Kolaborasi • hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien / klien dalam melakukan diskusi tentang : • diagnosa • melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan • saling berkonsultasi • komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. • Proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi Kolaborasi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. • Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga professional. Kolaborasi didasarkan pada konsep • tujuan umum • konstribusi praktisi profesional • kolegalitas • komunikasi • praktek yang difokuskan kepada pasien. • membahas masalah-masalah tentang klien • meningkatkan Tujuan pamahaman tentang kontrbusi kolaborasi setiap anggota perawat tim • mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien Agar hubungan kolaborasi dapat optimal semua bekerja saling anggota Perawat dan tim ketergantungan berkonstribusi medis lain dalam batas-batas terhadap profesi harus lingkup praktek merencanakan perawatan mempunyai dan dengan berbagai individu, keinginan nilai-nilai dan mempraktekkan pengetahuan serta keluarga dan untuk sebagai kolega respek terhadap masyarakat. bekerjasama. orang lain Tim satu disiplin ilmu meliputi : • tim perawat, • tim dokter, • tim administrasi, • dan lain-lain Tim multi disiplin meliputi
•tim operasi, •tim infeksi nasokomial, •dan lain-lain. • Manfaat Kolaborasi Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
Memaksimalkan produktivitas serta efektifitas
dan efisiensi sumber daya.
Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan
kepuasan kerja.
Meningkatkan kohesivitas antar tenaga
kesehatan profesional.
Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar
tenaga kesehatan profesional. •Karakteristik Kolaborasi Menurut Carpenter (1990), kolaborasi mempunyai 8 karakteristik, yaitu: 1. Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis. 2. Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan pencapaian kesuksesan. 3. Adanya tujuan yang masuk akal. 4. Ada pendefinisian masalah. 5. Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama lain. 6. Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan. 7. Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang terlibat. 8. Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi. Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi 1. Komunikasi Sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena kolaborasi membutuhkan pemecahan masalah yang lebih komplek, dibutuhkan komunikasi efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota tim. 2. Respek dan kepercayaan Dapat disampaikan secaraverbal maupun non verbal serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari. 3. Memberikan dan menerima feed back Dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan, harga diri, kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga dapat bersifat negative maupun positif. 4. Pengambilan keputusan Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif guna menyatukan data kesehatan pasien secara komperensip sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim. 5. Manajemen konflik Untuk menurunkan konflik maka masing-masing anggota harus memahami peran dan fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan harapan, mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih peran serta melakukan negosiasi peran dan tanggungjawabnya. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Kolaborasi
Tim pelayanan kesehatan interdisiplin
• merupakan sekelompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum, dan berbeda keahlian. Anggota tim kesehatan meliputi • pasien, perawat, dokter, fisioterapis, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting.
Partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan akan
menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.
Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal
hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat anggota tim.
Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang
unik dalam interdisiplin tim.
Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktik profesi kesehatan lain.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara
pasien dan pemberi pelayanan kesehatan. Elemen Kunci Kolaborasi
• Kerjasama adalah menghargai pendapat orang
1 lain dan bersedia untuk memeriksa beberapa
alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan. • Asertifitas penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan keyakinan. Kerjasama • Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar didengar dan konsensus untuk dicapai. • Tanggung jawab, mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya. • Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab 2 untuk membagi informasi penting mengenai perawatan Komunikasi pasien dan issu yang relevan untuk membuat keputusan klinis. • Otonomi mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya. 3 Koordinasi • Koordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan permasalahan. • Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. • Tanpa rasa pecaya, kerjasama 4 tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindar dari Kepercayaan tanggung jawab, terganggunya komunikasi. Kriteria Kolaborasi
Adanya saling percaya dan menghormati
Saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing
Memiliki citra diri positif
• memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan pengalaman). mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan
Keinginan untuk bernegoisasi.
Kolaborasi di Rumah Sakit
• Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama
antara anggota tim dalam memberikan asuhan kesehatan. • Pada kolaborasi terdapat sikap saling menghargai antar tenaga kesehatan dan saling memberikan informasi tentang kondisi klien demi mencapai tujuan (Hoffart & Wood, 1996; Wlls, Jonson & Sayler, 1998). Tim Kerja di Rumah Sakit : a. Tim satu disiplin ilmu: a. Tim Perawat b. Tim dokter c. Tim administrasi d. Dll b. Tim multi disiplin : a. Tim operasi b. Tim nosokomial infeksi c. Dll Perawat Sebagai Kolabolator Sebagai seorang kolaborator, perawat melakukan kolaborasi dengan klien, peer group serta tenaga kesehatan lain.
Kolaborasi yang dilakukan dalam praktek di
lapangan sangat penting untuk memperbaiki.
Agar perawat dapat berperan secara optimal dalam
hubungan kolaborasi tersebut, perawat perlu menyadari akuntabilitasnya dalam pemberian asuhan keperawatan dan meningkatkan otonominya dalam praktik keperawatan. • Faktor pendidikan merupakan unsur utama yang mempengaruhi kemampuan seorang profesional untuk mengerti hakikat kolaborasi yang berkaitan dengan perannya masing-masing, kontribusi spesifik setisp profesi, dan pentingnya kerja sama. • Setiap anggota tim harus menyadari sistem pemberian asuhan kesehatan yang berpusat pada kebutuhan kesehatan klien, bukan pada kelompok pemberi asuhan kesehatan. • Kesadaran ini sangat dipengaruhi oleh pemahaman setiap anggota terhadap nilai-nilai profesional. Menurut Baggs dan Schmitt, 1988, ada atribut kritis dalam melakukan kolaborasi, yaitu melakukan sharing perencanaan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, membuat tujuan dan tanggung jawab, melakukan kerja sama dan koordinasi dengan komunikasi terbuka. Terimakasih