Anda di halaman 1dari 3

Sistem Informasi Kesehatan (SIKDA)

Selasa, 18 Juli 2017 16:33 - Kegiatan

SIKDA GENERIK adalah aplikasi sistem informasi kesehatan daerah yang berlaku secara nasional yang
menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan
lainnya, baik itu milik pemerintah maupun swasta, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan
provinsi, dan Kementerian Kesehatan.
Aplikasi SIKDA Generik dikembangkan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi manajemen
kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi.
Aplikasi “SIKDA Generik” dirancang dan dibuat untuk memudahkan petugas puskesmas saat melakukan
pelaporan ke berbagai program di lingkungan Kementerian Kesehatan.Dengan demikian diharapkan aliran
data dari level paling bawah sampai ke tingkat pusat dapat berjalan lancar, terstandar, tepat waktu, dan
akurat sesuai dengan yang diharapkan.Diharapkan aplikasi tersebut dapat berguna secara efektif sebagai
alat komunikasi pengelola data/informasi di daerah, dapat saling tukar menukar data dan informasi, serta
membantu pengelola data/informasi agar selalu siap memberikan data atau gambaran kondisi kesehatan
secara utuh dan berdasarkan bukti.
Aplikasi “SIKDA Generik” merupakan penerapan standarisasi Sistem Informasi Kesehatan, sehingga
diharapkan dapat tersedia data dan informasi kesehatan yang cepat, tepat dan akurat dengan
mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengambilan keputusan/kebijakan dalam
bidang kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan Daerah Sistem kesehatan di Indonesia dapat
dikelompokkan dalam beberapa tingkat sebagai berikut:
a Tingkat Kabupaten/Kota, dimana terdapat puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar lainnya, dinas
kesehatan kabupaten/kota, instalasi farmasi kabupaten/ kota, rumah sakit kabupaten/kota, serta pelayanan
kesehatan rujukan primer lainnya.
b Tingkat Provinsi, dimana terdapat dinas kesehatan provinsi, rumah sakit provinsi, dan pelayanan
kesehatan rujukan sekunder lainnya.
c Tingkat Pusat, dimana terdapat Departemen Kesehatan, Rumah Sakit Pusat, dan Pelayanan kesehatan
rujukan tersier lainnya.
Pada saat ini di Indonesia terdapat 3 (tiga) model pengelolaan SIK, yaitu :
1. Pengelolaan SIK manual, dimana pengelolaan informasi di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan
secara manual atau paper based melalui proses pencatatan pada buku register, kartu, formulir-formulir
khusus, mulai dari proses pendaftaran sampai dengan pembuatan laporan. Hal ini terjadi oleh karena
adanya keterbatasan infrastruktur, dana, dan lokasi tempat pelayanan kesehatan itu berada. Pengelolaan
secara manual selain tidak efisien juga menghambat dalam proses pengambilan keputusan manajemen dan
proses pelaporan.
2. Pengelolaan SIK komputerisasi offline, pada jenis ini pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan
sebagian besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer, baik itu dengan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) maupun dengan aplikasi perkantoran
elektronik biasa, namun masih belum didukung oleh jaringan internet online ke dinas kesehatan
kabupaten/kota dan provinsi/bank data kesehatan nasional.
3. Pengelolaan SIK komputerisasi online, pada jenis ini pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan
sebagian besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer, dengan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan sudah terhubung secara online melalui jaringan
internet ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank data kesehatan nasional untuk memudahkan
dalam komunikasi dan sinkronisasi data.
SIKDA Generik merupakan Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang dirancang untuk dapat memenuhi
berbagai persyaratan minimum yang dibutuhkan dalam pengelolaan informasi kesehatan daerah, dari
proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan, sampai dengan diseminasi informasi kesehatan.
SIKDA Generik dirancang untuk menjadi standar bagi pemerintah daerah dalam pengelolaan informasi
kesehatan di wilayahnya. SIKDA Generik hadir melalui proses inventarisasi berbagai SIKDA elektronik
yang saat ini berjalan dan digunakan di daerah, memilih yang terbaik, kemudian dianalisis sehingga
dihasilkan satu set deskripsi kebutuhan SIKDA Generik, yang mewakili kebutuhan seluruh komponen
dalam sistem kesehatan Indonesia dan disesuaikan dengan standar yang diatur dalam Pedoman Nasional
SIK.
Langkah selanjutnya dari pengembangan SIKDA Generik ini adalah mendistribusikan aplikasi SIKDA
Generik kepada pemerintah daerah yang belum memiliki/menggunakan.Untuk pemerintah daerah yang
telah memiliki/menggunakan SIKDA elektronik dapat tetap menggunakannya dengan beberapa
penyesuaian terhadap Pedoman Nasional SIK atau beralih ke SIKDA Generik.
Tujuan dikembangkannya SIKDA Generik, yaitu untuk membangun suatu data base kesehatan Indonesia
yang komprehensif, SIKDA Generik harus mampu menghimpun, mengolah dan mendistribusikan semua
data kesehatan dari berbagai pelaksana kesehatan di Indonesia, baik pelaksana kesehatan yang telah
memiliki sistem informasi elektronik maupun masih paper based. Dengan berbagai sistem pengelolaan
informasi yang berbeda-beda, maka SIKDA Generik dituntut untuk dapat berkomunikasi secara interaktif,
memiliki kemampuan interoperabilitas yang tinggi, sehingga dapat berkomunikasi dan melakukan
pertukaran data kesehatan dengan sistem lainnya yang sudah berjalan.
Kemampuan interoperabilitas adalah kemampuan sistem untuk saling tukar menukar data atau informasi
dan saling dapat mempergunakan data atau informasi tersebut.Interoperabilitas bukan berarti penentuan
atau penyamaan penggunaan platform perangkat keras, atau perangkat lunak semisal operating system
tertentu, bukan pula berarti penentuan atau penyeragaman data base. Namun berupa penyamaan format
pertukaran data yang digunakan, misalnya dengan menggunakan format data dalam bentuk data base SQL,
Access, Excell, maupun dalam format XML.
SIKDA Generik terbagi menjadi beberapa sub sistem, yaitu:
1. SIM Puskesmas
Aplikasi SIM Puskesmas digunakan di puskesmas dalam kegiatan pencatatan berbagai kegiatan pelayanan,
baik itu kegiatan dalam gedung maupun kegiatan luar gedung, dan dapat dilakukan koneksi data base
secara online melalui jaringan internet ke Server SIKDA Generik di dinas kesehatan, maupun ke data base
lokal yang ada di puskesmas.
Kegiatan puskesmas yang mampu ditangani oleh SIM Puskesmas adalah :
a. Pengelolaan informasi riwayat medis pasien per individu
b. Pengelolaan informasi kunjungan pasien ke puskesmas.
c. Pengelolaan informasi kegiatan pelayanan kesehatan dalam gedung, meliputi:
i. Pelayanan rawat jalan (poliklinik umum, gigi,KIA, imunisasi, dll)
ii. Pelayanan UGD
iii. Pelayanan rawat inap
iv. Pengelolaan informasi pemakaian dan permintaan obat/farmasi di puskesmas, pos obat desa, pos UKK.
v. Pengelolaan informasi tenaga kesehatan puskesmas
vi. Pengelolaan informasi sarana dan peralatan (inventaris) puskesmas
d. Pengelolaan informasi kegiatan luar gedung yang meliputi :
i. Kegiatan puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan desa, posyandu, polindes, poskesdes,
poskestren.
ii. Pengelolaan informasi pembiayaan kesehatan masyarakat dan keuangan puskesmas
iii. Pengelolaan informasi gizi masyarakat
iv. Pengelolaan informasi surveilans (pengendalian penyakit)
v. Pengelolaan informasi promosi kesehatan
vi. Pengelolaan informasi kesehatan lingkungan
vii. Pengelolaan pelaporan internal dan ekternal puskesmas
2. Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan (SIMDinkes)
Aplikasi ini berfungsi untuk menangani pencatatan dan pengelolaan data yang berasal dari:
a. Pengelolaan data puskesmas, berfungsi untuk mencatat dan mengelola data manual dari puskesmas yang
ada dalam wilayah kerja dinkes kabupaten/kota, yang bersifat agregat.
b. Pengelolaan data rumah sakit tingkat kabupaten/kota, berfungsi untuk mengentri data manual yang
berasal dari rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta, yang berada dalam wilayah kerja dinkes
kabupaten/kota yang bersifat agregat.
c. Pengelolaan data rumah sakit tingkat provinsi, berfungsi untuk mengentri data manual yang berasal dari
rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta, yang berada dalam wilayah kerja dinkes provinsi yang
bersifat agregat.
d. Pengelolaan data apotek/instalasi farmasi, berfungsi untuk mencatat dan mengelola data manual yang
berasal dari apotek/instalasi farmasi baik pemerintah maupun swasta, yang berada dalam wilayah kerja
dinkes kabupaten/kota, yang bersifat agregat.
e. Pengelolaan data penunjang, berfungsi untuk mencatat dan mengelola data manual, yang bersifat
agregat, yang berasal dari laboratorium/ radiologi/fasilitas penunjang lainnya, baik itu milik pemerintah
maupun swasta yang berada dalam wilayah kerjadinkes kabupaten/kota.
f. Pengelolaan data kesehatan lainnya, yang berfungsi untuk mencatat dan mengelola data kesehatan yang
berasal dari fasilitas kesehatan selain puskesmas, rumah sakit, apotek/instalasi farmasi, dan laboratorium
penunjang, yang berada dalam wilayah kerja dinas kesehatan, misalnya dari lembaga lintas sektor (institusi
non kesehatan), praktik dokter dan klinik, lembaga survei, dan organisasi kesehatan lainnya, yang berada
dalam wilayah kerja dinas kesehatan.
g. Pengelolaan data SDM, yang berfungsi untuk mencatat dan mengelola data SDM kesehatan di
kabupaten/kota/provinsi.
h. Pengelolaan data aset, berfungsi untuk mencatat dan mengelola data aset pada dinkes kabupaten/kota
dan dinkes Provinsi. (Dian-F)

Anda mungkin juga menyukai