Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Dosen Pengampu
Kartika Dian Listyaningsih, SST., M.Sc

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016/ 2017
A. Organisasi Profesi
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para
praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama
untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan
dalam kapasitas mereka seagai individu.
B. Pengertian Profesi
1. Winsley (1964)
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai
dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi
banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup
lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan.
2. Schein E. H (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun
suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang
khusus di masyarakat.
3. Hughes,E.C ( 1963 )
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu
dengan lebih baik dibandingkan orang lain (pasien).
4. Hamid (1996)
Profesi adalah pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat
dan bukan utk kepentingan golongan atau kelompok tertentu
C. Syarat Profesi
Menurut Abraham Rekner (1915), disebut pekerjaan profesi apabila
memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Adanya aktivitas intelektual
2. Pekerjaannya berdasarkan ilmu dan belajar untuk tujuan praktek dan
pelayanan
3. Dapat diajarkan, terorganisir secara internal serta altruistik (untuk
kepentingan masyarakat)
D. Ciri-ciri Organisasi Profesi
1. Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998), ada 3 ciri organisasi
sebagai berikut:
a. Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi
yang para anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah
menyelesaikan pendidikan dengan dasar ilmu yang sama
b. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan
kompetensi profesi serta memperjuangkan otonomi profesi
c. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta
merumuskan standar pelayanan profesi, standar pendidikan dan
pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan profesi
2. Ciri-ciri profesi menurut Winsley,(1964 ):
a. Didukung oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai dengan
bidangnya, jelas wilayah kerja keilmuannya dan aplikasinya.
b. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana,
terus menerus dan bertahap
c. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal
melalui perundang-undangan
d. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi
(standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan dan kode etik)
serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut
dilakukan sendiri oleh warga profesi
3. Karakteristik suatu profesi ( Flaherty MJ):
a. Adanya pendidikan khusus
b. Kode etik
c. Penguasaan keahlian/ketrampilan
d. Keanggotaan dalam organisasi profesi serta adanya
pertanggungjawaban untuk tindakan
4. Dikatakan juga oleh Shortridge,L.M ( 1985 ),Ciri-ciri profesi esensial
suatu profesi adalah sbb:
a. Berorientasi pada pelayanan masyarakat
b. Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu
pengetahuan
c. Adanya otonomi
d. Memiliki kode etik
e. Adanya organisasi profesi.
5. Ciri suatu pekerjaan sebagai profesi menurut Greenwood (1957),
a. Teori yg sistematik
b. Otoritas
c. Wibawa
d. Kode etik dan budaya profesional
6. Secara umum ada 3 ciri-ciri sebuah profesi. Adapun ciri itu ialah:
a. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki
sebuah profesi. Pelatihan ini dimulai sesudah seseorang memperoleh
gelar sarjana. Sebagai contoh mereka yang telah lulus sarjana baru
mengikuti pendidikan profesi seperti dokter, dokter gigi, psikologi,
apoteker, farmasi, arsitektut untuk Indonesia. Di berbagai negara,
pengacara diwajibkan menempuh ujian profesi sebelum memasuki
profesi.
b. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan.
Pelatihan tukang batu, tukang cukur, pengrajin meliputi ketrampilan
fisik. Pelatihan akuntan, engineer, dokter meliputi komponen
intelektual dan ketrampilan. Walaupun pada pelatihan dokter atau
dokter gigi mencakup ketrampilan fisik tetap saja komponen
intelektual yang dominan. Komponen intelektual merupakan
karakteristik profesional yang bertugas utama memberikan nasehat
dan bantuan menyangkut bidang keahliannya yang rata-rata tidak
diketahui atau dipahami orang awam. Jadi memberikan konsultasi
bukannya memberikan barang merupakan ciri profesi.
c. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada
masyarakat. Dengan kata lain profesi berorientasi memberikan jasa
untuk kepentingan umum daripada kepentingan sendiri. Dokter,
pengacara, guru, pustakawan, engineer, arsitek memberikan jasa yang
penting agar masyarakat dapat berfungsi; hal tersebut tidak dapat
dilakukan oleh seorang pakar permainan caturmisalnya.
Bertambahnya jumlah profesi dan profesional pada abad 20 terjadi
karena ciri tersebut. Untuk dapat berfungsi maka masyarakat modern
yang secara teknologis kompleks memerlukan aplikasi yang lebih
besar akan pengetahuan khusus daripada masyarakat sederhana yang
hidup pada abad-abad lampau. Produksi dan distribusi enersi
memerlukan aktivitas oleh banyak engineers. Berjalannya pasar uang
dan modal memerlukan tenaga akuntan, analis sekuritas, pengacara,
konsultan bisnis dan keuangan. Singkatnya profesi memberikan jasa
penting yang memerlukan pelatihan intelektual yang ekstensif.

7. Di samping ketiga syarat itu ciri profesi berikutnya. Ketiga ciri tambahan
tersebut tidak berlaku bagi semua profesi. Adapun ketiga ciri tambahan
tersebut ialah:
a. Adanya proses lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada banyak
profesi namun tidak selalu perlu untuk status profesional. Dokter
diwajibkan memiliki sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek.
Namun pemberian lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan
sebuah pekerjaan menjadi profesi. Untuk mengemudi motor atau
mobil semuanya harus memiliki lisensi, dikenal dengan nama surat
izin mengemudi. Namun memiliki SIM tidak berarti menjadikan
pemiliknya seorang pengemudi profesional. Banyak profesi tidak
mengharuskan adanya lisensi resmi. Dosen di perguruan tinggi tidak
diwajibkan memiliki lisensi atau akta namun mereka diwajibkan
memiliki syarat pendidikan, misalnya sedikit-dikitnya bergelar
magister atau yang lebih tinggi. Banyak akuntan bukanlah Certified
Public Accountant dan ilmuwan komputer tidak memiliki lisensi atau
sertifikat.
b. Adanya organisasi. Hampir semua profesi memiliki organisasi yang
mengklaim mewakili anggotanya. Ada kalanya organisasi tidak selalu
terbuka bagi anggota sebuah profesi dan seringkali ada organisasi
tandingan. Organisasi profesi bertujuan memajukan profesi serta
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Peningkatan kesejahteraan
anggotanya akan berarti organisasi profesi terlibat dalam
mengamankan kepentingan ekonomis anggotanya. Sungguhpun
demikian organisasi profesi semacam itu biasanya berbeda dengan
serikat kerja yang sepenuhnya mencurahkan perhatiannya pada
kepentingan ekonomi anggotanya. Maka hadirin tidak akan
menjumpai organisasi pekerja tekstil atau bengkel yang berdemo
menuntut disain mobil yang lebih aman atau konstruksi pabrik yang
terdisain dengan baik.
c. Otonomi dalam pekerjaannya. Profesi memiliki otonomi atas
penyediaan jasanya. Di berbagai profesi, seseorang harus memiliki
sertifikat yang sah sebelum mulai bekerja. Mencoba bekerja tanpa
profesional atau menjadi profesional bagi diri sendiri dapat
menyebabkan ketidakberhasilan. Bila pembaca mencoba menjadi
dokter untuk diri sendiri maka hal tersebut tidak sepenuhnya akan
berhasil karena tidak dapat menggunakan dan mengakses obat-obatan
dan teknologi yang paling berguna. Banyak obat hanya dapat
diperoleh melalui resep dokter.
E. Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan sebagai profesi memiliki sebagai berikut:
1. Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dgn kaidah
ilmu dan ketrampilan serta kode etik keperawatan
2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi sehingga
diharapkan mampu untuk :
a. Bersikap profesional
b. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan profesional
c. Memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional
d. Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan
3. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikut sesuai dgn kaidah suatu
profesi dalam bidang kesehatan , yaitu :
a. Sistem pelayanan / asuahan keperawatan
b. Pendidikan/ pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut
c. Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan
keperawatan registrasi/legislasi)
b. Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana
dan terarah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi .
F. Inti Profesi Keperawatan
1. Perawat memberikan pelayanan kepada manusia
2. Manusia sebagai klien
3. Dalam memberikan pelayanan kepada manusia terdapat tanggungjawab
moral, etik, dan hak asasi manusia
G. Peran Organisasi Profesi
1. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan
keperawatan
2. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan
3. Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
4. Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi
H. Fungsi Organisasi Profesi
1. Bidang pendidikan keperawatan
a. Menetapkan standar pendidikan keperawatan
b. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut
2. Bidang pelayanan keperawatan
a. Menetapkan standar profesi keperawatan
b. Memberikan izin praktik
c. Memberikan registrasi tenaga keperawatan
d. Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan
3. Bidang IPTEK
a. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasai riset keperawatan
b. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK
dalam keperawatan
4. Bidang kehidupan profesi
a. Membina, mengawasi organisasi profesi
b. Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan
antar anggota
a. Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara
lain
c. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota
I. Manfaat Organisasi Profesi
Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :
1. Mengembangkan dan memajukan profesi
2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
4. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan
berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi
J. Perkembangan Profesi Keperawatan
1. Perkembangan di Negara Maju (Development Countries)
a. 1860 : Sekolah Perawat yang pertama di London (oleh Florence n.)
b. 1909 : Pendidikan Tinggi D-3/Diploma (FK.Uni. Of Minessota, USA)
c. 1919 : Pendidikan S-1/Bachelor (di bawah pengawasan FK).
d.1923 : Pendidikan S-1 Keperawatan Mandiri (Yale University, USA
e.1977 :3830 orang Master di bidang keperawatan di USA.
2. Perkembangan di Indonesia :
a. 1945 : Sesudah kemerdekaan : Sekolah Juru Kesehatan (lulusan
SR/SD), selanjutnya ditingkatkan menjadi SPR/SPK (lulusan
SMP)
b. 1962 : Akademi Perawatan Pertama (Depkes RI)di Jakarta (lulusan
SMA).
c. 1985 : Program Studi Ilmu Keperawatan di buna FKUI (lulusan
Akper/SMA).
d. Nov.1995: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (mandiri)
K. Spesialisasi Keperawatan
1. Keperawatan Medikal Bedah
2. Keperawatan Maternitas
3. Keperawatan Komunitas
4. Keperawatan Anak
5. Keperawatan Jiwa
6. Keperawatan Kegawatdaruratan
7. Keperawatan Manajemen
L. Pohon Ilmu (Body of Knowledge)
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan
(nursing science) yang mencakup ilmu – ilmu dasar (alam, sosial, perilaku),
ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu
keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai