Anda di halaman 1dari 25

KONSEP KOLABORASI

DALAM KEPERAWATAN

Bambang Kamiwarno, S.Kep MH.Kes


Kolaborasi
• hubungan kerja diantara tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan kepada
pasien / klien dalam melakukan diskusi
tentang :
• diagnosa
• melakukan kerjasama dalam asuhan
kesehatan
• saling berkonsultasi
• komunikasi serta masing-masing
bertanggung jawab pada pekerjaannya.
• Proses komplek yang
membutuhkan sharing
pengetahuan yang direncanakan
yang disengaja, dan menjadi
Kolaborasi tanggung jawab bersama untuk
merawat pasien.
• Kadangkala itu terjadi dalam
hubungan yang lama antara
tenaga professional.
Kolaborasi didasarkan pada konsep
• tujuan umum
• konstribusi praktisi profesional
• kolegalitas
• komunikasi
• praktek yang difokuskan kepada pasien.
• membahas
masalah-masalah
tentang klien
• meningkatkan
Tujuan pamahaman
tentang kontrbusi
kolaborasi setiap anggota
perawat tim
• mengidentifikasi
cara-cara
meningkatkan
mutu asuhan klien
Agar hubungan kolaborasi
dapat optimal
semua bekerja saling
anggota Perawat dan tim ketergantungan berkonstribusi
medis lain dalam batas-batas terhadap
profesi harus lingkup praktek
merencanakan perawatan
mempunyai dan
dengan berbagai
individu,
keinginan nilai-nilai dan
mempraktekkan pengetahuan serta keluarga dan
untuk sebagai kolega respek terhadap masyarakat.
bekerjasama. orang lain
Tim satu disiplin ilmu
meliputi :
• tim perawat,
• tim dokter,
• tim administrasi,
• dan lain-lain
Tim multi disiplin meliputi

•tim operasi,
•tim infeksi nasokomial,
•dan lain-lain.
• Manfaat Kolaborasi
Memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas

Memaksimalkan produktivitas serta efektifitas


dan efisiensi sumber daya.

Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan


kepuasan kerja.

Meningkatkan kohesivitas antar tenaga


kesehatan profesional.

Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar


tenaga kesehatan profesional.
•Karakteristik Kolaborasi
Menurut Carpenter (1990), kolaborasi mempunyai 8
karakteristik, yaitu:
1. Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis.
2. Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan
pencapaian kesuksesan.
3. Adanya tujuan yang masuk akal.
4. Ada pendefinisian masalah.
5. Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama lain.
6. Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai
pilihan.
7. Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan
yang terlibat.
8. Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi.
Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi
1. Komunikasi
Sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena
kolaborasi membutuhkan pemecahan masalah yang
lebih komplek, dibutuhkan komunikasi efektif yang
dapat dimengerti oleh semua anggota tim.
2. Respek dan kepercayaan
Dapat disampaikan secaraverbal maupun non verbal
serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya
sehari-hari.
3. Memberikan dan menerima feed back
Dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan,
harga diri, kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta
waktu, feed back juga dapat bersifat negative maupun
positif.
4. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan
komunikasi untuk mewujudkan kolaborasi yang
efektif guna menyatukan data kesehatan pasien
secara komperensip sehingga menjadi sumber
informasi bagi semua anggota tim.
5. Manajemen konflik
Untuk menurunkan konflik maka masing-masing
anggota harus memahami peran dan fungsinya,
melakukan klarifikasi persepsi dan harapan,
mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi
tumpang tindih peran serta melakukan negosiasi
peran dan tanggungjawabnya.
Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Kolaborasi

Tim pelayanan kesehatan interdisiplin


• merupakan sekelompok profesional yang
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum,
dan berbeda keahlian.
Anggota tim kesehatan meliputi
• pasien, perawat, dokter, fisioterapis, pekerja
sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker.
Pasien secara integral adalah anggota tim yang
penting.

Partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan akan


menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.

Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal


hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat anggota
tim.

Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang


unik dalam interdisiplin tim.

Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk


mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktik profesi
kesehatan lain.

Perawat berperan sebagai penghubung penting antara


pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
Elemen Kunci Kolaborasi

• Kerjasama adalah menghargai pendapat orang

1 lain dan bersedia untuk memeriksa beberapa


alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.
• Asertifitas penting ketika individu dalam tim
mendukung pendapat mereka dengan keyakinan.
Kerjasama • Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya
benar-benar didengar dan konsensus untuk
dicapai.
• Tanggung jawab, mendukung suatu keputusan
yang diperoleh dari hasil konsensus dan harus
terlibat dalam pelaksanaannya.
• Komunikasi artinya bahwa setiap
anggota bertanggung jawab
2 untuk membagi informasi
penting mengenai perawatan
Komunikasi pasien dan issu yang relevan
untuk membuat keputusan klinis.
• Otonomi mencakup kemandirian
anggota tim dalam batas
kompetensinya.
3 Koordinasi
• Koordinasi adalah efisiensi organisasi
yang dibutuhkan dalam perawatan
pasien, mengurangi duplikasi dan
menjamin orang yang berkualifikasi
dalam menyelesaikan permasalahan.
• Kepercayaan adalah konsep
umum untuk semua elemen
kolaborasi.
• Tanpa rasa pecaya, kerjasama
4 tidak akan ada, asertif menjadi
ancaman, menghindar dari
Kepercayaan tanggung jawab, terganggunya
komunikasi.
Kriteria Kolaborasi

Adanya saling percaya dan menghormati

Saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing

Memiliki citra diri positif


• memiliki kematangan professional yang setara
(yang timbul dari pendidikan dan pengalaman).
mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan

Keinginan untuk bernegoisasi.


Kolaborasi di Rumah Sakit

• Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama


antara anggota tim dalam memberikan
asuhan kesehatan.
• Pada kolaborasi terdapat sikap saling
menghargai antar tenaga kesehatan dan
saling memberikan informasi tentang kondisi
klien demi mencapai tujuan (Hoffart & Wood,
1996; Wlls, Jonson & Sayler, 1998).
Tim Kerja di Rumah Sakit :
a. Tim satu disiplin ilmu:
a. Tim Perawat
b. Tim dokter
c. Tim administrasi
d. Dll
b. Tim multi disiplin :
a. Tim operasi
b. Tim nosokomial infeksi
c. Dll
Perawat Sebagai Kolabolator
Sebagai seorang kolaborator, perawat
melakukan kolaborasi dengan klien, peer
group serta tenaga kesehatan lain.

Kolaborasi yang dilakukan dalam praktek di


lapangan sangat penting untuk memperbaiki.

Agar perawat dapat berperan secara optimal dalam


hubungan kolaborasi tersebut, perawat perlu menyadari
akuntabilitasnya dalam pemberian asuhan keperawatan dan
meningkatkan otonominya dalam praktik keperawatan.
• Faktor pendidikan merupakan unsur utama yang
mempengaruhi kemampuan seorang profesional
untuk mengerti hakikat kolaborasi yang berkaitan
dengan perannya masing-masing, kontribusi
spesifik setisp profesi, dan pentingnya kerja sama.
• Setiap anggota tim harus menyadari sistem
pemberian asuhan kesehatan yang berpusat pada
kebutuhan kesehatan klien, bukan pada kelompok
pemberi asuhan kesehatan.
• Kesadaran ini sangat dipengaruhi oleh pemahaman
setiap anggota terhadap nilai-nilai profesional.
Menurut Baggs dan Schmitt, 1988, ada
atribut kritis dalam melakukan kolaborasi,
yaitu melakukan sharing perencanaan,
pengambilan keputusan, pemecahan
masalah, membuat tujuan dan tanggung
jawab, melakukan kerja sama dan
koordinasi dengan komunikasi terbuka.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai