PENDAHULUAN
didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan
bermasyarakat yang dinamis. Selain itu juga diharapkan mereka memiliki sikap dan
yang diharapkan tumbuh seiring dengan perkembangan peserta didik dalam melihat
diri dan lingkungannnya. Pada materi pembelajaran Seni Budaya yang akan diteliti
oleh guru adalah mengenai merancang karya seni kriya tekstil yang bertujuan agar
setiap peserta didik dapat mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam seni musik.
Namun kenyataannya dari hasil observasi awal di lapangan yang dilakukan guru pada
SMP Negeri 2 Lubuk Pakam, dimana proses pembelajaran Seni Budaya di kelas VIII
kurang menarik. Hal itu disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan guru
kurang bervariasi atau masih monoton serta guru kurang memanfaatkan media yang
ada dan guru kurang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Guru juga
khususnya kelas VIII ditemui hasil belajar siswa pada materi pelajaran Seni Budaya
sangat rendah. Dari 40 orang siswa kelas VIII, 35 orang (87,5%) siswa mendapat
nilai di bawah 6, dan hanya 5 orang siswa (12,5%) yang mendapat nilai di atas 6.
Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini disebabkan karena faktor guru dan
faktor siswa. Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru kurang bervariasi dalam
juga jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang sudah dipelajari sehingga mengakibatkan siswa kurang memahami akan materi
yang diterima dari guru. Terlihat di sini guru yang lebih aktif dibandingkan dengan
siswanya sehingga peserta didik menjadi jenuh dan merasa bosan ketika proses
belajar mengajar berlangsung. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya minat siswa
dalam belajar Seni Budaya sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya
hasil belajar siswa tidak semata-mata dari guru namun juga bersumber dari dalam diri
siswa. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar biasanya ditandai dengan
Pada saat mengajar masih banyak guru yang ditemukan tidak menggunakan
media, padahal media sangat membantu siswa untuk memahami materi yang akan
disampaikan oleh guru. Terlebih untuk siswa yang umumnya kesulitan dalam
penggunaan model pembelajaran dan media yang digunakan guru dalam membantu
siswa mengembangkan kemampuan belajarnya khususnya pada pelajaran Seni
Budaya.
Rendahnya hasil belajar Seni Budaya bukan hanya disebabkan karena mata
pelajaran Seni Budaya sebagai mata pelajaran yang menghafal, melainkan disebabkan
oleh rendahnya motivasi belajar siswa yang diberikan guru. Motivasi adalah
dorongan atau arahan yang diberikan guru kepada siswa agar siswanya lebih
direncanakan.
dilakukan selama ini belum efektif. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun
suatu model pembelajaran yang dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan
Pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Lif Khoiru Ahmadi (2011: 63-64)
adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
seluruh aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan status. Aktivitas belajar dengan
siswa dapat belajar rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama,
pemahaman siswa akan materi Seni Budaya yang disampaikan guru karena model
TGT memiliki kelebihan. Kelebihan model tipe TGT ini adalah pembelajaran disusun
dalam bentuk permainan (games) yang dikemas dalam sebuah turnamen
sehingga berimbas pada keterampilan belajar siswa guna mencapai hasil yang
maksimal.
meningkatkan hasil belajar Seni Budaya SMP Negeri 2 Lubuk Pakam. Oleh karena
itu guru ingin mencoba meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengadakan
penelitian dengan judul : “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar
Merancang Karya Seni Kriya Tekstil Mata Pelajaran Seni Budaya Dengan
dengan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Seni Budaya, maka dapat
Dari sejumlah faktor yang mempengaruhi hasil belajar Seni Budaya, maka
permasalahan ini dibatasi hanya pada : ”Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Seni Budaya Materi Pokok Merancang karya seni kriya tekstil dengan
Menggunakan Model Pembelajaran TGT di kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam”.
atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Apakah setelah
belajar siswa pada pelajaran Seni Budaya di kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam?”
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Seni Budaya kelas VIII SMP Negeri
2 Lubuk Pakam melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games
Tournament).
1. Bagi siswa
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Seni Budaya di kelas
2. Bagi Guru
- Sebagai masukan bagi semua guru mata pelajaran di satuan sekolah yang
3. Bagi Sekolah
TINJAUAN PUSTAKA
diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran,
yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes
hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya
diri pribadi individu yang belajar. Pengertian hasil belajar menurut Winkel (1996:51)
adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu yang mengikuti proses
hasil belajar Seni Budaya Sub Pokok Bahasan Merancang karya seni kriya tekstil
dinyatakan dengan nilai setelah mengikuti tes hasil belajar yang diadakan pada akhir
proses pembelajaran.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari
dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa (lingkungan). Faktor yang datang dari diri
siswa terutama kemampuan yang sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar
yang dicapai.
a. Faktor Internal
Faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa sangat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Menurut Brata dalam Hamid Darmadi (2010:189) faktor
Faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa dapat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan faktor non-sosial.
1. Faktor sosial menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai
umumnya.
lingkungan alam dan fisik. Contohnya : keadaan rumah, ruang belajar, buku-buku
Teknik kooperatif learning model TGT ini dikemas dalam bentuk permainan
64) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan
reinforcement.
kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping
menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Secara bertahap, Lif Khoiru Ahmadi (2011:63-64) menyusun langkah-langkah
1. Penyajian Kelas
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang
dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan
dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja
lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan
2. Kelompok (team)
heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan
lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan
3. Game
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir mingggu atau pada setiap unit
setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar
kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen.
Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya
akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih,
“Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-
ratanya 30-40
sebagai berikut :
sebagai berikut :
1) Permainan belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat karena cara dan
2) Kemungkinan timbul perasaan untuk mengalahkan yang lain dan bukan untuk
kerjasama.
4) Dorongan dirasakan hanya untuk dapat ganjaran dan bukan untuk belajar.
kelompok dan kerjasama dalam belajar, di samping itu terdapat persaingan antar
individu dalam kelompok maupun antar kelompok. Oleh sebab itu pembelajaran
kooperatif diharapkan mampu mengatasi keterbatasan waktu tersebut, guru tidak lagi
harus secara maraton dalam menjelaskan materi tetapi harus sesuai dengan
kemampuan dan potensi yang dimiliki dengan arahan dan bimbingan guru.
2.2.Kerangka Berpikir
menganalisis seni dan budaya di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek
belajar siswa pada mata pelajaran Seni Budaya adalah mengubah belajar individual
menjadi kooperatif yang bergantung pada kelompok-kelompok kecil yang terdiri 4-5
mengurangi rasa bosan dan jenuh khususnya dalam belajar Seni Budaya.
gotong royong ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja sama dalam
kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class
memberikan penilaian terhadap usaha-usaha kerja kelompok. Tipe TGT ini juga
pembelajaran yang menarik. Dengan pembelajaran yang menarik tersebut siswa lebih
tertarik dalam pembelajaran sehingga berimbas pada keterampilan belajar siswa guna
bekomunikasi. Dengan keterampilan belajar yang ia miliki, siswa yang akan menjadi
pembelajar bagi dirinya serta teman di dalam kelasnya pada materi merancang karya
seni kriya tekstil dan semuanya itu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Seni Budaya materi merancang karya seni kriya tekstil di kelas VIII SMP
METODE PENELITIAN
research action). Dimana guru memberikan tindakan kepada subjek yang diteliti
yaitu siswa kelas VIII dan sesama guru bertindak sebagai observator.
Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Objek penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa melalui Model
a. Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai
Seni Budaya pada materi merancang karya seni kriya tekstil yang dituangkan
merupakan tindakan yang berbentuk siklus seperti gambar yang dikemukakan oleh
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
pertemuan. Hasil dari siklus I digunakan sebagai acuan dalam menentukan perbaikan
tindakan pada siklus II. Sedangkan hasil dari siklus II artinya digunakan sebagai
acuan untuk rencana tindak lanjut pembelajaran selanjutnya. Tahap dalam prosedur
penelitian ini adalah (1) perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Pengamatan, (4)
Refleksi.
Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaa tindakan dilakukan guru yang bekerjasama dengan guru
kelas. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah :
1. Menyusun RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
belajar dan satu tes untuk individu dengan materi pokok merancang karya seni kriya
tekstil.
b. Pelaksanaan
Dalam konsep PTK istilah pelaksanaan dipahami sebagai aktifitas yang telah
adalah :
pelajaran.
8. Dimulai dari salah satu anggota tim, misal tim A nomor 1 mengocok kartu dan
9. Bila jawaban benar, maka kartu diambil oleh pemain nomor 1 dari tim A dan bila
10. Kemudian dilanjutkan dengan giliran tim lawan. Berturut-turut sampai kartu
habis.
11. Kartu yang diperoleh tim dikumpulkan dan diberi nilai. Tim yang paling banyak
C. Observasi
dikelas secara langsung baik aktivitas guru saat mengajar dan aktivitas siswa saat
belajar. Agar informasi yang diperoleh lebih akurat, maka guru dibantu guru kelas
D. Refleksi
Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan untuk melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diharapkan
sehingga merasa perlu melakukan perencanaan ulang, tindakan ulang dan observasi
ulang. Demikian tahap kegiatan terus berulang sehingga membentuk siklus yang
Siklus II
Siklus II hanya akan dilakukan jika hasil tindakan pada siklus I tidak berhasil
mencapai indikator yang telah ditetapkan. Hasil refleksi pada siklus I dianalisis dan
b. Pelaksanaan
pelajaran.
8. Dimulai dari salah satu anggota tim, misal tim A nomor 1 mengocok kartu dan
10. Kemudian dilanjutkan dengan giliran tim lawan. Berturut-turut sampai kartu
habis.
11. Kartu yang diperoleh tim dikumpulkan dan diberi nilai. Tim yang paling banyak
c. Observasi
secara langsung baik aktivitas guru saat mengajar dan aktivitas siswa saat belajar.
Agar informasi yang diperoleh lebih akurat, maka guru berkolaborasi dengan guru
d. Refleksi
kembali secara rinci segala sesuatu yang terjadi di kelas selama pertemuan siklus II.
Jika pada tahapan siklus II masih ditemukan siswa yang belum memiliki keterampilan
belajar maka dilaksanakan siklus selanjutnya. Namun jika kegiatan telah memenuhi
tujuan yang diharapkan, maka tidak perlu dilakukan tindakan pada siklus selanjutnya,
kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT), maka guru melakukan pengumpulan
1. Tes
Tes dalam penelitian ini adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang
merancang karya seni kriya tekstil. Tes yang diberikan berbentuk pilihan berganda
dengan jumlah 20 soal. Pemberian tes ini dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu tes awal
(sebelum pemberian tindakan), tes hasil belajar (setelah selesai siklus 1) dan tes hasil
2. Observasi
dibantu oleh observer yaitu guru kelas VIII disekolah tersebut. Adapun perannya
yang telah disiapkan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati penggunaan metode
kooperatif tipe TGT yang bermaksud untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan
rencana yang disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat
3. Dokumentasi
informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada
sekolah yang diteliti dan mengabadikan kegiatan penelitian berupa foto. Dokumen-
dokumen tersebut antara lain berupa arsip perencanaan pembelajaran dan hasil
pekerjaan siswa yang dapat memberi informasi data serta dokumen berupa foto yang
Adapun cara menganalisa data adalah dengan memakai analisa data persentase
Persentase untuk menghitung hasil belajar siswa perorangan yang tuntas dan
yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Untuk lebih jelasnya dipaparkan pada tabel
menggunakan rumus :
𝑌
PKK = x100%
N
∑X
𝑋̅= ∑ N
Dimana
𝑋̅ = Nilai rata-rata
N = Jumlah Siswa
∑𝐵
P = 𝑁
Dimana
P = Hasil observasi
B = Skor observasi
Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil observasi digunakan skala nilai sebagai
berikut :
1,00 - 1,74 Sangat rendah
semester II T.A 2013/2014 selama 2 (dua) bulan mulai dari tahap persiapan sampai
Bulan /Minggu
Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang meliputi pelaksanaan tes
awal, pelaksanaan siklus I dan pelaksanaan siklus II di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam.
melakukan pretest pada seluruh siswa kelas VIII. Pemberian pretes juga bertujuan
Berdasarkan nilai pretes siswa, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
Dari tabel 1 di atas maka dapat diketahui 30 orang siswa pada saat diberikan
pretest sebanyak 5 orang siswa (16,67%) yang mendapat nilai tuntas sedangkan siswa
yang memperoleh nilai tidak tuntas sebanyak 25 orang siswa (83,33%) dengan nilai
rata-rata 51.
Jumlah Persentase
Nilai Hasil Belajar Keterangan
Siswa Jumlah Siswa
0-20 Sangat rendah 0 0 Belum tuntas
21-40 Rendah 11 36,67 Belum tuntas
41-60 Sedang 14 46,67 Belum tuntas
61-80 Tinggi 5 16,67 Tuntas
81-100 Sangat tinggi 0 0 Tuntas
Jumlah 30 100
30 orang siswa terdapat sebanyak 5 orang siswa (16,67%) mendapat nilai tinggi,
sebanyak 14 orang siswa (46,67 %) mendapat nilai sedang, sebanyak 11 orang siswa
(36,67%) mendapat nilai rendah dan tidak ditemukan (0%) siswa yang mendapat nilai
sangat rendah.
Dari tes hasil belajar diperoleh beberapa masalah yang dihadapi siswa pada saat
seni kriya tekstil, 2) mengalami kesulitan dalam menjelaskan merancang karya seni
kriya tekstil.
4.1.2 Hasil dan Pembahasan Siklus I
A. Perencanaan
Dari tes awal yang dilakukan hasil belajar siswa masih rendah, untuk itu guru
siswa yaitu dengan menggunakan model TGT. Dalam hal ini guru dapat bertindak
sebagai guru dan observer. Penelitian siklus I ini dilaksanakan dalam dua pertemuan.
B. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke 1
a. Awal Pembelajaran
guru mengucapkan salam dan mengisi daftar hadir siswa dan mengatur tempat duduk
siswa berdasarkan kelompok. Untuk mengetahui kesiapan belajar siswa guru terlebih
dahulu melakukan apersepsi mengenai pengembangan karya seni musik. Guru juga
belajar-mengajar.
b. Pemberian Tindakan
Untuk mencapai hal tersebut guru akan menjelaskan materi mengenai karya seni
kelompok yang sudah disiapkan oleh guru sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan
kepada siswa tata cara pengerjaannya lembar kerja kelompok tersebut. Guru
tugas kelompok sesuai dengan waktu yang ditentukan, guru dan siswa membahas soal
kerja kelompok tersebut. Kemudian guru meluruskan jawaban kelompok yang kurang
tepat.
yang gunanya untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas
dan kelompok. Guru memberi kartu soal kepada setiap kelompok secara bergiliran.
Kartu soal tersebut dikocok terlebih dahulu oleh guru kemudian ketua kelompok
mencabut 1 kartu soal. Apabila kelompok dapat menjawab soal berdasarkan dengan
nomor kartu soal yang didapat maka kartu tersebut akan dipegang oleh kelompok
tersebut dan sebaliknya apabila kelompok tidak dapat menjawab soal berdasarkan
dengan nomor kartu soal maka kartu tersebut dikembalikan lagi kepada guru begitu
Kartu yang diperoleh kelompok dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.
Kelompok yang paling banyak mengumpulkan kartu itulah yang nantinya mengikuti
kelompok untuk memilih salah satu siswa yang mampu, untuk menjadi perwakilan
untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami kemudian guru dan siswa
2) Pertemuan ke 2
a. Awal Pembelajaran
mengucapkan salam, mengisi daftar hadir siswa, mengatur tempat duduk siswa
b. Pemberian Tindakan
materi kemudian guru membagikan lembar kerja kelompok yang sudah disiapkan
oleh guru sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa tata cara
dengan waktu yang ditentukan, guru dan siswa membahas soal kerja kelompok
yang gunanya untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas
dan kelompok. Guru memberi kartu soal kepada setiap kelompok secara bergiliran.
Kartu soal tersebut dikocok terlebih dahulu oleh guru kemudian ketua kelompok
mencabut 1 kartu soal. Apabila kelompok dapat menjawab soal berdasarkan dengan
nomor kartu soal yang didapat maka kartu tersebut akan dipegang oleh kelompok
tersebut dan sebaliknya apabila kelompok tidak dapat menjawab soal berdasarkan
dengan nomor kartu soal maka kartu tersebut dikembalikan lagi kepada guru begitu
Kartu yang diperoleh kelompok dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.
Kelompok yang paling banyak mengumpulkan point itulah yang mengikuti turnamen.
Dalam turnamen ini guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memilih salah satu siswa yang mampu, untuk menjadi perwakilan dalam mengikuti
Guru dan siswa membahas soal kuis dan menyimpulkan materi secara bersama-
sama. Setelah selesai pelaksanaan tindakan, diberikan Post Tes I untuk melihat
keberhasilan tindakan yang dilakukan dan untuk melihat kesulitan yang masih
dialami siswa. Tes yang diberikan yaitu tes individu yang berjumlah 10 soal dalam
Hasil tes siswa pada siklus I pada Materi Pokok merancang karya seni kriya
Tabel 3
Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Kode Nomor Item Soal
N0 Skor Nilai
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 01 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 5 50
2 02 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 5 50
3 03 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 40
4 04 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 5 50
5 05 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 70
6 06 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 4 40
7 07 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 5 50
8 08 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5 50
9 09 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 5 50
10 010 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 60
11 011 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 7 70
12 012 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80
13 013 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 70
14 014 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 70
15 015 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80
16 016 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 60
17 017 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70
18 018 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 6 60
19 019 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7 70
20 020 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80
21 021 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 7 70
22 022 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 70
23 023 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 80
24 024 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 80
25 025 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40
26 026 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80
27 027 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 70
28 028 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4 40
29 029 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7 70
30 030 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 5 50
Jumlah 1870
Rata-rata 62,333
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas maka dapat disimpulkan
bahwa dari 30 siswa orang siswa rata-rata hasil belajar siswa tergolong kategori
cukup dengan nilai rata-rata 62. Untuk mengetahui tingkat persentase perubahan hasil
dapat diketahui dari 30 orang siswa terdapat sebanyak 16 orang siswa 53,33%
mendapat nilai tuntas dan sebanyak 14 orang siswa 46,66% mendapat nilai tidak
tuntas.
C. Pengamatan
Pada saat yang bersamaan guru diobservasi oleh guru kelas VIII dengan
menggunakan alat bantu daftar cheklist. Tujuan dari observasi adalah untuk menilai
Kriteria :
dengan nilai rata-rata 2,75 namun demikian masih ditemukan beberapa kegiatan dari
aktivitas mengajar guru yang tergolong rendah oleh karenanya guru perlu melakukan
Kriteria :
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa aktivitas belajar siswa
tergolong kategori tinggi yaitu dengan nilai rata-rata 2,6 namun demikian masih
ditemukan beberapa aktivitas belajar siswa yang masih rendah itu artinya tidak semua
siswa yang aktif dalam belajar kelompok oleh karenanya guru perlu memperhatikan
D. Refleksi
Berdasarkan dari temuan hasil penelitian di atas maka dapat dikatakan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar setelah siklus I atau setelah dilaksanakan model
Walaupun demikian dari hasil postes pada siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan
hasil belajar secara klasikal belum tercapai dengan kriteria ketuntasan minimal yaitu
≥ 65%. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus
selanjutnya yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap Materi
yaitu : 1) Masih banyak siswa yang belum memahami defenisi dari merancang karya
seni kriya tekstil. 2) Rendahnya keinginan siswa untuk mengulang kembali materi
pendapatnya karena merasa takut salah. 4) Dalam diskusi kelompok masih ditemukan
siswa yang tidak mengerti melakukan tugasnya. Siswa umumnya masih kebingungan
hal ini disebabkan karena siswa belum pernah melakukan kerja kelompok dalam
kesulitan dalam menjelaskan materi karena dalam siklus ini guru belum
menggunakan media pembelajaran. 7) Guru mengalami kesulitan dalam mengarahkan
siswa untuk mengulangi pelajaran di rumah karena masih banyak siswa yang masih
mengarahkan siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas karena
bertanya mengenai materi yang telah dipelajari sehingga masih banyak ditemukan
siswa yang malu-malu bertanya karena takut salah. 9) Guru juga mengalami kesulitan
dilakukan kerja kelompok model TGT. 10) Guru juga masih mengalami kesulitan
dalam memahami karakteristik siswa sebab terdapat siswa yang merasa tidak senang
dalam kelompoknya akibatnya ada siswa yang tidak serius dalam melakukan kerja
Berdasarkan data tersebut di atas maka perlu dilakukan perbaikan proses belajar
bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I masih rendah. Dari data
yang dikumpulkan bahwa masih terdapat beberapa kelemahan siswa dalam
A. Perencanaan
ajar dan media pembelajaran. 3) Membagi siswa menjadi 6 kelompok belajar secara
lembar observasi kegiatan guru dan siswa. 6) menyiapkan soal postes pada siklus II
B. Pelaksanaan
kelompok sesuai dengan model TGT, melakukan tanya jawab, dan latihan-latihan.
Kegiatan ini disusun untuk mengoptimalisasi kegiatan yang kurang mendukung dari
1) Pertemuan ke – 1
a. Awal Pembelajaran
mengucapkan salam dan mengisi daftar hadir siswa dan mengatur tempat duduk
siswa berdasarkan kelompok. Untuk mengetahui kesiapan belajar siswa guru terlebih
dahulu melakukan apersepsi mengenai pengembangan karya seni musik. Guru juga
memberikan motivasi kepada siswa agar bersunggu-sungguh mengikuti proses
belajar-mengajar.
b. Pemberian Tindakan
Untuk mencapai hal tersebut guru akan menjelaskan materi mengenai pengembangan
kelompok yang sudah disiapkan oleh guru sebelumnya. Pembentukan kelompok baru
dilakukan dengan menggunakan nilai yang diperoleh siswa pada siklus I. Kemudian
guru menjelaskan kepada siswa tata cara pengerjaannya lembar kerja kelompok
tersebut. Guru membimbing siswa saat mengerjakan tugas kelompok. Setelah selesai
mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan waktu yang ditentukan, guru dan siswa
membahas soal kerja kelompok tersebut. Kemudian guru meluruskan jawaban
yang gunanya untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas
dan kelompok. Guru memberi kartu soal kepada setiap kelompok secara bergiliran.
Kartu soal tersebut dikocok terlebih dahulu oleh guru kemudian ketua kelompok
mencabut 1 kartu soal. Apabila kelompok dapat menjawab soal berdasarkan dengan
nomor kartu soal yang didapat maka kartu tersebut akan dipegang oleh kelompok
tersebut dan sebaliknya apabila kelompok tidak dapat menjawab soal berdasarkan
dengan nomor kartu soal maka kartu tersebut dikembalikan lagi kepada guru begitu
Kartu yang diperoleh kelompok dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.
Kelompok yang paling banyak mengumpulkan kartu itulah yang nantinya mengikuti
turnamen. Dalam turnament ini guru menentukan salah satu siswa dari setiap
untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami kemudian guru dan siswa
2) Pertemuan ke 2
a. Awal Pembelajaran
Sebelum proses pembelajaran model TGT dilaksanakan terlebih dahulu guru
mengucapkan salam, mengisi daftar hadir siswa, mengatur tempat duduk siswa
b. Pemberian Tindakan
menjelaskan materi kemudian guru membagikan lembar kerja kelompok yang sudah
menggunakan nilai yang diperoleh siswa pada siklus I. Kemudian guru menjelaskan
kepada siswa tata cara pengerjaannya lembar kerja kelompok tersebut. Guru
tugas kelompok sesuai dengan waktu yang ditentukan, guru dan siswa membahas soal
kerja kelompok tersebut. Kemudian guru meluruskan jawaban kelompok yang kurang
tepat.
Setelah itu guru menyajikan pertanyaan dalam bentuk kartu-kartu permainan
yang gunanya untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas
dan kelompok. Guru memberi kartu soal kepada setiap kelompok secara bergiliran.
Kartu soal tersebut dikocok terlebih dahulu oleh guru kemudian ketua kelompok
mencabut 1 kartu soal. Apabila kelompok dapat menjawab soal berdasarkan dengan
nomor kartu soal yang didapat maka kartu tersebut akan dipegang oleh kelompok
tersebut dan sebaliknya apabila kelompok tidak dapat menjawab soal berdasarkan
dengan nomor kartu soal maka kartu tersebut dikembalikan lagi kepada guru begitu
Kartu yang diperoleh kelompok dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.
Kelompok yang paling banyak mengumpulkan point itulah yang mengikuti turnamen.
Dalam turnamen ini guru memilih salah satu siswa yang mampu, untuk menjadi
hadiah.
Guru dan siswa membahas soal kuis dan menyimpulkan materi secara bersama-
sama. Setelah selesai pelaksanaan tindakan, diberikan Post Tes II yang bertujuan
secara tepat. Berikut ini disajikan tabel hasil belajar siswa pada siklus II setelah
bahwa dari 30 orang siswa rata-rata hasil belajar siswa tergolong kategori tinggi
Tebel 8
Deskripsi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Jumlah Persentase
Nilai Hasil Belajar Keterangan
Siswa Jumlah Siswa
0-20 Sangat rendah 0 0 Belum tuntas
21-40 Rendah 0 0 Belum tuntas
41-60 Sedang 2 6,66 Belum tuntas
61-80 Tinggi 9 30 Tuntas
81-100 Sangat tinggi 19 63,33 Tuntas
Jumlah 30 100
diketahui dari 30 orang siswa terdapat sebanyak 28 orang siswa (93,33%) mendapat
nilai tuntas dan sebanyak 2 orang siswa (6,66%) mendapat nilai belum tuntas.
C. Pengamatan
Pada saat yang bersamaan guru diobservasi oleh guru kelas VIII dengan
menggunakan alat bantu daftar cheklist. Tujuan dari observasi adalah untuk menilai
Tabel 9
Hasil Observasi Guru Pada Siklus II
No Kegiatan 1 2 3 4
A Membuka Pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran √
3 Memberi motivasi √
B Penggunaan waktu dan strategis pembelajaran
1 Menyediakan sumber belajar dan alat bantu pelajaran
2 Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan √
yang berurut
3 Menggunakan waktu pembelajaran secara efektif dan √ √
efesien
4 Menggunakan metode yang sesuai dengan
pembelajaran √
C Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
1 Memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam √
pembelajaran
2 Upaya guru melibatkan siswa dalam proses √
pembelajaran
3 Mengamati kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugas √
yang diberikan
D Komunikasi dengan siswa
1 Pengungkapan pertanyaan dengan jelas dan tepat √
2 Memberikan respon terhadap pertanyaan siswa √
3 Mengembangkan keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat √
E Melakukan evaluasi
1 Melaksanakan penilaian pada saat pembelajaran √
berlangsung
2 Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran √
F Menutup pelajaran
1 Merangkum isi pelajaran √
Jumlah 59
Rata-rata = 59/16 = 3,68
Kriteria :
3,25 - 4,00 Sangat tingi
Berdasarkan tabel di atas aktivitas mengajar guru tergolong sangat tinggi
dengan nilai rata-rata 3,68 dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran dari aktivitas mengajar guru sudah berlangsung efektif, oleh karenanya
Kriteria :
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa aktivitas belajar siswa
tergolong kategori sangat tinggi yaitu dengan nilai rata-rata 3,6 dengan demikian
D. Refleksi
Dari hasil analisis pada siklus II ditemukan peningkatan sebesar 40% bila
besar 93,33%. Hasil ini menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tidak perlu dilakukan tindakan perbaikan
Untuk mengetahui tingkat perubahan hasil belajar siswa selama pretes, siklus I
Tabel 11
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Saat Pretes, Siklus I dan Siklus II
No Kode Siswa Pretes Siklus I Siklus II Ket
1 01 40 50 80 Meningkat
2 02 50 50 90 Meningkat
3 03 30 40 70 Meningkat
4 04 40 50 90 Meningkat
5 05 60 70 100 Meningkat
6 06 40 40 60 Meningkat
7 07 40 50 80 Meningkat
8 08 30 50 90 Meningkat
9 09 40 50 80 Meningkat
10 010 60 60 90 Meningkat
11 011 50 70 90 Meningkat
12 012 70 80 100 Meningkat
13 013 60 70 90 Meningkat
14 014 50 70 90 Meningkat
15 015 70 80 100 Meningkat
16 016 50 60 80 Meningkat
17 017 60 70 90 Meningkat
18 018 40 60 80 Meningkat
19 019 50 70 80 Meningkat
20 020 70 80 100 Meningkat
21 021 60 70 100 Meningkat
22 022 50 70 90 Meningkat
23 023 60 80 100 Meningkat
24 024 70 80 90 Meningkat
25 025 40 40 60 Meningkat
26 026 70 80 100 Meningkat
27 027 60 70 100 Meningkat
28 028 40 40 70 Meningkat
29 029 50 70 90 Meningkat
30 030 30 50 80 Meningkat
Jumlah 1530 1870 2610
Siswa yang tuntas 5 16 28
Siswa yang belum tuntas 25 14 2
Rata-Rata 51 62,33333 87 Meningkat
Berdasarkan tabel 10 di atas maka dapat disimpulkan dari 30 orang siswa pada
saat pretes sebanyak 5 orang siswa 16,66% mendapat nilai tuntas dan sebanyak 25
orang siswa 83,33% mendapat nilai belum tuntas dengan nilai rata-rata 51. Pada
siklus I sebanyak 16 orang siswa 53,33% mendapat nilai tuntas dan sebanyak 14
orang siswa 46,66% mendapat nilai belum tuntas dengan nilai rata-rata 62,33. Pada
siklus II terdapat sebanyak 28 orang siswa 93,33% mendapat nilai tuntas dan
sebanyak 2 orang siswa 6,66% mendapat nilai belum tuntas dengan nilai rata-rata 87.
Untuk menggambarkan perubahan hasil belajar siswa pada saat pretes, siklus I
Tebel 12
Rekapitulasi Nilai Pretes, Siklus I dan Siklus II
Nilai Hasil Belajar Pretes Siklus I Siklus II
Berdasarkan hasil pretes, siklus I dan siklus II maka hasil belajar siswa sebagai
berikut ini :
Pada saat pretes atau sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model
TGT dari 30 orang siswa terdapat sebanyak 5 orang siswa 16,66% mendapat nilai
tuntas dan sebanyak 25 orang siswa 83,33% mendapat nilai belum tuntas dengan rata-
rata nilai 51. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena 1) mengalami
Pada siklus I terdapat sebanyak 16 orang siswa 53,33% mendapat nilai tuntas
dan sebanyak 14 orang siswa 46,66% mendapat nilai belum tuntas dengan rata-rata
nilai 62,33. Beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa
yaitu 1) Masih banyak siswa yang belum memahami defenisi dari merancang karya
seni kriya tekstil. 2) Rendahnya keinginan siswa untuk mengulang kembali materi
pendapatnya karena merasa takut salah. 4) Dalam diskusi kelompok masih ditemukan
siswa yang tidak mengerti melakukan tugasnya. Siswa umumnya masih kebingungan
hal ini disebabkan karena siswa belum pernah melakukan kerja kelompok dalam
Sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah
siklus II sebanyak 30 orang siswa sebanyak 28 orang siswa 93,33% mendapat nilai
tuntas dan sebanyak 2 orang siswa 6,66% belum mendapat nilai tuntas dengan rata-
rata nilai 87. Itu artinya hasil belajar siswa sudah mencapai tingkat ketuntasan yang
telah ditetapkan. Oleh karenanya guru tidak perlu melakukan tindakan pada siklus
selanjutnya.
Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Seni
Budaya materi merancang karya seni kriya tekstil di kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam.”
Tingkat perubahan hasil belajar siswa dapat dijelaskan bahwa dari 30 orang
siswa terdapat sebanyak 5 orang siswa 16,66% mendapat nilai tuntas dan sebanyak 25
orang siswa 83,33% belum mendapat nilai tuntas dengan rata-rata nilai 51. Pada
siklus I sebanyak 16 orang siswa 53,33% mendapat nilai tuntas dan sebanyak 14
orang siswa 46,66% belum mendapat nilai tuntas dengan rata-rata nilai 62,33. Pada
siklus II terdapat sebanyak 28 orang siswa 93,33% mendapat nilai tuntas dan
sebanyak 2 orang siswa 6,66% mendapat nilai belum tuntas dengan rata-rata nilai 87
Hasil penelitian ini didukung oleh Lif Khoiru Ahmadi (2011:63-64) yang
menyatakan “Model Pembelajaran TGT adalah salah satu tipe atau model
pembeajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
5.1 Kesimpulan
bahwa:
1. Dari awal tindakan diperoleh gambaran bahwa hasil belajar siswa tergolong
rendah dimana terdapat sebanyak 5 orang siswa 16,66% mendapat nilai tuntas
dan sebanyak 25 orang siswa 83,33% belum mendapat nilai tuntas dengan
2. Pada siklus I sebanyak 16 orang siswa 53,33% mendapat nilai tuntas dan
sebanyak 14 orang siswa 46,66% belum mendapat nilai tuntas dengan rata-
3. Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dari 30 orang siswa
sebanyak 28 orang siswa 93,33% mendapat nilai tuntas dan sebanyak 2 orang
siswa 6,66% mendapat nilai belum tuntas dengan rata-rata nilai 87.
nilai rata-rata 2,75 pada siklus II 3,68 dengan demikian maka dapat
5.2 Saran
siswa pada pelajaran Seni Budaya khususnya Materi Pokok merancang karya
3. Kepada siswa diharapkan agar lebih aktif dalam proses pembelajaran agar
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi guru lain
TGT.
DAFTAR PUSTAKA
Khoiru Ahmadi, Lif. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta : Prestasi
Pustaka.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu :
1. Mendiskripsikan konsep batik.
2. Membuat desain pola batik berdasarkan corak ragam hias nusantara
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline )
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility )
Ketelitian (carefulness)
Kerja sama (Cooperation )
Percaya diri (Confidence )
Kecintaan (Lovely)
B. MATERI AJAR
• Konsep batik
• Menggambar desain ragam hias untuk pola batik.
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan CTL : Tanya jawab, Demonstrasi, Pemberian tugas.
F. PENILAIAN
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
Membuat bentuk-bentuk Tes Tes Buat desain tekstil
ragam hias dan corak praktik/ identifikasi dengan mengambil
karya tekstil Nusantara kinerja corak ragam hias
Membuat rancangan Nusantara.
karya seni kriya tekstil
dengan corak ragam hias
Nusantara
Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
Penilaian
Aspek-aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
Gagasan
Kreativitas
Teknik /bentuk
Karakteristik
Petunjuk : Berilah tanda check list (√) 1,2,3,4 sesuai dengan pengamatan anda.
No Indikator 1 2 3 4
1 Menyimak penjelasan guru √
Keterangan :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat limpahan
dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas ini guna memenuhi
penelitian tindakan kelas mata pelajaran Seni Budaya. Penelitian sebagai memenuhi
syarat kenaikan pangkat setingkat dan semoga dapat berguna sebagai perbaikan hasil
pembelajaran siswa di masa mendatang.
Dalam penyusunan penelitian atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan sesama guru mata
pelajaran, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Semoga penelitian ini dapat berguna menjadi sumbangan pemikiran untuk
kemajuan pendidikan masa mendatang. Saya bermohon agar bapak/ibu tim penilai
angka kredit guru dapat menilai laporan karya tulis penelitian tindakan kelas ini. Dan
saya meminta masukannya bapak/ibu tim penilai angka kredit guru atas penelitian
yang saya buat ini. Atas kemurahan bapak/ibu tim penilai angka kredit guru, saya
ucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ....................................................................................................... i
iii
3.2. Subjek dan Objek Penelitian............................................................ 15
LAMPIRAN ..................................................................................................... 57
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGEMBANGAN PROFESI
USUL IV/b
OLEH :
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN TAPANULI UTARA
OKTOBER – DESEMBER 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :