Anda di halaman 1dari 4

2.

8 PERPATAHAN (FRACTURE)
Percobaan tegangan regangan diakhiri dengan perpatahan. Perpatahan ini

dapat didahului oleh deformasi plastik. Bila ada deformasi plastik, maka kita sebut

perpatahan ulet (ductile frakture), bila tidak diiringi deformasi plastik, disebut

perpatahan rapuh (brittle frakture). Keuletan relatif dapat ditentukan dari dua

macam yaitu sebagai berikut:

1. Pengukuran keuletan (dengan mengukur % perpanjangan atau %

penyusutan penampang).

2. Jumlah energi yang diserap pada percobaan impak suhu transisi.

Berbagai bahan memperlihatkan transisi rapuh-ulet dan memiliki suhu

transisi tertentu. Pada suhu rendah retak dapat merambat lebih cepat daripada

terjadiny deformasi plastik, ini berarti bahwa energi yang diserap sedikit. Pada suhu

yang lebih tinggi, retakan didahului oleh deformasi yang memerlukan energi.

Diskontinuitas dalam absorpsi energi ini merupakan karakteristik khas logam kpr,

oleh karena itu perancang perlu berhati-hati dengan perilaku baja pada suhu rendah.

Suhu transisi tergantung pada laju pembebanan. Jadi baja yang dibebani

secara perlahan-lahan dapat patah ulet, dan patah rapuh oleh impak (beban kejut),

hingga tidak ada kesempatan untuk terjadi deformasi plastik. Retakan, sekali terjadi

pada baja dengan suhu transisi yang tinggi akan dapat merambat dengan energi

perpatahan yang rendah sampai kapal patah menjadi dua. Telah terjadi musibah

kapal sebelum perancang berhasil mengadakan perbaikan-perbaikan dan ahli

metalurgi menemukan bahwa baja dengan butiran halus mempunyai suhu transisi

yang lebih rendah daripada baja dengan butiran kasar.

Banyak sekali contoh perpatahan poros turbin daya dan peralatan mekanik

lainnya yang tadinya digunakan dengan cukup memuaskan untuk jangka waktu
yang lama. Pada gambar 6-8.3 terlihat perpatahan berbagai macam. Gaya yang

dapat dibebankan pada bahan selama pembebanan siklus jauh lebih rendah daripada

beban statik. Kekuatan tarik dapat dijadikan pedoman desain untuk konstruksi yang

mengalami beban statik.

Gambar 8.1 perpatahan fatik (poros baja berdiameter 14 cm). Perpatahan merambat
perlahan-lahan dari lubang sekrup penyetel sampai sekitar 90 % dari seluruh
penampang sebelum terjadi perpatahan akhir yang cepat.

Pada gambar 6-8.5 terlihat 3 contoh pembebanan siklus poros suatu kereta

api mempunyai banyak siklus tegangan sinusoidal. Rotor generator yang digunakan

sebagai pembangkit cadangan listrik, merupakan sumber tegangan siklus rendah.

Generator dihidupkan dan dimatikan sekitar 1000 kali per tahun, tiap kali timbul

siklus tegangan pada dasar celah lilitan dan pada poros. Hal serupa dialami badan

pesawat terbang yang mengalami tegangan pada waktu penekanan setelah tinggal

landas, tekanan udara ini ditiadakan setelah pesawat mendarat kembali.

Retak fatik biasanya mulai pada permukaan dimana lentur dan torsi

menyebabkan terjadinya tegangan-tegangan yang tinggi atau ditempat-tempat yang

tidak rata terjadi konsentrasi tegangan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

batas ketahanan sangat tergantung pada penyelesaian permukaan. Pada tahap


permulaan tumbuhnya retak terlihat bahwa terjadi slip mikroskopik dan slip tak

mampu balik di dalam butir-butir. Terjadi penurunan keuletan secara bertahap pada

daerah bidang slip yang menyebabkan terbentuknya retak mikroskopik. Ini terjadi

sekitar 10 % sampai 20 % dari umur fatik. Retak tumbuh secara perlahan-lahan

selama sisa siklus. Akhirnya terjadi pengurangan luas penampang yang cukup besar

hingga terjadi perpatahan. Setiap faktor desain yang menimbulkan konsentrasi

tegangan dapat menimbulkan perpetahan dini. Telah kita ketahui bahwa

penyelesaian permukaan merupakan faktor yang penting.

Gambar 8.2 contoh pembebanan (a) poros kereta api, (b) rotor generator pada waktu
dihidup matikan (c) tekanan dan peniadakan tekanan dalam badan pesawat terbang.

2.9 KERUSAKAN OLEH RADIASI

Pemilihan bahan yang tepat merupakan kunci keberhasilan dalam desain

reaktor nuklir. Pertama-tama bahan harus tetap aman meskipun mungkin terjadi

kerusakan selama pemakaian. Kedua, lingkungan radiasi akan merubah struktur

intern dari berbagai bahan. Perubahan sifat yang tidak diingkinkan ini disebut

kerusakan oleh radiasi. Tubrukan antara atom dan neutron. Karena neutron tidak

bermuatan, maka bila memiliki cukup energi, mereka dapat bergerak langsung

melalui melalui suatu bahan tanpa terpengaruh oleh ion. Neutron berinteraksi

dengan atom dengan bahan jika kebetulan bertubrukan dengan suatu inti, tubrukan

semacam ini jarang terjadi. Bila terjadi tubrukan dalam kristal, neutron terdefleksi
dan atom akan tergeser dari keduannya dalam kristal membentuk kekosongan dan

sisipan. Karena setiap tubrukan memperlambat neutron, tubrukan lebih sering

terjadi hingga akhirnya neutron terjadi perubahan isotop dalam atom.

Pergeseran atom akan meninggalkan cacat dan distrorsi dalam struktur

benda padat. Perubahan sifat-sifat mirip dengan perubahan yang ditimbulkan oleh

pengerjaan dingin dan pengerasan regangan. Pemulihan dari kerusakan radiasi.

Kerusakan radiasi dapat ditiadakan dengan anil yang sesuai pada suhu tinggi.

Mekanisme pemulihan kurang lebih sama dengan mekanisme rekristalisasi. Suhu

yang diperlukan biasanya lebih rendah, mungkin karena atom-atom tergeser

sendiri-sendiri pada posisi energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan

rata-rata sepanjang dislokasi.

Anda mungkin juga menyukai