Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pelajaran Seni Budaya dirancang untuk mengembangkan kemampuan anak

didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan

kemampuan analisis terhadap kebudayaan di masyarakat dalam memasuki kehidupan

bermasyarakat yang dinamis. Selain itu juga diharapkan mereka memiliki sikap dan

karakter sebagai warga negara, dan memiliki keterampilan berpartisipasi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pada hakikatnya, materi seni budaya merupakan suatu wahana pembelajaran

yang diharapkan tumbuh seiring dengan perkembangan peserta didik dalam melihat

diri dan lingkungannnya. Pada materi pembelajaran Seni Budaya yang akan diteliti

oleh guru adalah mengenai merancang karya seni kriya tekstil yang bertujuan agar

setiap peserta didik dapat mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam seni musik.

Namun kenyataannya dari hasil observasi awal di lapangan yang dilakukan guru pada

SMP Negeri 2 Lubuk Pakam, dimana proses pembelajaran Seni Budaya di kelas VIII

kurang menarik. Hal itu disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan guru

kurang bervariasi atau masih monoton serta guru kurang memanfaatkan media yang

ada dan guru kurang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Guru juga

belum pernah menggunakan model pembelajaran TGT.


Terlihat dari nilai tahun ajaran 2013/2014 di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam

khususnya kelas VIII ditemui hasil belajar siswa pada materi pelajaran Seni Budaya

sangat rendah. Dari 40 orang siswa kelas VIII, 35 orang (87,5%) siswa mendapat

nilai di bawah 6, dan hanya 5 orang siswa (12,5%) yang mendapat nilai di atas 6.

Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini disebabkan karena faktor guru dan

faktor siswa. Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru kurang bervariasi dalam

menggunakan model pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah. Guru

juga jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang sudah dipelajari sehingga mengakibatkan siswa kurang memahami akan materi

yang diterima dari guru. Terlihat di sini guru yang lebih aktif dibandingkan dengan

siswanya sehingga peserta didik menjadi jenuh dan merasa bosan ketika proses

belajar mengajar berlangsung. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya minat siswa

dalam belajar Seni Budaya sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya

hasil belajar siswa tidak semata-mata dari guru namun juga bersumber dari dalam diri

siswa. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar biasanya ditandai dengan

keseriusannya untuk belajar sungguh-sungguh agar mendapat nilai yang baik

Pada saat mengajar masih banyak guru yang ditemukan tidak menggunakan

media, padahal media sangat membantu siswa untuk memahami materi yang akan

disampaikan oleh guru. Terlebih untuk siswa yang umumnya kesulitan dalam

memahami konsep pembelajaran yang bersifat abstrak. Di sinilah pentingnya

penggunaan model pembelajaran dan media yang digunakan guru dalam membantu
siswa mengembangkan kemampuan belajarnya khususnya pada pelajaran Seni

Budaya.

Rendahnya hasil belajar Seni Budaya bukan hanya disebabkan karena mata

pelajaran Seni Budaya sebagai mata pelajaran yang menghafal, melainkan disebabkan

oleh rendahnya motivasi belajar siswa yang diberikan guru. Motivasi adalah

dorongan atau arahan yang diberikan guru kepada siswa agar siswanya lebih

bersemangat untuk belajar sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang

direncanakan.

Rendahnya hasil belajar siswa menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang

dilakukan selama ini belum efektif. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun

suatu model pembelajaran yang dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan

yang ada dilingkungan sekitarnya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT.

Pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Lif Khoiru Ahmadi (2011: 63-64)

adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan

seluruh aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan status. Aktivitas belajar dengan

permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan

siswa dapat belajar rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama,

permainan, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Penggunaan model kooperatif tipe TGT diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman siswa akan materi Seni Budaya yang disampaikan guru karena model

TGT memiliki kelebihan. Kelebihan model tipe TGT ini adalah pembelajaran disusun
dalam bentuk permainan (games) yang dikemas dalam sebuah turnamen

(tournament), sehingga menjadi sebuah pembelajaran yang menarik. Dengan

pembelajaran yang menarik tersebut siswa lebih tertarik dalam pembelajaran

sehingga berimbas pada keterampilan belajar siswa guna mencapai hasil yang

maksimal.

Berdasarkan penjelasan di atas tergambar bahwa diperlukan upaya untuk

meningkatkan hasil belajar Seni Budaya SMP Negeri 2 Lubuk Pakam. Oleh karena

itu guru ingin mencoba meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengadakan

penelitian dengan judul : “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar

Merancang Karya Seni Kriya Tekstil Mata Pelajaran Seni Budaya Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran TGT (Team Games Tournament) Di Kelas VIII

SMP Negeri 2 Lubuk Pakam.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan oleh guru berkaitan

dengan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Seni Budaya, maka dapat

diidentifikasi masalah penelitian dari beberapa faktor :

1. Pembelajaran Seni Budaya di kelas berlangsung secara monoton.

2. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya.

3. Guru jarang menggunakan media pembelajaran.

4. Guru belum pernah menggunakan Model Pembelajaran TGT


1.3. Pembatasan Masalah

Dari sejumlah faktor yang mempengaruhi hasil belajar Seni Budaya, maka

penulis membatasi masalah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka

permasalahan ini dibatasi hanya pada : ”Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Seni Budaya Materi Pokok Merancang karya seni kriya tekstil dengan

Menggunakan Model Pembelajaran TGT di kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang diuraikan di

atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Apakah setelah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada pelajaran Seni Budaya di kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuk

Pakam?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Seni Budaya kelas VIII SMP Negeri

2 Lubuk Pakam melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games

Tournament).

1.6. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan pembelajaran,

khususnya guru yang mengajar di bidang Seni Budaya, yaitu :

1. Bagi siswa

Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Seni Budaya di kelas

VIII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam.

2. Bagi Guru

- Sebagai masukan bagi semua guru mata pelajaran di satuan sekolah yang

mengajar di bidang Seni Budaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pelajaran Seni Budaya dengan menggunakan model pembelajaran TGT

(Team Games Tournament).

- Sebagai salah satu bahan usul kenaikan pangkat satu tingkat.

3. Bagi Sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam

pembelajaran Seni Budaya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori

2.1.1. Hakikat Hasil Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan

lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Pengertian belajar

menurut Winkel (1999:53) menyatakan bahwa “belajar adalah aktivitas mental/psikis

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.” Perubahan itu

diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang

relatif lama dan merupakan hasil belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Menurut Nana Sudjana dalam Kunandar (2011:276) mengatakan “hasil

belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran,

yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes

perbuatan.” Sedangkan S. Nasution dalam Kunandar (2011:276) berpendapat bahwa

hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya

mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam

diri pribadi individu yang belajar. Pengertian hasil belajar menurut Winkel (1996:51)

menyatakan bahwa “hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.”


Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu yang mengikuti proses

pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian

hasil belajar Seni Budaya Sub Pokok Bahasan Merancang karya seni kriya tekstil

dinyatakan dengan nilai setelah mengikuti tes hasil belajar yang diadakan pada akhir

proses pembelajaran.

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari

dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa (lingkungan). Faktor yang datang dari diri

siswa terutama kemampuan yang sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar

yang dicapai.

a. Faktor Internal

Faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa sangat mempengaruhi hasil

belajar peserta didik. Menurut Brata dalam Hamid Darmadi (2010:189) faktor

internal digolongkan ke dalam faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1. Faktor-faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik


individu yang dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu keadaan jasmani
pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca
indera.
2. faktor-faktor psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti intelegensi,
minat, sikap dan motivasi.
b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa dapat mempengaruhi hasil

belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan faktor non-sosial.

1. Faktor sosial menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai

situasi sosial. Contohnya keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada

umumnya.

2. Faktor non-sosial adalah faktor-faktor lingkungan yang bukan sosial seperti

lingkungan alam dan fisik. Contohnya : keadaan rumah, ruang belajar, buku-buku

sumber dan sebagainya.

2.1.3 Model Pembelajaran TGT (Team Games Tournament)

Teknik kooperatif learning model TGT ini dikemas dalam bentuk permainan

karena bermain merupakan pemenuhan suatu kebutuhan mendasar bagi anak-anak

serta sesuatu yang sangat menarik.

Pembelajaran kooperatif model TGT menurut Lif Khoiru Ahmadi (2011:63-

64) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah

diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,

melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan

reinforcement.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran

kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping

menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Secara bertahap, Lif Khoiru Ahmadi (2011:63-64) menyusun langkah-langkah

kegiatan pembelajaran koperatif tipe TGT sebagai berikut :

1. Penyajian Kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,

biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang

dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan

dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja

lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan

menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (team)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya

heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi

kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan

lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan

optimal pada saat game.

3. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji

pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.

Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa

memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan

nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor.
4. Turnamen

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir mingggu atau pada setiap unit

setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar

kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen.

Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya

pada meja II dan seterusnya.

5.Team Recognize (Penghargaan Kelompok)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team

akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang

ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih,

“Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-

ratanya 30-40

Adapun beberapa kelebihan model TGT menurut Sudjana (2011:140) yaitu

sebagai berikut :

1) Permainan menumbuhkan kegembiraan dan tidak melelahkan dalam belajar.

2) Kompetisi dan ingin menang dirasakan oleh para peserta.

3) Dapat menggunakan alat-alat yang mudah di dapat di daerah setempat, murah

dan gampang digunakan.

4) Ganjaran bagi pemenang dirasakan secara langsung.

5) Penilaian bersama oleh pengamat dan pemain

Sedangkan kelemahan model TGT menurut Sudjana (2011:140) yaitu

sebagai berikut :
1) Permainan belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat karena cara dan

peraturan dianggap mirip dengan judi.

2) Kemungkinan timbul perasaan untuk mengalahkan yang lain dan bukan untuk

kerjasama.

3) Membutuhkan keterampilan dalam mencari dan mengembangkan alat-alat yang

sesuai dengan kondisi daerah.

4) Dorongan dirasakan hanya untuk dapat ganjaran dan bukan untuk belajar.

5) Kadang-kadang melebihi waktu yang telah ditentukan.

Karakteristik pembelajaran kooperatif model TGT memunculkan adanya

kelompok dan kerjasama dalam belajar, di samping itu terdapat persaingan antar

individu dalam kelompok maupun antar kelompok. Oleh sebab itu pembelajaran

kooperatif diharapkan mampu mengatasi keterbatasan waktu tersebut, guru tidak lagi

harus secara maraton dalam menjelaskan materi tetapi harus sesuai dengan

kemampuan dan potensi yang dimiliki dengan arahan dan bimbingan guru.

2.2.Kerangka Berpikir

Seni Budaya merupakan bidang studi yang mempelajari, menelaah,

menganalisis seni dan budaya di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek

kehidupan. Salah satu metode yang diterapkan untuk meningkatkan keterampilan

belajar siswa pada mata pelajaran Seni Budaya adalah mengubah belajar individual

menjadi kooperatif yang bergantung pada kelompok-kelompok kecil yang terdiri 4-5

orang dalam kelompok. Di dalam proses pembelajaran kooperatif dapat


mengembangkan keterampilan bepikir dan keterampilan sosial siswa serta

mengurangi rasa bosan dan jenuh khususnya dalam belajar Seni Budaya.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi yang

diberikan oleh guru, tetapi mereka juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan

khusus yang disebut keterampilan kooperatif atau gotong royong. Keterampilan

gotong royong ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja sama dalam

penyelesaian tugas kelompok.

Salah satu pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam proses

belajar Seni Budaya adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pembelajaran

kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class

precentation), belajar dalam kelompok (teams), pemainan (games), pertandingan

(tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition).

Pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament)

mengakomodasi usaha-usaha setiap individu anggota kelompok, tapi juga tetap

memberikan penilaian terhadap usaha-usaha kerja kelompok. Tipe TGT ini juga

mempunyai kelebihan karena pembelajaran disusun dalam bentuk permainan (games)

yang dikemas dalam sebuah turnamen (tournament), sehingga menjadi sebuah

pembelajaran yang menarik. Dengan pembelajaran yang menarik tersebut siswa lebih

tertarik dalam pembelajaran sehingga berimbas pada keterampilan belajar siswa guna

mencapai prestasi yang maksimal.

Oleh karena itu, dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

TGT, dapat diasumsikan keterampilan belajar siswa meningkat. Keterampilan belajar


tersebut diantaranya seperti mengajukan pertanyaan, peran siswa dalam kelompok,

mengobservasi, merumuskan informasi, menggolongkan informasi dan

bekomunikasi. Dengan keterampilan belajar yang ia miliki, siswa yang akan menjadi

pembelajar bagi dirinya serta teman di dalam kelasnya pada materi merancang karya

seni kriya tekstil dan semuanya itu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan dalam KD.

2.3. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Seni Budaya materi merancang karya seni kriya tekstil di kelas VIII SMP

Negeri 2 Lubuk Pakam.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom

research action). Dimana guru memberikan tindakan kepada subjek yang diteliti

yaitu siswa kelas VIII dan sesama guru bertindak sebagai observator.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Lubuk Pakam tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 30 siswa.

3.2.2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa melalui Model

Pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT).

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

a. Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau

model pembeajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas

seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai

tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.


b. Hasil belajar adalah hasil yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran

Seni Budaya pada materi merancang karya seni kriya tekstil yang dituangkan

dalam bentuk angka (nilai).

3.4 Desain penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Prosedur penelitian

meliputi kegiatan pelaksanaan PTK berupa refleksi awal dan observasi

mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, seluruh tahapan dilakukan

merupakan tindakan yang berbentuk siklus seperti gambar yang dikemukakan oleh

Hopkins ( 1993 : 48 ) dalam Zainal Aqib ( 2006 : 31 ) sebagai berikut :

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan / Aksi

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan / Aksi

Pengamatan

Gambar 3.1. Skema Penelitian Tindakann Kelas (PTK)


3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini memiliki beberapa tahap pelaksanaan tindakan yang

diuraikan dalam II siklus. Dalam siklus I dilaksanakan kegiatan pembelajaran 2 kali

pertemuan. Hasil dari siklus I digunakan sebagai acuan dalam menentukan perbaikan

tindakan pada siklus II. Sedangkan hasil dari siklus II artinya digunakan sebagai

acuan untuk rencana tindak lanjut pembelajaran selanjutnya. Tahap dalam prosedur

penelitian ini adalah (1) perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Pengamatan, (4)

Refleksi.

Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaa tindakan dilakukan guru yang bekerjasama dengan guru
kelas. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah :
1. Menyusun RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Mempersiapkan sumber, bahan yang dibutuhkan.

3. Membagi 6 kelompok belajar secara heterogen.

4. Merencanakan penataan ruang kelas untuk pembelajaran kooperatif tipe TGT.

5. Menyusun lembar kerja siswa.

6. Mempersiapkan soal-soal untuk kuis.

7. Mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru mengajar.

8. Menyiapkan lembar observasi keterampilan belajar siswa.

9. Menyiapkan alat dokumentasi


Untuk kegiatan pada siklus I ini, guru mempersiapkan kuis untuk kelompok

belajar dan satu tes untuk individu dengan materi pokok merancang karya seni kriya

tekstil.

b. Pelaksanaan

Dalam konsep PTK istilah pelaksanaan dipahami sebagai aktifitas yang telah

dirancang secara sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan

dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah pelaksanaan tindakan yang dilakukan

adalah :

1. Membagi siswa menjadi beberapa 6 kelompok.

2. Melaksanakan apersepsi untuk memberikan kesiapan siswa untuk menerima

pelajaran.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru memotivasi siswa untuk berpatisipasi dalam diskusi kelompok.

5. Menjelaskan materi pembelajaran yang akan diberikan pada siswa.

6. Guru membagi lembar kerja kelompok

7. Guru menyajikan pertanyaan dalam bentuk permainan.

8. Dimulai dari salah satu anggota tim, misal tim A nomor 1 mengocok kartu dan

mengambil satu buah kartu yang berisi pertanyaan dan menjawabnya.

9. Bila jawaban benar, maka kartu diambil oleh pemain nomor 1 dari tim A dan bila

jawaban salah maka kartu dikembalikan lagi.

10. Kemudian dilanjutkan dengan giliran tim lawan. Berturut-turut sampai kartu

habis.
11. Kartu yang diperoleh tim dikumpulkan dan diberi nilai. Tim yang paling banyak

mengumpulkan poin itulah yang menang.

12. Guru memberikan penghargaan kepada siswa.

13. Guru bersama siswa membahas soal kuis.

14. Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.

C. Observasi

Kegiatan observasi ini dilaksanakan untuk mengamati proses pembelajaran

dikelas secara langsung baik aktivitas guru saat mengajar dan aktivitas siswa saat

belajar. Agar informasi yang diperoleh lebih akurat, maka guru dibantu guru kelas

pada saat mengobservasi.

D. Refleksi

Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan untuk melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diharapkan

dalam pembelajaran yang pada akhirnya ditemukan kekurangan untuk diperbaiki

sehingga merasa perlu melakukan perencanaan ulang, tindakan ulang dan observasi

ulang. Demikian tahap kegiatan terus berulang sehingga membentuk siklus yang

berikutnya sampai suatu permasalahan teratasi.

Siklus II

Siklus II hanya akan dilakukan jika hasil tindakan pada siklus I tidak berhasil

mencapai indikator yang telah ditetapkan. Hasil refleksi pada siklus I dianalisis dan

dilihat pada aspek-aspek mana yang perlu perbaikan.


a. Perencanaan

1. Menyusun RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Mempersiapkan sumber, bahan, dan media yang dibutuhkan.

3. Membagi 6 kelompok belajar secara heterogen.

4. Merencanakan penataan ruang kelas untuk pembelajaran kooperatif tipe TGT.

5. Menyusun lembar kerja siswa.

6. Mempersiapkan soal-soal untuk kuis.

7. Mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru mengajar.

8. Mempersiapkan lembar observasi keterampilan belajar siswa.

9. Menyiapkan alat dokumentasi

b. Pelaksanaan

1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok.

2. Melaksanakan apersepsi untuk memberikan kesiapan siswa untuk menerima

pelajaran.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru memotivasi siswa untuk berpatisipasi dalam diskusi kelompok.

5. Menjelaskan materi pembelajaran yang akan diberikan pada siswa.

6. Menggunakan media pembelajaran berupa gambar yang berhubungan dengan

merancang karya seni kriya tekstil.

7. Guru menyajikan pertanyaan dalam bentuk kartu-kartu permainan.

8. Dimulai dari salah satu anggota tim, misal tim A nomor 1 mengocok kartu dan

mengambil satu buah kartu yang berisi pertanyaan dan menjawabnya.


9. Bila jawaban benar, maka kartu diambil oleh pemain nomor 1 dari tim A dan bila

jawaban salah maka kartu dikembalikan lagi.

10. Kemudian dilanjutkan dengan giliran tim lawan. Berturut-turut sampai kartu

habis.

11. Kartu yang diperoleh tim dikumpulkan dan diberi nilai. Tim yang paling banyak

mengumpulkan poin itulah yang menang.

12. Guru memberikan penghargaan kepada siswa.

13. Guru bersama siswa membahas soal kuis.

14. Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.

c. Observasi

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengamati proses pembelajaran di kelas

secara langsung baik aktivitas guru saat mengajar dan aktivitas siswa saat belajar.

Agar informasi yang diperoleh lebih akurat, maka guru berkolaborasi dengan guru

kelas pada saat mengobservasi.

d. Refleksi

Kegiatan ini dilaksanakan pada akhir pertemuan. Tahap ini mengemukakan

kembali secara rinci segala sesuatu yang terjadi di kelas selama pertemuan siklus II.

Jika pada tahapan siklus II masih ditemukan siswa yang belum memiliki keterampilan

belajar maka dilaksanakan siklus selanjutnya. Namun jika kegiatan telah memenuhi

tujuan yang diharapkan, maka tidak perlu dilakukan tindakan pada siklus selanjutnya,

dengan kata lain penelitian dianggap selesai.


3.6.Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengetahui keterampilan belajar siswa dengan menggunakan

kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT), maka guru melakukan pengumpulan

data dengan menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi.

1. Tes

Tes dalam penelitian ini adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang

digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa tentang materi pelajaran mengenai

merancang karya seni kriya tekstil. Tes yang diberikan berbentuk pilihan berganda

dengan jumlah 20 soal. Pemberian tes ini dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu tes awal

(sebelum pemberian tindakan), tes hasil belajar (setelah selesai siklus 1) dan tes hasil

belajar II (setelah selesai siklus II).

2. Observasi

Dalam pengumpulan data selama proses pembelajaran berlangsung, guru

dibantu oleh observer yaitu guru kelas VIII disekolah tersebut. Adapun perannya

adalah mengamati aktifitas pembelajaran yang berpedoman pada lembar observasi

yang telah disiapkan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati penggunaan metode

kooperatif tipe TGT yang bermaksud untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan

rencana yang disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat

menghasilkan perubahan terhadap siswa sesuai dengan yang direncanakan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari

informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada
sekolah yang diteliti dan mengabadikan kegiatan penelitian berupa foto. Dokumen-

dokumen tersebut antara lain berupa arsip perencanaan pembelajaran dan hasil

pekerjaan siswa yang dapat memberi informasi data serta dokumen berupa foto yang

menggambarkan situasi pembelajaran Seni Budaya dengan menggunakan model

kooperatif tipe TGT.

3.7 Teknik Analisis Data

Adapun cara menganalisa data adalah dengan memakai analisa data persentase

dan kuantitas data.

Persentase untuk menghitung hasil belajar siswa perorangan yang tuntas dan

belum tuntas dinilai sebagai berikut :


𝐵
PPH = N x100%

Dimana : PPH = Persentase Penilai hasil


B = Skor yang diperoleh siswa
N = Skor total
Tingkat ketuntasan siswa dalam belajar dapat dikatagorikan dalam 3 tingkatan

yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Untuk lebih jelasnya dipaparkan pada tabel

dibawah ini, sebagai berikut :

Kategori tingkat penguasaan siswa


Persentase tingkat penguasaan Kategori
83%-100% Tinggi
65%-82% Sedang
0%-64% Rendah
Seseorang siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa tersebut mencapai ≥65 %

dan ≤ 65 % siswa dikatakan belum tuntas belajar.

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui persentase ketuntasan kelas dengan

menggunakan rumus :
𝑌
PKK = x100%
N

Dimana : PKK = Persentase Ketuntasan Kelas


Y = Siswa yang mengalami ketuntasan
N = Jumlah seluruh siswa
Cara mengitung nilai rata-rata :

∑X
𝑋̅= ∑ N

Dimana

𝑋̅ = Nilai rata-rata

X = Jumlah seluruh nilai siswa

N = Jumlah Siswa

Cara menganalisis hasil observasi guru dan siswa

∑𝐵
P = 𝑁

Dimana

P = Hasil observasi

B = Skor observasi

N = Jumlah item observasi

Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil observasi digunakan skala nilai sebagai

berikut :
1,00 - 1,74 Sangat rendah

1,75 - 2,49 Rendah

2,50 - 3,24 Tinggi

3,25 - 4,00 Sangat tingi

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam pada

semester II T.A 2013/2014 selama 2 (dua) bulan mulai dari tahap persiapan sampai

pelaksanaan tindakan. Adapun jadwal penelitian mulai dari bulan Oktober –

Desember 2013 seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1. Waktu Penelitian

Bulan /Minggu

No Kegiatan Nopember Desember


Oktober 201
2013 2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1. Refleksi awal (persiapan X
pelaksanaan tindakan kelas )
2. Siklus I
Petemuan I X
Pertemuan II X
Tes Siklus X
3. Siklus II
Pertemuan I X
Pertemuan II X
Tes Siklus X
4. Analisa data X X
5. Penulisan laporan X X X X
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang meliputi pelaksanaan tes

awal, pelaksanaan siklus I dan pelaksanaan siklus II di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam.

4.1.1 Hasil Pelaksanaan Pretest

Pertama kali yang dilakukan guru sebelum melakukan tindakan adalah

melakukan pretest pada seluruh siswa kelas VIII. Pemberian pretes juga bertujuan

untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa pada materi pelajaran merancang karya

seni kriya tekstil.

Berdasarkan nilai pretes siswa, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa

sebagai berikut ini :

Tabel 1 : Nilai Pretes Siswa


Nomor Item Soal
No Kode Siswa Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 01 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 4 40
2 02 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 50
3 03 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3 30
4 04 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 4 40
5 05 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 60
6 06 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 4 40
7 07 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 4 40
8 08 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3 30
9 09 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 4 40
10 010 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6 60
11 011 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 50
12 012 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7 70
13 013 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 6 60
14 014 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 50
15 015 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 70
16 016 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 50
17 017 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 6 60
18 018 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4 40
19 019 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5 50
20 020 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 70
21 021 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 6 60
22 022 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 5 50
23 023 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 6 60
24 024 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70
25 025 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 40
26 026 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 70
27 027 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 60
28 028 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4 40
29 029 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 5 50
30 030 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 3 30
Jumlah 1530
Rata-rata 51

Dari tabel 1 di atas maka dapat diketahui 30 orang siswa pada saat diberikan

pretest sebanyak 5 orang siswa (16,67%) yang mendapat nilai tuntas sedangkan siswa

yang memperoleh nilai tidak tuntas sebanyak 25 orang siswa (83,33%) dengan nilai

rata-rata 51.

Berikut ini merupakan tingkat presentasi ketuntasan klasikal yang diperoleh

siswa selama pretest berlangsung:


Tabel 2

Deskripsi Nilai Pretes Siswa

Jumlah Persentase
Nilai Hasil Belajar Keterangan
Siswa Jumlah Siswa
0-20 Sangat rendah 0 0 Belum tuntas
21-40 Rendah 11 36,67 Belum tuntas
41-60 Sedang 14 46,67 Belum tuntas
61-80 Tinggi 5 16,67 Tuntas
81-100 Sangat tinggi 0 0 Tuntas
Jumlah 30 100

Berdasarkan rumus ketuntasan belajar siswa secara klasikal diperoleh :


5
PKK = 𝑥 100 % = 16,67 %. Dari hasil pretest tersebut maka dapat diketahui dari
30

30 orang siswa terdapat sebanyak 5 orang siswa (16,67%) mendapat nilai tinggi,

sebanyak 14 orang siswa (46,67 %) mendapat nilai sedang, sebanyak 11 orang siswa

(36,67%) mendapat nilai rendah dan tidak ditemukan (0%) siswa yang mendapat nilai

sangat rendah.

Dari tes hasil belajar diperoleh beberapa masalah yang dihadapi siswa pada saat

diberikan pretes yaitu : 1) mengalami kesulitan dalam menyebutkan merancang karya

seni kriya tekstil, 2) mengalami kesulitan dalam menjelaskan merancang karya seni

kriya tekstil.
4.1.2 Hasil dan Pembahasan Siklus I

A. Perencanaan

Dari tes awal yang dilakukan hasil belajar siswa masih rendah, untuk itu guru

membuat alternatif pemecahan masalah terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami

siswa yaitu dengan menggunakan model TGT. Dalam hal ini guru dapat bertindak

sebagai guru dan observer. Penelitian siklus I ini dilaksanakan dalam dua pertemuan.

Bentuk perencanaan pada siklus I yaitu : 1) Membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), sesuai dengan model yang digunakan. 2)Menyiapkan bahan

ajar. 3) Membagi siswa menjadi 6 kelompok belajar secara heterogen. 4) Menyusun

lembar kerja siswa, soal-soal untuk kuis. 5) Mempersiapkan lembar observasi

kegiatan guru dan siswa

B. Pelaksanaan

1) Pertemuan ke 1

a. Awal Pembelajaran

Sebelum proses model pembelajaran TGT dilaksanakan terlebih dahulu

guru mengucapkan salam dan mengisi daftar hadir siswa dan mengatur tempat duduk

siswa berdasarkan kelompok. Untuk mengetahui kesiapan belajar siswa guru terlebih

dahulu melakukan apersepsi mengenai pengembangan karya seni musik. Guru juga

memberikan motivasi kepada siswa agar bersungguh-sungguh mengikuti proses

belajar-mengajar.
b. Pemberian Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang merupakan

pengembangan dan pelaksanaan program pengajaran yang telah disusun pada

kegiatan perencanaan sebanyak 2 kali pertemuan dimana setiap pertemuan dengan

alokasi waktu 2 x 35 menit.

Untuk memulai proses belajar mengajar guru terlebih dahulu

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu memahami pengembangan karya seni

musik. Oleh karenanya, setelah proses belajar mengajar berlangsung diharapkan

siswa dapat : menyebutkan macam-macam karya musik serta dapat menjelaskan

masing-masing defenisinya serta dapat memberikan contohnya masing-masing.

Untuk mencapai hal tersebut guru akan menjelaskan materi mengenai karya seni

musik melalui ceramah.

Sesudah guru menjelaskan materi kemudian guru membagikan lembar kerja

kelompok yang sudah disiapkan oleh guru sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan

kepada siswa tata cara pengerjaannya lembar kerja kelompok tersebut. Guru

membimbing siswa saat mengerjakan tugas kelompok. Setelah selesai mengerjakan

tugas kelompok sesuai dengan waktu yang ditentukan, guru dan siswa membahas soal

kerja kelompok tersebut. Kemudian guru meluruskan jawaban kelompok yang kurang

tepat.

Setelah itu guru menyajikan pertanyaan dalam bentuk kartu-kartu permainan

yang gunanya untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas

dan kelompok. Guru memberi kartu soal kepada setiap kelompok secara bergiliran.
Kartu soal tersebut dikocok terlebih dahulu oleh guru kemudian ketua kelompok

mencabut 1 kartu soal. Apabila kelompok dapat menjawab soal berdasarkan dengan

nomor kartu soal yang didapat maka kartu tersebut akan dipegang oleh kelompok

tersebut dan sebaliknya apabila kelompok tidak dapat menjawab soal berdasarkan

dengan nomor kartu soal maka kartu tersebut dikembalikan lagi kepada guru begitu

seterusnya sampai kartu soal tersebut habis dibagi kepada siswa.

Kartu yang diperoleh kelompok dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.

Kelompok yang paling banyak mengumpulkan kartu itulah yang nantinya mengikuti

turnamen. Dalam turnament ini guru memberikan kesempatan kepada setiap

kelompok untuk memilih salah satu siswa yang mampu, untuk menjadi perwakilan

mereka dalam mengikuti turnamen.

Selesai turnamen guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

menjadi pemenang. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa

untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami kemudian guru dan siswa

menyimpulkan bersama materi pembelajaran.

2) Pertemuan ke 2

a. Awal Pembelajaran

Sebelum proses pembelajaran model TGT dilaksanakan terlebih dahulu guru

mengucapkan salam, mengisi daftar hadir siswa, mengatur tempat duduk siswa

berdasarkan kelompok. Untuk mengetahui kesiapan belajar siswa guru terlebih

dahulu melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang sebelumnya sudah


dipelajari. Guru juga memberikan motivasi siswa agar bersungguh-sungguh

mengikuti proses belajar-mengajar.

b. Pemberian Tindakan

Untuk memulai proses belajar mengajar guru terlebih dahulu menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu memahami pengembangan karya seni musik. Oleh

karenanya, setelah proses belajar mengajar berlangsung diharapkan siswa dapat :

menyebutkan macam-macam karya musik serta dapat menjelaskan masing-masing

defenisinya serta dapat memberikan contohnya masing-masing.

Guru menjelaskan materi pelajaran dengan ceramah. Sesudah guru menjelaskan

materi kemudian guru membagikan lembar kerja kelompok yang sudah disiapkan

oleh guru sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa tata cara

pengerjaannya lembar kerja kelompok tersebut. Guru membimbing siswa saat

mengerjakan tugas kelompok. Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok sesuai

dengan waktu yang ditentukan, guru dan siswa membahas soal kerja kelompok

tersebut. Kemudian guru meluruskan jawaban kelompok yang kurang tepat.

Setelah itu guru menyajikan pertanyaan dalam bentuk kartu-kartu permainan

yang gunanya untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas

dan kelompok. Guru memberi kartu soal kepada setiap kelompok secara bergiliran.

Kartu soal tersebut dikocok terlebih dahulu oleh guru kemudian ketua kelompok

mencabut 1 kartu soal. Apabila kelompok dapat menjawab soal berdasarkan dengan

nomor kartu soal yang didapat maka kartu tersebut akan dipegang oleh kelompok

tersebut dan sebaliknya apabila kelompok tidak dapat menjawab soal berdasarkan
dengan nomor kartu soal maka kartu tersebut dikembalikan lagi kepada guru begitu

seterusnya sampai kartu soal tersebut habis dibagi kepada siswa.

Kartu yang diperoleh kelompok dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.

Kelompok yang paling banyak mengumpulkan point itulah yang mengikuti turnamen.

Dalam turnamen ini guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk

memilih salah satu siswa yang mampu, untuk menjadi perwakilan dalam mengikuti

turnament. Guru membagi meja turnamen menjadi 3 berdasarkan nilai kelompok

tertinggi. Kemudian guru mengumumkan kelompok yang menang dalam turnament

dan memberikan penghargaan berupa hadiah.

Guru dan siswa membahas soal kuis dan menyimpulkan materi secara bersama-

sama. Setelah selesai pelaksanaan tindakan, diberikan Post Tes I untuk melihat

keberhasilan tindakan yang dilakukan dan untuk melihat kesulitan yang masih

dialami siswa. Tes yang diberikan yaitu tes individu yang berjumlah 10 soal dalam

bentuk pilihan berganda.

Hasil tes siswa pada siklus I pada Materi Pokok merancang karya seni kriya

tekstil dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3
Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Kode Nomor Item Soal
N0 Skor Nilai
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 01 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 5 50
2 02 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 5 50
3 03 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 40
4 04 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 5 50
5 05 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 70
6 06 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 4 40
7 07 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 5 50
8 08 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5 50
9 09 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 5 50
10 010 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 60
11 011 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 7 70
12 012 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80
13 013 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 70
14 014 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 70
15 015 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80
16 016 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 60
17 017 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70
18 018 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 6 60
19 019 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7 70
20 020 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80
21 021 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 7 70
22 022 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 70
23 023 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 80
24 024 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 80
25 025 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40
26 026 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80
27 027 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 70
28 028 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4 40
29 029 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7 70
30 030 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 5 50
Jumlah 1870
Rata-rata 62,333

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas maka dapat disimpulkan

bahwa dari 30 siswa orang siswa rata-rata hasil belajar siswa tergolong kategori

cukup dengan nilai rata-rata 62. Untuk mengetahui tingkat persentase perubahan hasil

belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :


Tebel 4
Deskripsi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Jumlah Persentase Jumlah
Nilai Hasil Belajar Keterangan
Siswa Siswa
0-20 Sangat rendah 0 0 Belum tuntas
21-40 Rendah 4 13,33 Belum tuntas
41-60 Sedang 10 33,33 Belum tuntas
61-80 Tinggi 16 53,33 Tuntas
81-100 Sangat tinggi 0 0 Tuntas
Jumlah 30 100

Berdasarkan rumus ketuntasan belajar siswa secara klasikal diperoleh :


16
PKK =30 𝑥 100% = 53,33%. Dari tes hasil belajar pada siklus I tersebut maka

dapat diketahui dari 30 orang siswa terdapat sebanyak 16 orang siswa 53,33%

mendapat nilai tuntas dan sebanyak 14 orang siswa 46,66% mendapat nilai tidak

tuntas.

C. Pengamatan

Pada saat yang bersamaan guru diobservasi oleh guru kelas VIII dengan

menggunakan alat bantu daftar cheklist. Tujuan dari observasi adalah untuk menilai

tingkat keberhasilan guru dalam menggunakan model pembelajaran TGT.

Untuk melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses belajar

mengajar berlangsung dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif TGT, selama

observasi aktivitas mengajar guru sebagai berikut :


Tabel 5
Lembar Observasi Pemantau Untuk Guru
No Kegiatan 1 2 3 4
A Membuka Pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran √
3 Memberi motivasi √
B Penggunaan waktu dan strategis pembelajaran
1 Menyediakan sumber belajar dan alat bantu √
pelajaran
2 Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan √
yang berurut
3 Menggunakan waktu pembelajaran secara efektif √
dan efesien
4 Menggunakan metode yang sesuai dengan √
pembelajaran
C Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
1 Memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam √
pembelajaran
2 Upaya guru melibatkan siswa dalam proses √
pembelajaran
3 Mengamati kegiatan siswa dalam menyelesaikan √
tugas yang diberikan
D Komunikasi dengan siswa
1 Pengungkapan pertanyaan dengan jelas dan tepat √
2 Memberikan respon terhadap pertanyaan siswa √
3 Mengembangkan keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat √
E Melakukan evaluasi
1 Melaksanakan penilaian pada saat pembelajaran √
berlangsung
2 Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran √
F Menutup pelajaran
1 Merangkum isi pelajaran √
Jumlah 44
Rata-rata = 44/16 = 2,75

Kriteria :

2,50 - 3,24 Tinggi


Berdasarkan tabel di atas aktivitas mengajar guru tergolong kategori tinggi

dengan nilai rata-rata 2,75 namun demikian masih ditemukan beberapa kegiatan dari

aktivitas mengajar guru yang tergolong rendah oleh karenanya guru perlu melakukan

perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Beberapa kegiatan yang dimaksud

yaitu : 1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang berurut. 2)

Menggunakan waktu pembelajaran secara efektif dan efesien. 3) Upaya guru

melibatkan seluruh siswa dalam proses pembelajaran kelompok.

Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa


No Indikator 1 2 3 4
1 Menyimak penjelasan guru √
2 Bertanya saat pembelajaran berlangsung √
3 Aktif bekerja dalam kelompok √
4 Kekompakan yang terjalin pada setiap kelompok √
5 Sikap siswa selama proses belajar mengajar √
Jumlah 13

Rata-rata = 13/5 = 2,6

Kriteria :

2,50 - 3,24 Tinggi

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa aktivitas belajar siswa

tergolong kategori tinggi yaitu dengan nilai rata-rata 2,6 namun demikian masih

ditemukan beberapa aktivitas belajar siswa yang masih rendah itu artinya tidak semua
siswa yang aktif dalam belajar kelompok oleh karenanya guru perlu memperhatikan

lagi aktivitas belajar siswa dalam kelompok.

D. Refleksi

Berdasarkan dari temuan hasil penelitian di atas maka dapat dikatakan bahwa

terjadi peningkatan hasil belajar setelah siklus I atau setelah dilaksanakan model

pembelajaran TGT dengan tingkat perbedaan sebesar 53,33% - 16,67% = 36,66%.

Walaupun demikian dari hasil postes pada siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan

hasil belajar secara klasikal belum tercapai dengan kriteria ketuntasan minimal yaitu

≥ 65%. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus

selanjutnya yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap Materi

Pokok merancang karya seni kriya tekstil.

Beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa

yaitu : 1) Masih banyak siswa yang belum memahami defenisi dari merancang karya

seni kriya tekstil. 2) Rendahnya keinginan siswa untuk mengulang kembali materi

pelajaran yang sudah dipelajari, siswa masih mengutamakan kegiatan bermain

daripada belajar. 3) Siswa masih malu-malu dalam bertanya dan mengemukakan

pendapatnya karena merasa takut salah. 4) Dalam diskusi kelompok masih ditemukan

siswa yang tidak mengerti melakukan tugasnya. Siswa umumnya masih kebingungan

hal ini disebabkan karena siswa belum pernah melakukan kerja kelompok dalam

model TGT. 5) Kurangnya kerjasama dalam diskusi kelompok. 6) Guru mengalami

kesulitan dalam menjelaskan materi karena dalam siklus ini guru belum
menggunakan media pembelajaran. 7) Guru mengalami kesulitan dalam mengarahkan

siswa untuk mengulangi pelajaran di rumah karena masih banyak siswa yang masih

mengutamakan bermain daripada belajar dan sulitnya guru dalam memahami

karaakteristik siswa. 8) Dalam pembelajaran guru mengalami kesulitan dalam

mengarahkan siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas karena

jarangnya guru di sekolah tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya mengenai materi yang telah dipelajari sehingga masih banyak ditemukan

siswa yang malu-malu bertanya karena takut salah. 9) Guru juga mengalami kesulitan

dalam mengarahkan siswa dalam diskusi kelompok karena belum pernahnya

dilakukan kerja kelompok model TGT. 10) Guru juga masih mengalami kesulitan

dalam memahami karakteristik siswa sebab terdapat siswa yang merasa tidak senang

dalam kelompoknya akibatnya ada siswa yang tidak serius dalam melakukan kerja

kelompok. Oleh karenanya untuk siklus selanjutnya guru sengaja membentuk

kelompok diskusi yang baru sehingga dalam kelompok terdapat keharmonisan.

Berdasarkan data tersebut di atas maka perlu dilakukan perbaikan proses belajar

mengajar guna meningkatkan hasil belajar siswa. Langkah-langkah yang diambil

adalah melanjutkan proses belajar mengajar pada siklus II dengan

mempertimbangkan permasalahan-permasalahan yang ada.

4.1.3. Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan data hasil postes yang telah dikumpulkan, masih ditemukan

bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I masih rendah. Dari data
yang dikumpulkan bahwa masih terdapat beberapa kelemahan siswa dalam

memahami materi pelajaran.

A. Perencanaan

Bentuk perencanaan pada siklus II yaitu : 1) Membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), sesuai dengan model yang digunakan. 2) Menyiapkan bahan

ajar dan media pembelajaran. 3) Membagi siswa menjadi 6 kelompok belajar secara

heterogen. 4) Menyusun lembar kerja siswa, soal-soal untuk kuis. 5) Mempersiapkan

lembar observasi kegiatan guru dan siswa. 6) menyiapkan soal postes pada siklus II

yang akan dikerjakan siswa di akhir siklus II.

B. Pelaksanaan

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan pengembangan

rencana pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan metode kerja

kelompok sesuai dengan model TGT, melakukan tanya jawab, dan latihan-latihan.

Kegiatan ini disusun untuk mengoptimalisasi kegiatan yang kurang mendukung dari

pengembangan bentuk dari model TGT.

1) Pertemuan ke – 1

a. Awal Pembelajaran

Sebelum proses model pembelajaran TGT dilaksanakan terlebih dahulu guru

mengucapkan salam dan mengisi daftar hadir siswa dan mengatur tempat duduk

siswa berdasarkan kelompok. Untuk mengetahui kesiapan belajar siswa guru terlebih

dahulu melakukan apersepsi mengenai pengembangan karya seni musik. Guru juga
memberikan motivasi kepada siswa agar bersunggu-sungguh mengikuti proses

belajar-mengajar.

b. Pemberian Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang merupakan

pengembangan dan pelaksanaan program pengajaran yang telah disusun pada

kegiatan perencanaan sebanyak 2 kali pertemuan dimana setiap pertemuan dengan

alokasi waktu 2 x 35 menit.

Untuk memulai proses belajar mengajar guru terlebih dahulu

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu memahami pengembangan karya seni

musik. Oleh karenanya, setelah proses belajar mengajar berlangsung diharapkan

siswa dapat : menyebutkan macam-macam karya musik serta dapat menjelaskan

masing-masing defenisinya serta dapat memberikan contohnya masing-masing.

Untuk mencapai hal tersebut guru akan menjelaskan materi mengenai pengembangan

karya seni musik melalui media pembelajaran.

Sesudah guru menjelaskan materi kemudian guru membagikan lembar kerja

kelompok yang sudah disiapkan oleh guru sebelumnya. Pembentukan kelompok baru

dilakukan dengan menggunakan nilai yang diperoleh siswa pada siklus I. Kemudian

guru menjelaskan kepada siswa tata cara pengerjaannya lembar kerja kelompok

tersebut. Guru membimbing siswa saat mengerjakan tugas kelompok. Setelah selesai

mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan waktu yang ditentukan, guru dan siswa
membahas soal kerja kelompok tersebut. Kemudian guru meluruskan jawaban

kelompok yang kurang tepat.

Setelah itu guru menyajikan pertanyaan dalam bentuk kartu-kartu permainan

yang gunanya untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas

dan kelompok. Guru memberi kartu soal kepada setiap kelompok secara bergiliran.

Kartu soal tersebut dikocok terlebih dahulu oleh guru kemudian ketua kelompok

mencabut 1 kartu soal. Apabila kelompok dapat menjawab soal berdasarkan dengan

nomor kartu soal yang didapat maka kartu tersebut akan dipegang oleh kelompok

tersebut dan sebaliknya apabila kelompok tidak dapat menjawab soal berdasarkan

dengan nomor kartu soal maka kartu tersebut dikembalikan lagi kepada guru begitu

seterusnya sampai kartu soal tersebut habis dibagi kepada siswa.

Kartu yang diperoleh kelompok dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.

Kelompok yang paling banyak mengumpulkan kartu itulah yang nantinya mengikuti

turnamen. Dalam turnament ini guru menentukan salah satu siswa dari setiap

kelompok untuk menjadi perwakilan mereka dalam mengikuti turnamen.

Selesai turnamen guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

menjadi pemenang. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa

untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami kemudian guru dan siswa

menyimpulkan bersama materi pembelajaran.

2) Pertemuan ke 2

a. Awal Pembelajaran
Sebelum proses pembelajaran model TGT dilaksanakan terlebih dahulu guru

mengucapkan salam, mengisi daftar hadir siswa, mengatur tempat duduk siswa

berdasarkan kelompok. Untuk mengetahui kesiapan belajar siswa guru terlebih

dahulu melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang sebelumnya sudah

dipelajari. Guru juga memberikan motivasi siswa agar bersungguh-sungguh

mengikuti proses belajar-mengajar.

b. Pemberian Tindakan

Untuk memulai proses belajar mengajar guru terlebih dahulu menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu memahami pengembangan karya seni musik. Oleh

karenanya, setelah proses belajar mengajar berlangsung diharapkan siswa dapat :

menyebutkan macam-macam karya musik serta dapat menjelaskan masing-masing

defenisinya serta dapat memberikan contohnya masing-masing.

Guru menjelaskan materi pelajaran dengan media pembelajaran. Sesudah guru

menjelaskan materi kemudian guru membagikan lembar kerja kelompok yang sudah

disiapkan oleh guru sebelumnya. Pembentukan kelompok baru dilakukan dengan

menggunakan nilai yang diperoleh siswa pada siklus I. Kemudian guru menjelaskan

kepada siswa tata cara pengerjaannya lembar kerja kelompok tersebut. Guru

membimbing siswa saat mengerjakan tugas kelompok. Setelah selesai mengerjakan

tugas kelompok sesuai dengan waktu yang ditentukan, guru dan siswa membahas soal

kerja kelompok tersebut. Kemudian guru meluruskan jawaban kelompok yang kurang

tepat.
Setelah itu guru menyajikan pertanyaan dalam bentuk kartu-kartu permainan

yang gunanya untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas

dan kelompok. Guru memberi kartu soal kepada setiap kelompok secara bergiliran.

Kartu soal tersebut dikocok terlebih dahulu oleh guru kemudian ketua kelompok

mencabut 1 kartu soal. Apabila kelompok dapat menjawab soal berdasarkan dengan

nomor kartu soal yang didapat maka kartu tersebut akan dipegang oleh kelompok

tersebut dan sebaliknya apabila kelompok tidak dapat menjawab soal berdasarkan

dengan nomor kartu soal maka kartu tersebut dikembalikan lagi kepada guru begitu

seterusnya sampai kartu soal tersebut habis dibagi kepada siswa.

Kartu yang diperoleh kelompok dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.

Kelompok yang paling banyak mengumpulkan point itulah yang mengikuti turnamen.

Dalam turnamen ini guru memilih salah satu siswa yang mampu, untuk menjadi

perwakilan mereka dalam mengikuti turnament. Guru membagi meja turnamen

menjadi 3 berdasarkan nilai kelompok tertinggi. Kemudian guru mengumumkan

kelompok yang menang dalam turnament dan memberikan penghargaan berupa

hadiah.

Guru dan siswa membahas soal kuis dan menyimpulkan materi secara bersama-

sama. Setelah selesai pelaksanaan tindakan, diberikan Post Tes II yang bertujuan

untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa dalam memahami meteri pelajaran

secara tepat. Berikut ini disajikan tabel hasil belajar siswa pada siklus II setelah

menggunakan model pembelajaran TGT.


Tabel 7
Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Nomor Item Soal
No Kode Siswa Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 01 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80
2 02 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 9 90
3 03 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 70
4 04 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90
5 05 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
6 06 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 60
7 07 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80
8 08 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90
9 09 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 80
10 010 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90
11 011 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90
12 012 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
13 013 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90
14 014 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90
15 015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
16 016 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80
17 017 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90
18 018 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80
19 019 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80
20 020 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
21 021 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
22 022 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90
23 023 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
24 024 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90
25 025 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 6 60
26 026 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
27 027 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
28 028 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 70
29 029 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90
30 030 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 80
Jumlah 2610
Rata-rata 87
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 6 di atas maka dapat disimpulkan

bahwa dari 30 orang siswa rata-rata hasil belajar siswa tergolong kategori tinggi

dengan nilai rata-rata 87.

Untuk mengetahui persentase perubahan hasil belajar selama proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tebel 8
Deskripsi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Jumlah Persentase
Nilai Hasil Belajar Keterangan
Siswa Jumlah Siswa
0-20 Sangat rendah 0 0 Belum tuntas
21-40 Rendah 0 0 Belum tuntas
41-60 Sedang 2 6,66 Belum tuntas
61-80 Tinggi 9 30 Tuntas
81-100 Sangat tinggi 19 63,33 Tuntas
Jumlah 30 100

Berdasarkan rumus ketuntasan belajar siswa secara klasikal diperoleh :


28
PKK = 30 𝑥 100% = 93,33%. Dari tes hasil belajar pada siklus II tersebut maka dapat

diketahui dari 30 orang siswa terdapat sebanyak 28 orang siswa (93,33%) mendapat

nilai tuntas dan sebanyak 2 orang siswa (6,66%) mendapat nilai belum tuntas.

C. Pengamatan

Pada saat yang bersamaan guru diobservasi oleh guru kelas VIII dengan

menggunakan alat bantu daftar cheklist. Tujuan dari observasi adalah untuk menilai

tingkat keberhasilan guru dalam menggunakan model pembelajaran TGT.


Berikut merupakan hasil observasi yang diperoleh selama pembelajaran

menggunakan model pembelajaran TGT :

Tabel 9
Hasil Observasi Guru Pada Siklus II
No Kegiatan 1 2 3 4
A Membuka Pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran √
3 Memberi motivasi √
B Penggunaan waktu dan strategis pembelajaran
1 Menyediakan sumber belajar dan alat bantu pelajaran
2 Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan √
yang berurut
3 Menggunakan waktu pembelajaran secara efektif dan √ √
efesien
4 Menggunakan metode yang sesuai dengan
pembelajaran √
C Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
1 Memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam √
pembelajaran
2 Upaya guru melibatkan siswa dalam proses √
pembelajaran
3 Mengamati kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugas √
yang diberikan
D Komunikasi dengan siswa
1 Pengungkapan pertanyaan dengan jelas dan tepat √
2 Memberikan respon terhadap pertanyaan siswa √
3 Mengembangkan keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat √
E Melakukan evaluasi
1 Melaksanakan penilaian pada saat pembelajaran √
berlangsung
2 Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran √
F Menutup pelajaran
1 Merangkum isi pelajaran √
Jumlah 59
Rata-rata = 59/16 = 3,68
Kriteria :
3,25 - 4,00 Sangat tingi
Berdasarkan tabel di atas aktivitas mengajar guru tergolong sangat tinggi

dengan nilai rata-rata 3,68 dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pembelajaran dari aktivitas mengajar guru sudah berlangsung efektif, oleh karenanya

guru tidak perlu melakukan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa


No Indikator 1 2 3 4
1 Menyimak penjelasan guru √
2 Bertanya saat pembelajaran berlangsung √
3 Aktif bekerja dalam kelompok √
4 Kekompakan yang terjalin pada setiap kelompok √
5 Sikap siswa selama proses belajar mengajar √
Jumlah 18

Rata-rata = 18/5 = 3,6

Kriteria :

3,25 - 4,00 Sangat tingi

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa aktivitas belajar siswa

tergolong kategori sangat tinggi yaitu dengan nilai rata-rata 3,6 dengan demikian

maka guru tidak perlu melanjutkan pada siklus selanjutnya

D. Refleksi

Dari hasil analisis pada siklus II ditemukan peningkatan sebesar 40% bila

dibandingkan dengan siklus I, tingkat ketuntasan belajar klasikal pada siklus II se

besar 93,33%. Hasil ini menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tidak perlu dilakukan tindakan perbaikan

lagi pada siklus selanjutnya.

Untuk mengetahui tingkat perubahan hasil belajar siswa selama pretes, siklus I

dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 11
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Saat Pretes, Siklus I dan Siklus II
No Kode Siswa Pretes Siklus I Siklus II Ket
1 01 40 50 80 Meningkat
2 02 50 50 90 Meningkat
3 03 30 40 70 Meningkat
4 04 40 50 90 Meningkat
5 05 60 70 100 Meningkat
6 06 40 40 60 Meningkat
7 07 40 50 80 Meningkat
8 08 30 50 90 Meningkat
9 09 40 50 80 Meningkat
10 010 60 60 90 Meningkat
11 011 50 70 90 Meningkat
12 012 70 80 100 Meningkat
13 013 60 70 90 Meningkat
14 014 50 70 90 Meningkat
15 015 70 80 100 Meningkat
16 016 50 60 80 Meningkat
17 017 60 70 90 Meningkat
18 018 40 60 80 Meningkat
19 019 50 70 80 Meningkat
20 020 70 80 100 Meningkat
21 021 60 70 100 Meningkat
22 022 50 70 90 Meningkat
23 023 60 80 100 Meningkat
24 024 70 80 90 Meningkat
25 025 40 40 60 Meningkat
26 026 70 80 100 Meningkat
27 027 60 70 100 Meningkat
28 028 40 40 70 Meningkat
29 029 50 70 90 Meningkat
30 030 30 50 80 Meningkat
Jumlah 1530 1870 2610
Siswa yang tuntas 5 16 28
Siswa yang belum tuntas 25 14 2
Rata-Rata 51 62,33333 87 Meningkat

Berdasarkan tabel 10 di atas maka dapat disimpulkan dari 30 orang siswa pada

saat pretes sebanyak 5 orang siswa 16,66% mendapat nilai tuntas dan sebanyak 25

orang siswa 83,33% mendapat nilai belum tuntas dengan nilai rata-rata 51. Pada

siklus I sebanyak 16 orang siswa 53,33% mendapat nilai tuntas dan sebanyak 14

orang siswa 46,66% mendapat nilai belum tuntas dengan nilai rata-rata 62,33. Pada

siklus II terdapat sebanyak 28 orang siswa 93,33% mendapat nilai tuntas dan

sebanyak 2 orang siswa 6,66% mendapat nilai belum tuntas dengan nilai rata-rata 87.

Untuk menggambarkan perubahan hasil belajar siswa pada saat pretes, siklus I

dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tebel 12
Rekapitulasi Nilai Pretes, Siklus I dan Siklus II
Nilai Hasil Belajar Pretes Siklus I Siklus II

0-20 Sangat rendah 0 0 0


21-40 Rendah 11 4 0
41-60 Sedang 14 10 2
61-80 Tinggi 5 16 9
81-100 Sangat tinggi 0 0 19
Jumlah 30 30 30
4.2.Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil pretes, siklus I dan siklus II maka hasil belajar siswa sebagai

berikut ini :

Pada saat pretes atau sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model

TGT dari 30 orang siswa terdapat sebanyak 5 orang siswa 16,66% mendapat nilai

tuntas dan sebanyak 25 orang siswa 83,33% mendapat nilai belum tuntas dengan rata-

rata nilai 51. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena 1) mengalami

kesulitan dalam menyebutkan merancang karya seni kriya tekstil, 2) mengalami

kesulitan dalam menjelaskan merancang karya seni kriya tekstil.

Pada siklus I terdapat sebanyak 16 orang siswa 53,33% mendapat nilai tuntas

dan sebanyak 14 orang siswa 46,66% mendapat nilai belum tuntas dengan rata-rata

nilai 62,33. Beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa

yaitu 1) Masih banyak siswa yang belum memahami defenisi dari merancang karya

seni kriya tekstil. 2) Rendahnya keinginan siswa untuk mengulang kembali materi

pelajaran yang sudah dipelajari, siswa masih mengutamakan kegiatan bermain

daripada belajar. 3) Siswa masih malu-malu dalam bertanya dan mengemukakan

pendapatnya karena merasa takut salah. 4) Dalam diskusi kelompok masih ditemukan

siswa yang tidak mengerti melakukan tugasnya. Siswa umumnya masih kebingungan

hal ini disebabkan karena siswa belum pernah melakukan kerja kelompok dalam

model TGT. 5) Kurangnya kerjasama dalam diskusi kelompok.

Sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah

dengan melakukan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan kelemahan-


kelemahan yang dialami selama siklus I. Dari hasil tindakan diperoleh bahwa pada

siklus II sebanyak 30 orang siswa sebanyak 28 orang siswa 93,33% mendapat nilai

tuntas dan sebanyak 2 orang siswa 6,66% belum mendapat nilai tuntas dengan rata-

rata nilai 87. Itu artinya hasil belajar siswa sudah mencapai tingkat ketuntasan yang

telah ditetapkan. Oleh karenanya guru tidak perlu melakukan tindakan pada siklus

selanjutnya.

Dengan demikian hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini

adalah menerima hipotesis yang menyatakan “Model pembelajaran Team Games

Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Seni

Budaya materi merancang karya seni kriya tekstil di kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuk

Pakam.”

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Tingkat perubahan hasil belajar siswa dapat dijelaskan bahwa dari 30 orang

siswa terdapat sebanyak 5 orang siswa 16,66% mendapat nilai tuntas dan sebanyak 25

orang siswa 83,33% belum mendapat nilai tuntas dengan rata-rata nilai 51. Pada

siklus I sebanyak 16 orang siswa 53,33% mendapat nilai tuntas dan sebanyak 14

orang siswa 46,66% belum mendapat nilai tuntas dengan rata-rata nilai 62,33. Pada

siklus II terdapat sebanyak 28 orang siswa 93,33% mendapat nilai tuntas dan

sebanyak 2 orang siswa 6,66% mendapat nilai belum tuntas dengan rata-rata nilai 87

Hasil penelitian ini didukung oleh Lif Khoiru Ahmadi (2011:63-64) yang

menyatakan “Model Pembelajaran TGT adalah salah satu tipe atau model
pembeajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa

tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan

mengandung unsur permainan dan reinforcement.” Aktivitas belajar dengan

permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT

memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung

jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari temuan dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Dari awal tindakan diperoleh gambaran bahwa hasil belajar siswa tergolong

rendah dimana terdapat sebanyak 5 orang siswa 16,66% mendapat nilai tuntas

dan sebanyak 25 orang siswa 83,33% belum mendapat nilai tuntas dengan

rata-rata nilai 51.

2. Pada siklus I sebanyak 16 orang siswa 53,33% mendapat nilai tuntas dan

sebanyak 14 orang siswa 46,66% belum mendapat nilai tuntas dengan rata-

rata nilai 62,33.

3. Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dari 30 orang siswa

sebanyak 28 orang siswa 93,33% mendapat nilai tuntas dan sebanyak 2 orang

siswa 6,66% mendapat nilai belum tuntas dengan rata-rata nilai 87.

4. Berdasarkan hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I ditemukan

nilai rata-rata 2,75 pada siklus II 3,68 dengan demikian maka dapat

disimpulkan terdapat peningkatan kemampuan mengajar guru pada siklus II

dibandingkan dengan siklus I.

5. Menerima hipotesis yang menyatakan dengan menggunakan model

pembelajaran TGT dapat mengingkatkan hasil belajar siswa pada mata


pelajaran Seni Budaya materi merancang karya seni kriya tekstil di Kelas VIII

SMP Negeri 2 Lubuk Pakam.

5.2 Saran

1. Bagi sekolah sebaiknya menggunakan model pembelajaran TGT sebagai

upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa

2. Guru dapat meningkatkan keterampilan mengajarnya dengan menggunakan

model pembelajaran TGT sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada pelajaran Seni Budaya khususnya Materi Pokok merancang karya

seni kriya tekstil.

3. Kepada siswa diharapkan agar lebih aktif dalam proses pembelajaran agar

diperoleh hasil belajar yang lebih baik.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi guru lain

dalam mengkaji variabel-variabel yang lebih luas tentang model pembelajaran

TGT.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Darmadi Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung : ALFABETA

Khoiru Ahmadi, Lif. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta : Prestasi
Pustaka.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sudjana Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SEKOLAH : SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM


MATA PELAJARAN : Seni Budaya (Seni Rupa)
KELAS / SEMESTER : VIII /1
ALOKASI WAKTU : 4 X 40 menit ( 2x pertemuan )
STANDAR KOMPETENSI : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa.
KOMPETENSI DASAR : 2.1 Merancang karya seni kriya tekstil dengan teknik
dan corak seni rupa terapan nusantara

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu :
1. Mendiskripsikan konsep batik.
2. Membuat desain pola batik berdasarkan corak ragam hias nusantara
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline )
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility )
Ketelitian (carefulness)
Kerja sama (Cooperation )
Percaya diri (Confidence )
Kecintaan (Lovely)
B. MATERI AJAR
• Konsep batik
• Menggambar desain ragam hias untuk pola batik.

C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan CTL : Tanya jawab, Demonstrasi, Pemberian tugas.

D. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pertemuan pertama dan kedua :
a. Kegiatan Pendahuluan
• Menyampaikan informasi kompetensi dasar yang akan dicapai siswa
• Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa mengenai
daerah-daerah pembuat batik.
b. Kegiatan Inti
■ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksptorasi, guru:
• peserta didik Membaca referensi tentang seni rupa nusantara dan karya
seni batik.
• peserta didik Melihat tayangan garnbar batik.
• peserta didik Menggambar desain ragam hias untuk pola batik.
• melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
• menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
• memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
• melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
• memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
■ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
• membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
• memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
• memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;
• memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
• memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
• memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
• memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
• memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
■ Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
• memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
• memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber;
• memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
• memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
- berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
- membantu menyelesaikan masalah;
- memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
- memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
- memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
• bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
• melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
• memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
• merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;

E. ALAT / SUMBER BELAJAR


• Buku teks Seni Budaya
• Media elektronik lap top dan LCD proyektor

F. PENILAIAN
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
 Membuat bentuk-bentuk Tes Tes  Buat desain tekstil
ragam hias dan corak praktik/ identifikasi dengan mengambil
karya tekstil Nusantara kinerja corak ragam hias
 Membuat rancangan Nusantara.
karya seni kriya tekstil
dengan corak ragam hias
Nusantara
Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa

Penilaian
Aspek-aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
Gagasan
Kreativitas
Teknik /bentuk
Karakteristik

Mengetahui, Lubuk Pakam, Oktober


2013
Kepala SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Guru Pembimbing

Dra. Rotua Purba Rumani Siregar


NIP. 196401061990032003 NIP. 196107251984032002
Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI PEMANTAU UNTUK GURU

Subjek yang dipantau : Guru


Tempat : SMP Negeri 2 Lubuk Pakam
Observasi dilakukan : Saat pembelajaran berlangsung
Pelaku pemantau Tujuan : Guru Kelas VIII
Tujuan : Mengamati Pelaksanaan Pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif
Petunjuk : Berilah tanda check list (√) 1,2,3,4 sesuai dengan pengamatan anda.
No Kegiatan 1 2 3 4
A Membuka Pelajaran
1 Menarik perhatian siswa
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran
3 Memberi motivasi
B Penggunaan waktu dan strategis pembelajaran
1 Menyediakan sumber belajar dan alat bantu pelajaran
2 Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang
berurut
3 Menggunakan waktu pembelajaran secara efektif dan efesien
4 Menggunakan metode yang sesuai dengan pembelajaran
C Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
1 Memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam pembelajaran
2 Upaya guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
3 Mengamati kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan
D Komunikasi dengan siswa
1 Pengungkapan pertanyaan dengan jelas dan tepat
2 Memberikan respon terhadap pertanyaan siswa
3 Mengembangkan keberanian siswa dalam mengemukakan
pendapat
E Melakukan evaluasi
1 Melaksanakan penilaian pada saat pembelajaran berlangsung
2 Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran
F Menutup pelajaran
1 Merangkum isi pelajaran
Keterangan :
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat tinggi
Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI PEMANTAU UNTUK SISWA

Subjek yang dipantau : Siswa kelas VIII


Tempat : SMP Negeri 2 Lubuk Pakam
Observasi dilakukan : Saat pembelajaran berlangsung
Pelaku pemantau Tujuan : Teman
Tujuan : Mengamati Pelaksanaan Pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif

Petunjuk : Berilah tanda check list (√) 1,2,3,4 sesuai dengan pengamatan anda.

No Indikator 1 2 3 4
1 Menyimak penjelasan guru √

2 Bertanya saat pembelajaran berlangsung √

3 Aktif bekerja dalam kelompok √

4 Kekompakan yang terjalin pada setiap kelompok √

5 Sikap siswa selama proses belajar mengajar √

Keterangan :

1 = Sangat rendah 3 = Tinggi

2 = Rendah 4 = Sangat tinggi


Lampiran 4

FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


ABSTRAK

Rumani Siregar, S.Pd., NIP. 196107251984032002. Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa Pada Kompetensi Dasar Merancang Karya Seni Kriya Tekstil Mata
Pelajaran Seni Budaya Dengan Menggunakan Model Pembelajaran TGT (Team
Games Tournament) Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam T.A. 2013/2014.

Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah setelah menggunakan model


pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Seni
Budaya Materi Pokok merancang karya seni kriya tekstil di kelas VIII SMP Negeri 2
Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014? Penelitian ini bertujuan unutk meningkatkan
hasil belajar siswa setelah menggunakan model pemebelajaran TGT pada mata
pelajaran Seni Budaya Materi Pokok merancang karya seni kriya tekstil di kelas VIII
SMP Negeri 2 Lubuk Pakam.
Penelitian ini menggunakan desain PTK dengan tindakan menggunakan
pendekatan partisipatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan
observasi. Untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa dengan menggunakan tes
hasil belajar sedangkan untuk mengetahui aktivitas mengajar guru digunakan
observasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan persentase
dan analisis kualitatif.
Prosedur tindakan kelas ini diitempuh dalam 2 siklus. Langkah-langkah setiap
pembelajaran terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Cara
pengambilan data dalam penelitian ini dengan menggumpulkan nilai pretes, siklus I,
siklus II. Sebagai tolak ukur keberhasilannya adalah apabila hasil belajar siswa
meningkat, yaitu tingkat ketuntasan klasikal sebesar > 65.
Berdasarkan hasil penelitian dari 30 siswa pada saat pretes tingkat ketuntasan
kalsikal siswa kelas VIII sebanyak 5 orang siswa (16,67%) sedangkan sebanyak 25
orang siswa (83,33%)belum mendapat nilai tuntas dengan nilai rata-rata 51. Pada
siklus I sebanyak 16 orang siswa (53,33%) mendapat nilai tuntas dan sebanyak 14
orang siswa (46,67%) belum mendapat nilai tuntas dengan nilai rata-rata 62,33. Pada
siklus II sebanyak 28 orang siswa (93,33%) yang mendapat nilai tuntas sedangkan
sebanyak 2 orang siswa (6,67%) belum mendapat nilai tuntas dengan nilai rata-rata
87. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I ditemukan nilai rata-rata
2,75 sedangkan pada siklus II ditemukan nilai rata-rata 3,68.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Seni Budaya Materi Pokok merancang karya seni kriya tekstil di kelas VIII
SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014. Oleh karenanya salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Seni Budaya khususnya Materi Pokok merancang karya
seni kriya tekstil dapat menggunakan model pembelajaran TGT.

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat limpahan
dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas ini guna memenuhi
penelitian tindakan kelas mata pelajaran Seni Budaya. Penelitian sebagai memenuhi
syarat kenaikan pangkat setingkat dan semoga dapat berguna sebagai perbaikan hasil
pembelajaran siswa di masa mendatang.
Dalam penyusunan penelitian atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan sesama guru mata
pelajaran, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Semoga penelitian ini dapat berguna menjadi sumbangan pemikiran untuk
kemajuan pendidikan masa mendatang. Saya bermohon agar bapak/ibu tim penilai
angka kredit guru dapat menilai laporan karya tulis penelitian tindakan kelas ini. Dan
saya meminta masukannya bapak/ibu tim penilai angka kredit guru atas penelitian
yang saya buat ini. Atas kemurahan bapak/ibu tim penilai angka kredit guru, saya
ucapkan terima kasih.

Lubuk Pakam, Desember 2013


Penulis
Guru Mata Pelajaran

Rumani Siregar, S.Pd.


NIP. 196107251984032002

ii
DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4

1.3. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5

1.4. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

1.5. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 7

2.1. Kerangka Teori ................................................................................ 7

2.1.1. Hakikat Hasil Belajar............................................................. 7

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................ 8

2.1.3. Model Pembelajaran TGT (Team Games Tournament) ........ 9

2.2. Kerangka Berfikir ........................................................................... 12

2.3. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 14

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 15

3.1. Jenis Penelitian ................................................................................ 15

iii
3.2. Subjek dan Objek Penelitian............................................................ 15

3.2.1. Subjek Penelitian ................................................................... 15

3.2.2. Objek Penelitian .................................................................... 15

3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ................................. 15

3.4. Desain Penelitian ............................................................................. 16

3.5. Prosedur Penelitian .......................................................................... 17

3.6. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 22

3.7. Teknik Analisis Data ....................................................................... 23

3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 26

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 26

4.1.1 Hasil Pelaksanaan Pretest ....................................................... 26

4.1.2 Hasil dan Pembahasan Siklus I .............................................. 29

4.1.3 Pelaksanaan Siklus II .............................................................. 39

4.2 Temuan Penelitian ............................................................................ 51

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 54

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 54

5.2 Saran ................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 56

LAMPIRAN ..................................................................................................... 57

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 57

Lampiran 2 Lembar Observasi Guru ............................................................... 61

Lampiran 3 Lembar Observasi Pemantauan Siswa ......................................... 62

Lampiran 4 Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran .................................. 63

v
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA


KOMPETENSI DASAR MERANCANG KARYA SENI KRIYA
TEKSTIL MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT
(TEAM GAMES TOURNAMENT) DI KELAS VIII
SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM T.A. 2013/2014

PENGEMBANGAN PROFESI
USUL IV/b

OLEH :

NAMA : RUMANI SIREGAR, S.Pd


NIP : 196107251984032002
NUPTK : 9057739640300033
PANGKAT : PEMBINA IV/a
JABATAN : GURU MADYA

DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN TAPANULI UTARA
OKTOBER – DESEMBER 2013
LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR


MERANCANG KARYA SENI KRIYA TEKSTIL MATA PELAJARAN SENI
BUDAYA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT
(TEAM GAMES TOURNAMENT) DI KELAS VIII
SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM T.A. 2013/2014

Oleh :

NAMA : RUMANI SIREGAR, S.Pd


NIP : 196107251984032002
NUPTK : 9057739640300033
PANGKAT : PEMBINA IV/a
JABATAN : GURU MADYA

Lubuk Pakam, Desember 2013


Disahkan oleh,
Kepala Sekolah
SMP Negeri 2 Lubuk Pakam

Dra. Rotua Purba


NIP. 196401061990032003

Anda mungkin juga menyukai