Wilayah Kabupaten Karawang secara geografis terletak antara 1070 02’-1070 40’ BT dan 50 56’-
60 34’ LS, termasuk daerah dataran yang relatif rendah, mempunyai variasi ketinggian wilayah
antara 0-1.279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0-20, 2-150, 15-400,
dan diatas 400 dengan suhu rata-rata 270 C.
Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 Km2 atau 175.327 Ha, luas tersebut merupakan
4,72 % dari luas Provinsi Jawa Barat (37.116,54 Km2) dan memiliki laut seluas 4 Mil x 84,23 Km,
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Topografi di Kabupaten Karawang sebagian besar berbentuk dataran yang relatif rendah (25 m
dpl) terletak pada bagian utara mencakup Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Pedes,
Rengasdengklok, Kutawaluya, Tempuran, Cilamaya, Rawamerta, Telagasari, Lemahabang,
Jatisari, Klari, Karawang, Tirtamulya, sebagian Telukjambe, Jayakerta, Majalaya, sebagian
Cikampek dan sebagian Ciampel. Hanya sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan
berbukit-bukit di bagian selatan dengan ketinggian antara 26 – 1.200 dpl. Daerah perbukitan
tersebut antara lain : Gunung Pamoyanan, Dindingsari, Golosur, Jayanti, Godongan, Rungking,
Gadung, Kuta, Tonjong, Seureuh, Sinalonggong, Lanjung dan Gunung Sanggabuana. Terdapat
pula Pasir Gabus, Cielus, Tonjong dengan ketinggian bervariasi antara 300-1.200 m dpl dan
tersebar di Kecamatan Tegalwaru, sebagian kecil Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan
Ciampel.
Kabupaten Karawang terutama di pantai utara tertutup pasir pantai yang merupakan batuan
sedimen yang dibentuk oleh bahan–bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik.
Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen, sedangkan
dibagian selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m dpl, yang
mengandung endapan vulkanik.
Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota
Nama DAS Luas (Ha) Debit (M3/dtk)
Citarum 4500 Na
Cibeet 480 2,19
Cilamaya 339 189,1
Kabupaten Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 297 desa dan 12 kelurahan. Hal ini
didasarkan pada Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2005 tentang Pembentukan dan Pemekaran
Kecamatan dan Peraturan Daerah nomor 3 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Kelurahan pada Daerah Kabupaten Karawang.
Tabel 2.2
Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan
Luas Wilayah
Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/Desa Terhadap Total
Luas (KM2)
(persen)
PANGKALAN 8 94,37 5.4
TEGALWARU 9 86,34 4.9
CIAMPEL 7 110,13 6.3
TELUKJAMBE TIMUR 9 40,13 2.3
TELUKJAMBE BARAT 10 73,36 4.2
K L A R I 13 59,37 3.4
CIKAMPEK 10 47,60 2.7
PURWASARI 8 29,44 1.7
TIRTAMULYA 10 35,06 2.0
JATISARI 14 53,28 3.0
BANYUSARI 12 55,30 3.2
KOTABARU 9 30,45 1.7
CILAMAYA WETAN 12 69,36 4.0
CILAMAYA KULON 12 63,18 3.6
LEMAHABANG 11 46,91 2.7
TELAGASARI 14 45,72 2.6
MAJALAYA 7 30,09 1.7
KARAWANG TIMUR 8 29,77 1.7
KARAWANG BARAT 8 33,68 1.9
RAWAMERTA 13 49,43 2.8
TEMPURAN 14 88,09 5.0
KUTAWALUYA 10 48,67 2.8
RENGASDENGKLOK 9 31,46 1.8
JAYAKERTA 8 41,24 2.4
P E D E S 12 60,84 3.5
PETA ADMINISTRASI
KABUPATEN KARAWANG
Jumlah penduduk Kabupaten Karawang sampai dengan Bulan Desember 2011 berjumlah 2.187.861 jiwa,
dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) sebesar 1,86 %. Dengan luas Kabupaten Karawang
sebesar 1.753,27 km2 didapat kepadatan penduduk per km2 sebesar 1.248 jiwa. Penduduk terbanyak
terdapat di Kecamatan Karawang Barat yaitu sebesar 159,860 jiwa, hal ini disebabkan karena
Kecamatan Karawang Barat sebagai pusat pemerintahan. Kemudian disusul Kecamatan Klari dengan
jumlah penduduk sebesar 155.336 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan
Tegalwaru dengan jumlah penduduk 35,118 jiwa. Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Karawang pada
tahun 2011 mencapai 591.901 Rumah Tangga. Dengan Rumah Tangga tertinggi diwilayah Kecamatan
Klari yaitu 45,032 Rumah Tangga, kemudian Kecamatan Karawang Barat dengan 42,572 Rumah Tangga
dan Kecamatan Telukjambe Timur dengan 36,021 Rumah Tangga.
Untuk mendapatkan proyeksi jumlah penduduk dimasa depan digunakan angka kecendurungan (tren)
dari rata-rata laju pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Karawang yaitu :
Rumus :
(n+1) = n x (1+r/100)
Dimana :
n : jumlah penduduk tahun 2011
(n+1) : proyeksi jumlah penduduk satu tahun berikutnya
r : tren prosentase pertumbuhan penduduk
Untuk lebih jelasnya mengenai data penduduk dan proyeksi pertumbuhan penduduk sampai
dengan tahun 2015 sebagaimana terdapat pada table dibawah ini :
Indikator ekonomi yang paling sering digunakan untuk menggambarkan perekonomian suatu
derah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Karawang Tahun
2011 atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp 63.078.939,56 juta*, sedangkan atas dasar
harga konstan sebesar Rp. 23.099.431,90 juta*. Mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun
2010 dimana PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 57.046.690,09 juta dan PDRB atas
dasar harga konstan sebesar Rp. 21.767.794, 32 juta.
Struktur perekonomian suatu wilayah dapat menggambarkan sektor-sektor yang menjadi mesin
pertumbuhan ekonomi daerah (engine growth). Di Kabupaten Karawang yang menjadi motor
penggerak utuama pertumbuhanya adalah sektor industri pengolahan, hal tersebut terbukti dari
peranan sektor industri yang mendominasi perekonomian di Kabupaten Karawang dari tahun ke
tahun.
B Belanja
1 Belanja Tidak 623,658,515,771.00 792,051,901,400.00 823,191,311,610.00 1,016,633,303,301.00 1,216,390,826,222.51
Langsung
2 Belanja Langsung 428,568,077,312.00 432,077,057,065.00 451,774,511,188.00 532,208,528,411.00 990,636,035,198.00
Dari table di atas diketahui bahwa terjadi surplus maupun deficit anggaran APBD Kabupaten Karawang tiap tahunnya. Defisit terjadi pada tahun 2008
yaitu sebesar Rp. 15,665,997,079.00 dan tahun 2011 sebesar Rp. 296,759,942,760. Khusus anggaran dan belanja modal sanitasi dapat di lihat pada table 2.5
dibawah ini :
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator makro ekonomi yang diturunkan dari PDRB atas
dasar harga konstan. Dengan memperhatikan LPE dan sektor-sektor yang membentuk PDRB, dapat
diketahui sektor atau lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yang cepat dalam suatu
perekonomian daerah. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Karawang tahun 2011 dengan
memperhitungkan kontribusi sektor migas diperikirakan mencapai angka 6,12* % dengan tingkat inflasi
sebesar 3,21* %. (*=angka sangat sementara).
Tabel 2.7
Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir
No. Uraian 2007 2008* 2009** 2010** 2011**
1. PDRB Atas Dasar Harga 36.131.054 42.445.653 48.283.356 57.046.690 63.078.939
Berlaku (Juta Rp)
2. PDRB Atas Dasar Harga 16.558.530 18.353.975 19.712.339 21.767.794 23.099.431
Konstan (Juta Rp)
3. PDRB Perkapita Atas Dasar 18.168.835 20.965.082 23.513.743 26.810.288 29.241.402
Harga Berlaku (Rp)
4. PDRB Perkapita Atas Dasar 8.326.610 9.065.536 9.599.807 10.230.231 10.708.166
Harga Konstan (Rp)
5. LPE Migas (%) 6,36 10,84 7,40 10,43 6,12
6. Inflasi (%) 6,06 12,49 2,05 7,73 3,21
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2011
Keterangan : *) = angka revisi; **) = angka estimasi
Tabel 2.7.1
Peranan PDRB Kab. Karawang Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2011 (juta rupiah/persen)
No. Lapangan Usaha 2010*) 2011*)
1. Primer (Pertanian dan 6.654.439, 80 7.020.679,64
Pertambangan) (11,66) (11,13)
2. Sekunder (Industri, Listrik, Air dan 33.740.943,98 367.855.766,07
Bangunan) (59,15) (58,43)
3. Tersier (Perdagangan, Angkutan 16.651.306,30 19.202.493,84
dan Komunikasi dan Jasa) (29,19) (30,44)
PDRB 57.046.690,30 62.078.939,56
(100,00) (100,00)
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2011
Keterangan : *) = angka sementara
Kontribusi sektor primer atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mengalami penurunan dari 11,66
persen pada tahun 2010 menjadi 11,13 persen. Begitu juga dengan sektor sekunder, dari 59,15 persen di
tahun 2010 menjadi 58,43 persen pada tahun 2011. Namun sektor tersier, mengalami peningkatan dari
Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam
pembentukan PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor maka semakin besar
pula pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi.
Tabel 2.7.2
Struktur Ekonomi Kabupaten Karawang Tahun 2010-2011
Atas Dasar Harga Berlaku (persen)
No. Lapangan Usaha 2010*) 2011*)
1. Pertanian 8,37 8,10
2. Pertambangan dan Penggalian 3,29 3,03
3. Industri Pengolahan 54,12 53,25
4. Listrik dan Air Bersih 3,14 3,13
5. Bangunan 1,88 2,05
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,36 21,45
7. Angkutan dan Komunikasi 4,81 5,04
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,16 1,15
9. Jasa-jasa 2,86 2,80
PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2011
Keterangan : *) = angka sementara
Analisis sektor menunjukkan bahwa peranan sektor industri pengolahan tetap merupakan sektor
terunggul dan terbesar kontribusinya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karawang, yaitu sebesar
54,12 persen pada tahun 2010 dan 53,25 persen pada tahun 2011. Disusul kemudian oleh sektor
perdagangan dan pertanian, yang masing-masing menyumbang sebesar 21,45 persen dan 8,10 persen.
Sedangkan 3 sektor penyumbang terkecil dalam pembentukan PDRB 2011 adalah sektor keuangan dan
jasa perusahaan, sektor bangunan dan sektor jasa-jasa.
Besaran tingkat pertumbuhan ekonomi yang berada pada angka 6,12 persen tidak dibarengi dengan
penurunan tingkat inflasi (IHK) yang berada pada 3,21 persen, hal tersebut disebabkan nilai tambah
ekonomi yang terbentuk tidak seluruhnya dinikmati oleh kalangan pekerja (penduduk Kabupaten
Karawang) melainkan ada porsi yang menjadi bagian pengusaha/pemilik modal (diantaranya surplus
usaha, deviden dan sebagainya) yang sebagian besar merupakan orang asing. Tumpuan harapan
pergerakan roda perekonomian yang realistis, bukan lagi bersumber pada keunggulan sumberdaya alam
yang ada (comparative advantage) melainkan kemampuan untuk mengolah dan menghasilkan produk
unggulan yang berkualitas (competitive advantage).
Bila dicermati secara lebih detil, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karawang pada tahun 2011, semua
sektor positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun terjadi krisis ekonomi global, perekonomian di
Kabupaten Karawang dapat diandalkan
LPE menurut sektor menunjukkan bahwa sektor angkutan dan komunikasi menduduki peringkat pertama
dalam urutan Sembilan sektor/lapangan usaha, yang diikuti oleh sektor bangunan dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran.
Indikator yang dipakai untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro adalah
pendapatan perkapita (percapita income). Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk disuatu
wilayah maka tingkat kemakmuran di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. PDRB
atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya nilai tambah domestik bruto perpenduduk secara
nominal, sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui nilai tambah
nyata serta pertumbuhan nyata perkapita. Angka tersebut diperoleh dengan cara membagi PDRB
dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
PDRB perkapita Kabupaten Karawang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari jumlah
penduduk sebanyak 2.165.996 jiwa pada tahun 2011, PDRB perkapita berlaku Kabupaten Karawang
sebesar Rp. 29.241.402, hal tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan sebesar 9,07 persen
dibandingkan dengan PDRB perkapita di tahun 2010 yang berada pada nilai Rp. 26.810.288,00.
Kendati demikian peningkatan PDRB perkapita tersebut masih belum menggambarkan secara riil
kenaikan daya beli masyarakat Kabupaten Karawang secara umum, walaupun indeks daya beli
menunjukkan peningkatan, karena PDRB perkapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga
berlaku masih mengandung faktor inflasi yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, terutama
masyarakat yang berada pada tingkat menengah ke bawah.
Kebijakan penataan ruang Kabupaten Karawang diarahkan untuk menjadikan pertanian dan industri
sebagai basis dalam mewujudkan kesejahteraan, dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan
serta keserasian tata ruang dengan tata ruang nasional, provinsi dan wilayah sekitarnya. Untuk itu maka
kebijakan penataan ruang Kabupaten Karawang adalah :
(1). Mengembangkan kawasan serta pusat-pusat kegiatan yang terhirarkis dalam rangka mendukung
pengembangan pertanian dan industri
(2). Melestarikan lahan tanaman pangan yang mendukung pengelolaan pertanian lahan basah
berkelanjutan
(3). Memantapkan pemanfaatan ruang di kawasan peruntukan industri
(4). Mengembangkan sistem jaringan prasarana yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan yang ada
serta mampu melayani keseluruhan wilayah
(5). Memantapkan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan
(6). Mengembangkan pola ruang wilayah yang mengarahkan distribusi peruntukan ruang dalam wilayah
berdasarkan kebutuhan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya
Untuk lebih menjabarkan kebijakan penataan ruang tersebut, maka dalam rangka mewujudkan tujuan
penataan ruang di Kabupaten Karawang, strategi penataan ruang Kabupaten Karawang dirumuskan
sebagai berikut :
(1). Strategi pengembangan kawasan perkotaan serta pusat-pusat kegiatan yang terhirarkis dalam
rangka mendukung pengembangan pertanian dan industri yang meliputi :
Mengembangkan kawasan perkotaan Cikampek meliputi Kecamatan Cikampek, Kotabaru,
Purwasari, dan kawasan perkotaan Karawang meliputi Kecamatan Karawang Barat, Karawang
Timur, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, dan Klari
Mengembangkan kecamatan Klari, Purwasari, Jatisari, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur,
Kotabaru, Tirtamulya, Telagasari, Batujaya, Pedes, Majalaya, Cilamaya Kulon, Tegalwaru,
Pangkalan, dan Lemahabang yang memiliki potensi sebagai pusat pelayanan kawasan
Mengembangkan kecamatan Tempuran, Banyusari, Pakisjaya, Ciampel, Cilebar, Rawamerta,
Jayakerta dan Kutawaluya yang memiliki potensi sebagai pusat pelayanan lingkungan
Mengembangkan pusat koleksi dan distribusi kegiatan pertanian lahan basah, perkebunan, dan
hortikultura di Kecamatan Rengasdengklok dan Cilamaya Wetan
Mengembangkan pusat-pusat pengembangan industri di Kecamatan Cikampek, Telukjambe
Barat, Telukjambe Timur, Klari, dan Ciampel
2.5.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam mewujudkan kecerdasan bangsa dan juga sebagai
salah satu indikator dalam rangka meningkatkan status sosial masyarakat. Ada beberapa indikator
pendidikan sesuai peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2008 yang termasuk dalam kategori
kesejahteraan sosial, diantaranya adalah Angka melek Huruf (AMH), Angka Rata Rata Lama Sekolah
(RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pendidikan yang
ditamatkan.
Berdasarkan hasil survey tahun 2010 Kabupaten Karawang diketahui bahwa pencapaian Angka Melek
Huruf (AMH) sebesar 93,14 atau mengalami peningkatan sebesar 4,94 poin (5,59%) Secara grafik angka
melek huruf di Kabupaten Karawang dari tahun 2006 s/d 2009 adalah sebagaimana terlihat pada grafik di
bawah ini :
Gambar
Angka Melek Huruf di Kabupaten Karawang tahun 2006-2010
Pencapaian rata-rata lama sekolah (RLS) juga mengalami peningkatan, walaupun peningkatannya relatif
kecil yaitu sebesar 0,61 poin (4,23 persen) pada tahun 2009 (7,11 tahun) jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2006 (6,50 tahun). Berdasarkan angka ini maka rata-rata lama sekolah masyarakat di
Kabupaten Karawang pada tahun 2010 adalah 7,11 tahun atau SLTP akhir semester 2. Sebagai
gambaran di bawah ini kami sajikan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Karawang dari tahun 2006-
2009 sebagai berikut :
Gambar
Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Karawang tahun 2006-2010
2010 7.11
2009 6.78
2008 6.68
2007 6.68
2006 6.5
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah Indikator yang mengukur proporsi anak yang bersekolah pada
kelompok umur tertentu pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umur tersebut. APM selalu lebih
rendah dibandingkan dengan APK karena pembilangnya lebih kecil sementara penyebutnya sama
2006
2007
2008
2009
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah indikator untuk mengukur anak sekolah pada jenjang pendidikan
tertentu dalam kelompok umur tertentu pulasesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.
Gambar
Perkembangan APK di Kabupaten Karawang tahun 2006-2010
2006
2007
2008
2009
2010
Sebagian besar penduduk usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Karawang berpendidikan kurang atau
sama dengan SD, yaitu sebanyak 61,26%, penduduk yang memiliki ijazah SLTP sebanyak 17,73%,
ijazah SLTA 17,99% dan sisanya sebanyak 3,41% memiliki ijazah dari perguruan tinggi
Gambar
Perkembangan Angka Pendidikan Yang Ditamatkan di Kab.Karawang tahun 2006- 2010
1,160,736
1,179,863
1,129,281
1,053,679
1,178,930
2006
2007
309,484
305,005
281,146
269,551
265,182
2008
221,718
287,902
212,677
209,230
251,088
51,790
42,154
41,471
2009
19,888
42,228
2010*
Pelaksanaan pembangunan pendidikan perlu didukung ketersediaan sarana dan prasarana fisik
pendidikan yang memadai, khususnya kecukupan fasilitas pendidikan dalam melayani masyarakat serta
jumlah tenaga pengelola kependidikan. Perkembangan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
bidang pendidikan, melalui peningkatan kualitas tenaga pendidikan dan siswa didik, pembangunan unit
Tabel 2.8
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten/Kota
Jumlah Sarana Pendidikan
Nama Kecamatan Umum Agama
SD SLTP SMA/SMK MI MTs MA
PANGKALAN 28 4 2 0 1 0
TEGALWARU 29 4 1 3 1 1
CIAMPEL 16 3 1 0 0 0
TELUKJAMBE TIMUR 33 6 3 3 1 0
TELUKJAMBE BARAT 31 7 1 3 2 0
K L A R I 44 6 4 2 2 0
CIKAMPEK 35 11 7 4 2 0
PURWASARI 25 5 1 2 3 1
TIRTAMULYA 25 4 2 0 2 0
JATISARI 31 6 2 1 2 0
BANYUSARI 25 4 0 4 2 0
KOTABARU 37 8 6 6 3 1
CILAMAYA WETAN 41 6 5 6 2 2
CILAMAYA KULON 37 9 1 9 4 1
LEMAHABANG 32 4 1 2 1 0
TELAGASARI 34 5 2 2 1 1
KARAWANG TIMUR 30 6 7 0 1 1
KARAWANG BARAT 49 16 25 4 4 0
MAJALAYA 18 2 0 1 0 0
RAWAMERTA 27 5 1 1 2 1
TEMPURAN 34 7 1 2 5 0
KUTAWALUYA 36 7 6 9 2 1
RENGASDENGKLOK 37 3 3 3 0 0
JAYAKERTA 36 6 3 8 1 1
P E D E S 44 4 2 5 2 1
CILEBAR 29 3 0 2 1 0
CIBUAYA 33 6 0 9 1 0
TIRTAJAYA 39 6 0 9 2 0
BATUJAYA 60 9 5 21 6 4
PAKISJAYA 31 5 2 9 2 0
JUMLAH/TOTAL 1,006 175 94 130 58 16
Sumber : Karawang Dalam Angka, 2012
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karawang sesuai hasil survey PPLS BPS menetapkan 631.153
jiwa yang terdiri 316.602 laki-laki dan 314.551 perempuan. Dari 30 kecamatan di Kabupaten Karawang 5
(lima) Kecamatan terbanyak dengan penduduk miskin adalah di Kecamatan Karawang Barat (40.707
orang) disusul Kecamatan Pedes (35.185 orang), Kecamatan Rengasdengklok (35.181 orang),
Kecamatan Batujaya (34.881 orang) dan Kecamatan Cilamaya Wetan (28.454 orang).
Tabel 2.9
Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
Nama Kecamatan Laki-laki Perempuan Total
PANGKALAN 3.582 3.874 7.456
TEGALWARU 3.943 4.197 8.140
CIAMPEL 5.619 5.689 11.308
TELUKJAMBE TIMUR 8.310 8.406 16.716
TELUKJAMBE BARAT 9.050 8.922 17.972
K L A R I 8.098 8.612 16.710
CIKAMPEK 8.955 8.782 17.737
PURWASARI 5.194 5.257 10.451
TIRTAMULYA 9.203 9.179 18.382
JATISARI 13.283 13.221 26.504
BANYUSARI 9.689 9.852 19.541
KOTABARU 9.640 9.619 19.259
CILAMAYA WETAN 14.389 14.065 28.454
CILAMAYA KULON 12.139 12.171 24.310
LEMAHABANG 11.759 11.662 23.421
TELAGASARI 11.525 11.457 22.982
KARAWANG TIMUR 4.190 4.396 8.586
KARAWANG BARAT 9.951 9.729 19.680
MAJALAYA 20.390 20.317 40.707
RAWAMERTA 7.778 7.828 15.606
TEMPURAN 10.751 10.506 21.257
KUTAWALUYA 10.027 9.891 19.918
RENGASDENGKLOK 17.880 17.301 35.181
JAYAKERTA 13.574 13.161 26.735
P E D E S 17.808 17.377 35.185
CILEBAR 8.808 8.786 17.594
CIBUAYA 13.438 13.142 26.580
TIRTAJAYA 13.218 12.928 26.146
BATUJAYA 17.599 17.282 34.881
PAKISJAYA 6.812 6.942 13.754
JUMLAH/TOTAL 316.602 314.551 631.153
Sumber : Hasil Survey PPLS BPS, 20xx
Rumah tangga miskin di Kabupaten Karawang sesuai dengan hasil Pendataan BPS sebanyak 192.069
rumah tangga/KK. 98 prosen terdiri dari satu keluarga selebihnya dalam satu rumah tangga terdiri dari
lebih dari 1 keluarga dan yang tertinggi terdapat 9 keluarga. Jumlah anggota keluarga juga rata antara 3
sampai 4 orang, namun tercatat anggota keluarga sampai dengan 18 orang dengan jumlah keluarga
sebanyak 3 keluarga atas nama Dace di Desa Balonggandu Kecamatan Jatisari. 77 prosen keluarga
miskin tersebut mempunyai 20 – 50 m2, 99 prosen lantai bangunan merupakan bambu / tanah atau
keramik / semen / kayu keadaan jelek / kualitas rendah. 98 prosen menggunakan dinding bambu/rumbia
atau tembok / kayu keadaan jelek/kualitas rendah, 88 proen menggunakan jamban bersama dengan
tetangga / jamban umum, 63 prosen sumber air minum menggunakan sumur atau mata air tak terlindung /
Tabel 2.10
Jumlah rumah per kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah Rumah
PANGKALAN 15,242
TEGALWARU 13,135
CIAMPEL 2,672
TELUKJAMBE TIMUR 38,257
TELUKJAMBE BARAT 5,893
K L A R I 12,606
CIKAMPEK 28,442
PURWASARI 5,862
TIRTAMULYA 9,366
JATISARI 13,853
BANYUSARI 4,473
KOTABARU 33,168
CILAMAYA WETAN 21,998
CILAMAYA KULON 14,579
LEMAHABANG 21,740
TELAGASARI 15,323
KARAWANG TIMUR 13,137
KARAWANG BARAT 7,795
MAJALAYA 12,643
RAWAMERTA 19,607
TEMPURAN 21,141
KUTAWALUYA 17,598
RENGASDENGKLOK 6,192
JAYAKERTA 4,606
P E D E S 8,064
CILEBAR 34,660
CIBUAYA 19,877
TIRTAJAYA 21,249
BATUJAYA 33,656
PAKISJAYA 11,413
JUMLAH/TOTAL 488,247
Sumber : Kajian Perumahan-Bappeda Kab. Karawang, 2009
Dengan keluarnya PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Kabupaten
Karawang melakukan reorganisasi Kelembagaan Perangkat Daerah, melalui Peraturan Daerah Nomor 10
Tahun 2008 tentang Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah,
Kecamatan dan Kelurahan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi kelembagaan perangkat daerah yang
dibentuk tersebut, maka dibuat Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) bagi Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, 14 Dinas Daerah dan 11 Lembaga Teknis Daerah (5 Badan, 4 Kantor, Inspektorat dan
Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Non Pendidikan), 30 kecamatan dan 12 kelurahan dengan rincian
sebagai berikut :
Berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2010 dibentuk lembaga lain, terdiri atas :
1. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
2. Sekretariat KORPRI Kabupaten Karawang;
Sedangkan berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2010 dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja Type A.