V. Pemeriksaan fisik
1.Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
GCS : 15 , E4V5M6
2.Vital sign :
TD : 100/80 mmhg
N : 76 x/mnt
S : 36,5
RR : 18 x/mnt
3.TB : 160 cm
BB : 48 kg
4.keluhan fisik
-
5. pemeriksaan fisik head to toe
a. Kepala
Bentuk mesocephale, tidak ada lesi.
b. Rambut
Hitam, lurus, bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada kutu, penyebaran rambut merata.
c. Mata
Visus mata normal, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, sclera putih porselin,
konjungtiva an anemis, pupil isokor, reflek terhadap cahaya diameter : 2 mm.
d. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran polip, tidak ada secret.
e. Telinga
Pendengaran baik, lubang telinga bersih tidak ada penumpukan serumen
f. Mulut dan gigi
Mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada caries.
g. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis.
h. Dada
Jantung : I : ictus cordis tidak tampak
Pa : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran pada jantung
Pe : pekak
A : terdengar suara S1 dan S2 regular
Paru I : ekspansi dada simetris, bentuk simetris
Pa : taktil fremitus teraba sama pada dada posterior, anterior dan lateral
Pe : resonan
A : terdengar suara nafas vesikuler
i. Abdomen : I :bentuk datar, tidak ada lesi
A : terdengar peristaltic usus 10 x/mnt
Pa : tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran
Pe : tympani
j. Genetalia dan anus
bersih, tidak ada hemoroid dan tidak ada lesi
k. Kulit
Turgor baik, elastic, terdapat lesi pada kedua telapak tangan
l. Ekstermitas
5 5
5 5
Akral hangat, CRT < 3 detik
VI. Psikososial
1. Genogram
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien berusia 29 tahun dengan status
belum menikah dam belum mempunyai pekerjaan. Pasien pergi dari rumah karena ada
masalah dengan keluarganya. Pasien menjadi gelandangan kemudian di serahkan ke dinas
sosial dan dirawat di Panti rehabilitasi Kendal. Selama ini pasien tidak memiliki orang
terdekat sehingga pasien tidak pernah bercerita tentang masalah kepada siapapun, lebih suka
memendam sendiri. Sebagai penanggung jawab adalah panti ngudi rahayu kendal.
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Pasien mengatakan tidak ada kekurangan di seluruh bagian tubuhnya, pasien menyukai
seluruh bagian-bagian tubuhnya dan bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah.
Pasien menerima dengan keadaannya saat ini.
b. Identitas diri
Pasien mengatakan statusnya belum menikah, mengakui bahwa dirinya seorang laki-laki,
pasien merasa puas menjadi seorang laki-laki. Pasien berperilaku sebagai seorang laki-laki.
c. Peran diri
Pasien anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien mengatakan peran dan tugasnya sebagai
individu mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri, sebagai anggota kelompok pasien
mampu melaksanakan kegiatan harian dengan kelompok. Pasien mengatakan dengan usianya
29 th sekrang ini belum mampu melaksanakan peran dan tugasnya untuk bekerja. Pasien
belum mampu membantu keluarganya. Sebagai anggota masyarakat pasien tidak mampu
mengikuti kegiatan dalam masyarakat.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan mempunyai harapan untuk cepat sembuh dan pulang. Pasien mempunyai
harapan untuk segera mendapatkan pekerjaan setelah pulang dari RSJ. Pasien ingin bekerja di
pabrik, tetapi harapan pasien tidak sesuai dengan ijazah yang di milikinya. Pasien merasa
agak kecewa dan menyesal apabila harapannya tidak bisa terwujud.
e. Harga diri
Pasien merasa minder karena hanya lulus SMP dan tidak bisa memenuhi harapannya untuk
bekerja sebagai karyawan pabrik.
3. Hubungan sosial
Orang terdekat pasien dirumah adalah adalah ibunya, saat dipanti tidak dekat dengan
siapapun.Saat dirumah sakit pasien tidak memiliki teman dekat. Apabila pasien memiliki
masalah lebih suka di pendam sendiri.
Pasien mampu berperan serta dalam kegiatan kelompok di rumah sakit, misalnya
melaksanakan kegiatan harian di wisma dan TAK.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain pasien mengatakan lebih senang
menyendiri karena tidak bisa mengawali pembicaraan dengan orang lain.sehingga pasien
terlihat melamun, menunduk dan menyendiri.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan pandangannya terhadap orang yang menderita gangguan jiwa sesuai
agama adalah tetap harus melaksanakan ibadah dan harus mendapatkan pengobatan.Menurut
pasien pandangan masyarakat tentang gangguan jiwa adalah orang yang gila dan di sia-
siakan.
b. Kegitan ibadah
Pasien tekun melaksanakan kegiatan ibadah ( sholat, mengaji, yasinan/tahlil) dengan
bimbingan perawat. Pandangan pasien tentang kegiatan beribadah adalah sangat penting dan
wajib dilaksanakan.
VII. Status mental
1. Penampilan
Penampilan pasien rapi, cara berpakain sesuai dan bersih.
2. Pembicaraan
Pasien tidak mampu mengawali pembicaraan, nada bicara pelan, pasien bicara seperlunya
sesuai dengan pertanyaan.
3. Aktivitas motorik
Pasien tremor ketika diajak interaksi
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan perasaanya berubah-ubah, kadang sedih, takut, kuatir ataupun senang.
5. Afek
Afek pasien afek tumpul, sulit berekspresi dan bereaksi dengan stimulus yang kuat.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif tetapi kontak mata kurang. Pasien lebih sering merunduk ketika diajak
interaksi
7. Persepsi
Pasien tidak mengalami perubahan persepsi sensori.
8. Isi pikir
Pasien phobia terhadap ketinggian.
9. Proses pikir
Pasien tidak mengalami proses pikir.
10. Tingkat kesadaran
Composmentis, orientasi tempat dan waktu dan orang baik.
11. Memori
Pasien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang ; pasien tidak mampu mengingat
tanggal kelahirannya. Tidak mampu mengingat kejadian dalam waktu 1 bulan. Pasien
memori jangka pendek tidak terganggu.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien hanya mampu berhitung sederhana.
13. Kemampuan penilaian
Pasien mampu mengambil keputusan sederhana dengan bantuan orang lain. Misal membantu
temannya dengan dimotivasi perawat atau teman sewisma.
14. Daya tilik diri
Pasien mengakui bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan, pasien mengakui dirinya
sedang dirawat di RSJ.
VIII. Kebutuhan Perencanaan Pulang
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Pasien mampu memenuhi kebutuhan makan 3x/hari mulai dari Persiapan sampai
membersihkan alat alat makan. Pasien tidak tau cara berdandan yang baik, masih dengan
bimbingan perawat. Pasien bertempat tinggal dipanti. Pasien tidak memiliki uang/penghasilan
karena pasien belum memiliki pekerjaan.
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
Pasien mengatakan tidak tahu urutan cara mandi yang benar. Kebutuhan ADL harus dengan
bimbingan perawat.
b. Nutrisi
Pasien puas dengan pola makannya yaitu 3xsehari, nafsu makan pasien berubah-ubah kadang
nafsu makan meningkat kadang menurun/sedikit.
BB tetap 48 kg, BB terendah 46kg, Bb tertinggi 48kg.
c. Tidur
Pasien mengatakan tidak ada masalah tidur, pasien tidur malam 9 jam. Pasien merasa segar
setelah bangun tidur. Ada kebiasaan tidur siang dengan lama tidur tidak tentu antara 1-2 jam.
3. Kemampuan klien dalam:
a. Mengantisipasi kebutuhan sendiri
Mampu memanage kegiatan sehari-hari dengan bimbingan perawat.
b. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
Pasien mampu membuat keinginan sendiri dengan bantuan orang lain(perawat).
c. Mengatur penggunaan obat
Pasien tidak mampu menggunakan obat secara mandiri, harus dengan motivasi.
TUK :
1.klien dapat 1.klien 1.1 BHSP
membina menunjukkan dengan:
hubungan tanda-tanda -Beri salam
saling percaya kepada setiap
percaya perawat : berinteraksi
- wajah cerah, -Perkenalkan
tersenyum, mau nama, nama
berkenalan panggilan
-ada kontak mata perawat, tujuan
-bersedia perawat
menceritakan berkenalan
perasaan, -Tanyakan dan
bersedia panggil nama
menceritakan kesukaan klien
masalahnya. -Tunjukkan sikap
jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi
-Tanyakan
perasaan klien
dan masalah yang
di hadapi klien
-Buat kontrak
interaksi yang
jelas
-Dengarkan
dengan penuh
perhatian
ekspresi perasaan
klien
2.2 Diskusikan
dengan klien
penyebab
menarik diri atau
tidak mau
bergaul dengan
orang lain.
2.3 Beri
reinforcement
TUK :
3.klien 3.klien dapat 3.1 Tanyakan
mampu menyebutkan pada klien
menyebutkan keuntungan tentang :
keuntungan berhubungan - manfaat
berhubungan sosial misalnya : hubungan sosial
sosial dan - Banyak teman -kerugian
kerugian - Tidak kesepian menarik diri
menarik diri - Bisa diskusi 3.2 Diskusikan
- Saling bersam klien
menolong tentang :
Dan kerugian -manfaat
menarik diri, berhubungan
misalnya : sosial dan
-sendiri kerugian menarik
-Kesepian diri
-TIdak bias -Beri
diskusi reinforcement
TUK :
4.klien dapat 4. klien dapat 4.1Observasi
melaksanakan melaksanakan perilaku klien
hubungan hubungan sosial saat berhubungan
sosial secara secara bertahap sosial
bertahap dengan : 4.2Beri motivasi
-perawat dan bantu klien
-perawat lain untuk berkenalan
-klien lain atau
-kelompok berkomunikasi
dengan :
-perawat lain
-klien lain
-kelompok
4.3Libatkan klien
dalam TAK
sosialisasi
4.4 Diskusikan
jadwal harian
yang dapat
dilakukan untuk
meningkatkan
kemampuan klien
dalam
bersosialisasi
4.5Beri motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang telah
di buat
4.6 Beri
reinforcement
TUK :
5.klien 5.klien dapat 5.1 Diskusikan
mampu menjelaskan dengan klien
menjelaskan perasaannya tentang
perasaannya setelah perasaannya
setelah berhubungan setelah
berhubungan sosial dengan : behubungan
sosial - orang lain sosial dengan :
- kelompok - orang lain
- kelompok
5.2 Beri
reinforcement
CATATAN KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.D No.Register : 63248
Ruang : wisma sadewa Dx.Medis : F 20.3
Hari/tgl/jam Diagnose/tuk/sp Implementasi Respon/evaluasi TTD
Selasa,20 Isolasi sosial: 1.Mengidentifikasi S : pasien mengatakan
Desember menarik diri penyebab isolasi merasa senang setelah
2011 TUK 1: klien sosial yang di alami ngobrol dengan perawat.
10.30 WIB dapat membina pasien Pasien mengatakan lebih
hubungan saling 2.Mengidentifikasi suka menyendiri karena
percaya keuntungan tidak bisa mengawali
TUK 2 : klien berinteraksii dengan pembicaraan dengan orang
mampu orang lain dan lain
menyebutkan kerugian menarik diri Pasien mengatakn tidak
penyebab tahu keuntungan
menarik diri berinteraksi denagn orang
TUK 3 : klien lain dan kerugian menarik
mampu diri
menyebutkan O : paisen sering
keuntungan menyendiri
berinteraksi Pasien tidak bisa
dengan orang lain menyebutkan kembali
dan kerugian keuntungan berinteraksi
menarik diri dengan orang lain dan
SP I kerugian menarik diri.
A : pasien sudah mampu
mengidentifikasi penyebab
MD
pasien belum mampu
mengidentifikasi
keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan
kerugian menarik diri
P : lanjutkan SP I :
Identifikasi keuntungan
berinteraksi dengan orang
lain dan kerugian menarik
diri
Rabu, 21 Isolasi sosial : S
Desember menarik diri Mengidentifikasi : pasien mengatakan sudah
2011 TUK 3 : klien keuntungan tahu tentang keuntungan
10.30 WIB mampu berinteraksi dengan berinteraksi dengan orang
menyebutkan orang lain dan lain dan kerugian menarik
keuntungan kerugian menarik diri diri dengan orang lain.
berinteraksi
dengan orang lain O : pasien bisa
dan kerugian menyebutkan kembali
menarik diri keuntungan berinteraksi
SP I dengan orang lain :
mempunyai banyak teman,
bisa cerita dengan teman
Kerugian menarik diri :
Tidak mempunyai teman
dan kurang pergaulan
A : pasien mampu
mengidentifikasi
keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan
kerugian menarik diri
P : lanjutkan SP I
Latih pasien berkenalan
dengan satu orang (
perawat )
Kamis , 22 Isolasi sosial : S : pasien mengatakan
desember menarik diri Melatih pasien tidak mau berkenalan
2011 TUK 4 : klien berkenalan dengan dengan perawat karena
10.30 WIB dapat melakukan satu orang ( pasien- tidak tahu cara berkenalan
hubungan sosial perawat ) O : pasien tidak mampu
secara bertahap mendemonstrasikan cara
SP I berkenalan dengan satu
perawat
A : pasien belum memilki
kompetensi berkenalan
dengan satu orang perawat.
P : ulangi SP I
Latih pasien berkenalan
dengan satu orang ( pasien-
perawat).
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi. 8 Jakarta : EGC.
Keliat B.A, 1999 . Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial Menarik Diri. FKUI: Jakarta
Mahdi, Marzuki. 2002. Standar Oprasional (SOP) Rencana Keperawatan Jiwa
Maramis, W.F. 1998 . Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa. Surabaya : Airlangga Press.
Stuart, G.W. Sundeen, S.J. 2001 . Buku Saku Keperawatan Jiwa ( Terj. Yasmin Asih ), Edisi
3. Jakarta : EGC.
Towsend, M.C. 1998 . Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada keperawatan psikiatri, (
terj. Novi Helena ), Edisi 3. Penerbit. Jakarta : EGC.
TIM MPKP. 2004. Standar Oprasional ( SOP ) Rencana Keperawatan Jiwa. ( Bogor : Tim
Pengembangan MPKP ).