صنطننفنيَننناَ دمننن دعنباَددننناَ فومم منِههههمم ِظوهاَلممم ِملنِوهمفمسهمه ِوومم منِههههمم ثثلن أنورثَننننناَ الندكتنناَ د
ب النذيِنن ا ن نن ن ن ن
م م
ت ِبممإمذمن ِال لمه نذل ن
د د خيَهرا م م م
ضثل الننكبيث ك ثهنو الننف ن هممقتوصمد ِووم منِهههمم ِوساَبمق ِباَلم و م و
Kemudian kami wariskan kitab itu kepada orang-orang
yang kami pilih diantara hamba kami, lalu diantara
mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan
diantara mereka ada yang pertengahan, dan diantara
mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat baik
dengan izin Allah, yang demikian itu adalah karunia
yang amat besar (QS. Al-Fatir : 26).
الرحمتكن ن ن ننب لبعن ن ن ننض الرحممن ن ن نناَت،الفن ن ن ن ننرحمط فن ن ن ن ن ن فعن ن ن ن ننل بعن ن ن ن ننض الواجبن ن ن نناَت, mereka yang berlebihan
ويِفعن ننل بعن ننض الكرحموهن نناَت، وقن ن نند يِن ن ننتك بعن ن ننض السمن ننتحباَتadalah mereka yang mengerjakan
والكرحموهنناَت وبعننض الباَحنناَت. adalah mereka yang taat melaksanakan yang wajib
Dari tafsir Ibnu Katsir diatas, maka perlu kiranya kita merenungkan, jika tidak
berada di golongan ketiga, sebisa mungkin kita bertahan pada golongan kedua.
Atau, kita segera bangkit menuju golongan kedua, ketika kita sadar dan merasa
bahwa kita berada di golongan pertama. Tentu kita semua ingin berada digolongan
ketiga, dan tentu siapapun tidak berhak menetapkan kita pada posisi mana kita
berada. Hanya Allah yang maha tahu kita berada diposisi mana. Serta hanya akal,
hati, pola fikir, penghayatan kita dalam shalat, dzikir dan beribadah secara sosial
yang dapat menilai diri kita berada digolongan mana diantara semua tingkatan itu.
Rukun Islam dan rukun iman tidaklah cukup dita lafalkan semata, ada kekuatan
amal sholeh yang perlu dibarengi dalam semua item itu. Hendaklah hidup ini kita
barengi dengan kekuatan taqwa sebagai karakter sosial. Jika kita menjadi pekerta,
maka jadilah pekerja yang bertaqwa, dengan menyeimbangkan antara perintah
dalam bekerja dengan perintah Allah. Begitu pula dalam menjalankan sisi
kehidupan dunia lainnya.
Semoga kita selalu berusaha untuk tidak menghabiskan rutinitas pada predikat
muslim semata, dan selalu terus menerus berusaha menjadi Muslim yang Muttaqin,
Muslim yang bertaqwa. Yakni, muslim yang menjadikan taqwa sebagai karakter
dalam menjalankan kehidupan dunia, Muslim yang selalu menyeimbangkan rasa
tanggung jawab kepada Allah, tanggung jawab kepada hati nurani sendiri, serta
tanggung jawab kepada manusia.