Anda di halaman 1dari 3

Belajar Descriptive Text Lebih

Menyenangkan dengan Poster


SMP Bintang Laut, Teluk Dalam, Nias Selatan, Sumatera
Utara
Rabu, 09 Oktober 2013 | 12:01 WIB
3

Siswa mendeskripsikan poster rupa perempuan cantik sesuai LK II.

Oleh Vestina Hondro, A.Md *)

Teluk Dalam, Sumatera Utara.

Agar siswa berhasil mengerjakan descriptive dan recount text, saya merancang pembelajaran
menggunakan permainan kata dan media berupa poster perempuan cantik. Supaya punya
poster seperti itu, terpaksa saya mengunting majalah Kartini kesayangan. Tapi saya tidak
menyesal karena siswa kelas VIII menyenangi pembelajaran hari ini.

Kami belajar SK (standar kompetensi) mengungkapkan makna dalam teks dan essay pendek
berbentuk descriptive dan recount untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dulu saya
mengajarkan SK ini dengan cara menghafal. Saya minta siswa menghafal sebanyak mungkin
kata-kata dan grammarnya. Setelah itu siswa saya suruh menuliskan deskripsi sebuah benda
yang mereka hayalkan. Hasilnya mengecewakan, siswa banyak yang tidak berhasil. Saya
tidak mau langi mengulanginya lagi.

Pagi ini saya mulai PBM (Proses Belajar Mengajar) dengan semangat dan wajah riang. Saya
katakan kepada siswa, kalau mereka akan bisa mendeskripsikan benda dan menyusun
deskripsi itu ke dalam sebuah paragraph.

Setelah itu saya mulai menunjukkan sebuah poster perempuan cantik. Saya minta siswa
mengomentari poster perempuan itu. Respon siswa beragam. Ada yang bilang perempuan itu
berambut panjang, punya mata indah, kulitnya putih dan sebagainya.”Beautiful girl, baby
face, thin lips, long neck, white and black eys…,” kata mereka. Komentar itu saya tuliskan
kembali di papan tulis.

Setelah punya daftar kata-kata yang banyak, kemudian saya ajak siswa menuliskan kata-kata
itu kedalam kalimat. Misalnya untuk perempuan yang berambut panjang, saya menulisnya
menjadi, ”She has long hair.” Untuk perempuan yang berparas rupawan saya tulis
sebagai,”She has beautiful face.” Deskripsi dan penulisan kalimat ini saya tujukan agar siswa
mengenal jenis-jenis kata dan kalimat descriptive dan recount. Seperti kata pepatah, ala bisa
karena biasa.

Setelah siswa mengenal kata-kata dan kalimat descriptive dan recount, saya meminta siswa
membentuk kelompok. Setiap kelompok saya beri amplop dan lembaran kerja (LK) I. LK I
berisi instruksi agar siswa menyusun potongan kalimat di dalam amplop menjadi satu
paragraph. Sedangkan amplop berisi satu paragraph yang mendeskripsikan wajah seseorang.
Siswa harus berdiskusi dan menentukan bersama susunan kalimat yang pas.

Ketika siswa berdiskusi, saya mendatangi setiap kelompok. Saya mendengar baik-baik topik
dan cara mereka berdiskusi. Saya ingin memastikan siswa memahami instruksi yang ada di
LK I. Kelompok yang sudah mengerti, saya biarkan langsung bekerja. Sedangkan untuk
kelompok yang masih bingung, saya bantu dengan penjelasan tambahan. Di dalam proses ini
saya memposisikan diri sebagai fasilitator, sehingga siswa yang lebih aktif.

Saatnya memeriksa hasil kerja kelompok. Saya minta setiap kelompok mengutus seorang juru
bicara. Terserah mereka memilih siapa. Semua juru bicara harus berbaris di depan kelas.
Setiap juru bicara membacakan runtutan kalimat yang mereka susun.

Saya ingin siswa berpartisipasi dan menilai sendiri hasil kerja kelompok kawannya. Setiap
kali juru bicara selesai mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, saya minta siswa lain
menilai. Siswa lain merespon sangat baik, mereka bisa menunjukkan kesalahan-kesalahan
yang dilakukan kelompok si juru bicara. Lebih hebatnya lagi, mereka juga bisa menujukkan
cara memperbaiki kesalahan itu. Saya kagum dengan mereka.

Setiap kelompok saya beri perlakukan yang sama. Di akhir presentasi, ternyata hanya ada
satu kelompok yang benar semuanya. Kepada kelompok ini saya mengucapkan selamat dan
meminta semua siswa memberikan tepuk tangan sebagai hadiah.

Setelah LK I selesai, maka saya minta siswa mengerjakan LK II. Sebelum mengerjakan LK
II, setiap kelompok saya berikan dulu poster gadis cantik. Baru setelah itu siswa membaca
LK II. Di dalam LK II saya meminta siswa mendiskripsikan rupa di gadis dalam poster,
kemudian menuliskannya kedalam satu paragraph kalimat. Mereka harus mengerjakannya
dengan kata-kata sendiri.

Penggunaan poster ternyata mempermudah siswa berkerja. Siswa mengaku lebih gampang
menjalankan istruksi saya. Mereka tidak perlu lagi menghayal seperti dulu.” Kami bisa
langsung menunjuk bagian poster yang akan dideskripsilkan, ini lebih mudah dan
menyenangkan,” kata Methanida Zagoto, seorang siswi saya yang paling aktif.

Setelah siswa berhasil mendiskripsikan poster, mereka tuliskan deskripsi itu ke dalam kertas
LK II. Ketika menulis urutan kalimat, siswa berusaha agar sesuai dengan contoh sebelumnya.
Kemudian saya minta setiap kelompok untuk membacakan hasil deskripsi mereka. Pada
bagian ini, mereka cukup membacakan di dalam kelompok saja. Setiap kelompok harus
mengajukan juru bicara yang baru. Pergantian juru bicara ini, saya tujukan gar semua siswa
dapat kesempatan berbicara. Saya tidak ingin hanya siswa pintar saja yang berbicara.

Nah, saat yang paling saya tunggu tiba. Setelah seluruh juru bicara selesai membacakan
naskah hasil diskusi kelompoknya, saya kembali meminta siswa untuk presentasi. Kali ini
siswa tidak membaca naskah, tetapi langsung mendeskripsikan rupa si gadis di poster dengan
kata-katanya sendiri. Saya sendiri yang menentukan siswa yang presentasi dari setiap
kelompok. Saya ingin memastikan apakah mereka mampu menggunakan descriptive dan
recount secara verbal.

Saya senang sekaligus terkejut. Merasa senang karena siswa bisa mendeskripsikan sebuah
poster dengan baik. Terkejut karena siswa yang biasanya pemalu dan kurang aktif, namun
ketika diminta bicara, Ia bisa tampil baik dan mengesankan.

Seluruh siswa mengatakan senang belajar dengan model CTL. Simon Ray. C Sarumaha
berkomentar positif. Simon merasa CTL membuatnya lebih mudah belajar bahasa
Inggris.”…jujur saya sangat senang, lebih enjoy dan banyak mengeluarkan pendapat kepada
teman-teman…,” tulisnya dalam lembar refleksi siswa. Saya bahagia membacanya! (*)

*) Guru Bahasa Inggris SMP Swasta Bintang Laut, Teluk Dalam, Nias Selatan

Anda mungkin juga menyukai