Anda di halaman 1dari 8

B A D A N P U S AT S TA T IS T IK

No. 05/05/53/Th. XX, 20 April 2017

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016


IPM Nusa Tenggara Timur Tahun 2016
 Pembangunan manusia di NTT pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT. Pada tahun 2016, IPM NTT telah mencapai 63,13
Angka ini meningkat sebesar 0,46 poin dibandingkan dengan IPM NTT pada tahun 2015 yang sebesar 62,67.
 Pada tahun 2016, pembangunan manusia di NTT masih berstatus “sedang”, masih sama dengan statusnya
pada tahun 2015. IPM NTT pada tahun 2016 tumbuh sebesar 0,73 persen dibandingkan tahun 2015.
 Selama periode 2012 hingga 2016, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru
lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 66,04 tahun, meningkat 0,08 tahun dibandingkan tahun
sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,97 tahun, meningkat 0,13
tahun dibandingkan pada 2015. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah
menempuh pendidikan selama 7,02 tahun, meningkat 0,09 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 7,122 juta rupiah pada
tahun 2016, meningkat 119 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.

1. Perkembangan IPM Nusa Tenggara Timur Tahun 2012-2016


Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging
people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun
kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses
hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM
diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS
mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan
backcasting sejak tahun 2010.
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life),
pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup
sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat
dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur
pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah
dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia
25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai
lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan
dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.
IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks
pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai
minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.
IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka
panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu
kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia NTT terus mengalami kemajuan
selama periode 2012 hingga 2016. IPM NTT meningkat dari 60,81 pada tahun 2012 menjadi 63,13 pada
tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM NTT rata-rata tumbuh sebesar 0,94 persen per tahun. Pada periode
2015-2016, IPM NTT tumbuh 0,73 persen. Pertumbuhan pada periode tersebut lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan kenaikan pada perode 2014-2015, tumbuh sebesar 0,66 persen. Meskipun selama
periode 2012 hingga 2016 IPM NTT menunjukkan kemajuan yang cukup besar, status pembangunan
manusia NTT masih stagnan, dari tahun 2012-2016 IPM NTT masih berstatus “sedang”.

Gambar 1
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT, 2012-2016

63,5

63 63.13
62,5 62,67
62,26
62
61,68
61,5

61
60,81
60,5

60

59,5
2012 2013 2014 2015 2016

2. Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia


Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur
panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM
tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks
masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.
Tabel 1
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT Menurut Komponen, 2012-2016
Komponen Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Angka harapan hidup saat lahir (AHH) Tahun 65,64 65,82 65,91 65,96 66,04
Harapan lama sekolah (HLS) Tahun 11,73 12,27 12,65 12,84 12,97
Rata-rata lama sekolah (RLS) Tahun 6,71 6,76 6,85 6,93 7,02
Pengeluaran per kapita disesuaikan Rp 000 6.785 6.899 6.934 7.003 7.112
IPM 60,81 61,68 62,26 62,67 63,13
Pertumbuhan IPM % 0,95 1,43 0,93 0,65 0,73

2 Berita Resmi Statistik No. 08/05/53/Th. XX, 20 April 2017


A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat
Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus
meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2012 hingga 2016, NTT telah berhasil meningkatkan Angka
Harapan Hidup saat lahir sebesar 0,4 tahun atau tumbuh sebesar 0,61 persen. Pada tahun 2016, Angka
Harapan Hidup saat lahir di NTT sebesar 66,04 tahun.

Gambar 2
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) NTT (tahun), 2012-2016

66,1
66,04

66 65,96
65,91
65,9
65,82
65,8

65,7
65,64

65,6

65,5

65,4
2012 2013 2014 2015 2016

B. Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-
rata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2012 hingga
2016, Harapan Lama Sekolah di NTT telah meningkat sebesar 1,24 tahun, sementara Rata-rata Lama
Sekolah meningkat 0,31 tahun.
Selama periode 2012 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 2,55 persen
per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk
yang bersekolah. Di tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di NTT telah mencapai 12,97 yang berarti bahwa
anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1.
Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di NTT tumbuh 1,14 persen per tahun selama periode 2012 hingga
2016. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia NTT
yang lebih baik. Hingga tahun 2016, secara rata-rata penduduk NTT usia 25 tahun ke atas telah mengenyam
pendidikan hingga kelas VII (SMP kelas I).

3 Berita Resmi Statistik No. 08/05/53/Th. XX, 20 April 2017


Gambar 3
Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah NTT (tahun),
2012-2016

12,27 12,65 12,84 12,97


11,73

6,71 6,76 6,85 6,93 7,02

2012 2013 2014 2015 2016

Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

C. Dimensi Standard Hidup Layak


Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak yang
direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita
masyarakat NTT mencapai Rp 7,122 Juta per tahun. Selama lima tahun terakhir, pengeluaran per kapita
disesuaikan masyarakat meningkat sebesar rata-rata 1,22 persen per tahun.

Gambar 4
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di NTT (Rp 000), 2012-2016

7 122
6 934 7 003
6 899
6 785

2012 2013 2014 2015 2016

3. Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota


Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten cukup bervariasi. IPM pada
level kabupaten berkisar antara 54,16 (Kabupaten Sabu Raijua) hingga 78,14 (Kota Kupang). Pada dimensi
umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 58,69 tahun (Kabupaten Sabu
Raijua) hingga 68,46 tahun (Kota Kupang). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah
berkisar antara 10,58 tahun (Kabupaten Manggarai Timur) hingga 15,76 tahun (Kota Kupang), serta Rata-
rata Lama Sekolah berkisar antara 5,21 tahun (Kabupaten Sumba Tengah) hingga 11,44 tahun (Kota

4 Berita Resmi Statistik No. 08/05/53/Th. XX, 20 April 2017


Kupang). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat provinsi berkisar antara 4,923 Juta rupiah
per tahun (Kabupaten Sabu Raijua) hingga 12,986 Juta rupiah per tahun (Kota Kupang).
Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan satu-satunya Kabupaten/Kota yang mengalami
peningkatan status dari “rendah” ke “sedang”. Pada tahun 2016 tercatat lima belas Kabupaten/Kota berstatus
“sedang” dan enam Kabupaten/Kota berstatus “rendah”. Hanya Kota Kupang yang memiliki status IPM
“tinggi” di Nusa Tenggara Timur.

Gambar 5
IPM NTT Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pembangunan Manusia, 2016

Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2015
hingga 2016, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat tiga
kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Sabu Raijua
(1,652%), Kabupaten Rote Ndao (1,646%), dan Kabupaten Malaka (1,356%). Kemajuan pembangunan
manusia di ketiga kabupaten didorong oleh pertumbuhan variabel rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per
kapita. Sementara itu, kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Kupang (0,564%), Kabupaten Ende
(0,305%), dan Kota Kupang (0,244%) tercatat paling lambat di NTT selama tahun 2015-2016.

5 Berita Resmi Statistik No. 08/05/53/Th. XX, 20 April 2017


Tabel 1
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2015-2016
Pengeluaran per IPM
AHH HLS RLS Kapita
Provinsi (tahun) (tahun) (tahun) Disesuaikan Pertumbuhan
Capaian
(Rp 000) (%)
2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015-2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Sumba Barat 66,11 66.15 12,40 12,64 6,44 6,45 6.776 6.914 61,36 61,85 0,80
Sumba Timur 63,88 64,00 12,04 12,30 6,31 6,48 8.883 9.004 62,54 63,22 1,09
Kupang 63,17 63,33 13,47 13,48 6,88 6,93 7.085 7.217 62,04 62,39 0,56
Timor Tengah Selatan 65,55 65,60 12,52 12,53 6,26 6,27 6.118 6.360 59,90 60,37 0,78
Timor Tengah Utara 66,09 66,14 13,26 13,27 6,87 7,13 5.799 5.930 60,96 61,54 0,95
Belu 63,01 63,21 11,80 12,02 7,05 7,06 7.083 7.199 60,54 61,04 0,83
Alor 60,23 60,35 11,41 11,64 7,75 7,76 6.346 6.468 58,50 58,99 0,84
Lembata 65,85 66,02 11,86 12,23 7,51 7,52 6.888 7.010 62,16 62,81 1,05
Flores Timur 64,28 64,36 11,90 12,38 6,98 6,99 7.150 7.237 61,24 61,90 1,08
Sikka 66,10 66,20 11,54 11,91 6,54 6,55 7.618 7.740 61,81 62,42 0,99
Ende 64,37 64,42 13,73 13,74 7,37 7,38 8.679 8.801 65,54 65,74 0,31
Ngada 67,32 67,34 12,32 12,66 7,60 7,61 8.085 8.195 65,10 65,61 0,78
Manggarai 65,48 65,66 11,60 11,92 6,81 6,97 6.875 7.008 60,87 61,67 1,31
Rote Nda 62,86 63,13 12,22 12,51 6,45 6,67 5.946 6.110 58,32 59,28 1,65
Manggarai Barat 65,98 66,19 10,41 10,67 6,81 6,82 7.012 7.149 60,04 60,63 0,98
Sumba Tengah 67,65 67,73 11,65 11,93 5,12 5,21 5.821 5.907 57,91 58,52 1,05
Sumba Barat Daya 67,08 67,71 12,79 13,02 6,29 6,30 5.933 6.079 60,53 61,31 1,29
Nageko 66,25 66,31 11,61 11,98 7,33 7,34 7.906 8.054 63,33 63,93 0,95
Manggarai Timur 67,27 67,39 10,30 10,58 6,43 6,44 5.246 5.396 56,83 57,50 1,18
Sabu Raijua 58,38 58,69 12,71 13,00 5,56 5,68 4.781 4.923 53,28 54,16 1,65
Malaka 64,15 64,27 12,01 12,28 6,08 6,31 5.563 5.658 57,51 58,29 1,36
Kota Kupang 68,34 68,46 15,75 15,76 11,43 11,44 12.856 12.986 77,95 78,14 0,24
NTT 65,96 66,04 12,84 12.97 6,93 7,02 7.003 7.122 62,67 63,13 0,73

Keterangan :
AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir
HLS : Harapan Lama Sekolah
RLS : Rata-rata Lama Sekolah

6 Berita Resmi Statistik No. 08/05/53/Th. XX, 20 April 2017


CATATAN TEKNIS
I. Penyusunan Indeks

Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang
digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut:

Indeks Kesehatan
𝐴𝐻𝐻0 − 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛
𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛

Indeks Pendidikan
𝐻𝐿𝑆 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝐻𝐿𝑆 =
𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝑅𝐿𝑆 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑅𝐿𝑆 =
𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑅𝐿𝑆𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝐻𝐿𝑆 + 𝐼𝑅𝐿𝑆
𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 =
2
Indeks Pengeluaran
ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 − ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =
ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑎𝑘𝑠 − ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛

Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan
minimum seperti terlihat dalam tabel berikut.

Komponen Satuan Min Max

Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0) Tahun 20 85

Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 18

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 15

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Rupiah 1.007.436 26.572.352

Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:

3
𝐼𝑃𝑀 = 𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛

II. Status Pembangunan Manusia

Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan
ke dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengorganisasikan
wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan
manusia.

1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80


2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80
7 3.Berita Resmi“sedang”:
Kelompok Statistik No.
60 ≤08/05/53/Th.
IPM < 70 XX, 20 April 2017
4. Kelompok “rendah”: IPM < 60
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi:

Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si


Kepala BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur

Telp (0380) 826289,821755,


e-mail : bps5300@bps.go.id
nerwil5300@bps.go.id

8 Berita Resmi Statistik No. 08/05/53/Th. XX, 20 April 2017

Anda mungkin juga menyukai