52-61 Paper Syarkawi PDF
52-61 Paper Syarkawi PDF
ABSTRAK
Salah satu aplikasi Motor Servo Ac adalah untuk mengontrol posisi beban. Pengontrolan posisi
beban dapat dilakukan dengan menerapkan konsep pengaturan kecepatan menurut metoda
“Volt/Hertz”. Dengan metoda ini, kita dapat mengatur kecepatan motor untuk setiap posisi yang
diinginkan. Kecepatan motor dapat divariasikan dengan mengatur frekuensi dari power suplay.
Agar motor dapat menghasilkan torka yang sama untuk setiap perubahan nilai kecepatan maka
tagangan suplay motor juga perlu diatur mengikuti perubahan frekuensi tersebut. Suatu rangkaian
penggerak (driver), yang terdiri dari PWM Driver dan Inverter 3-fasa dengan tegangan dan
frekuensi dapat diatur (VVVF- Inverter), diperlukan sebagai penyuplay daya motor. Motor dan
rangkaian driver dikendalikan oleh suatu unit kontroler (komputer) yang memproses variabel-
variabel kontrol (kecepatan, tegangan dan frekuensi). Objek pengontrolan dalam penelitian ini
adalah Motor Sinkron Magnet Permanen (type RS-14B-6002C, produksi Harmonic drives,Inc.).
Komputer (dengan aplikasi bahasa pemograman Turbo C) digunakan sebagai kontroler yang
mengendalikan aksi pengontrolan terhadap rangkaian driver dan motor. Aksi pengontrolan
terhadap motor dilakukan dengan teknik kontrol dua posisi (On-Off Control) dan “Proportional
plus Integral Control” (P.I Control)
P3φ 3 Vt E fs
Tm = = sin δ = Tmax sin δ (2)
ωr ωr X s
Gambar 1 Konstruksi Motor Sinkron Magnet dimana
Permanen nr
Secara umum material magnetik rare earth ω r = 2π adalah kecepatan sudut rotor,
60
seperti Samarium-Cobalt (SmCo) dan Neodymium-
iron-Boron (NdFeB) paling memenuhi persyaratan
TeknikA 52
No. 27 Vol.2 Thn. XIV April 2007 ISSN: 0854-8471
Tmax Tm
Diagram skematik pengaturan kecepatan motor
sinkron magnet permanen dengan sistem loop
terbuka ditunjukkan oleh Gambar 3.
Untuk memperoleh torka maksimum yang sama
0
0
90
0
180
0
δ dalam suatu daerah kecepatan, perubahan frekuensi
harus diikuti dengan perubahan amplitudo dari
Gambar 2 Kurva karakteristik daya, torka dengan tegangan suplay.
sudut daya
Akibat ada fluks yang berubah terhadap waktu
pada kumparan stator maka dibangkitkan tegangan
Motor dapat diberi beban sampai nilai
induksi. Besarnya tegangan yang terinduksi (rms)
maksimum Pmax atau Tmax, yang dikenal dengan
pada belitan stator adalah :
istilah batas kestabilan statis (static stability limits).
Motor akan kehilangan sinkronisasi apabila δ lebih ωr Ns 4πN s φ f
E fs = φf = f (4)
besar dari 900. Torka maksimum juga disebut 2 p 2
sebagai torka tarikan keluar (pull-out torque).
atau
Karakteristik pengaturan Kecepatan
Efs = KE f (5)
Magnet permanen pada bagian rotor
dimana
menghasilkan fluks konstan, φf pada celah udara
(air-gap). Pada saat rotor berputar dengan suatu
4πN s φ f
kecepatan sudut, ωr , maka fluks juga berputar KE = adalah konstanta tegangan emf
dengan kecepatan yang sama. Sehingga fluks p 2
terlingkup yang sampai pada belitan stator, φfs, terhadap frekuensi.
adalah sebagai berikut :
Dari persamaan (2) dan (4), diperoleh hubungan
φ fs = φ f sin ω r t (3) :
Vt
Tm = K T sin δ (6)
dimana : f
φfs = fluks lingkup pada stator dimana
φf = fluks konstan pada rotor
Kecepatan rotor dapat dikontrol dengan
3K E p
pengaturan frekuensi dari tegangan suplay. Untuk KT = adalah konstanta torka.
setiap frekuensi yang tetap akan dihasilkan suatu 8πLs
kecepatan konstan. Jika terjadi penambahan beban,
selama penambahan beban tersebut tidak Pada kecepatan nominal motor (rated speed),
mengakibatkan hilangnya sinkronisasi motor, maka dapat ditentukan rasio tegangan terhadap frekuensi
motor tetap berputar pada kecepatan yang konstan. sebesar Vt/f. Pada saat motor beroperasi pada
Pengaturan frekuensi dan tegangan suplay motor kecepatan yang lebih rendah, maka torka maksimum
dapat dilakukan dengan menggunakan PWM yang dihasilkan motor (pull-out torque) dapat
Inverter yang berfungsi sebagai konverter ac-ac dipertahankan sama dengan torka pada kecepatan
dengan output frekuensi dan tegangan variabel. dasar dengan cara merubah besaran tegangan
terhadap perubahan frekuensi, sehingga rasio Vt / f
selalu bernilai konstan untuk setiap nilai kecepatan.
TeknikA 53
No. 27 Vol.2 Thn. XIV April 2007 ISSN: 0854-8471
daerah torka konstan daerah daya konstan Encoder merupakan peralatan yang berfungsi
B torka maksimum
untuk medeteksi posisi poros motor. Setiap
1.0
(pull-out torque)
kurva
perubahan posisi akan dikonversikan ke bentuk
tegangan pulsa tegangan dengan resolusi tertentu yang
TORKA (P.U)
DC LINK
Rangkaian DC Link dari Rectifier 1-fasa,
Driver D/A Inverter 3-fasa dan Dc filter. Rectifier berfungsi
Motor servo Ac Motor Servo Ac Converter
Counter Controller / P.C
untuk mengkonversi sistem ac 1-fasa menjadi sistem
Encoder
menggunakan metoda Sinusoidal Pulse Width Blok diagram PWM generator untuk
Modulation (SPWM), yaitu metoda modulasi lebar pemodulasian salah satu sinyal ditunjukkan pada
pulsa yang menggunakan gelombang sinusoidal Gambar 10 .
sebagai sinyal kontrol dan gelombang segitiga
sebagai sinyal carrier, seperti terlihat pada gambar 8 Rangkaian
Gelombang
di bawah ini. Segitiga
10 10
Sinyal kontrol Sinyal kontrol Sinyal kontrol Sinyal
1 5 5
Volt phasa-A phasa-B phasa-C Carrier
0 0 0
-1 0 10 20 0 10 20
2
0 10 20 + Mosfet
1.5
Driver
- ke bagian
1 1
0
Gate Mosfet
0.5 -1
Komparator
0 10 20
0
-0.5
P.C
- (kontroller)
1
-1.5
-2
0 5 10 15 20 25
Gambar 10 Blok diagram PWM Driver untuk satu
modulasi sinyal
t(ms)
Gambar 8 Sinyal kontrol dan sinyal carrier Sinyal kontrol berupa gelombang sinusoidal
pada SPWM dibangkitkan dari komputer melalui antar muka
Modulasi sinyal berlangsung dengan memban- digital-analog konverter (D/A), sedangkan sinyal
dingkan amplitudo sinyal kontrol terhadap ampli- carrier dihasilkan oleh rangkaian pembangkit
tudo sinyal carrier. Jika amplitudo sinyal kontrol tersendiri, yaitu rangkaian pembangkit gelombang
lebih besar dari amplitudo sinyal carrier, maka segitiga. Sinyal kontrol dan carrier tersebut
amplitudo tegangan output inverter adalah sama diinputkan ke komparator. Proses modulasi
dengan nilai tegangan dc, Vdc. Sebaliknya, jika dilakukan oleh komparator dengan membandingkan
amplitudo sinyal kontrol lebih kecil dari amplitudo tegangan sinyal kontrol dari komputer terhadap
sinyal carrier maka tegangan output inverter adalah sinyal carrier. Output dari komparator adalah sinyal
nol. yang telah dimodulasi atau disebut dengan sinyal
modulasi. Selanjutnya Power Mosfet gate driver
Sementara itu bentuk tegangan output fasa ke akan memperkuat sinyal modulasi ini sehingga dapat
fasa inverter adalah seperti gambar 9 di bawah ini. menggerakkan Power Mosfet pada inverter.
VAB
100
3. PENGONTROLAN (POSISI) MOTOR
50
SERVO AC
0
Cara kontroler menghasilkan sinyal kontrol
-50
disebut dengan aksi pengontrolan (control action).
-100 Dalam penelitian ini, digunakan dua macam teknik
0 5 10 15 20 25
t (m s )
pengontrolan digital, yaitu : kontroler Dua Posisi
VBC (on-off control) dan kontroler Proporsional plus
100
Integral (PI control).
50
t (m s )
dan murah, oleh karenanya banyak digunakan dalam
Gambar 9 Tegangan output fasa ke fasa Inverter sistem kontrol di industri maupun di rumah-rumah.
(VAB dan VBC)
M2
SetRad Drad DRc
PWM Generator
M1
PWM Generator merupakan bagian dari driver Rad
Motor Servo Ac yang membangkit gelombang
PWM modulasi. PWM generator terdiri atas 3
elemen, yaitu : Generator sinyal carrier (gelombang Gambar 11 Blok diagram kontroler “on-off”
segitiga), komparator dan gate driver.
TeknikA 55
No. 27 Vol.2 Thn. XIV April 2007 ISSN: 0854-8471
Error
Drc(t) akan tetap pada harga maksimum atau
minimumnya, tergantung pada tanda sinyal
kesalahan penggerak Drad(t), positif atau negatif,
0 1 2 3
sedemikian rupa sehingga: waktu
T T T
Drc(t) = M1 untuk Drad(t )< 0 (8.a)
Gambar 13 Output integrator dengan pendekatan
Drc(t) = M2 untuk Drad(t) > 0 (8.b) trapesium
Integral (PI)
ya
Bentuk : hitung nilai
Intregral baru
K1ΔE / T
Respon sistem dengan kontroler P.I
Input : Baca dan simpan
dapat juga Set-Point (SP) nilai Set-Point
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
f c (HZ)
TeknikA 57
No. 27 Vol.2 Thn. XIV April 2007 ISSN: 0854-8471
90
Fc1 = 35 Hz dan Ac1 = 1.075 Volt 80
fc = 50 Hz
putaran mundur). 10 fc = 10 Hz
80
70
Posisi
60
(derajat)
Kecepatan
(rpm)
Gambar 24 Kurva kecepatan terhadap variasi
50
40
frekuensi input
30
20
10
Secara matematis, persamaan kecepatan motor
0 adalah :
120 f
Nr = (tanpa gear)
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
-10
t (detik)
p
diketahui :
Gambar 21 Kurva posisi dan kecepatan ( set point Jumlah kutub motor (p) = 4 dan gear ratio =
900 dan 50 Hz) 50 : 1
maka untuk setiap frekuensi input dapat dihitung
100 Set Posisi = 90 derajat
Set Frekuensi = 30 Hz
kecepatan motor.
80
f = 50 Hz
60 Posisi
TeknikA 58
No. 27 Vol.2 Thn. XIV April 2007 ISSN: 0854-8471
Perbedaan antara nilai output dan nilai referensi bisa dapat berhenti, aliran sinyal kontrol dari komputer
disebabkan karena simpanngan frekuensi dari sinyal ditunda dengan cara mengoutputkan tegangan nol
kontrol. Namun demikian, perbedaan antara set pada D/A konverter.
point terhadap nilai aktual (ouput) tersebut sangat
Persamaan tegangan sinusoidal (sinyal kontrol
kecil sekali, terutama untuk posisi output. Sehingga
dalam program) untuk arah putaran maju adalah :
secara keseluruhan dapat dianalisis bahwa
ya = Ac sin (2πfc t )
performansi sistem pengontrolan dengan teknik
⎛ 2π ⎞
“On-Off Control” sangat baik karena menghasilkan yb = Ac sin ⎜ 2πfc t + ⎟
respon yang akurat. ⎝ 3 ⎠
⎛ 2π ⎞
Sementara itu, dari kurva respon kecepatan yc = Ac sin ⎜ 2πfc t − ⎟
dapat kita lihat bahwa untuk setiap set posisi yang ⎝ 3 ⎠
ditetapkan, kecepatan motor akan stabil sesuai Dari hasil pengujian dapat kita lihat bahwa
dengan frekuensi yang diinputkan. Dengan teknik pengontrolan posisi Motor Servo Ac dengan teknik
“On-Off Control” ini kita dapat mengatur berapa “On-Off Control” ini menghasilkan output posisi
kecepatan motor yang diinginkan untuk mencapai yang akurat dengan respon yang cepat. Untuk
suatu posisi. Dengan kecepatan yang konstan akan aplikasi sistem yang membutuhkan ketepatan posisi
dihasil perubahan posisi yang linier terhadap waktu. dengan respon yang cepat, maka teknik “On-Off
Control” ini dapat digunakan.
Pengujian Pembalikan Putaran Motor
Kelemahan teknik pengontrolan ini adalah
Pengujian II terhadap sistem pengontrolan kecepatan motor tidak dapat diatur selama proses
posisi Motor servo Ac dengan teknik “On-Off pencapaian suatu posisi yang dinginkan. Disamping
Control” bertujuan untuk melihat respon posisi dan itu, kecepatan motor juga memiliki respon yang
kecepatan motor terhadap perubahan arah putaran sangat kaku karena motor tidak mengalami proses
pada kecepatan tetap. Data posisi dan kecepatan percepatan dan perlambatan selama perputaran
motor diplot kedalam bentuk kurva di bawah ini. mencapai posisi yang ditetapkan. Keadaan ini sangat
120 tidak diinginkan untuk aplikasi sistem yang
100 membutuhhkan akselerasi yang halus, terutama
apabila motor digunakan untuk menggerakkan suatu
80
beban yang sensitif, dimana keseimbangan perlu
Posisi (derajat)
60
dijaga agar tidak terjadi goncanngan terhadap beban
40 dan hentakan pada poros motor.
20
5. PENGONTROLAN POSISI DENGAN
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
TEKNIK
-20 t (detikt)
“P.I CONTROL”
15
diperoleh output yang diinginkan.
10
5
t (detik)
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Kp1 : 1.0 Ki1 : 0.1 Kp2 : 0.005 Ki2 : 0.5
-5
-10
Set Posisi = 60
-15
100 posisi (derajat)
-20
-25
80
60
TeknikA 59
No. 27 Vol.2 Thn. XIV April 2007 ISSN: 0854-8471
40
600 0.345 0.574 0.958 3.406 78.8150 30.30 28.93
kecepatan (rpm)
20
0
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa
-20 0 2 4 6 8 10 t (detik) 12 parameter respon posisi motor tidak mengalami
perubahan untuk setiap set posisi yang ditetapkan.
Gambar 29 Ouput posisi dan kecepatan motor (set Hal ini disebabkan karena konstanta proporsional
point : 1200) dan konstanta integral untuk posisi dan kecepatan
yang digunakan adalah sama.
Sedangkan kecepatan tertinggi yang dicapai
Dari data hasil pengujian, akan dihitung
motor tergantung kepada besarnya nilai set posisi
parameter respon sistem terhadap posisi output, yang
yang ditetapkan. Dengan konstanta P.I yang sama,
terdiri dari : waktu tundaan (td), waktu kenaikan (tr),
maka semakin besar nilai set posisi, akan
waktu puncak (tp) dan waktu penetapan (ts) serta
menghasilkan error yang besar, sehingga kontroler
persentase lewatan maksimum (%OS). Kemudian
akan mengoutputkan sinyal koreksi (yaitu frekuensi
akan dilihat hubungan antara parameter tersebut
dan amplitudo tegangan kontrol) yang juga besar
terhadap frekuensi motor selama pencapaian posisi
yang sebanding dengan nilai error tersebut. Output
yang diinginkan (set posisi).
frekuensi dan amplitudo tegangan kontrol ini akan
menentukan kecepatan motor.
Dari data pengujian : Set Posisi 900
Konstanta P.I yang digunakan pada pengujian
Waktu tundaan (td)
ini dapat menghasilkan respon posisi yang sama
td = waktu saat posisi motor adalah ½ dari set
untuk setiap set posisi yang ditetapkan dalam daerah
posisi
kerja sampai 1200. Pembatasan daerah kerja ini perlu
= t(posisi =1/2 x 900 = 400) = 0.347 detik
dilakukan karena frekuensi tertinggi yang dapat
Waktu kenaikan (tr) dicapai motor adalah 55-58 Hz, sehingga untuk
td = waktu saat posisi motor pertama kali daerah kerja dengan set posisi yang lebih tinggi,
mencapai set posisi. motor tidak akan dapat berputar (tertahan).
= t(posisi = 900) = 0.547 detik Dalam penelitian ini, pengujian sistem
pengontrolan posisi dengan “P.I Control” dilakukan
Lewatan Maksimum (%O.S)
hanya untuk daerah kerja 10 sampai 1200. Untuk
Posisi tertinggi yang dicapai motor = 118.530
daerah kerja yang lebih tinggi dari 1200,
118.53 0 − 90 0
%O.S = 100% = 31.7% pengontrolan tetap dapat dilakukan dengan dua cara,
90 0 yaitu dengan merubah nilai konstanta P.I atau
Waktu puncak (tp) dengan menggunakan konstanta penguatan umum
tp = waktu saat posisi motor mencapai lewatan (gain) tanpa harus merubah nilai konstanta P.I yang
maksimum. telah digunakan sebelumnya.
= t(posisi = 118.530) = 0.953 detik
Waktu penetapan (ts)
TeknikA 60
No. 27 Vol.2 Thn. XIV April 2007 ISSN: 0854-8471
TeknikA 61