A. Pendahuluan
Kasus gawat darurat obstetric adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani
akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian
ibu janin dan bayi baru lahir. Pelayanan medis gawat darurat merupakan salah satu
pelayanan yang membutuhkank ecepatan, ketepatan, dan kecermatan dalam
pelaksanaannya untuk mencegah kematian maupun kecacatan yang dapat dialami oleh
pasien. Untuk itu diperlukan tenaga medis yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang memadai dalam menangani kegawat daruratan medis.
Kegawat daruratan dalam kehamilan dan persalinan memiliki kekhususan tersendiri
karena pada ibu hamil atau bersalin pasien yang harus ditangani bukan hanya satu tetapi
dua orang, yaitu ibu dan bayi yang harus ditangani dalam waktu yang bersamaan.
Karena apa bila telat sedikit maka akan fatal akibatnya. Sehingga pelayanan medis yang
menangani kegawatdaruratan perlu diberikan bekal Pelatihan Penanganan
Kegawatdaruratan Obstetric Neonatus (PPGDON).
Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Obstetric Neonatus (PPGDON) berfokus
kepada kemampuan life saving skill, kognitif, efektif maupun psikomoto
rkegawatdaruratan obstetric neonates bagi tenaga kesehatan khususnya para bidan
yang terlibat langsung pada proses persalinan. Dengan harapan mereka telah
memiliki skill dasar dalam penanggulangan kegawatdaruratan obstetric neonatus,
sehingga mampu menangani kasus-kasus dengan kegawatdaruratan medis, serta
mampu mempercepat respontime kegawatdaruratan obstetric neonates dengan harapan
kematian pada ibu dan anak dapat dicegah dengan cepat.
B. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah yang tertinggi diantara Negara di kawasan Asia
Tenggara. Di Indonesia Angka Kematian Ibu masih 359/100.000 dan Angka Kematian
Bayi 33/1000 kelahiran hidup, sedangkan jumlah kematian ibu di NTB adalah 95 dan
angka kematian bayi 1059. Perdarahan pasca persalinan merupakan komplikasi yang
sangat mengancam keselamatan jiwa seorang ibu. Sehinnga Pelatihan Pertolongan
Pertama Gawat Darurat Obstetri Neonatal ( PPGDON ) sangat diperlukan untuk
melengkapi pelatihan yang ada untuk meningkatkan kompetensi para petugas kesehatan
primer (Pos Kesehatan type I WHO) dalam keadaan emergensi (gawat darurat). Di
samping itu juga kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam
menentukan diagnosa suatu masalah (asesmen awal dengan cepat). Petugas pelayanan
primer juga diharapkan memiliki keterampilan untuk stabilisasi ibu, memperbaiki
kemampuan petugas kesehatan primer dalam merancang untuk merujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang terdekat yang mampu menangani lebih lanjut komplikasi
yang terjadi.
C. Tujuan umum dan tujuan khusus
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan dalam menentukan diagnosa suatu masalah (asesmen
awal dengan cepat ), memiliki keterampilan untuk stabilisasi ibu, dan memperbaiki
kemampuan merancang untuk merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
terdekat yang mampu menangani lebih lanjut komplikasi yang terjadi.
2. Tujuan Khusus
Petugas kesehatan diharapkan mampu :
a. Melakukan persiapan terhadap kegawatdaruratan
b. Menjelaskan penilaian awal dan cepat pada ibu dan bayi
c. Mengetahui tanda , gejala , diagnosa dan penanganan awal untuk rujukan
( stabilisasi dan merujuk )
d. Mendemonstrasikan keterampilan :
- Pemasangan infuse
- Kompresi bimanual
- kompresi aorta abdominal
- Plasenta manual
- Resusitasi bayi baru lahir (BBL)
- Tatalaksana BBLR pada bayi baru lahir
e. Menjelaskan praktik terbaik pencegahan infeksi
f. Menjelaskan cara merujuk ibu dan bayi dengan pendekatan BAKSOKU-DA
g. Menjelaskan perawatan/observasi yang perlu dilakukan pada waktu
penanganan gawat darurat dan dalam perjalanan ke tempat rujukan.
h. Mendemonstrasikan pencatatan/dokumentasi yang baik dan benar sesuai
dengan kebijakan tempat praktik
F. Sasaran
Peningkatan pengetahuan ketrampilan semua Bidan UPT Puskesmas Ponorogo Selatan
mengenai Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal (PPGDON).