Anda di halaman 1dari 14

“Persaingan Antar Sekolah dan Kualitas Pendidikan: Ketegangan

Antara Berbagai Tujuan Kebijakan Pendidikan”

(Review Artikel)

Tema Umum Penelitian


Kebijakan mengenai Pendidikan memberikan ruang pada adanya usaha
untuk meningkatkan kualitas Pendidikan, di sisi lain memberikan semacam
persaingan (dari kompetisi hinggga tensi) antar lembaga pendidikan (sekolah).
Kebijakan Pendidikan yang diambil dan dilaksanakan memberikan semangat
kontestasi antar sekolah. Kasus di negara Chili sejak awal 1980-an dengan
kebijakan pendidikan yang mempertahankan sistem pendidikan dimana
dinamika pasar memainkan peran kunci dalam jaminan kualitas Pendidikan.
Kebijakan ini akan melahirkan kompetisi antara sekolah biasa dengan sekolah
yang diberikan subsidi, dimana sekolah yang melaksanakan kebijakan akan
ditekan melakukan upaya-upaya yang meningkatkan kualitas pendidikan mereka
dengan berbagai cara.
Bagi Felipe Gajardo dan Nicolás Grau, pembedaan dan kompetisi yang
melewati batas (menimbulkan tensi) antar sekolah karena adanya kebijakan
Pendidikan perlu untuk dikaji kembali. Dengan mengevaluasi dampak kebijakan
pemerintah dalam Pendidikan dari perspektif yang lebih luas, yakni pendidikan
yang tidak hanya terbatas pada hasil tes standar semata. Kajian Felipe Gajardo
dan Nicolás Grau dalam artikel ini memberikan masukan dan evaluasi dalam
kasus ini, dengan menganalisis efek dari persaingan antar sekolah pada indikator
kualitas pendidikan dan lainnya. Analisis dari artikel ini difokuskan pada kasus
negara Chili, negara yang memiliki sistem pendidikan berbasis pasar, dengan 90%
dari itu sekolah dibiayai menggunakan voucher, system yang sudah berjalan selama
lebih dari 30 tahun. Namun, dalam catatan Felipe Gajardo dan Nicolás Grau,
kebijakan Pendidikan seperti ini memiliki dampak yang tidak selalu baik bagi
kualitas Pendidikan.
Felipe Gajardo dan Nicolás Grau menjadikan data statistic dan quivalensi
Pendidikan yang dikeluarkan oleh Badan Kualitas Pendidikan Chili dalam
kebijakannya mengenai Pendidikan sebagai data awal yang sekaligus dijadikan
indicator penelitian di artikel ini. misalnya hasil dari kebijakan yang
mengusulkan serangkaian indikator kualitas pendidika, berupa : harga diri
(potensi/gengsi) akademik, motivasi sekolah, iklim sekolah, partisipasi
masyarakat, kebiasaan gaya hidup sehat, retensi dan putus sekolah tarif,
pelatihan teknis profesional dan diskriminasi non-gender. Empat yang pertama
adalah indikator pembangunan pribadi dan sosial. Badan kebijakan Pendidikan
chili fokus pada aspek selain hasil tes standar kualitas pendidikan yang telah
diukur di Chili. Adapaun dalam artikel ini, penulis fokus pada indikator
kebijakan Pendidikan berdampak pada pengembangan pribadi dan sosial, sebagai
kritik atas kebijakan Pendidikan yang sudah ada.

Tujuan Penelitian
Artikel ini adalah studi kasus yang memiliki tujuan memberikan catatan
dan evaluasi atas penerapan kebijakan Pendidikan di lapangan. Dengan demikian,
penulisnya mengarahkan bahwa tujuan daru artikel ini adalah untuk
berkontribusi pada beberapa hal, antara lain : (1) mengisi dan meminimalisir
kesenjangan antara sekolah dan kualitas Pendidikan akibat kebijakan. Tujuan ini
diawali dengan menganalisi efek yang tidak sehat terhadap adanya dikotomi
(pembedaan) Lembaga Pendidikan, yang pada titik tertentu akan memunculkan
tensi persaingan. (2) Mengatasi dampak persaingan antar sekolah. Tujuan ini
diukur sebagai persentase sekolah di setiap kabupaten yang disubsidi sekolah
swasta dan analisi pada berbagai indikator kualitas pendidikan.
(3) Dalam literatur yang berfokus pada dampak kompetisi pada tes
standar (yang ditentukan oleh pemerintah), strategi empiris yang digunakan oleh
Felipe Gajardo dan Nicolás Grau untuk mengatasi potensi bias karena endogenitas
tingkat persaingan di antara sekolah. Tujuan ini dianalisi dengan menggunakan
satu set variabel instrumental yang terkait dengan besarnya permintaan potensial -
kualitas yang dihadapi sekolah di setiap kabupaten. Kesalahan mengoreksi
endogenitas dapat mengacaukan analisis efek persaingan pada semua aspek
kualitas pendidikan ini dengan efek variabel yang tidak teramati - seperti
keterlibatan orang tua - pada pengukuran tersebut.

Subyek & Obyek Penelitian


Subyek kajian dari artikel ini adalah studi kasus atas peran kebijakan
Pendidikan terhadap kualitas dan hasil Pendidikan. Dengan mengambil obyek
data sensus negara Chili siswa kelas empat tahun 2013 yang juga melakukan
keijakan Pendidikan sesuai dengan standar kualitas pendidkan yang dilakukan
oleh The Educational Quality Measurement System (SIMCE) sejak tahun 1988.
Dengan demikian, penelitian ini dilakukan dalam kontek negara Chili yang
mewakili studi kasus yang sangat menarik karena menerapkan logika pasar di
bidang pendidikan semenjak beberapa dekade yang lalu (1982 dan digunakan
kembali standarisasi ini untuk tahun 1988).
Adapun obyek penelitiannya adalah pembuktian secara statistis-
kuantitatif mengenai dampak persaingan antar sekolah pada aspek kualitas
pendidikan di luar standar tes. Bahasa standarisasi test yang ada digunakan
dengan istilah “deviasi”. Adapun obyek kedua yakni melihat adanya ketegangan
antara peningkatan tes standar dan mempromosikan pengembangan siswa yang
lebih komprehensif dari penerapan kebijakan yang ada. Menjadi focus dari kajian
artikel ini adalah -sebagai kritik- efek dari penerapan kebijakan Pendidikan yang
memfokuskan pada standarisasi tes semata.

Metode, Variabel & Data Penelitian Penelitian


1. Metode dan Pendekatan
Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah analisis regresi.
yakni suatu metode analisis statistik yang digunakan untuk melihat
pengaruh antara dua atau lebih variabel. Hubungan variabel tersebut
bersifat fungsional yang diwujudkan dalam suatu model matematis.
Model analisis ini dengan menggabungkan regresi linier sederhana dan
estimasi kuadrat terkecil menjadi dua tahap, guna menunjukkan
perbedaan yang jelas antara dampak berbasis kompetisi pada tes standar
dan dampak kompetisi pada pengukuran kualitas pendidikan lainnya.
Metode ini tampak sekali digunakan oleh penulis dalam membaca dan
membandingkan keakuratan data statistic yang ada pada penelitian
sebelumnya, dengan pola analisis observative dan kuisioner.
Istilah lain yang popular yakni takaran deviatif. Dalam statistika
dan probabilitas, simpangan baku atau deviasi standar adalah ukuran
sebaran statistik yang paling lazim. Singkatnya, ia mengukur bagaimana
nilai-nilai data tersebar. Bisa juga didefinisikan sebagai, rata-rata jarak
penyimpangan titik-titik data diukur dari nilai rata-rata data tersebut.
Dalam artikel ini, dengan menggunakan pendekatan variabel
instrumental, peningkatan kompetisi dengan satu standar deviasi dapat
meningkatkan hasil SIMCE sebesar 0,06 dari standar deviasi, yang
konsisten dengan literatur.
Namun, hasilnya juga menunjukkan bahwa persaingan
mengurangi semua indikator kualitas lainnya: harga diri akademik dan
indikator motivasi sekolah menurun sebesar 0,02 dari standar deviasi,
indikator iklim sekolah dengan 0,1 dari standar deviasi, indikator
partisipasi sipil oleh antara 0,06 dan 0,09 dari standar deviasi, dan gaya
hidup sehat indikator kebiasaan antara 0,08 dan 0,16 dari standar deviasi.
Analisis ini menjadi bantahan atas efetifitas kebijakan Pendidikan serta
sebagai sebuah pembacaan akurat-terukur dari penulis mengenai
kebijakan Pendidikan yang lebih komperhensif dengan
mempertimbangkan segala aspek.
2. Variabel Pencapaian Penelitian
Pencapain dalam penelitian ini adalah narasi yang terukur sesuai
dengan kegelisahan dari penulis sehingga penelitian ini dilaksanakan.
Dengan penelitian ini, penulis akan menjelaskan bahwa : pertama memiliki
pendekatan yang lebih luas dan lebih beragam untuk mendefinisikan
kualitas pendidikan sangat penting ketika berbagai pengukuran kualitas
pendidikan tidak saling berkorelasi satu sama lain.
Kedua, dalam analisisnya (baca : tabel 1) menunjukkan korelasi
antara berbagai ukuran kualitas pendidikan yang digunakan dalam artikel
ini. Seagaimana terlihat dalam data diagram tabel, meskipun semua
indikator ini menyajikan korelasi positif, tes terstandarisasi secara
keseluruhan (dalam kasus Chili, tes SIMCE) memiliki korelasi tinggi dan
korelasi kecil dengan langkah-langkah lain, terutama dengan kebiasaan
gaya hidup sehat dan kewarganegaraan partisipasi. Maka, terkait dengan
tingkat korelasi ini, kebijakan pendidikan harus mengantisipasi bahwa,
jika insentifnya difokuskan pada peningkatan kinerja tes standar, ini tidak
selalu berarti peningkatan indikator lainnya. Bahkan, ada data yang
menunjukkan bahwa perbaikan pada tes-tes tersebut dapat terjadi pada
biaya untuk aspek lain dari kualitas pendidikan.
Ketiga, capain pada perbaikan kualitas kebijakan. Menurut Felipe
Gajardo dan Nicolás Grau, OLS dan Kuadrat adalah dua tahap digunakan
untuk mengukur efek kompetisi pada tes standar dan pada indikator
kualitas lainnya yang dijelaskan di atas. Untuk memperbaiki endogenitas
antara tingkat kompetisi dan variabel hasil, penulis menggunakan tiga
variabel instrumental yang biasa digunakan dalam literatur tentang
dampak kompetisi pada tes standar, yaitu, total pendaftaran di kabupaten,
(logaritma) populasi kabupaten, dan tingkat urbanisasi. Selain itu, model
diperkirakan menggunakan berbagai tingkat agregasi: siswa, sekolah dan
distrik. Variable instrument yang terakhir digunakan untuk memastikan
kekokohan hasil untuk penyortiran dinamika dalam setiap kabupaten.
3. Lapangan Penelitian : Sistem Pendidikan di Negara Chili
Sistem sekolah Chili memiliki struktur di mana dinamika pasar
memainkan peran yang lebih besar dalam promosi pendidikan kualitas
Secara teori, promosi ini akan menjadi dijamin oleh sistem pendanaan
berdasarkan permintaan (voucher), dan sejauh ini orang tua menentukan
sekolah anak-anak mereka berdasarkan kualitas masing-masing kesatuan.
Sebagai bentuk memperkuat akuntabilitas ini berdasarkan pada pasar,
seperangkat institusi dan kebijakan publik telah dikembangkan di Chile
untuk memastikan bahwa standar kualitas minimum tertentu terpenuhi
dan berjalan.
Di Chili, baik dinamika pasar dan mekanisme kontrol kualitas
yang dilakukan melalui berbagai lembaga Negara, telah memberikan arti
khusus pada definisi pendidikan yang terbatas dan kontroversial kualitas,
yaitu tes standar dalam bentuk SIMCE. Dalam kasus dinamika pasar, ini
dijelaskan oleh faktor-faktor seperti pentingnya tes ini dalam khayalan
publik, sebagai akibat dari pers cakupan dan strategi pemasaran sekolah,
yang menentukan bahwa SIMCE berperan dalam keputusan orang tua
dan orang tua bukan satu-satunya penentu Pendidikan anak.
Dalam hal kontrol kualitas mekanisme, hasil tes standar memiliki
dampak langsung di sekolah karena ada seperangkat kebijakan publik
yang menetapkan penghargaan dan sanksi terutama berdasarkan tes
tersebut. Misalnya, Program SNED memberi bobot lebih besar pada hasil
SIMCE saat itu mengidentifikasi sekolah berkinerja tinggi dibandingkan
dengan institusi yang serupa karakteristik, yang pada gilirannya
menentukan jumlah moneter kompensasi yang diberikan kepada guru
atau pihak terkait.
Dengan cara ini, hasilnya berdampak pada pendanaan sekolah atau
melalui aksi langsung kebijakan publik, Sekolah Chili ditekan untuk
meningkatkan hasil tes standar, sedang dibeberapa tempat terdapat
gagasan lain tentang kualitas pendidikan yang tidak memiliki bobot yang
sama dalam struktur insentif itu, seoalh sekolah dan komunitas mereka
berhadapan.
Karena sistem insentif ini, beberapa sekolah telah berkembang
praktik buruk. Misalnya, laporan Kementerian Pendidikan menyebutkan
praktik yang tidak diinginkan yang diterapkan oleh sekolah-sekolah
seperti pengurangan kurikulum disiplin, ilmu istimewa yang dinilai,
kecenderungan untuk penilaian praktik-praktik yang koheren dengan
format SIMCE, konsentrasi guru terbaik di tingkat ujian dan diskriminasi
terhadap siswa melalui seleksi mereka yang berprestasi baik dan
segmentasi sosial dari sistem pendidikan. Studi kualitatif terhadap tujuh
sekolah Chili juga menemukan bukti sekolah menggunakan sumber dari
Kebijakan mensyaratkan adanya Jaminan Kualitas, terutama untuk
memenuhi persyaratan bahwa Negara mengatur untuk meningkatkan
hasil SIMCE mereka.
Dari perspektif ekonomi mikro, model masalah agen Pendidikan
ini memungkinkan seseorang untuk menafsirkan konflik insentif yang
dihadapi sekolah yang meningkatkan kinerja pada tes standar dan bidang
lainnya. Jika seseorang yang tertarik untuk mempromosikan kualitas-
prinsipal saja, mempertimbangkan hasil tes standar untuk mengalokasikan
sumber daya seperti SNED, sekolah akan menghadapi insentif eksplisit
yang akan membuatnya lebih suka bertindak lalai, dengan
mendedikasikan jumlah terbesar jam untuk mempersiapkan siswa untuk
ujian standar daripada menghabiskan waktu itu untuk meningkatkan
aspek kualitas pendidikan lainnya. Pendidikan yang dihadapkan dengan
kekuatan insentif akan mengesampingkan tugas-tugas yang dalam hal ini
menjadi aspek lain dari kualitas Pendidikan. Bahwa Pendidikan bukan
masalah test standar semata, ia memiliki tujuan social.
Model tugas ganda dan kasus praktik buruk yang dipraktikkan
oleh sekolah menjelaskan kemungkinan ketegangan antara hasil tes
standar dan indikator kualitas lainnya. Strategi identifikasi yang
digunakan penelitian ini untuk menemukan bukti empiris pengaruh
persaingan pada hasil SIMCE dan indikator kualitas lainnya dan
memverifikasi keberadaan ketegangan yang disebutkan di atas.
4. Data Penelitian
Artikel ini mengacu pada berbagai sumber informasi. Untuk
mengukur kinerja siswa pada tes standar, hasil SIMCE 2013 adalah
digunakan untuk matematika dan bahasa. SIMCE adalah gaya sensus tes
standar yang diambil di berbagai tingkatan kelas. Dalam studi ini penulis
fokus pada tes yang diambil oleh siswa kelas empat. Untuk membangun
indikator kualitas lainnya, Konteks Pendidikan 2013 dan Kuesioner
Kualitas digunakan. Survei ini dilakukan oleh Badan Mutu Pendidikan
selama sepekan itu mendampingi siswa negara mengambil tes SIMCE.
Survei ini terdiri dari serangkaian pertanyaan yang memungkinkan untuk
pelaporan diri oleh siswa, orang tua dan wali, dan guru. Kuesioner
memungkinkan peneliti untuk membangun harga diri dan motivasi
akademik, iklim akademik, partisipasi masyarakat dan indikator
kebiasaan gaya hidup sehat. Sumber ini juga menyediakan data sosial-
ekonomi keluarga siswa.
Pembangunan pengukuran kompetisi di kabupaten tingkat
didasarkan pada data dari Direktori Resmi Sekolah, diterbitkan pada
tahun 2013 oleh Departemen Pendidikan. Direktori menyediakan data
jenis sekolah (negeri, swasta bersubsidi atau swasta berbayar). Informasi
ini kemudian dibandingkan dengan Konteks dan Kualitas Pendidikan
data kuesioner untuk mendapatkan proporsi pendaftaran siswa yang
menghadiri setiap sekolah. Konstruksi variabel instrumental dari artikel
ini membutuhkan berbagai sumber informasi. Untuk fakta tentang
pembangunan kota, data dari direktori tersebut digunakan. Untuk fakta
di kabupaten populasi, data dari National Statistics Institute digunakan.
Misalnya dalam tabel 2, penulis menyajikan statistik deskriptif
tentang variabel yang digunakan. Itu Data SIMCE menyajikan deviasi
standar sepenulisr 50 poin. Rata-rata tahun pendidikan orang tua siswa
kelas empat adalah sepenulisr 12 tahun, dengan standar deviasi 4,28 untuk
ayah dan 3,58 untuk para ibu. Mean dari algoritma pendapatan rumah
tangga adalah 12,73. Variabel kompetisi memiliki rata-rata 0,54. Ini berarti
bahwa,rata-rata, 54% sekolah di suatu kabupaten disubsidi swasta
sekolah. Simpangan baku dari variabel ini adalah 0,2. Mengenai variabel-
variabel instrumental, rata-rata penerimaan siswa kelas empat siswa
adalah 1836 siswa, dengan populasi distrik 171.334 jiwa. Persentase
sekolah yang berlokasi di daerah perkotaan adalah 89%. Tentu daalam
variable lain -di beberapa table dalam artikel-, penulis merunutkan dan
menguatkan analisi antar table.
5. Sistem Penelitian dan Analisis Empirik
Seperti yang telah disinggung, tantangan utama dari kajian yang
telah menguji pengaruh persaingan antar sekolah pada tes standar adalah
sifat kompetisi yang endogen. Endogenitas ini karena pembukaan sekolah
adalah keputusan yang dipengaruhi oleh karakteristik para siswa, orang
tua dan sekolah yang ada di daerah tersebut.
Masalah identifikasi muncul karena beberapa di antaranya
karakteristik mungkin tidak diamati oleh peneliti dan dapat
mempengaruhi masuknya sekolah baru dan prestasi akademik siswa di
waktu yang sama. Untuk mengatasi tantangan ekonometrik ini, selain
OLS, metode yang validitasnya didasarkan pada fakta bahwa penulis
mengamati variabel kunci yang secara bersamaan menentukan masuknya
sekolah baru dan kinerja akademik siswa-, model diimplementasikan yang
menggunakan variabel instrumental untuk memperkirakan pengaruh
persaingan pada berbagai ukuran kualitas pendidikan.
Ada beberpa indikator yang digunakan penulis dengan tanda
simbol. Indikator yang dapat dinarasikan misalnya : Di mana ysd i adalah
a. Indikator kualitas untuk sekolah ; analisis kehadiran dan skor
SIMCE atau kualitas pendidikan lainnya
b. Variabel persaingan antar sekolah, diukur sebagai persentase
sekolah yang disubsidi swasta dibandingkan dengan total
pendaftaran untuk distrik
c. Vektor variabel kontrol yang mencakup pendidikan orang tua;
logaritma pendapatan rumah tangga; sosial ekonomi
d. Karakteristik sekolah siswa, seperti rata-rata pendidikan
orang tua dan wali, logaritma rumah tangga berupa rata-rata
pendapatan, karakteristik sosial-ekonomi kabupaten seperti
rata-rata tahun pendidikan keluarga di kabupaten dan
logaritma pendapatan rumah tangga rata-rata; dan tipe
sekolah.
e. Variabel instrumental untuk distrik (atau indeks
menggabungkan mereka). Instrumen ini digunakan dalam
literatur: total pendaftaran kabupaten, logaritma populasi
kabupaten, dan tingkat urbanisasi.
Dari strategi empiris yang dilakukan Felipe Gajardo dan Nicolás
Grau, menemukan kenyataan bahwa meskipun mereka menghadapi
beberapa batasan, orang tua memilih dimana anak mereka akan belajar.
Ini menghasilkan proses penyortiran yang signifikan, yang mengarah ke
korelasi karakteristik (diamati dan tidak dapat diamati) dari siswa
dengan karakteristik (dapat diamati dan tidak dapat diamati) dari
sekolah-sekolah. Maka orang tua memiliki peran dalam membentuk
karakter anaknya melalui sekolah.
Mengingat itu siswa sekolah dasar mungkin akan belajar di
sekolah-sekolah di distrik tempat mereka tinggal (berakhir 70%
melakukannya), menggunakan distrik sebagai unit analisis
memungkinkan penulis untuk menghindar masalah bias seleksi terkait
dengan keputusan orang tua. Spesifikasi yang menggunakan siswa atau
sekolah sebagai unit analisis tidak membahas masalah ini. Dengan cara ini,
meskipun spesifikasi yang unit analisisnya menyajikan tingkat agregasi
yang lebih rendah (siswa atau sekolah) memungkinkan kekayaan data
dimanfaatkan secara lebih baik, mengendalikan serangkaian karakteristik
individu atau sekolah, spesifikasi tersebut berisiko bias karena diberikan
tugas non random siswa di berbagai sekolah.
Secara keseluruhan, kritik yang mungkin dari strategi empiris
penulis harus diperhatikan bahwa apa yang inovatif tentang penelitian ini
adalah studi tentang dampak persaingan antar sekolah mengenai
indikator kualitas pendidikan selain tes standar, untuk kasus Chili, telah
digunakan untuk mengukur dampak kompetisi pada tes standar. Di satu
sisi, pemilihan variabel instrumental mengikuti literatur. Di sisi lain,
model diperkirakan mempertimbangkan berbagai unit analisis yang telah
dikembangkan literatur untuk dipelajari efek kompetisi pada kinerja
SIMCE: siswa, sekolah dan distrik.
Dalam pandangan di atas, satu set model diperkirakan hanya
berbeda dalam variabel dependen dan unit analisis yang digunakan.
Variabel dependen termasuk hasil SIMCE (rata-rata sederhana dari
matematika dan Bahasa tes), empat indikator pengembangan pribadi dan
pengembangan sosial, secara terpisah, dan rata-rata sederhana dari empat.
Semua ini menambah hingga enam model, dan empat unit analisis yang
berbeda digunakan di masing-masing, menghasilkan. Hasil utama dari
artikel ini adalah analisi untuk berbagai spesifikasi. Ini menegaskan
kecukupan strategi empiris penulis, mengingat keragaman instrumen dan
unit analisis spesifikasi
6. Hasil Penelitian
Hasil utama penelitian di artikel ini disajikan dalam data table
(tabel 3–8). Di masing-masing tabel ini, baris pertama menyajikan
estimasi titik dan kesalahan standar untuk Estimasi OLS, dan setiap
kolom mempertimbangkan unit analisis yang berbeda. Dalam baris 2-5,
tabel ini menyajikan estimasi titik dan standar kesalahan untuk estimasi
satu baris untuk masing-masing instrumental variabel dipertimbangkan.
Baris 5 menyajikan estimasi titik dan standar kesalahan untuk estimasi
mengingat tiga instrumen dalam model yang sama.
Hasil estimasi OLS menunjukkan perbedaan yang jelas antara
dampak persaingan pada tes standar dan tindakan lain dari kualitas
pendidikan. Seperti yang ditunjukkan Tabel 3, untuk berbagai tingkat
agregasi, kompetisi tidak menunjukkan efek yang signifikan secara
statistik pada tes standar, menyajikan estimasi titik negatif dan positif.
Sbaliknya, seperti yang ditunjukkan Tabel 4-8, OLS memperkirakan
dampak Persaingan pada indikator kualitas lainnya umumnya
menunjukkan negatif dan nilai signifikan secara statistik, terutama untuk
spesifikasi dengan yang lebih rendah tingkat agregasi (siswa dan sekolah)
dengan perkiraan khusus antara 0 dan -0,05 simpangan baku.
Mengenai estimasi yang menggunakan variabel instrumental,
penting untuk mempelajari hasil tahap pertama untuk membahas
penjelasan kapasitas instrumen dan dengan demikian menghindari
masalah instrumen yang lemah. Dalam hal ini, tabel 9 memungkinkan
seseorang untuk meninjau relevansi instrumen dengan menghadirkan uji
Fischer dari tahap pertama untuk masing-masing salah satu diantara
mereka. Seperti yang bisa diamati, ketika penulis menggunakan siswa
atau sekolah sebagai unit analisis, semua instrumen menyajikan uji atas
nilai yang ditetapkan.
Jika analisis fokus pada distrik sebagai unit analisis, dalam dua
spesifikasinya, hanya total pendaftaran siswa dan populasi distrik
menyajikan uji dalam nilai yang memungkinkan penulis memercayai
tahap kedua dari estimasi tersebut. Dengan cara ini, variabel instrumental
yang digunakan dalam artikel ini adalah terkait dengan "ukuran pasar"
memenuhi persyaratan relevansi sebagai variabel instrumental, meskipun
rasio urbanisasi memiliki uji F yang rendah untuk tingkat agregasi
kabupaten tertinggi.
Meskipun mereka menganalisa tahun yang berbeda (dipisahkan
oleh lebih dari satu dekade), adalah berguna untuk membandingkan hasil
ini dengan studi 2005 oleh Auguste dan Valenzuela. Itu hasil bertepatan
sebagian dengan yang ditemukan oleh penulis tersebut, yang menentukan
bahwa populasi Distrik bekerja sebagai variabel instrumental yang
relevan. Mengenai instrumen rasio urbanisasi, Felipe Gajardo dan Nicolás
Grau setuju bahwa ini akan menjadi instrumen yang lemah ketika
kabupaten tingkat agregasi digunakan, tetapi penulis tidak setuju dengan
mereka ketika siswa dan tingkat agregasi sekolah digunakan, mengingat
ini memang memenuhi relevansi kebutuhan
Mengenai pengaruh persaingan terhadap kualitas pendidikan
lainnya indikator, berbagai spesifikasi penulis jelas menunjukkan dampak
negatif dan signifikan secara statistik dari kompetisi pada kualitas
pendidikan, diukur melalui indikator-indikator ini. Pada saat yang sama,
besarnya kata hasil umumnya lebih besar daripada yang ditemukan untuk
kasus berdampak pada tes standar
Tabel 4–7 menunjukkan dampak persaingan pada berbagai
kualitas pengukuran. Jika penulis fokus pada spesifikasi yang
menganggap ketiganya instrumen, Felipe Gajardo dan Nicolás Grau
mengamati bahwa (1) peningkatan satu standar deviasi dalam kompetisi
akan mengurangi harga diri dan motivasi akademik indikator dengan 0,02
standar deviasi, mempertimbangkan siswa dan sekolah sebagai unit
analisis dan (2) peningkatan satu standar deviasi di Indonesia Persaingan
akan mengurangi indikator iklim sekolah dengan standar 0,1
penyimpangan, menggunakan siswa dan sekolah sebagai unit analisis.
Dalam kedua kasus tersebut, efeknya tidak signifikan secara statistik jika
unit analisisnya adalah distrik.
Felipe Gajardo dan Nicolás Grau juga mengamati bahwa (3)
peningkatan satu standar deviasi dalam kompetisi akan mengurangi
partisipasi dan indikator kewarganegaraan oleh antara 0,06 dan 0,09
standar deviasi, menggunakan siswa, sekolah dan kabupaten sebagai unit
analisis. Akhirnya, (4) peningkatan satu standar deviasi dalam kompetisi
akan mengurangi indikator kebiasaan gaya hidup sehat antara 0,08 dan
0,16 standar deviasi signifikan secara statistik untuk semua unit agregasi
Hasil ini menunjukkan bahwa semua indikator pembangunan pribadi dan
sosial akan menderita efek negatif jika persaingan meningkat oleh satu
standar deviasi. Indikator kebiasaan gaya hidup sehat memiliki dampak
terbesar diikuti oleh iklim sekolah, partisipasi masyarakat, dan harga diri
dan motivasi akademi

Kesimpulan Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan satu standar deviasi
pada PT kompetisi (menggunakan semua variabel instrumental) meningkatkan
hasil SIMCE di tingkat siswa, sekolah dan distrik, dengan 0,05-0,06 dari standar
deviasi. Namun, peningkatan kompetisi ini juga menyiratkan pengurangan semua
indikator kualitas lainnya: 0,02 dari standar deviasi pada indikator harga diri dan
motivasi akademik; 0,10 dari standar penyimpangan dalam indikator iklim
sekolah; 0,06 hingga 0,09 dari standar penyimpangan dalam indikator partisipasi
sipil; dan 0,08 hingga 0,16 dari a standar deviasi pada indikator kebiasaan gaya
hidup sehat.
Hasil artikel ini menunjukkan bahwa persaingan antar sekolah untuk
siswa (dan, melalui mereka, untuk pendanaan) dapat menghasilkan tertentu
tingkat ketegangan di sekolah antara meningkatkan tes standar mereka hasil dan
fokus pada aspek lain dari kualitas pendidikan. Ini Ketegangan sangat relevan
dalam konteks seperti Chili, di mana semuanya kebijakan publik dan debat
publik, termasuk artikel dalam berita, berputar sepenulisr hasil sekolah pada tes
standar tersebut.
Haruskah kompetisi dan sistem insentif berdasarkan skor tes standar
dihindari sama sekali? Meskipun hasil penulis secara empiris menunjukkan aspek
negatif lain dari sistem voucher Chili, yang akan menunjukkan ya, jawaban yang
tepat untuk pertanyaan itu membutuhkan evaluasi yang lebih komprehensif dari
sistem, yang berada di luar ruang lingkup makalah ini. Kontribusi penulis lebih
sederhana, yaitu, penulis menyajikan bukti kuantitatif tentang kelemahan
pendidikan Chili sistem yang belum ditangani.
Felipe Gajardo dan Nicolás Grau menulis : jika semua insentif yang
dihadapi sekolah terkait dengan nilai ujian standar, sekolah secara alami akan
mengabaikan aspek lain kualitas sekolah yang merugikan mereka. Yang
mengatakan, penting untuk mengakui bahwa penulis tidak memiliki data untuk
mempelajari pengaruh kompetisi sekolah pada nilai jangka Panjang variabel-
variabel ini. Jadi, penulis tidak bisa mengesampingkan peningkatan standar itu
nilai ujian memiliki dampak positif pada ukuran kualitas sekolah lainnya dalam
jangka panjang. Dengan kata lain, penulis tidak bisa mengesampingkan
ketegangan itu di antara berbagai ukuran kualitas sekolah yang
didokumentasikan dalam makalah ini adalah fenomena jangka pendek.

Anda mungkin juga menyukai