Dosen Pengampu
Kartika Dian Listyaningsih, SST., M.Sc
7. Di samping ketiga syarat itu ciri profesi berikutnya. Ketiga ciri tambahan
tersebut tidak berlaku bagi semua profesi. Adapun ketiga ciri tambahan
tersebut ialah:
a. Adanya proses lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada banyak
profesi namun tidak selalu perlu untuk status profesional. Dokter
diwajibkan memiliki sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek.
Namun pemberian lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan
sebuah pekerjaan menjadi profesi. Untuk mengemudi motor atau
mobil semuanya harus memiliki lisensi, dikenal dengan nama surat
izin mengemudi. Namun memiliki SIM tidak berarti menjadikan
pemiliknya seorang pengemudi profesional. Banyak profesi tidak
mengharuskan adanya lisensi resmi. Dosen di perguruan tinggi tidak
diwajibkan memiliki lisensi atau akta namun mereka diwajibkan
memiliki syarat pendidikan, misalnya sedikit-dikitnya bergelar
magister atau yang lebih tinggi. Banyak akuntan bukanlah Certified
Public Accountant dan ilmuwan komputer tidak memiliki lisensi atau
sertifikat.
b. Adanya organisasi. Hampir semua profesi memiliki organisasi yang
mengklaim mewakili anggotanya. Ada kalanya organisasi tidak selalu
terbuka bagi anggota sebuah profesi dan seringkali ada organisasi
tandingan. Organisasi profesi bertujuan memajukan profesi serta
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Peningkatan kesejahteraan
anggotanya akan berarti organisasi profesi terlibat dalam
mengamankan kepentingan ekonomis anggotanya. Sungguhpun
demikian organisasi profesi semacam itu biasanya berbeda dengan
serikat kerja yang sepenuhnya mencurahkan perhatiannya pada
kepentingan ekonomi anggotanya. Maka hadirin tidak akan
menjumpai organisasi pekerja tekstil atau bengkel yang berdemo
menuntut disain mobil yang lebih aman atau konstruksi pabrik yang
terdisain dengan baik.
c. Otonomi dalam pekerjaannya. Profesi memiliki otonomi atas
penyediaan jasanya. Di berbagai profesi, seseorang harus memiliki
sertifikat yang sah sebelum mulai bekerja. Mencoba bekerja tanpa
profesional atau menjadi profesional bagi diri sendiri dapat
menyebabkan ketidakberhasilan. Bila pembaca mencoba menjadi
dokter untuk diri sendiri maka hal tersebut tidak sepenuhnya akan
berhasil karena tidak dapat menggunakan dan mengakses obat-obatan
dan teknologi yang paling berguna. Banyak obat hanya dapat
diperoleh melalui resep dokter.
E. Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan sebagai profesi memiliki sebagai berikut:
1. Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dgn kaidah
ilmu dan ketrampilan serta kode etik keperawatan
2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi sehingga
diharapkan mampu untuk :
a. Bersikap profesional
b. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan profesional
c. Memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional
d. Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan
3. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikut sesuai dgn kaidah suatu
profesi dalam bidang kesehatan , yaitu :
a. Sistem pelayanan / asuahan keperawatan
b. Pendidikan/ pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut
c. Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan
keperawatan registrasi/legislasi)
b. Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana
dan terarah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi .
F. Inti Profesi Keperawatan
1. Perawat memberikan pelayanan kepada manusia
2. Manusia sebagai klien
3. Dalam memberikan pelayanan kepada manusia terdapat tanggungjawab
moral, etik, dan hak asasi manusia
G. Peran Organisasi Profesi
1. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan
keperawatan
2. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan
3. Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
4. Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi
H. Fungsi Organisasi Profesi
1. Bidang pendidikan keperawatan
a. Menetapkan standar pendidikan keperawatan
b. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut
2. Bidang pelayanan keperawatan
a. Menetapkan standar profesi keperawatan
b. Memberikan izin praktik
c. Memberikan registrasi tenaga keperawatan
d. Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan
3. Bidang IPTEK
a. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasai riset keperawatan
b. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK
dalam keperawatan
4. Bidang kehidupan profesi
a. Membina, mengawasi organisasi profesi
b. Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan
antar anggota
a. Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara
lain
c. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota
I. Manfaat Organisasi Profesi
Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :
1. Mengembangkan dan memajukan profesi
2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
4. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan
berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi
J. Perkembangan Profesi Keperawatan
1. Perkembangan di Negara Maju (Development Countries)
a. 1860 : Sekolah Perawat yang pertama di London (oleh Florence n.)
b. 1909 : Pendidikan Tinggi D-3/Diploma (FK.Uni. Of Minessota, USA)
c. 1919 : Pendidikan S-1/Bachelor (di bawah pengawasan FK).
d.1923 : Pendidikan S-1 Keperawatan Mandiri (Yale University, USA
e.1977 :3830 orang Master di bidang keperawatan di USA.
2. Perkembangan di Indonesia :
a. 1945 : Sesudah kemerdekaan : Sekolah Juru Kesehatan (lulusan
SR/SD), selanjutnya ditingkatkan menjadi SPR/SPK (lulusan
SMP)
b. 1962 : Akademi Perawatan Pertama (Depkes RI)di Jakarta (lulusan
SMA).
c. 1985 : Program Studi Ilmu Keperawatan di buna FKUI (lulusan
Akper/SMA).
d. Nov.1995: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (mandiri)
K. Spesialisasi Keperawatan
1. Keperawatan Medikal Bedah
2. Keperawatan Maternitas
3. Keperawatan Komunitas
4. Keperawatan Anak
5. Keperawatan Jiwa
6. Keperawatan Kegawatdaruratan
7. Keperawatan Manajemen
L. Pohon Ilmu (Body of Knowledge)
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan
(nursing science) yang mencakup ilmu – ilmu dasar (alam, sosial, perilaku),
ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu
keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.