain
Tanda tangan dan nama terang
Contoh Dokumentasi Operan

Operan Tim A
NO / NAMA / UMUR / NO.REG / DX / DR / LAPORAN KEGIATAN
i. Ny. Tholhah (42 thn)
(5870049) Ca.Mammaepostmastektomi / Dr.Nindi KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100
x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7.
Masalah keperawatan: Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit. Rencana yg sudah
dilakukan: monitor TTV, Relaksasi &distraksi, ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul, Injeksi
Cefotaxim 500 mg. Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri.
Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.
ii. Ny. Musayadah (47 thn) (5873281) CaRecti / Dr. Nindi KU : lemah,
komposmentis, pucat, anemis. TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri diarea
anal, skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan
distraksi dan relaksasi. Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet.
Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan kolon
inloop.
Operan Tim B

NO / NAMA / UMUR / NO.REG / DX / DR / LAPORAN KEGIATAN

1. Ny. Dewi (41 thn)


(5874031) Ca.Mammae / Dr. Samsul KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20
x/mnt, T: 37 C. Keluhan: takut kalau mau dioperasi. Masalah keperawatan: Ansietas. Rencana yg
sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu. Rencana yg belum dilakukan: Relaksasi,
Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan
lain : Cek darah rutin.
2. Ny. Masamah (67 thn) (5870051) Tumor kulit / Dr. Joko KU : baik, komposmentis. TD: 150/80, N:
80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri.
Resikio tinggi infeksi, gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan
distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yang belum dilakukan :
pemberian asam mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Cefotaxim 2 x 500 mg.
Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi.
PENUTUP

Kesimpulan

Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
kedaan klien.

Tujuan :

a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien

b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya

c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Langkah-langkah :

a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap

b. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikan

c. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya
meliputi :

1. Kondisi atau keadaan klien secara umum


2. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
3. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
d. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru

e. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan kien.

Saran

Ke depan: Timbang terima yang benar harus bisa dilaksanakan di semua pelayanan Rumah
Sakit, tidak hanya di rawat inap, tetapi juga IRD dan Kamar Operasi yang pelayanannya 24 jam dan
ada alur timbang terima yang sudah baku.
DAFTAR PUSTAKA

http://ckjnersmanajer.blogspot.com/2009
http://ckjnersmanajer.blogspot.com/2009
http://httpyasirblogsotcom.blogspot.com/2009
http://rofinursemanager.blogspot.com/2010

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam PraktikKeperawatan Profesional. Jakarta


: Salemba Medika

Diposkan oleh Sigit Purnomodi 07.34

TIMBANG TERIMA

A. Pengertian Timbang Terima

Timbang terima sering disebut dengan operan atau overhand. Operan adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Harus
dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat itu Informasi yang
disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna

B. Tujuan Umum:

Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.

C. Tujuan Khusus:

Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)


Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya
Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
D. Manfaat bagi perawat :

1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat

2. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat


3. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna

4. Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien

5. Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan

6. Menimbulkan rasa aman

7. Meningkatkan percaya diri/bangga

E. Manfaat bagi pasien:


Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
F. Manfaat bagi Rumah sakit:
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif
G. Tahapan dan Bentuk Pelaksanaan Operan

Menurut Lardneret.all (1996, dalam http://ckjnersmanajer.blogspot.com, 2009), operan


memiliki 3 tahapanyaitu:

1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab. Meliputi faktor
informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan pertukaran
informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran informasi yang memungkin
adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang dating.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas yang
dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk melakukan pengecekan
data informasi pada medicalrecord atau pada pasien langsung.
H. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pergantian shift atau operan
jaga, diantaranya (Nursalam, 2002):

1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap


2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikan
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya
meliputi :
a. Kondisi atau keadaan klien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan klien.
I. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur operan jaga (Nursalam, 2002), meliputi:

1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan
b. Dari nursestation perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara
komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan
belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medic
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dan dependen
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya operasi,
pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur
lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaan pada saat timbang terima secara singkat dan
jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat.
Operan jaga (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi
tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam
keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.

Dalam http://ckjnersmanajer.blogspot.com (2009), operan jaga memiliki beberapa bentuk


pelaksanaan diantaranya:

1. Menggunakan tape recorder. Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan
kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa onewaycommunication
2. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken. Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
3. Menggunakan komunikasi tertulis-written. Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada
medicalrecord saja atau media tertulis lain. Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan
untuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.

J. Efek Shift Kerja atau Operan

Shif kerja atau operan memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang perawat sebagai
pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau operan
(http://httpyasirblogsotcom.blogspot.com , 2009) adalah sebagai berikut:

1. Efek Fisiologis
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan biasanya
diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas
fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan
pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, Efek fisiologis hilangnya waktu luang,
kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam
masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja
malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek psikososial.
Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap
perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi pada usia 40-50
tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi
penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan Smith et. Al
(dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir
rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak
semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam.
Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih
banyak terjadi pada shift malam.
K. Dokumentasi Dalam Operan

Identitas klien
Diagnosa medis klien
Dokter yang menangani
Kondisi saat klien ini
Masalah Keperawatan
Intervensi yang sudah dilakukan
Intervensi yang belum dilakukan
Tindakan kolaborasi
Rencana umum dan persiapan lain
Tanda tangan dan nama terang
Contoh Dokumentasi Operan

Operan Tim A
NO / NAMA / UMUR / NO.REG / DX / DR / LAPORAN KEGIATAN
i. Ny. Tholhah (42 thn)
(5870049) Ca.Mammaepostmastektomi / Dr.Nindi KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100
x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7.
Masalah keperawatan: Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit. Rencana yg sudah
dilakukan: monitor TTV, Relaksasi &distraksi, ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul, Injeksi
Cefotaxim 500 mg. Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri.
Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.
ii. Ny. Musayadah (47 thn) (5873281) CaRecti / Dr. Nindi KU : lemah,
komposmentis, pucat, anemis. TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri diarea
anal, skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan
distraksi dan relaksasi. Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet.
Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan kolon
inloop.
Operan Tim B

NO / NAMA / UMUR / NO.REG / DX / DR / LAPORAN KEGIATAN

1. Ny. Dewi (41 thn)


(5874031) Ca.Mammae / Dr. Samsul KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20
x/mnt, T: 37 C. Keluhan: takut kalau mau dioperasi. Masalah keperawatan: Ansietas. Rencana yg
sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu. Rencana yg belum dilakukan: Relaksasi,
Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan
lain : Cek darah rutin.
2. Ny. Masamah (67 thn) (5870051) Tumor kulit / Dr. Joko KU : baik, komposmentis. TD: 150/80, N:
80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri.
Resikio tinggi infeksi, gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan
distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yang belum dilakukan :
pemberian asam mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Cefotaxim 2 x 500 mg.
Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi.
PENUTUP

Kesimpulan

Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
kedaan klien.

Tujuan :

a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien

b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya

c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Langkah-langkah :

a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap

b. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikan

c. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya
meliputi :

1. Kondisi atau keadaan klien secara umum


2. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
3. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
d. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru

e. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan kien.

Saran

Ke depan: Timbang terima yang benar harus bisa dilaksanakan di semua pelayanan Rumah
Sakit, tidak hanya di rawat inap, tetapi juga IRD dan Kamar Operasi yang pelayanannya 24 jam dan
ada alur timbang terima yang sudah baku.
DAFTAR PUSTAKA

http://ckjnersmanajer.blogspot.com/2009
http://ckjnersmanajer.blogspot.com/2009
http://httpyasirblogsotcom.blogspot.com/2009
http://rofinursemanager.blogspot.com/2010

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam PraktikKeperawatan Profesional. Jakarta


: Salemba Medik

Anda mungkin juga menyukai