Anda di halaman 1dari 11

Program Studi D3 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta


Tahun Akademik 2016/2017

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kode Mata Kuliah : WAT 4.02


Nama Mata Kuliah : Etika Keperawatan
Semester : 2
Pertemuan ke- : 12
Nama Dosen Pengampu : Joko Kismanto, S.Kep,. Ns
Alokasi Waktu : Misalnya 1 x 100’
Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu mengimplementasikan keputusan etis
Kemampuan akhir yang : Mahasiswa memahami dan mampu mengambil keputusan etis dalam keperawatan dengan tepat
diharapkan
Bahan Kajian : Keputusan etik
KEGIATAN PEMBELAJARAN

N0 KEGIATAN METODE MEDIA WAKTU


1 Pendahuluan Ceramah LCD, PPT, Laptop, 10 menit
a. Dosen membuka perkuliahan dengan menyampaikan salam RPS
b. Dosen melakukan apersepsi untuk menilai pengetahuan dasar yang sudah dimiliki
c. Dosen memberikan reinforcement positif
2 Kegiatan Inti Ceramah, LCD, PPT, Laptop, 80 menit
a. Dosen menyampaikan materi keputusan etik Diskusi text book, jurnal
b. Dosen memberikan penguatan tentang hal hal yang penting
c. Dosenmelakukan diskusi/ tanya jawab tentang penyampaian materi
d. Dosen memberikan kasus pemicu untuk dikerjakan dalam kelompok kecil sesuai keputusan etik
e. Dosen memberikan reinforcement positif

3 Penutup Ceramah Resume catatan 10 menit


a. Dosen melakukan validasi pemahaman mahasiswa mahasiswa
b. Dosen memberikan kesimpulan
c. Dosen memberikan reinforcement positif
d. Dosen memberikan penugasan
e. Dosen menutup dengan memberikan salam

Pengalaman Belajar Mahasiswa : diskusi tentang keputusan etik Dosen Pengampu mata kuliah
Kriteria dan Indikator Penilaian : Mahasiswa mampu memahami keputusan etik
Referensi : 1. Amelia. 2006, Prinsip etika keperawatan.
2. Darwin. 2014. Etika profesi kesehatan. Jogjakarta
3. Nila, Hj. Ismani (2001). Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika
4. Prihardjo. 1995. Pengantar etika keperawatan. Kanisius. Jogjakarta ( ............................................. )
5. Suhaemi.2004 Etika Keperawatan Aplikasi Praktik. EGC.Jakarta
MATERI
Definisi etika, moral, nilai, dan norma
1) Etika
Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya
suatu perbuatan. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Curret English, AS
Hornby mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-aturan
prilaku.Menurut definisi AARN (1996), etika berfokus pada yang seharusnya baik
salah atau benar, atau hal baik atau buruk.Sedangkan menurut Rowson, (1992).etik
adalah segala sesuatu yang berhubungan/alasan tentang isu moral.

2) Moral
Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia untuk memilih
tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran yang sistematis
terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan (Degraf, 1988).
Sedangkan konsep moral dalam Praktek keperawatan menurut Henderson dalam
bukunya tentang teori keperawatan, yaitu segala sesuatu yang dilakukan perawat
dalam mengatasi masalah keperawatan dengan menggunakan metode ilmiah, bila
membicarakan praktek keperawatan tidak lepas dari fenomena keperawatan dan
hubungan pasien dan perawat.Di antara berbagai pernyataan ini yang lazim termaktub
dalam standar praktik keperawatan dan telah menjadi bahan kajian dalam waktu lama
(Fry, 1991; Uh.Creasia, 1991).adalah :
a. Advokasi
Istilah advokasi sering digunakan dalam konteks hukum yang berkaitan dengan
upaya melindungi hak-hak manusia bagi mereka yang tidak mampu membela
diri.Arti advokasi menurut Ikatan Perawat Amerika/ANA (1985) adalah
"melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan
praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh
siapa pun".
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting dalam praktik ke-
perawatan.Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu
tindakan yang dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut
(Kozier, Erb, 1991).Akuntabilitas dapat dipandang dalam suatu kerangka sistem
hierarki, dimulai dari tingkat individu, tingkat institusi/profesional dan tingkat
sosial (Sullivan, Decker, 1988; lih. Kozier, Erb, 1991). Pada tingkat individu atau
tingkat pasien, akuntabilitas direfleksikan dalam proses pembuatan keputusan etika
perawat, kompetensi, komitmen dan integritas. Pada tingkat institusi, akuntabilitas
direfleksikan dalam pernyataan falsafah dan tujuan bidang keperawatan atau audit
keperawatan.Pada tingkat profesional, akuntabilitas direfleksikan dalam standar
praktik keperawatan.Sedangkan pada tingkat sosial, direfleksikan dalam undang-
undang yang mengatur praktik keperawatan.
c. Loyalitas
Loyalitas merupakan suatu konsep yang pelbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan
hubungan timbal-balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan
perawat. Ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain sebagai
nilai dan tujuan sendiri. Hubungan profesional dipertahankan dengan cara
menyusun tujuan bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas, serta
mengupayakan pencapaian kepuasan bersama (Jameton, 1984; Fry, 1991;
Uh.Creasia, 1991).

Adapun prinsip-prinsip moral dalam praktek keperawatan meliputi:


a. Menghargai otonomi (facilitate autonomy)
Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan hidup
individu.Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab
terhadap pilihannya sendiri.Prinsip otonomi menegaskan bahwa seseorang
mempunyai kemerdekaan untuk menentukan keputusan dirinya menurut
rencana pilihannya sendiri. Permasalahan dari penerapan prinsip ini adalah
adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal,
seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan Rumah Sakit, ekonomi,
tersedianya informsi dan lain-lain (Priharjo, 1995). Contoh: Kebebasan pasien
untuk memilih pengobatan dan siapa yang berhak mengobatinya sesuai dengan
yang diinginkan
b. Kebebasan (freedom)
Prilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau
paksaan pihak lain (Facione et all, 1991).Bahwa siapapun bebas menentukan
pilihan yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik.
Contoh : Klien mempunyai hak untuk menerima atau menolak asuhan
keperawatan yang diberikan.
c. Kebenaran(Veracity) à truth
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang
tidak bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry
(1987) didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak
bohong. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam membangun
hubungan saling percaya dengan pasien.Perawat sering tidak memberitahukan
kejadian sebenarnya pada pasien yang memang sakit parah.Namun dari hasil
penelitian pada pasien dalam keadaan terminal menjelaskan bahwa pasien ingin
diberitahu tentang kondisinya secara jujur (Veatch, 1978).
Contoh : Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP yang
berlaku dimana klien dirawat.
d. Keadilan(Justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991). Merupakan
suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu
mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relative sama untuk
kebaikan kehidupan seseorang. Contoh: Tindakan keperawatan yang dilakukan
seorang perawat baik dibangsal maupun di ruang VIP harus sama dan sesuai
SAK
e. Tidak Membahayakan (Nonmaleficence)
Tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan
orang lain.(Aiken, 2003). Contoh : Bila ada klien dirawat dengan penurunan
kesadaran, maka harus dipasang side driil.
f. Kemurahan Hati (Benefiecence)
Menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan dan merugikan /
membahayakan dari tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-hal yang baik
untuk orang lain. Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak
merugikan orang lain/pasien.Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dalam
praktek keperawatan. Berbagai tindakan yang dilakukan sering memberikan
dampak yang merugikan pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakah
perawat bertanggung jawab atas semua cara yang menguntungkan pasien.
Contoh: Setiap perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien dengan
baik dan benar.
g. Kesetiaan(fidelity)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung
jawab, memenuhi janji-janji.Tanggung jawab dalam konteks hubungan
perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan
konfidensi dan memberikan perhatian/kepedulian.Peduli kepada pasien
merupakan salah satu dari prinsip ketaatan.Peduli pada pasien merupakan
komponen paling penting dari praktek keperawatan, terutama pada pasien
dalam kondisi terminal (Fry, 1991). Rasa kepedulian perawat diwujudkan
dalam memberi asuhan keperawatan dengan pendekatan individual, bersikap
baik, memberikan kenyamanan dan menunjukan kemampuan professional
Contoh: Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka
tidak boleh mengingkari janji tersebut.
h. Kerahasiaan(Confidentiality)
Melindungi informasi yang bersifat pribadi, prinsip bahwwa perawat
menghargai semua informsi tentang pasien dan perawat menyadari bahwa
pasien mempunyai hak istimewa dan semua yang berhubungan dengan
informasi pasien tidak untuk disebarluaskan secara tidak tepat (Aiken,
2003).Contoh : Perawat tidak boleh menceritakan rahasia klien pada orang lain,
kecuali seijin klien atau seijin keluarga demi kepentingan hukum.

3) Nilai
Nilai bersifat abstrak, tidak dapat disentuh oleh indera.Yang dapat ditangkap oleh
indera atau dapat dilihat adalah barang atau perbuatan yang mengandung nilai
itu.Nilai berbeda dengan fakta.Fakta adalah kenyataan.Ia dapat ditangkap dengan
indera. Di lain pihak, nilai adalah makna yang dikenakan pada fakta. Dengan nilai kita
memaknai fakta.Fakta itu diketahui, sedangkan nilai itu dihayati.Soal pengetahuan
adalah soal kebenaran.Karena itu, kebenaran adalah soal budi, sedangkan nilai adalah
soal hati.Karena itu, soal nilai bukan soal benar atau salah, melainkan soal
dikehendaki atau tidak, soal disenangi atau tidak, soal layak atau tidak, soal baik atau
buruk.Dengan demikian, nilai adalah soal diri, subyektif.
Selain itu nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga,
kebenaran atau keinginan mengenai ide obyek atau perilaku khusus. Adapun ciri-ciri
nilai meliputi :
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang
bersifat abstrak tidak dapat diindera. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang
bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,
tetapi kita tidak bisa mengindera kejujuran itu. Yang dapat kita indera adalah
kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan
suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan
dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai
keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang
mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung
nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang
diyakininya.Misalnya, nilai ketaqwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang
terdorong untuk bisa mencapai derajat ketaqwaan.

Nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu


a. Nilai logika adalah nilai benar salah.
Contoh :Jika seorang mahasiswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar
secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak
bisa mengatakan mahasiswa itu buruk karena jawabanya salah. Buruk adalah nilai
moral sehingga bukan pada tempatnya kita mengatakan demikian
b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
Contoh : nilai estetika adalah apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton
sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan makanan, nilai estetika bersifat
subjektif pada diri yang bersangkutan. Seseorang akan merasa senang dengan
melihat sebuah lukisan yang menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin
tidak suka dengan lukisan itu.
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.
Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan
baik atau buruk dari manusia. moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak
semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan
manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita
sehari-hari.

Adapun nilai-nilai professional yang harus diterapkan oleh perawat dalam praktek
keperawatan meliputi :
a. Justice (Keadilan) : Menjaga prinsip-prinsip etik dan legal, sikap yang dapat
dilihat dari Justice, adalah: Courage (keberanian/Semangat, Integrity, Morality,
Objectivity), dan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan justice perawat:
Bertindak sebagai pembela klien, Mengalokasikan sumber-sumber secara adil,
Melaporkan tindakan yang tidak kompeten, tidak etis, dan tidak legal secara
obyektif dan berdasarkan fakta.
b. Truth(kebenaran) : Kesesuaian dengan fakta dan realitas, sikap yang
berhubungan dengan perawat yang dapat dilihat, yaitu: Akontabilitas, Honesty,
Rationality, Inquisitiveness (ingin tahu), kegiatan yang beruhubungan dengan sikap
ini adalah: Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara akurat dan jujur,
Mendapatkan data secara lengkap sebelum membuat suatu keputusan,
Berpartisipasi dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi masyarakat dari
informasi yang salah tentang asuhan keperawatan.
c. Aesthetics : Kualitas obyek, kejadian, manusia yang mengarah pada pemberian
kepuasan dengan prilaku/ sikap yang tunjukan dengan Appreciation, Creativity,
Imagination, Sensitivity, kegiatan perawat yang berhubungan dengan aesthetics:
Berikan lingkungan yang menyenangkan bagi klien, Ciptakan lingkungan kerja
yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain, Penampilan diri yang dapat
meningkatkan “image” perawat yang positif
d. Altruism : Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keiklasan) dengan sikap yang
ditunjukan yaitu: Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity (murah
hati), Perseverance (tekun, tabah (sabar), kegiatan perawat yang berhubungan
dengan Altruism:Memberikan perhatian penuh saat merawat klien, Membantu
orang lain/perawat lain dalam memberikan asuhan keperawatan bila mereka tidak
dapat melakukannya, Tunjukan kepedulian terhadap isu dan kecenderungan social
yang berdampak terhadap asuhan kesehatan.
e. Equality (Persamaan): Mempunyai hak, dan status yang sama, sikap yang dapt
ditunjukan oleh perawat yaitu: Acceptance (menerima), Fairness (adil/tidak
diskriminatif), Tolerance, Assertiveness, kegiatan perawat yang berhubungan
dengan equality: Memberikan nursing care berdasarkan kebutuhan klien, tanpa
membeda-bedakan klien, Berinteraksi dengan tenaga kesehatan/teman sejawat
dengan cara yang tidak diskriminatif
f. Freedom (Kebebasan): Kapasitas untuk menentukan pilihan, sikap yang dapat
ditunjukan oleh perawat yaitu: Confidence, Hope, Independence, Openness, Self
direction, Self Disciplin, kegiatan yang berhubungan dengan Freedom: Hargai hak
klien untuk menolak terapi, Mendukung hak teman sejawat untuk memberikan
saran perbaikan rencana asuhan keperawatan, Mendukung diskusi terbuka bila
terdapat isu controversial terkait profesi keperawatan
g. Human Dignity (Menghargai martabat manusia): menghargai martabat manusia
dan keunikan martabat manusia dan keunikan individu, sikap yang dapat ditunjukan
oleh perawat, yaitu: Empathy, Kindness, Respect full, Trust, Consideration,
kegiatan yang berhubungan dengan sikap Human dignity: Melindungi hak individu
untuk privacy, Menyapa/memperlakukan orang lain sesuai dengan keinginan
mereka untuk diperlakukan, Menjaga kerahasiaan klien dan teman sejawat

4) Norma
Norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai tingkah
laku, sikap, dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di
lingkungan kehidupannya. Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut
isinya berwujud perintah dan larangan.Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang
untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik.Sedangkan
larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena
akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
Sedangkan dilihat dari sudut pandang umum sampai seberapa jauh tekanan
norma diberlakukan oleh masyarakat, norma dapat dibedakan sebagai berikut:
 Cara (Usage) => Cara mengacu pada suatu bentuk perbuatan yang lebih
menonjolkan pada hubungan antar individu. Penyimpangan pada cara tidak akan
mendapatkan hukuman yang berat, tetapi sekadar celaan, cemoohan, atau ejekan.
Misalnya, orang yang mengeluarkan bunyi dari mulut (sendawa) sebagai
pertanda rasa kepuasan setelah makan. Dalam suatu masyarakat, cara makan
seperti itu dianggap tidak sopan. Jika cara itu dilakukan, orang lain akan merasa
tersinggung dan mencela cara makan seperti itu.
 Kebiasaan (Folkways) => Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih
tinggi daripada cara (usage). Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan yang
diulang-ulang dalam bentuk yang sama karena orang banyak menyukai
perbuatan tersebut. Misalnya, kebiasaan menghormati orang yang lebih tua.
 Tata Kelakuan (Mores) => Jika kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai cara
berperilaku, tetapi diterima sebagai norma pengatur, kebiasaan tersebut menjadi
tata kelakuan. Tata kelakuan mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari
sekelompok manusia, yang dilaksanakan atas pengawasan baik secara sadar
maupun tidak sadar terhadap anggotanya. Tata kelakuan, di satu pihak
memaksakan suatu perbuatan, sedangkan di lain pihak merupakan larangan
sehingga secara langsung menjadi alat agar anggota masyarakat menyesuaikan
perbuatan-perbuatannya dengan tata kelakuan individu. Misalnya, larangan
perkawinan yang terlalu dekat hubungan darah (incest).
 Adat Istiadat (Custom) => Tata kelakuan yang terintegrasi secara kuat dengan pola-
pola perilaku masyarakat dapat meningkat menjadi adat istiadat. Anggota
masyarakat yang melanggar adat istiadat akan mendapat sanksi keras. Misalnya,
hukum adat di Lampung melarang terjadinya perceraian pasangan suami istri.
Jika terjadi perceraian, orang yang melakukan pelanggaran, termasuk
keturunannya akan dikeluarkan dari masyarakat hingga suatu saat keadaannya
pulih kembali.

Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan


moral dan susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta
himpunan hal-hal yang diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan
bukan merupakan hukum atau undang-undang. Dan hal ini menegaskan bahwa moral
merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan ilmu tentang moral sedangkan
moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai dasar prilakunnya.Maka etika
keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi bagaimana perawat
seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode etik
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai