PENDAHULUAN
1
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Status Dermatologi
- Lokasi : Facialis dextra
- Elforosensi : Bentuk lesi (papula, vesikel dan dasar eritema) dengan
lesi ukuran lentikular, penyebaran herpetiformis unilateral pada wajah
bagian kanan.
Gambar 2.1 Herpes zoster berupa vesikel pada dermatom facialis dextra
2.4 Resume
Pasien datang dengan keluhan benjolan berair yang sangat nyeri pada kepala
sebelah kanan kurang lebih 2 hari yang lalu (16 September 2018). Benjolan
muncul awalnya bentuk seperti jarum pentul yang berisi cairan, semakin hari
jumlah semakin bertambah, nyeri saat tersentuh sekitar benjolan, benjolan hanya
pada sisi kanan wajah yang menyebabkan mata kanan menjadi sulit dibuka. Nyeri
dirasakan seperti terbakar dan ditusuk-tusuk.
Keluhan pasien diawali dengan demam dan pegal diseluruh seluruh tubuh,
disertai nyeri pada tulang tangan dan kaki. Nyeri meningkat bila mulai
6
beraktivitas ringan, berkurang bila sedang istirahat, nyeri semakin hari semakin
terasa, badan terasa lemah, merasa lelah, lemas, nafsu makan berkurang, mual,
muntah, menggigil negatif, sesak negatif, nyeri saat BAK negatif dan BAB masih
lancar.
Pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami cacar air pada tahun
2017. Dan sekarang sedang menjalani kemoterapi karena penyakit limfoma yang
dialami sejak 2017
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
2.8 Tatalaksana
2.8.1 Medikamentosa
PO : Acyclovir tablet 5x800 mg
PO : Multivitamin Neurodex (B1 monohidrat 100 mg, B6 HCL
200 mg, B12 200 mg) 2 x 1 tablet
PO : Cefixcime 100 mg 2 x 1 tablet
Injeksi : ketorolac 3x30 mg
Topikal : Salep cream Fuson (Fucidic acid 2%/ 20 mg/g cream)
2.9 Prognosis
- Quo Ad Vitam : Ad Bonam
- Quo Ad Functionam : Ad Bonam
- Quo Ad Sanationam : Ad Bonam
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Reaktivasi Varicella Zoster Virus yang telah menjadi dorman, sering dalam
puluhan tahun setelah infeksi primer dalam bentuk varisela, menjadi herpes
zoster. Penyebab pasti timbulnya reaktivasi tersebut masih belum diketahui, akan
tetapi mungkin penyebabnya adalah salah satu atau kombinasi dari beberpa faktor
seperti eksposur eksternal dengan VZV, prosespenyakit akut atau kronis (terutama
infeksi dan keganasan), beberapa jenis pengobatan dan stres emosional.6
Varicella Zoster Virus adalah herpes virus yang merupakan penyebab dari 2
penyakit berbeda yaitu varisela (juga dikenal cacar air) dan herpes zoster (juga
dikenal shingles/ cacar ular/ cacar api/ dompo). Varicella Zoster Virus merupakan
anggota dari keluarga Herpesviridae seperti Herpes Simplex Virus (HSV) tipe 1
dan 2, Cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr Virus (EBV), Human Herpes Virus
(HHV-6), Human Herpes Virus (HHV-7) dan Human Herpes Virus 8 (HHV-8).5
Infeksi primer dengan VZV atau varisela pada umumnya ringan, merupakan
penyakit self-limiting yang biasanya ditemukan pada anak-anak ditandai dengan
demam ringan dan disertai vesikel berisi cairan yang gatal pada seluruh tubuh.
Sesudah infeksi primer varisella, VZV menetap dan laten dalam akar ganglion
sensoris dorsalis. Sesudah beberapa dekade, virus neurotropik ini dapat
mengalami reaktivasi dan menyebabkan herpes zoster.5
masih rendah, penderita sindrom inflamasi rekonstitusi imun (IRIS) dan penderita
leukimia limpositis akut dan individu dengan keganasan lain.5,6
3.5 Transmisi
Herpes zoster tidak dapat menular dari seseorang yang mengalami ke orang
lain. Namun, VZV dapat menular ke orang lain yang belum pernah mengalami
varisela atau cacar air karena jika orang tersebut tertular VZV maka
manifestasinya berupa varisela. Varicella Zoster Virus pada orang yang
mengalami herpes zoster dengan lesi vesikel herpes dapat menularkan ke orang
lain jika menyentuh atau kontak dengan ruam maupun cairan pada vesikel yang
melepuh, namun pada saat vesikel belum terbentuk atau saat telah mengering
menjadi krusta merupakan saat dimana VZV tidak dapat menular lagi.8
efek herpes zoster mungkin merupakan ganglia yang paling sering terkena stimuli
reaktivasi.2
Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion
kranialis. Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan
daerah persarafan ganglion tersebut. Kadang-kadang virus ini juga menyerang
ganglion anterior, bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejala-gejala
gangguan motorik.1
pada saraf pusat sering dapat timbul gangguan motorik akibat struktur
anatomisnya.10
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan benjolan berair yang sangat nyeri pada kepala
sebelah kanan kurang lebih 2 hari yang lalu (16 September 2018). Benjolan
muncul awalnya bentuk seperti jarum pentul yang berisi cairan, semakin hari
jumlah semakin bertambah, nyeri saat tersentuh sekitar benjolan, benjolan hanya
pada sisi kanan wajah yang menyebabkan mata kanan menjadi sulit dibuka. Nyeri
dirasakan seperti terbakar dan ditusuk-tusuk.
Keluhan pasien diawali dengan demam dan pegal diseluruh seluruh tubuh,
disertai nyeri pada tulang tangan dan kaki. Nyeri meningkat bila mulai
beraktivitas ringan, berkurang bila sedang istirahat, nyeri semakin hari semakin
terasa, badan terasa lemah, merasa lelah, lemas, nafsu makan berkurang, mual,
muntah, menggigil negatif, sesak negatif, nyeri saat BAK negatif dan BAB masih
lancar.
Pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami cacar air pada tahun
2017. Dan sekarang sedang menjalani kemoterapi karena penyakit limfoma yang
dialami sejak 2017.
Berdasarkan anamnesis, gejala nyeri pada wajah kanan dengan sifat seperti
terbakar dan ditusuk-tusuk, nyeri meningkat bila mulai beraktivitas ringan,
berkurang bila sedang istirahat, nyeri semakin hari semakin terasa merupakan
suatu gejala prodormal herpes zoster. Sesuai dengan teori sebelum timbul gejala
kulit, terdapat gejala prodormal baik sistemik (pusing, malaise), maupun gejala
prodormal lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan sebagainya).5
Kemudian benjolan kecil berair pada wajah sebelah kanan. Benjolan muncul
awalnya bentuk seperti jarum pentul yang berisi cairan, semakin hari jumlah
semakin bertambah, nyeri saat tersentuh sekitar benjolan, benjolan hanya pada sisi
kanan wajah yang menyebabkan mata kanan menjadi sulit dibuka. Lesi yang
terlihat cukup karakteristik untuk herpes zoster, yang mana timbul gejala kulit
21
sering terkena adalah nervus trigeminal yang dikenal dengan sebutan herpes
zoster oftalmika5,10
Diagnosis banding dari Herpes Zoster adalah Herpes Simplek. Dimana pada
herpes simpleks terdapat perbedaan pada tempat predileksinya yaitu pada herpes
simplek berulang di tempat yang sama terutama pada regio sacrum sedangkan
herpes zoster tidak
Penatalaksanaan pada kasus Herpes Zoster secara umum adalah bersifat
simptomatik, untuk nyerinya diberikan analgesik. Pada pasien ini analgesik
diberikan obat injeksi ketorolac 3x30 mg. Secara teori lebih disarankan untuk
diberikan obat analgetik yang memiliki efek samping sedikit seperti obat
paracetamol. Bila tidak tersedia dapat diberikan OAINS tersebut. Jika disertai
infeksi sekunder diberikan antibiotik.5
Pasien mendapatkan obat anti virus oral acyclovir 5x800 mg. Pemberian
tatalaksana tersebut telah sesuai dengan teori. Pada teori obat anti virus yang biasa
digunakan ialah asiklovir yang dianjurkan ialah 5x 800 mg sehari dan biasanya
diberikan selama 7 hari, sedangkan dengan valasiklovir 3x 1000 mg sehari.
Kemudian juga diberikan cefixime 2 x 100 mg 2 x 1 tablet untuk menghindari
adanya infeksi sekunder.
Penatalaksanaan dengan obat topikal bergantung pada stadium. Jika masih
stadium vesikel, vesikel dapat diberikan bedak dengan tujuan protektif untuk
mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Jika terdapat
ulserasi dapat diberikan salep antibiotik.1 Pasien mendapatkan salep Fuson®
(Asam Fusidic 5 gr) untuk antibiotik topikal.5
23
BAB V
KESIMPULAN
Telah dilaporkan kasus Herpes Zoster pada wanita, usia 46 tahun ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan dermatologis yang ditemukan pada
pasien. Dimana pada anamnesis didapatkan keluhan benjolan berair yang sangat
nyeri pada kepala sebelah kanan kurang lebih 2 hari yang lalu (16 September
2018). Benjolan muncul awalnya bentuk seperti jarum pentul yang berisi cairan,
semakin hari jumlah semakin bertambah, nyeri saat tersentuh sekitar benjolan,
benjolan hanya pada sisi kanan wajah yang menyebabkan mata kanan menjadi
sulit dibuka. Nyeri dirasakan seperti terbakar dan ditusuk-tusuk.
Keluhan pasien diawali dengan demam dan pegal diseluruh seluruh tubuh,
disertai nyeri pada tulang tangan dan kaki. Nyeri meningkat bila mulai
beraktivitas ringan, berkurang bila sedang istirahat, nyeri semakin hari semakin
terasa, badan terasa lemah, merasa lelah, lemas, nafsu makan berkurang, mual,
muntah, menggigil negatif, sesak negatif, nyeri saat BAK negatif dan BAB masih
lancar. Pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami cacar air pada tahun
2017. Dan sekarang sedang menjalani kemoterapi karena penyakit limfoma yang
dialami sejak 2017.
Berdasarkan pemeriksaan fisik ditemukan ujud kelainan kulit berupa bentuk
lesi polimorfik (papula, vesikel dan dasar eritema) dengan lesi ukuran lentikular,
penyebaran herpetiformis unilateral pada bagian wajah kanan.
Herpes zoster memberikan gejala prodromal yang seringkali tidak disadari
berupa demam, pusing, dan mual. Pada pemeriksaan fisik juga ditemukan
sekelompok vesikel berbatas tegas, terasa nyeri seperti panas terbakar dan
ditusuk-tusuk dengan dasar eritema di regio facialis dextra.
Pada kasus ini pasien mendapatkan terapi berupa anti virus oral acyclovir
5x800 mg, antibiotik topikal guna mencegah infeksi sekunder dan analgesik
ketorolac golongan OAINS. Prognosis dari Herpes Zoster adalah baik, bergantung
dari penatalaksanaan awal. Kemungkinan komplikasi yang akan muncul pada
pasien ini adalah keratitis yang dapat menurunkan tajam penglihatan. Herpes
24
zoster bisa sembuh sendiri dalam waktu 10-15 hari pada penderita dengan sistem
imun yang baik, terapi diberikan untuk mempercepat penyembuhan dan
mengurangi gejala gatal dan nyeri, serta pengobatan topikal terutama untuk
mencegah pecahnya vesikel dan adanya infeksi sekunder.