Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unit Permukiman Transmigrasi pada dasarnya dikonsepkan


sebagai calon kawasan pertumbuhan baru, pemerintah
berkewajiban membina dan mendorong masyarakat di lokasi
transmigrasi agar mampu mandiri sesuai dengan potensi dan daya
dukung lingkungan permukiman, hingga pada gilirannya mereka
dapat segera mewujudkan UPT menjadi desa definitif.

Disadari bahwa masih banyak lokasi binaan yang kurang


berkembang dan tidak sesuai dengan harapan. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya berbagai kendala dan permasalahan
seperti yang terkait sumberdaya alam, dan sebagai contoh lanan
yang kurang subur dan marjinal/topografi yang kurang mendukung
atau yang terkait sumberdaya manusia seperti terbatasnya tingkat
keterampilan dan modal yang dimiliki, bangunan infrastruktur yang
kurang mendukung seperti jalan dan jembatan dari dan ke lokasi
rusak kurang memadai, sarana dan prasarana lainnya yang kurang
memadai.

Seperti diketahui bersama bahwa sumberdaya manusia


transmigran adalah golongan masyarakat yang memiliki ciri-ciri yang
khas yang beragam latar belakang sosial ekonominya, budayanya,
adat istiadat, pekerjaan, agama dan lain-lain. Setelah ditempatkan
mereka dituntut untuk dapat berinteraksi dengan sesama warga dan
penduduk setempat serta sumberdaya yang relatif berbeda dengan
daerah asalnya. Hanya sumberdaya manusia yang tangguh dan ulet
serta tidak mudah menyerah saja yang mampu mengatasi segala
tantangan di lokasi baru tersebut.

1
Dengan berlakunya kebijakan OTODA, maka Pemerintah
Daerah diberikan kewenangan untuk menangani secara langsung
pemberdayaan masyarakat di lokasi binaan, sedangkan Pemerintah
Pusat berfungsi sebagai fasilitator (steering) dan memberikan
dukungan pembiayaan melalui APBN Murni dan Dekonsentrasi
memalui provinsi kabupaten berada.
Monografi Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Watu ini
antara lain memuat Potensi Sumber Daya Alam, Sumber Daya
Manusia, Permasalahan dan upaya-upaya yang perlu dilakukan
yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
penentuan kebijakan pemberdayaan UPT. Watu lebih lanjut.

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan.
Monografi UPT Watu ini disusun untuk memberikan informasi
tentang potensi lokasi dan permasalahan-permasalahan yang
menjadi kendala bagi perkembangan UPT serta upaya-upaya
yang perlu dilakukan untuk penanganan permasalahan UPT
dimaksud.

2. Sasaran.
Tersedianya data dan informasi tentang potensi lokasi dan
permasalahan di UPT Watu Kabupaten Soppeng Provinsi
Sulawesi Selatan serta alternatif pemecahannya, sehingga
dapat dijadikan acuan sebagai bahan penentuan kebijakan dan
penyusunan program pemberdayaan masyarakat lebih lanjut.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Letak Geografis dan Administrasi

1. Letak Geografis
Secara astronomis Unit Permukiman Transmigrasi Watu berada
pada posisi :
 Lintang Utara : 04 ” 14 ” 30 ”
 Bujur Timur : 119 ” 45 ” 00 ”
 Lintang Selatan : 04 ” 16 ” 30 ”
 Bujur Barat : 119 ” 46 ” 30 ”

2. Letak Administrasi
Kabupaten Soppeng merupakan bagian wilayah pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan, dengan Ibu Kota terletak di
Watansoppeng. Secara administrasi, wilayah pemerintah Kab.
Soppeng terdiri dari 8 wilayah kecamatan dan 70 wilayah
pemerintahan desa/kelurahan. Unit Permukiman Transmigrasi
Watu terletak di Keacamatan Marioriwawo yang berbatasan
dengan Kabupaten Bone dan Kabupaten barru yang ada di
bagian selatan Kabupaten Soppeng.
Secara administrasi Unit Permukiman Transmigrasi ( Watu )
terletak di :
 Desa : Watu dan Desa Marioritenga
 Kecamatan : MarioriwawoDonri-Donri
 Kabupaten : Soppeng
 Provinsi : Sulawesi Selatan

3
3. Batas
Unit Permukiman Transmigrasi Donri-Donri mempunyai batas –
batas sebagai berikut :
 Utara : Dusun Kalempang Desa Marioritenga
 Selatan : Kabupaten Bone
 Barat : Barata-Desa Marioriaja
 Timur : Lakoe-Desa Marioritenga

B. Aksesibilitas

Secara ekonomis Unit Permukiman Transmigrasi Watu memiliki


jarak ke pusat – pusat perdagangan atau pusat pemerintahan
sebagaimana terlihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 : Aksesibilitas Unit Pemukiman Transmigrasi Watu

KE JARAK SARANA WAKTU KONDISI


( km ) ANGKUTAN TEMPUH JALAN

Desa Terdekat 8 ( roda 2 / roda 20 menit - pengerasan


dan aspal
4)

Kecamatan 12 Roda 2 dan 4 30 menit

Kabupaten 39 Roda 2 dan 4 45 menit

Provinsi 132 Roda 2 dan 4 3 jam

4
C. Potensi Fisik

1. Luas Pencadangan Areal.


Berdasarkan SK Gubernur Sulawesi Selatan Nomor :
1982/VII/2009 dan Rekomendasi Bupati Soppeng tentang
Penunjukan Lokasi Nomor : 1160.A/KDS/2008 tanggal 7 Mei
2008 skala 1 : 100.000.

Luas areal yang dicadangkan adalah ± 700 Ha. Sedangkan


efektif untuk peruntukan lahan-lahan transmigrasi adalah ± 200
Ha. Yang disebabkan adanya lahan-lahan inclave dan daerah
resapan sungai yang tetap harus dipertahankan untuk menjadi
daerah resapan air.

2. Jenis dan kondisi tanah.


Jenis dan kondisi tanah di Unit Permukiman Transmigrasi Watu
adalah berdasarkan RTSP tahun 2010 oleh PT. Anggada Karsa
Utama, Melalui Direktorat Perencanaan teknis kementerian
Nakertrans RI, adalah sebagai berikut :

 Jenis tanah : Alluvial,podsolik,litosol & Mediteran


 Tekstur : Lempung berpasir, sangat teguh, dangkal.
 Struktur : Sedang (Bentuk granular kasar pada
lapisan atas)
 Tingkat kesuburan : Rendah sampai sedang
 PH Tanah : 5,5 – 7

3. Kemiringan Lahan.
Berdasarkan hasil Rencana Teknis tahun 2010, hasil pengamatan
pada lokasi UPT Watu dapat ditemukan bahwa karakteristik
bentang alam yang diminan pada lokasi studi adalah topografi
bergelombang, dengan prosentase antara 9-15% terdistribusi
menyebar pada luasan sebesar 213,8 Ha. Atau sekitar 29,25%

5
dari luas areal keseluruhan berdasarkan SK pencadangan areal
sebelumnya.
Jenis topografi yang pre-dominan yaitu topografi berombak
dengan kelerengan antara 4-8% dengan luas lahan 180,05 Ha.
atau sekitar 24.63% dari luas areal secara keseluruhan.

Selain itu juga ditemui bentuk wilayah yang berbukit dengan


kelas kelerengan antara 16-25%, jenis topografi ini diidentifikasi
memiliki luas kurang lebih sekitar 77,18 Ha. Atau 10,60% dan
yang bergunung sekitar 7%. Dan di lokasi UPT Watu terdapat
beberapa buah sungai, antara lain yaitu Salo Batu Pute, Salo
Pijjae.

D. Kependudukan

1. Penempatan
Penempatan Transmigran di Unit Permukiman Transmigrasi Watu
dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2015 berdasarkan :
1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
Nomor : KEP 208/MEN/X/2004, tentang Syarat dan Tata
Cara Penempatan Sebagai Transmigran ;
2. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor : SE 446/MEN/MP-SES/VII/2005 tanggal 15 Juni
2005 tentang Perpindahan, Penempatan, dan Pembinaan
Transmigrasi serta Masyarakat sekitar ;
3. Surat Siap Terima Penempatan (STP) dari daerah
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor :
560/8046/Disnakertrans tanggal 10 Desember 2015,
perihal Siap Terima Penempatan ;
4. Rekomendasi STP dari Direktur Pembangunan
Permukiman Transmigrasi Kementerian desa
Pembangunan Tertinggal dan Transmigrasi Nomor :

6
ND.499/DKP2Trans.5/XI/2015 tanggal 10 Desember
2015 ;

Tabel 2 : Realisasi Penempatan Transmigran berdasarkan


Daerah Asal Transmigran

TANGGAL JUMLAH DAERAH ASAL


PENEMPATAN KK JIWA TRANSMIGRAN
11 Desember 2015 75 334 KAB. SOPPENG
22 Desember 2015 23 72 JABAR,JATENG, DAN JOGYA
28 Desember 2 7 KAB. SOPPENG

Jumlah 100 413 TPS dan TPA


Kembali 15 KK (47 Jiwa) sisa 85 KK (342 Jiwa) / Mei 2016

2. Perkembangan Penduduk
Perkembangan penduduk di Unit Permukiman Transmigrasi
ditentukan dengan adanya kelahiran, kematian, pecahan KK dan
atau penduduk yang meninggalkan lokasi. Untuk lokasi UPT
Watu, sejak penempatan tahun 11 Desember 2015 sampai
dengan 28 Desember 2015 dapat dirinci perkembangan / mutasi
penduduk sebagai berikut :
 Penempatan awal : 100 KK / 413 jiwa
 Kelahiran : 1 jiwa
 Jumlah penduduk sekarang : 100 KK / 414 jiwa

3. Struktur Penduduk
Struktur penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di Unit
Permukiman Transmigrasi Watu dapat di uraikan dalam bentuk
tabulasi berikut ini :

7
Tabel 3 : Data Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

UMUR JENIS KELAMIN


(TAHUN ) LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
0-4 16 17 33
5-9 9 17 26
10-14 22 22 44
15-19 18 19 37
20-24 24 14 38
25-29 27 11 38
30-34 16 14 30
35-39 6 17 23
40-44 26 21 47
45-49 19 13 32
50-54 12 12 24
55-59 8 4 12
> 60 20 10 30
JUMLAH 223 191 414

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa warga transmigran di


Unit Permukiman Transmigrasi Watu usia balita = 16 jiwa atau
7,97 %, usia sekolah (5-19 tahun) sebanyak = 49 jiwa atau
11,8%, usia produktif (20-54 tahun) sebanyak = 130 jiwa atau
31,4 % dan usia di atas 55 tahun sebanyak = 28 jiwa atau 6,7 %.

E. Lingkungan

1. Keadaan Topografi
Unit Permukiman Transmigrasi Watu berada pada ketinggian
rata-rata ketinggian 100 s/d 200 meter di atas permukiman laut
(dpl) pada umumnya meliputi hutan sekunder dan areal
perkebunan masyarakat setempat.

2. Iklim

8
Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca pada suatu tempat
atau daerah dalam periode tertentu. Iklim sangat penting dalam
upaya pengembangan pertanian yaitu penentuan pola tanam,
jadual pemupukan, penyemprotan hama dan pasca panen.
Bulan basah terjadi pada bulan Desember, Januari, dan Februari
dengan puncak hujan terjadi pada bulan Januari. Sedangkan
bulan kering terjadi 2 sampai 3 bulan pada bulan Agustus s/d
Oktober, hingga dalam satu tahun, yang mana curah hujan
bulanan rata-rata kurang dari 100 mm, terjadi pada bulan Juli,
Agustus, September dan Oktober.

Faktor iklim yang menonjol adalah curah hujan, angin, sinar


matahari, kelembaban udara dan temperatur, sedangkan
keadaan iklim Unit Permukiman Transmigrasi Watu adalah :
 Curah hujan rata – rata tahunan = 1.548 mm/tahun
 Curah hujan maksimum = 201,0 mm
 Jumlah hari hujan rata-rata = 100 hari pertahun

3. Temperatur
Temperatur di Unit Permukiman Transmigrasi Watu berdasarkan
hasil analisa sumber sebelumnya adalah antara 22,0 0C pada
bulan Juli, dan pada bulan Oktober 31,750C. Kondisi fluktuasi suhu
udara di UPT watu tidak terlalu besar sehingga tidak menjadi
kendala bagi pengembangan pertanian.

4. Sumber Air
Sumber Air Bersih (SAB) untuk keperluan sehari-hari warga
transmigran berasal dari perpipaan sistem gravitasi dengan mata
air dari pegunungan. Selain itu terdapat beberapa sumber mata
air dari sumur tanah dangkal dan sungai-sungai yang
membentangi lahan perbukitan transmigran yang sepanjang

9
tahun tidak mengering meski debir air srelatif kecil bila
dikemudian hari terjadi penambahan jumlah KK yang lebih
banyak. Berdasarkan pengamatan hasil studi perencanaan
sebelumnya bahwa rata-ratamsumber mata air sebesar
1,3L/detik yang terjadi selama 9 bulan pada januari hingga
September. Sedangkan untuk keperluan air bersih pada bulan
kering dapat diperoleh dari sumur tanahn dangkal di sepanjang
anak-anak sungai yang ada.

F. Fasilitas Umum.

Dalam rangka mendukung pelayanan administrasi dan pelayanan


umum kepada masyarakat transmigran dan penduduk setempat,
maka di Unit Permukiman Transmigrasi Watu telah dibangun fasilitas
umum antara lain :
 Kantor UPT : 1 Unit
 Rumah Petugas : 1 Unit
 Rumah Ibadah : 1 Unit dan 1 Unit Swadaya ( 2 Unit )
 Balai Desa : 1 Unit
 Puskesmas Pembantu : 1 Unit
 Gudang : 1 Unit
 Sekolah Dasar 3 Lokal : 1 Unit dan 1 Unit Swadaya (2
Unit )
 Lapangan Olah Raga : 0,25 Ha
 Tanah Kuburan : 1/2 Ha

G. Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung kelancaran transportasi keluar atau / masuk ke


UPT, serta kegiatan lainnya telah dibangun sarana dan prasarana
sebagai berikut :

10
 Jalan poros/penghubung: 5,8 km
 Jalan desa : 3,5 km
 Jembatan : 1 unit ( Swadaya )
 Gorong – gorong : 15 unit / 70 Mtr
 Plat Deuker : 4 buah ( 20 Mtr )
 Jalan Tani : 450 Mrt ( Rintisan )
 Sarana Air Bersih : 2 Km

Kondisi jalan secara umum cukup memadai untuk menunjang


kelancaran transpotasi arus angkutan umum dari UPT ke ibukota
kecamatan atau desa sekitar, dan semua fasilitas tersebut di atas
berfungsi dengan baik saat ini.

11
BAB III
KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN SOSIAL EKONOMI

A. Kondisi Sosial Budaya

1. Operasional / Manajemen UPT


Kegiatan manajemen UPT dilaksanakan dalam rangka layanan
administrasi dan penguatan kelembagaan yang ada di UPT guna
peningkatan pelayanan umum, dengan pokok kegiatan antara
lain :
 Mengatur administrasi operasional pelayanan yang meliputi
bimbingan dan penyuluhan, layanan sosial budaya,
pemberdayaan pengembangan usaha ekonomi.
 Melaksanakan administrasi perkantoran UPT.
 Koordinasi intern dan ekstern dengan petugas teknis antar
instansi lain/lintas sektor.
 Melakukan inventarisasi terhadap fasilitas dan peralatan /
perlengkapan yang ada di UPT dan penilaian terhadap barang
tersebut.
Pada saat ini di Unit Permukiman Transmigrasi Watu terdapat 1
(satu) Petugas / Pembina UPT PNS (Ka.KUPT) dan 1 orang
tenaga Non-PNS ( D1-Diploma Satu),dan 1 (satu) orang Pendamping
UPT ( S1), Petugas Keamanan 1 (satu) orang (SMA).

2. Layanan Pendidikan
Pelaksanaan pendidikan di Unit Permukiman Transmigrasi
ditujukan sebagai upaya peningkatan kapasitas SDM,
pengetahuan/keterampilan yang dapat dilakukan melalui
pendidikan formal dalam rangka pelaksanaan program wajib
belajar, sedangkan pendidikan non formal bertujuan untuk
merangsang tumbuhnya swadaya, kesiapan, kemandirian dan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui kegiatan
belajar mengajar khususnya anak usia sekolah diantaranya :
Pelatihan Dai’a, PDU, TNA, dll.

12
a. Pendidikan Formal
Perkembangan pendidikan di Unit Permukiman Transmigrasii
Watu berjalan dengan baik sejak dibangunnya Gedung SDN
Kelas Jauh SDN 148 Sanuale sebanyak 2 ( dua) unit tiga lokal
dengan tenaga guru sebanyak 2 orang ( 2 PNS dan 2
honorer ). Jumlah anak usia sekolah di lokasi sejumlah 48
orang, yang berarti tingkat keikutsertaan anak usia sekolah
dalam proses pendidikan dapat dikatakan baik.
Adapun jumlah murid SD di Unit Permukiman Transmigrasi 48
orang dapat diklasifikasikan sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 4 : Jumlah Murid Sekolah Dasar Negeri 148 Sanuale


UPT watu.

Jenis Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas


Jumlah
kelamin I II III IV V VI
Laki-laki 6 3 6 - 7 - 22
Perempuan 3 1 16 - 9 - 29
Jumlah 9 4 22 0 16 0 51

Adapun ratio guru dengan murid 1 : 20 dan ratio murid dengan


lokal 1 : Dari ratio guru dengan murid dan ratio murid dengan
lokal tersebut, dapat diasumsikan bahwa efektifitas proses
belajar di Unit Permukiman Transmigrasi sudah berjalan
dengan baik. Sedangkan bagi anak transmigran yang ingin
melanjutkan jenjang pendidikannya ke Sekolah Lanjutan
Pertama (SLTP) berada di desa sekitra yang berjarak 3 Km
dari pusat UPT atau sekolah sebelumnya. Sedangkan Sekolah
Lanjutan Atas (SLA) berada di ibu kota kecamatan /
kabupaten.

13
b. Pendidikan Non Formal
Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat, di Unit Permukiman Transmigrasi Watu telah
dilaksanakan pendidikan non formal/kursus/pelatihan yang
diberikan oleh pembina dari UPTD Nakertrans Prov. Sulawesi
Selatan maupun instansi terkait seperti Balai Pelatihan
Ketransmigrasian Prov. Sulawesi Selatan dan beberapa
instansi terkait kepada warga transmigran antara lain :
 Pelatihan Dasar Umu (PDU) : 50
orang
 Pelatihan Pembuatan Kompos (TPS) : 50
orang
 Pelatihan TNA (Trainig Need Assesment) : 20
orang
 Pelatihan Posyandu-Kader Kesehatan : 6 orang
 Pelatihan Majelis Taklim : 5 orang
 Pelatihan PKK : 10 orang

 Pelatihan Da’iah : 5 orang

 Pelatihan Adaptasi Sosial : 40 orang

 Pelatihan Kewirausahaan : 5 orang

4. Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana

a. Kesehatan
Pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana ditujukan
untuk tercapainya derajat kesehatan yang optimal dan
penurunan angka kelahiran, kematian balita dan ibu
melahirkan, sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan
guna tercapainya peningkatan produksi. Dalam rangka
pelayanan kesehatan warga di Unit Permukiman Transmigrasi

14
watu sudah tersedia sarana dan prasarana kesehatan
diantaranya :

 Puskesmas Pembantu (Pustu) sebanyak = 1 unit.


 Posyandu = 2 unit

Adapun petugas kesehatan yang ada terdiri dari :


 Dokter : 1 orang
 Bidan : 1 orang (Bidang Desa)
 Paramedis : 1 orang
 Kader Posyandu : 10 orang
Petugas kesehatan belum menetap di lokasi permukiman,
sedangkan kunjungan dokter dilakukan 2 (dua) kali dalam
seminggu yaitu hari rabu dan Jumat.

b. Jenis penyakit yang terdapat di Unit Permukiman Transmigrasi


Watu berdasarkan data kunjungan ke Puskesmas/Pustu
antara lain :
 Diare : 6 orang
 Ispa : 2 orang
 Malaria : - orang
 Kulit : 4 orang
 Alergi : 5 orang
 Hipertensi : 4 orang
 Hipotensi : 1 orang
 Luka ringan : 3 orang
(diisi berdasarkan data yang ada)

c. Keluarga Berencana (KB).


Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk, maka di
Unit Permukiman Transmigrasi Watu telah diselenggarakan
program Keluarga Berencana (KB). Jumlah Pasangan Usia

15
Subur (PUS) = 5 orang dengan jumlah akseptor = 11 orang,
sedangkan alat kontrasepsi yang dipergunakan adalah : IUD =
- orang, pil = - orang, suntikan = - orang, susuk = - orang dan
lainnya = 11 orang. Sarana penunjang yang tersedia untuk
mendukung program KB telah adanya Pos KB / Posyandu
sebanyak 2 (dua) unit dengan tenaga medis (petugas PLKB)
sebanyak yang berasal dari Petugas Medis Kecamatan yang
ditempatkan di Puskesmas Induk Terdekat.

5. Pembinaan Mental Spiritual.

Pembinaan mental spiritual bertujuan untuk mewujudkan dan


menciptakan kehidupan dan kerukunan umat beragama
(toleransi) antara warga transmigran dan penduduk setempat
serta sebagai upaya untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa . Untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan tersebut, di Unit Permukiman Transmigrasi ...........telah
dibangun sarana/ prasarana dan perlengkapan ibadah berupa :

a. Fasilitas keagamaan :
- Masjid : 2 unit
- Kitab suci : 4 buah
- Gereja : 1 unit ( terdapat di desa sekitar 1 buah )
- Kitab suci : 5 (lima) buah.
2. Penganut agama dan tenaga rohaniawan yang ada :
- Islam : 1 orang
- Da’i / rohaniawan : 1 orang
- Kristen : - orang
- Rohaniawan : - orang

(diisi berdasarkan data yang ada)

6. Seni dan Budaya

16
Pembinaan kesenian dan olah raga ditujukan untuk menumbuh
kembangkan kegiatan kesenian dan olah raga di kalangan warga
transmigran sehingga mereka betah tinggal di lokasi serta
sebagai upaya untuk mempercepat proses integrasi dan asimilasi
antara warga transmigran dengan penduduk setempat. Untuk
menunjang kegiatan tersebut, di Unit Permukiman Transmigrasi
Watu telah dibentuk kelompok kesenian dan olah raga
diantaranya sebagai berikut :

a. Kesenian
 Kasida Rebana majelis taqlim UPT Watu. : 1
kelompok ( 40 orang )

b. Olah Raga :
 ........... : .... kelompok ( ... orang )

7. Organisasi Pemerintahan dan Kelembagaan Sosial

a. Lembaga Pemerintahan Desa


Dalam rangka pelayanan administrasi dan pelayanan umum
serta untuk menuju desa baru yang berswadaya dan
swasembada, di Unit Permukiman Transmigrasi Watu telah
terbentuk Organisasi Pemerintahan Desa yang terdiri dari :

 Kepala Desa : 2 orang (berada di dua desa)


 Sekretaris Desa : 2 orang / 2 (dua) Desa
 Perangkat Desa : 6 orang
( UPT Watu menempati wilayah 2 Desa )

b. Lembaga Sosial Kemasyarakatan

17
Untuk memenuhi kebutuhan sosial kemasyarakatan, di Unit
Permukiman Transmigrasi Watu telah terbentuk beberapa
kelompok sosial diantaranya :
 PKK : 1 Kelompok ( 60 orang )
 Kelompok Kerja : 3 Kelompok (25-30 orang

 Kelahiran : 1 orang ( Kelahiran Dasal Tasikmalaya)


 Karang Taruna : 1 kelompok ( orang )
8. Kondisi Ekonomi

1. Lahan Usaha/Sertifikasi

a. Perolehan lahan usaha warga transmigran di Unit


Permukiman Transmigrasi Watu dapat dilihat pada tabel 5
berikut ini.

Tabel 5 : Luas Lahan yang dibagikan

Dibagikan Diusaha
No. Jenis Lahan
(Ha) kan (Ha)
1 Lahan Pekarangan 25 Ha / KK 25
2 Lahan Usaha I 100 Ha / KK 70
3 Lahan Usaha II

b. Sertifikat Tanah
Target dan realisasi sertifikat Hak Milik atas tanah transmigran
di Unit Permukiman Transmigrasi Watu dapat dilihat pada
tabel 6 berikut ini.
Tabel 6 : Target dan Realisasi Sertifikasi Hak Milik
Target Realisasi
No. Jenis Lahan
(persil) (Buah)
1 Lahan Pekarangan 100 0
2 Lahan Usaha I 100 0
3 Fasilitas Umum 7 0

18
c. Pertanian/Usaha Tani
UPT Watu merupakan jenis transmigrasi umum pola TPLK/
(sesuai pola permukiman). Dengan siklus musim dimana
bulan basah pada bulan Desember sampai dengan bulan
Februari dan bulan kering pada bulan Agustus sampai dengan
hingga Bulan Oktober sepanjang tahun.
Lahan yang telah dibagikan adalah Lahan Pekarangan, Lahan
Usaha dengan luasan LP = 25 Ha. / KK, LU LU I = 100 Ha./
KK (Untuk TPS bervariasi dari 0,75 hingga 1,25 Ha sesuai
garapan sebelumnya).

1) Tanaman pangan
Tanaman pangan yang diusahakan di Unit Permukiman
Transmigrasi Watu sebagaimana pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7 : Komoditias Tanaman Pangan

Komoditas yg Luas Luas Total


Diusahakan Tanam (Ha) Panen Produksi
(Ha) (Ton/Ha)

1. Padi merah - - -
2. Jagung 70 70 4
3. Kacang 5
Hijau 5
4. Umbi- 10
umbian
5. Jenis
Sayuran
280

2) Tanaman perkebunan

Tanaman perkebunan yang diusahakan di Unit


Permukiman Transmigrasi watu sebagaimana pada tabel 8
berikut ini.

Tabel 8 : Komoditas Tanaman Perkebunan

19
Komoditas yg Jml batang Jml batang
diusahakan (bh) (berproduksi)

1. Gamelina ± 1500 -
2. Jati Lokal ± 500 -
3. Jabon Merah ± 300 -
4. Kopi - -
5. Lada / Merica

Tahap Pemeliharaan tahun I (pertama)

3) Tanaman buah-buahan

Tanaman buah-buahan yang dikembangkan di Unit


Permukiman Transmigrasi Watu. sebagaimana pada tabel
9 berikut ini.

Tabel 9 : Komoditas Tanaman Buah-buahan

Komoditas yg Jml batang Jml batang


diusahakan (bh) (berproduksi)

1. Mangga ......... .........


2. Jeruk ......... .........
3. Pepaya ......... .........
4. Sukun ......... .........
5. Nangka ......... .........

20
b. Peternakan

Pemeliharaan ternak menjadi usaha sampingan transmigran


untuk meningkatkan pendapatannya. Di Unit Permukiman
Transmigrasi Watu usaha peternakan yang dikembangkan
meliputi ternak besar seperti Sapi, dan Kuda serta jenis
unggas seperti ayam dan bebek.
Populasi ternak di Unit Permukiman Transmigrasi Watu adalah
sebagai berikut :

 Sapi Lokal : 64 ekor


 Kuda : 8 ekor
 Kambing............ : 4 ekor
 Dll, ternak kecil : Unggas, (jumlah relatif per bulan)

c. Jasa/Industri

Nilai tambah bagi peningkatan industri dan jasa rumah tangga


sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan
transmigran. Industri dan jasa rumah tangga yang
dikembangkan di Unit Permukiman Transmigrasi Watu antara
lain :
 Warung Campuran: 4 unit ( 2 KK orang )
 Jasa / Profesi Tukang Batu
 Jasa / Profesi Tukang batu

3. Kelembagaan Ekonomi
Pada Unit Permukiman Transmigrasi Watu telah terbentuk
lembaga ekonomi/KUD yang berfungsi sebagai wadah kegiatan
perekonomian desa khususnya terkait kegiatan produksi,
prosesing dan pemasaran hasil produksi.

21
 Nama Koperasi : Koperasi Tani Transmigrasi Watu
 Tanggal berdiri : April 2016
 Nomor Badan Hukum : -
 Jumlah Pengurus : Orang
 Simpanan Pokok Anggota : Rp.
 Simpanan Wajib : Rp.
 Bantuan : Rp.
 Jenis Usaha : ...................
( Badan Hukum sementara dalam proses )

Berdasarkan hasil Musrembang tanggal 8 Januari 2016 telah


disepakati untuk pembentukan koperasi di UPT dan rencana
pembentukan kelompok tani dan kelompok kerja.
Demikian juga dengan kelompok-kelompok lainnya akan dibentuk
berdasarkan kebutuhan yang ada sesuai dengan perkembangan
UPT.

22
BAB IV

POTENSI LOKASI DAN PERMASALAHAN

A. Kondisi Fisik
1. Jenis/tekstur tanah
2. Topografi
B. Komoditas Unggulan
1. Tanaman pangan
2. Tanaman perkebunan
3. Tanaman buah-buahan
C. Sarana dan Prasarana
1. Sarana Air Bersih (SAB)
2. Jalan (penghubung/poros/desa)
3. Jembatan
4. Drainase
5. Gorong-gorong/Deucker
D. Fasilitas Umum
1. Kantor UPT
2. Rumah petugas
3. Rumah Ibadah
4. Puskesmas Pembantu
5. Balai Desa
6. Gudang,dsb

E. Sosial Budaya
1. Layanan pendidikan
a. Gedung SD
b. Tenaga guru
c. Perlengkapan sekolah/buku-buku
2. Layanan kesehatan dan KB
a. Pustu
b. Tenaga medis
c. Perlengkapan medis/obat-obatan
F. Sosial Ekonomi
1. Kepemilikan lahan
a. Lahan Pekarangan
b. Lahan Usaha I
c. Lahan Usaha II
b. Produksi usaha tani

23
c. Tingkat pendapatan

BAB V
REKOMENDASI

1. Kondisi Fisik tanah perlu perlakuann khusus


2. Komoditas Unggulan jangka panjang belum jelas
3. Sarana dan Prasarana masih perlu tambahan seperti Lantai Jemur
4. Fasilitas Umum belum memadai terutama jalan dan penerangan
5. Diperlukan budidaya ternak besar sebagai penunjang sosek
6. Layanan Kesehatan perlu petugas yang menetap di lokasi
7. Perlu Bidan Desa untuk ibu-ibu yang siap bersalin
8. Perlu segera dibuatkan perencanaan peningkatan jalan desa
9. SAB perlu penambahan jalur perpipaan untuk menjangkau semua
KK dan Blok.
10. Perlu MCK umum untuk Sekolah, Masjid, Pustu, Balai Desa dan
Kantor.

24
BAB VI
P E N U T U P

Demikian Profil Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Watu


Kecamatan Marioriwawio Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi
Selatan disusun untuk memberikan gambaran / informasi yang
selanjutnya dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dalam
penyusunan program pemberdayaan masyarakat dan penentuan
kebijakan lebih lanjut bagi pihak – pihak yang berkepentingan.

Watansoppeng, September 2016


KEPALA KUPT. WATU
KAB. SOPPENG

SUHARDI, S.Sos. M.Si


NIP : 19690530 1998 11 1001

25
KATA PENGANTAR

Transmigrasi yang dilaksanakan oleh beberapa kabupaten di


Indonesia adalah sebuah program pilihan pemerintah sebagai upaya
pemberdayaan kawasan yang masih marginal dengan rata-rata
pertumbuhan dan perkembangannya sangat minim. Pembangunan
permukiman di Desa watu Kecamatan marioriwawo adalah bertujuan
untuk membuka kawasan yang masih terisolir yang mana Unit
Permukiman ini berada di antara dua desa dan dua kabupaten dengan
harapan agar dapat menjadi wilayah-wilayah pertumbuhan ekonomi
baru yang ditunjang oleh ibnfra struktur yang memadai melalui
pembangunan yang berkelanjutan.
Pelaksanaan program transmigrasi di UPT Watu yang
dilaksanakan perencanaannya pada tahun 2012 dan pembangunannya
pada tahun 2015 masih dalam tahap perkembanganyang berkelanjutan
dan diharapkan nantinya lima tahun ke depan dapat memberikan warna
pola permukiman yang layak hunui, layak usaha, dan dapat
berkembang lebih baik.
Untuk itu, Direktorat Bina Kapasitas Sosial Ekonomi, Direktorat
Jenderal Mobilitas Penduduk memprogramkan penyusunan Profil UPT
untuk memberikan informasi mengenai potensi, permasalahan dan
upaya–upaya penanganannya sebagai bahan acuan kebijakan
penyusunan program pemberdayaan lebih lanjut.

Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Kab. Soppeng-Prov. Sulawesi Selatan

Kantor Unit Permukiman Transmigrasi Watu

26
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………... i
DAFTAR ISI …………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………
A. Latar Belakang …………………………
B. Tujuan dan Sasaran …………………………

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI …………………………


A. Letak Geografis dan Administrasi ………………..
B. Aksesibilitas …………………….....................
C. Potensi Fisik …………………………………….
D. Kependudukan …………………………………….
E. Lingkungan …………………………………….
F. Falisitas Umum …………………………………….
G. Sarana dan Prasarana ………………….

BAB III KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN SOSIAL EKONOMI


A. Kondisi Sosial Budaya ……………....
1. Operasional/ Manajemen UPT ......................
2. Layanan Pendidikan …………………………...
3. Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana…..
4. Pembinaan Mental Spiritual …………………….
5. Seni dan Budaya ………………………………….
6. Organisasi Pemerintahan & KelembagaanSosial

B. Kondisi Sosial Ekonomi ……………………………..


1. Lahan Usaha/Sertifikasi …………………………
2. Usaha Tani ………………………………………
a. Pertanian ………………………………………
b. Perkebunan …………………………………..
c. Peternakan …………………………………..
d. Perikanan …………………………………..
3. Jasa/Industri ……………………………..
4. Kelembagaan Ekonomi ……………………….

BAB IV POTENSI LOKASI DAN PERMASALAHAN ………..

BAB V REKOMENDASI ................... ………………………….


LAMPIRAN ................................................................

27
DOKUMENTASI
KEGIATAN UTP WATU
KAB. SOPPENG

28

Anda mungkin juga menyukai