PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) kini telah menjadi masalah kesehatan serius di
dunia. Menurut (WHO, 2013) dan Burden of Disease, penyakit ginjal dan saluran
kemih telah menyebabkan kematian sebesar 850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini
menunjukkan bahwa penyakit ini menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka
kematian.
Kementerian Kesehatan RI, dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM, menegaskan
bahwa kerusakan jaringan ginjal yang berfungsi untuk menyaring darah atau dikenal
juga dengan istilah Nefropati, merupakan penyakit tidak menular yang sebenarnya
dapat dicegah. Penyakit ginjal dijuluki sebagai silent disease karena seringkali tidak
menunjukkan tanda-tanda peringatan dan jika tidak terdeteksi, akan memperburuk
kondisi penderita dari waktu ke waktu. Penyakit ginjal kronis bersifat irreversible,
artinya tidak bisa menjadi normal kembali, yang bisa dilakukan hanyalah
mempertahankan fungsi ginjal yang ada, jelas dr. Lily. Salah satu perawatan bagi
penderita gagal ginjal kronis adalah hemodialysis atau lebih dikenal dengan sebutan
cuci darah, yang dapat mencegah kematian tetapi tidak dapat menyembuhkan atau
memulihkan fungsi ginjal secara keseluruhan. Pasien harus menjalani terapi dialysis
sepanjang hidupnya (biasanya 1-3 kali seminggu) atau sampai mendapat ginjal baru
melalui operasi pencangkokan ginjal.
Mengutip data 7th Report of Indonesian Renal Registry, urutan penyebab gagal
ginjal pasien yang mendapatkan haemodialisis berdasarkan data tahun 2014, karena
hipertensi (37%), penyakit dibetes mellitus atau Nefropati Diabetika (27%),
kelainan bawaan atau Glomerulopati Primer (10%), gangguan penyumbatan saluran
kemih atau Nefropati Obstruksi (7%), karena Asam Urat (1%), Penyakit Lupus (1%)
dan penyebab lain lain-lain (18%). Dapat kita lihat bahwa sebagian besar penyebab
gagal ginjal disebabkan faktor risiko perilaku yang kurang sehat, yang merupakan
faktor risiko utama terjadinya penyakit tidak menular, terang dr. Lily. Melengkapi
pernyataan tersebut, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian
Kesehatan RI tahun 2013 menunjukkan data bahwa penduduk Indoensia kurang
aktifitas fisik (26,1%); penduduk usia > 15 tahun merupakan perokok aktif (36,3%);
penduduk > 10 tahun kurang mengonsumsi buah dan sayur (93%); serta penduduk
>10 tahun memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol (4,6%). Tidak hanya
orang dewasa, anak-anak juga mempunyai risiko terkena penyakit tidak menular
(PTM), khususnya penyakit ginjal. Anak-anak memiliki risiko penyakit ginjal
bahkan pada usia dini (bayi). Oleh karena itu, penting mendorong deteksi dini dan
penerapan pola hidup yang sehat sejak Ibunya mengandung lahir, tumbuh,
membesar dan terus berlanjut hingga masa tuanya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah menyelesaikan blok ini mahasisea mampu untuk memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan Sistem Perkemihan
1.2.2 Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
1. Mampu menyelesaikan anatomi, fisiologi, fisika, biokimia Sistem
Perkemihan
2. Mampu menjelaskan patofisiologi Sistem Perkemihan (Kasus-kasus yang
terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan
international)
3. Mampu melakukan pengkajian Sistem Perkemihan
4. Mampu merumuskan masalah pada berbagai kasus gangguan Sistem
Perkemihan
5. Mampu menetapkan perencanaan, implementasi dan evaluasi pada
berbagai kasus gangguan Sistem Perkemihan
6. Mampu mendokumentasikan berbagai kasus gangguan Sistem
Perkemihan
7. Mampu melakukan sistem layanan kesehatan dengan memanfaatkan
asuransi kesehatan pada masyarakat tidak mampu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN BERDASARKAN TEORI
2.2.1 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN
Sistem Perkemihan atau urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya
proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan
berupa urine (air kemih).
1) Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula
renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan
luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan
sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk
kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut
papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna
renalis, jumlah renalis 15-16 buah.
1) Uretra pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-
tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus
tulang fubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm. uretra pada laki-
laki terdiri dari:
1. Uretra prostatia
2. Uretra membranosa
3. Uretra kevernosa
Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling
dalam), dan lapisan submukosa. Uretra mulai dari orifisium uretra
interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium eksterna. Pada
penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-bagian
berikut:
a. Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm,
berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari
basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke permukaan anterior.
b. Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling
pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke
depan di antara apaks glandula prostata dan bulbus uretra. Pars
membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya
kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan
sfingter uretra membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena
dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum
transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.\
c. Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari
uretra dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra,
panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea
sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus
uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju bagian depan
simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars kavernosus
akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini
dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke
belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang
akan membentuk fossa navikularis uretra.
d. Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang
paling berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh
kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula uretralis
yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian,
yaitu glandula dan lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika
mukosa di dalam korpus kavernosus uretra (glandula pars
uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih
besar dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan
lakuna ini menyebar ke depan sehingga dengan mudah
menghalangi ujung kateter yang dilalui sepanjang saluran.
2) Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan
miring sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra
wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapiosan
spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa
(lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini
hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya
6 cm. uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan
orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di
belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang
terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang
bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai
saluran ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di
depan permukaan vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris.
Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri lapisan
otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya
penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang
ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.
2.1.2 Patologi Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu
sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari
zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh
manusia adalah ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra.Dalam sistem
perkemihan ini, bisa saja terjadi gangguan-gangguan.Terperinci, gangguan-
gangguan itu adalah sebagai berikut.
B. Infeksi Saluran Urogenital
Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia
coli.Dapat pula disebabkan oleh Proteus, Klebsiella, dan Staphylococcus
terutama bila sedang terpasang kateter. Pada saluran urogenital ini, dapat
terjadi penyakit, seperti:
a. Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang
wanita dari pada pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat
dengan daerah anal. Sistitis atau peradangan kandung kencing ,dapat juga
akut dan juga koronik, pada sistisis akut urine keluar sedikit-sedikit tapi
sering dan disertai rasa sakit bila sudah menjalar uretritis. Faktor resiko
sistitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih neurogenis,
pemasangan kateter, keadaan-keadan obstruktif dan diabetes mellitus.
Apabila berlanjut, akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung
kemih ke pelvis ginjal, yang disebut dengan pielonefritis. Penderita
sistitis akan merasakan keluhan seperti disuria (nyeri saat miksi), sering
berkemih, merasa ingin berkemih terus, dan sakit di atas daerah
suprapubis.
b. Pielonefritis
Pielonefritis adalah peradang jaringan ginjal dan pelvis ginjal.
Penyebab paling sering penyakit ini adalah kuman yang berasal dari
kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada
yang akut dan ada yang menahun. Bila akut, terasa sangat sakit dengan
dengan kenaikan suhu,menggigil, dan muntah-muntah. Pengobatannya
adalah dengan memberikan makanan cairanyang tawar,dan diadakan
pencatatan teliti diataskartu balans cairan dipergunakan juga kemotrapi.
Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan
oleh Refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila
senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis
yang disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan
tekanan tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua
papila, jaringan parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks
ginjal.
C. Penyakit Glomerular
a. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
infeksi di nasofaring oleh Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering
menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu edema akut, oiguria,
proteinuria, urine berwarna, dan biasa disertai dengan hipertensi.
Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena terbentuk antibodi
yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit
ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
a) Sindrom Nefrotik (nefrosis)
Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang
dominan adalah albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein
akibat meningkatnya permeabilitas membran basal glomerulus.
Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan edema
generalisata.
D. Obstruksi Saluran Kemih
Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu ginjal
dan tumor ginjal. Gangguan obstruktif dapat menyebabkan disfungsi
ginjal berat yang meliputi hemoragi dan gagal ginjal, bila tidak diatasi.
a. Hipertrofi Prostat
Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan
wanita, yang terjadinya dengan meningkatnya usia. Biasanya
testosteron adalah androgen utama dalam darah dan membentuk dua
metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan β-estradiol. Estradiol adalah
steroid yang memiliki sifat-sifat estrogenik. Ia biasanya bekerja sama
dengan androgen, namun dapat bekerja independen dengan
menimbulkan efek berlawanan dengan androgen. Testosteron serta
metabolitnya bekerja sama menghasilkan hiperplasia prostat. Pada
pria dia atas 60 tahun, testosteron plasma menurun, namun hipertrofi
prostat sudah dapat timbul 10-20 tahun sebelum adanya penurunan
kadar plasma .
b. Batu Ginjal
Di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti
batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa
menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau
infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun
di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan
batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis). Batu dalam
kandung kemih terbentuk dan berasal dari ginjal,masuk kedalam
kandung kemih,batu tertekan pada trigonum yang peka itu,maka akan
menyebabkan sangat sakit. Biasanya terdapat sedikit hematuri,dan
infeksi yangsering menyertai.
a) Gejala
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala.Batu
di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut
bagian bawah.Batu yang menyumbat ureter,pelvis renalis
maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau
kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).Kolik renalis ditandai
dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah
antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut,
daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.Gejala lainnya adalah
mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil
dan darah di dalam air kemih.Penderita mungkin menjadi sering
berkemih, terutama ketika batu melewati ureter.Batu bisa
menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran
kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang
terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika
penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir
balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang
akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada
akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.
b) Diagnosa
yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara
tidak sengaja pada pemeriksaan analisis air kemih rutin
(urinalisis). Batu yang menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis
berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri
tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah
kemaluan tanpa penyebab yang jelas. Analisa air kemih
mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal
batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan
lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau
diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa
membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air
kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai
kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa
menyebabkan terjadinya batu. Rontgen perut bisa menunjukkan
adanya batu kalsium dan batu struvit.Pemeriksaan lainnya yang
mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi
retrograd.
c) Pengobatan
Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau
infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan
meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu
membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak
perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Kolik renalis bisa
dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik.Batu di
dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang
berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan
oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave
lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang
dalam air kemih. Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu
sayatan kecil di kulit (percutaneous nephrolithotomy,
nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan
ultrasonik.Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat
dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk
ke dalam kandung kemih. Batu asam urat kadang akan larut
secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya
dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak
dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar,
yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui
pembedahan.Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya
infeksi saluran kemih, karena itu diberikan antibiotik.
d) Pencegahan
Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada
komposisi batu yang ditemukan pada penderita. Batu tersebut
dianalisis dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa
menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.
2.1.3 Sistem Rujukan
2. Pertanyaan Penting
1. Apa yang menyebabkan sehingga pasien merasa sesak yang disertai
dengan batuk dan dahak menempel di leher yang sukar dikeluarkan?
2. Apa yang menyebabkan pasien merasa mual, tidak selera makan, dan
BAK sedikit ?
3. Kondisisepertiapa yang harusdipenuhiolehpasien agar proses
penyembuhanlebih optimal?
4. Apa yang menyebabkan edema paru pada pasien ?
3. Jawaban Pertanyaan
1. Pasien merasakan sesak terus menerus dan bertambah berat saat
melakukan aktivitas karena jantung mengalami pembesaran dan
terdapat edema pada paru sehingga pada saat melakukan aktivitas
pasien merasakan sesak.
2. Penyebab pasien sering merasa mual muntah, tidak selera makan
diakibatkan rusaknya glomerulus sehingga terjadi ketidaknormalan
fungsi dariglomerulus. Ketidaknormalanfungsi glomerulus
menyebabkanfungsi nefronterganggusehinggadapat meningkatkan kadar
urea dan kreatinin serum. Ketika laju filtrasi glomerulus (LFG)
mencapai 30% hal itu dapat merespon tubuh sehingga mudah merasakan
mual, dan nafsu makan berkurang. Penderita mengalami BAK sedikit
dikarenakan penurunan fungsi nefron, yang mengakibatkan proses
pembentukan urin dalam ginjal berkurang. Selainitu juga hormone ADH
juga sangatberpengaruhpada proses pembentukan urine
dimanajikatubulus kekurangan cairan, maka konsentrasi air dalam
darah akan menurun. Dan akibatnya akan membuat sekresi ADH
menjadi meningkat dan dialirkan oleh darah menuju ginjal. Maka
dengan demikian, air akan berdifusi keluar dari pipa pengumpul,
kemudian akan masuk ke dalam darah. Dan keadaan tersebut dapat
memulihkan kembali konsentrasi air dalam darahdanmengakibatkan
urine yang dihasilkan akan menjadi lebih sedikit dan pekat.
3. Kondisi yang harusdipenuhiolehpasien agar proses penyembuhanlebih
optimal yaitu menjaga pola hidup dan juga gaya hidup, konsumsi air
mineral yang cukup, dan menjauhi minuman atau pun makanan yang
membahayakan kesehatan ginjal. berhenti merokok, jauhi alkohol,
menjaga tekanan darah tetap normal, kadar gula darah dan juga kadar
kolesterol. Makanan yang bisa di konsumsidapat di ambildariSumber
Karbohidrat sepertinasi, bihun, mie, makaroni, jagung, roti, kwethiau,
kentang, tepung tepungan, madu, sirup, permen, dan gula. ¾. Sumber
Protein Hewaniseperti telur, susu, daging, ikan, ayam. Bahan Makanan
Pengganti Protein Hewani Hasil olahan kacang kedelei yaitu tempe,
tahu, susu kacang kedele, dapat dipakai sebagai pengganti protein
hewani untuk pasien yang menyukai sebagai variasi menu atau untuk
pasien vegetarian asalkan kebutuhan protein tetap diperhitungkan.
Beberapa kebaikan dan kelemahan sumber protein nabati untuk pasien
penyakit ginjal kronik akan dibahas. ¾. Sumber Lemak seperti minyak
kelapa, minyak jagung, minyak kedele, margarine rendah garam,
mentega. ¾ Sumber Vitamin dan Mineral Semua sayur dan buah,
kecuali jika pasien mengalami hipekalemi perlu menghindari buah dan
sayur tinggi kalium dan perlu pengelolaan khusus yaitu dengan cara
merendam sayur dan buah dalam air hangat selama 2 jam, setelah itu air
rendaman dibuang, sayur/buah dicuci kembali dengan air yang mengalir
dan untuk buah dapat dimasak menjadi stup buah/coktail buah.
Sedangkanmakanan yang
harusdihindariolehpenderitagagalginjalyaituSumber Vitamin dan
Mineral Hindari sayur dan buah tinggi kalium jika pasien mengalami
hiperkalemi. Bahan makanan tinggi kalium diantaranya adalah bayam,
gambas, daun singkong, leci, daun pepaya, kelapa muda, pisang, durian,
dan nangka. Hindari/batasi makanan tinggi natrium jika pasien
hipertensi, udema dan asites. Bahan makanan tinggi natrium diantaranya
adalah garam, vetsin, penyedap rasa/kaldu kering, makanan yang
diawetkan, dikalengkan dan diasinkan.
4. Edema paru pada pasien diakibatkan karena terjadinya retensi cairan
yang menyebabkan cairan berlebih sehingga paru-paru penderita
mengalami edema. Edema dapat terjadijika cairan dari bagian dalam
pembuluh-pembuluh darah merembes keluar maka menyebabkan
pembengkakan. Ini dapat terjadi karena terlalu banyak tekanan dalam
pembuluh-pembuluh darah atau tidak ada cukup protein-protein dalam
aliran darah untuk menahan cairan dalam plasma, akibat
ketidakseimbangan asupan zat oksigen dengan kebutuhan tubuh dengan
tertahannya natrium dan cairans ehingga bisa terjadi oedema. Fungsi
dari alveoli terganggu juga karena terjadi penimbunan cairan di dalam
alveoli yang menyebabkan terhambatnya fungsi dari alveoli yaitu
sebagai pertukaran gas.
4. Informasi Tambahan
A. Pantangan Makanan Bagi Penderita Gagal Ginjal
1. Makanan Olahan dengan Garam Tambahan
Menghindari makanan olahan dengan garam tambahan merupakan
salah satu pantangan makanan bagi penderita gagal ginjal. Hal ini
karena natirum dalam garam dapat menyebabkan penumpukan
cairan dalam tubuh sehingga jumlah asupan makanan yang
mengandung natrium harus dibatasi, terutama jika penderita juga
mengidap tekanan darah tinggi (hioertensi) dan edema
(pembengkakakn).
Kurangi jumlah garam yang dimakan penderita setiap harinya
dengan menghindari produk-produk makanan olahan yang memakai
tambahan garam, termasuk makanan beku, sup kalengan dan
makanan cepat saji. Begitu juga dengan cemilan asin, sayuran
kaleng dan daging atau keju olahan.
2. Makanan Tinggi kalium
Pakar nutrisi akan merekomendasikan penderita gagal ginjal untuk
menghindari makanan yang tinggi kalium serta direkomendasikan
untuk makan makanan yang rendah kalium. Bahan makanan yang
tinggi kalium diantaranya pisang, jeruk, kentang, bayam dan tomat
sedangkan makanan yang rendah kalium yaitu apel, kubis, bunci,
anggur dan stroberi.
Sementara itu, bagi penderita yang belum menjalani cuci darah,
dianjurkan untuk melakukandiet rendah protein 40-45 gram/hari.
Hal ini tentunya tergantung fungsi ginjal penderita yang dapat
diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Jika fungsi ginjal
kurang dari 15 persen, maka perlu melakukan cuci darah.
B. Klasifikasi Sesak Menurut American Thoracic Society (ATS)
Derajat Nilai Deskripsi
- 0 Tak terganggu oleh sesak saat bergegas waktu
jalan atau sedikit mendaki
Ringan 1 Terganggu oleh sesak saat bergegas waktu
berjalan atau sedikit mendaki
Sedang 2 Jalan lebih lambat dibanding orang seumur
karena sesak atau harus berhenti untuk bernapas
saat jalan biasa
Berat 3 Berhenti untuk bernapas setelah berjalan 100
yard / setelah berjalan beberapa menit pada
ketinggian tetap
Sangat 4 Teralmpau sesak untuk keluar rumah / sesak saat
Berat berpakaian atau melepas pakaian
C. Derajat Edema
Derajat I : kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik
Derajat I I : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
Derajat IV : kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali 7 detik
5.Analisa Sintesa
Gagal Gagal
Tanda dan Glomerulo-
No Ginjal Ginjal BPH
Gejala nefritis
Kronis Akut
1. Sesak nafas + + - -
2. Mual + + + +
3. Tidak selera + + + +
makan
3. BAK sedikit + + + -
4. Pucat + - - +
5. Edema + + - +
6. Riwayat DM + - - -
7. Hb menurun + - - +
8. Ureum + + - +
meningkat
9. Kreatinin + + - +
meningkat
10. Tekanan + + - +
darah
meningkat
7. Informasi Baru
1) Cara Mengobati Penyakit Ginjal Dengan Ramuan Tradisional
1. Daun Sukun
Daun sukun digunakan sebagai alternatif pengobatan gagal ginjal
selain cuci darah
Berikut adalah cara menyiapkannya:
a) Sediakan beberapa lembar daun sukun, cuci bersih terlebih
dahulu
b) Rebus dengan air secukupnya, tunggu hingga mendidih dan
usahakan daun hancur dalam air.
c) Diamkan beberapa saat hingga dingin, saring daun sukun dan
menyisakan air rebusannya saja.
d) Konsumsi dua kali sehari, sebaiknya pada pagi dan sore hari,
usahakan untuk seusai makan berat.
2. Daun kumis kucing
Daun kumis kucing dapat anda manfaatkan dalam cara mengobati
penyakit ginjal yaitu dengan cara sebagai berikut:
a) merebus sebanyak 60 gram daun kumis kucing
b) dengan 4 gelas air Tunggu hingga mendidih dan air tersisa 2
gelas.
c) Saring air lalu pisahkan dengan daunnya
d) Dan Minum ketika air sudah dingin dan lakukan secara rutin.
3. Alang - alang
Bagian tanaman ini yang dapat anda ambil manfaatnya adalah pada
bagian akar alang -alang dan berikut cara pembuatannya :
a) Ambil akar alang- alang secukupnya sekitar 50 gr
b) Kemudian bersihkan akar alang-alang lalu jemur sampai kering
c) Kiranya sudah kering maka cucilah kembali dengan air bersih
d) Kemudian rebus dengan air bersih dengan ukuran 4 gelas air
sampai tersisa 1-2 gelas air
e) Lalu saring pisahkan air dari akar alang-alang tersebut lalu
dinginkan
f) Dan dinginkan lalu minum setiap hari
2) Cara Mengobati Penyakit Ginjal Dengan tindakanmedis
Penatalaksanaan untuk mengatasi komplikasi
a. Hipertensi diberikan antihipertensi yaitu Metildopa (Aldomet),
Propanolol (Inderal), Minoksidil (Loniten), Klonidin (Catapses),
Beta Blocker, Prazonin (Minipress), Metrapolol Tartrate
(Lopressor).
b. Kelebihan cairan diberikan diuretic diantaranya adalah Furosemid
(Lasix), Bumetanid (Bumex), Torsemid, Metolazone (Zaroxolon),
Chlorothiazide (Diuril).
c. Peningkatan trigliserida diatasi dengan Gemfibrozil.
d. d. Hiperkalemia diatasi dengan Kayexalate, Natrium Polisteren
Sulfanat.
e. Hiperurisemia diatasi dengan Allopurinol. 26
f. Osteodistoofi diatasi dengan Dihidroksiklkalsiferol, alumunium
hidroksida.
g. Kelebihan fosfat dalam darah diatasi dengan kalsium karbonat,
kalsium asetat, alumunium hidroksida.
h. Mudah terjadi perdarahan diatasi dengan desmopresin, estrogen
i. Ulserasi oral diatasi dengan antibiotic.
j. Intervensi diet yaitu diet rendah protein (0,4-0,8 gr/kgBB), vitamin
B dan C, diet tinggi lemak dan karbohirat
k. Asidosis metabolic diatasi dengan suplemen natrium karbonat.
l. Abnormalitas neurologi diatasi dengan Diazepam IV (valium),
fenitonin (dilantin).
m. Anemia diatasi dengan rekombion eritropoitein manusia (epogen IV
atau SC 3x seminggu), kompleks besi (imferon), androgen
(nandrolan dekarnoat/deca durobilin) untuk perempuan, androgen
(depo-testoteron) untuk pria, transfuse Packet Red Cell/PRC. 6.
n. Cuci darah (dialisis) yaitu dengan hemodialisa maupun peritoneal
dialisa.
o. Transplantasi ginjal.
3) KlasifikasiGagalGinjal
a) Stadium I
Stadium I ini disebut dengan penurunan cadangan ginjal, tahap
inilah yang paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap
ini penderita ini belum merasakan gejala-gejala dan pemeriksaan
laboratorium faal ginjal masih dalam batas normal. Selama tahap ini
kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas
normal dan penderita asimtomatik, laju filtrasi
glomerolus/glomeruler Filtration rate (GFR) < 50 % atau> 90
ml/menitdari normal, bersihan kreatinin 32,5-130 ml/menit.
Gangguan fungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan
memberikan beban kerja yang berat, sepersti tes pemekatan kemih
yang lama atau dengan mengadakan test GFR yang teliti.
b) Stadium II
Stadium II ini disebut dengan Insufiensi ginjal, pada tahap ini lebih
dari 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak, GFR besarnya 25 %
atau 60-89 ml/menitdari normal, kadar BUN baru mulai meningkat
diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini berbeda beda,
tergantung dari kadar protein dalam diit. Pada stadium ini kadar
kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal. Pasien
mengalami nokturia dan poliuria, perbandingan jumlah kemih siang
hari dan malam hari adalah 3:1 atau 4:1, bersihan kreatinin 10-30
ml/menit. Poliuria akibat gagal 24 ginjal biasanya lebih besar pada
penyakit yang terutama menyerang tubulus, meskipun poliuria
bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter/hari. Biasanya ditemukan
anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5 %-25 % . faal
ginjal jelas sangat menurun dan timbul gejala gejala kekurangan
darah, tekanan darah akan naik, aktifitas penderita mulai terganggu.
c) Stadium III
Stadium ini disebut gagal ginjal tahap akhir atau uremia, timbul
karena 90% dari massa nefron telah hancur atau sekitar 200.000
nefron yang utuh, Nilai GFR nya 10% atau 30-59 ml/menitdari
keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml/menit
atau kurang, uremia akan meningkat dengan mencolok dan kemih
isoosmosis. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai
merasakan gejala yang cukup parah karena ginjal tidak sanggup lagi
mempertahankan homeostatis caiaran dan elektrolit dalam tubuh.
Penderita biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih) kurang dari
500/hari karena kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit
mula-mula menyerang tubulus ginjal, kompleks perubahan biokimia
dan gejala gejala yang dinamakan sindrom uremik mempengaruhi
setiap sistem dalam tubuh, dengan pengobatan dalam bentuk
transplantasi ginjal atau dialisis
4) Rumusmenghitung balance cairan
a) CM – CK – IWL
Ket:
CM : Cairan Masuk
CK : Cairan Keluar
b) IWL (Insensible Water Loss) :(15x BB)/24 jam
1) Input cairan:
Air (makan+minum) = … cc
Cairan infus = … cc 3. Therapy injeksi = … cc
Air Metabolisme = … cc (Hitung AM = 5 cc/kgBB/hari)\
2) Output cairan:
Urine = … cc Feses = … cc (kondisi normal 1BAB feses =
100cc)
Muntah/perdarahan/cairan drainage luka/cairan
NGT terbuka = … cc IWL = … cc
Balance cairan = intake cairan – output cairan (Normal
balance cairan ±100cc)
c) SWL : Urine + feses + muntah
Urine : 0,5 – 100 cc x BB
Feses : 200 x (berapakalidalamsehari)
Muntah : 100 x (berapakalidalamsehari)
5) Rumus IMT (Indeks MasaTubuh)
IMT = BB/TB x TB(m)
Klasifikasi :
a) Kurus :
- Kekurangan BB tingkatberat :< 17,0
- Kekurangan BB tingkatringan : 17,0 – 18,4
b) Normal : 18,5 – 25,0
c) Gemuk :
- Kekurangan BB tingkatringan : 25,1 – 27
- Kelebihan BB tingkatberat :> 27
6) Hubungan Cardiomegali dan Gagal Ginjal Kronis
1) Cardiomegali merupakan kondisi dimana jantung mengalami
pembesaran bias any aterjadi pada ruang jantung atas (atrium) atau
ruang jantung bawah (ventrikel)yang merupakan suatu gejala yang
disebakan oleh berbagai penyakit yang mendasarI misalnya
Gagalginjalkronik. Cardiomegali disebakan gagal ginjal kronik
karena terjadi oedema pada paru, dimana oedema dapat terjadi jika
cairan dari bagian dalam pembuluh-pembuluh darah merembes
keluar maka menyebabkan pembengkakan. Ini dapat terjadi karena
terlalu banyak tekanan dalam pembuluh-pembuluh darah atau tidak
ada cukup protein-protein dalam aliran darah untuk menahan cairan
dalam plasma, akibat ketidakseimbangan asupan zat oksigen dengan
kebutuhan tubuh dengan tertahannya natrium dan cairan sehingga
menyebabkan berkurangnya volume pemompaan jantung untuk
keperluan relative tubuh disertai hilangny acurah jantung dan
mempertahankan aliran balik vena dimana keadaan jantug tidak
dapat memompa darah secara maksimal agar dapat disalurkan
keseluruh tubuh yang memerlukan. Kondisi initerjadi ketika jantung
gagal untuk mengeluarkan isinya dan merupakan kondisi dimana
berlakunya kongestif sirkulasi akibat disfungsi dari jantung.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
BAB V
PENUTUP