Anda di halaman 1dari 4

“Energi Non-Konvensiaonal Indonesia Melimpah Namun Konsumsi Energi Listrik Indonesia

Masih Menggunakan Energi Konvensional”

Oleh : Yunita Puji Lestari

E-mail : yunitapujilestarii@gmail.com

Semakin menipisnya energi konvensional dan semakin banyaknya kebutuhan akan


konsumsi energi memberikan pengaruh terhadap pengeluaran uang negara dalam membiayai
Bahan Bakar untuk keperluan listrik nasional. Dikutip dari laman Kompas.com

“Realisasi subsidi energi selama tahun 2017 sebesar Rp 97,6 triliun atau 108,7 persen
dari target APBN-P 2017 yaitu sebesar Rp 89,9 triliun dan pertumbuhannya mencapai
8,6 persen dari tahun 2016. Subsidi energi tersebut merupakan subsidi BBM dan elpiji
sebesar Rp 47 triliun ata 105,7 persen dari target. Untuk subsidi listrik sebesar Rp
50,6 triliun atau 111,5 persen dari target”.

Energi konvensional atau energi yang tidak dapat diperbaharui merupakan energi
yang tersedia di alam dan membutuhkan waktu lama dalam pembaharuannya, seperti minyak
bumi, petroleum, gas alam, batubara, uranium. Di Indonesia sendiri dari 34 provinsi yang
ada, jumlah unit pembangkit tenaga listrik PLN per jenis pembangkit per wilayah tahun 2016
jenis Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebanyak 4.665 unit. Jumlah unit pembangkit
tenaga listrik PLN per jenis pembangkit per wilayah tahun 2016 jenis Pembangkit Listrik
Tenaga Solar sebanyak 48 unit. Jumlah unit pembangkit tenaga listrik PLN per jenis
pembangkit per wilayah tahun 2016 jenis Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebanyak
107 unit. Bayangkan berapa jutaan liter bahan bakar dan berapa ton batu bara yang harus
digunakan per harinya untuk mengalirkan listrik ke seluruh wilayah Indonesia? Selain
harganya yang mahal dan lama untuk pembaharuanya, penggunaan bahan bakar tersebut
memiliki efek yang buruk bagi lingkungan. Efek yang ditimbulkan pun beragam, dilansir dari
Warta Ekonomi.co.id penggunaan BBM dapat menyebabkan perubahan iklim, menurut data
dari BMKG, di Indonesia 90% mengalami bencana hidro meteorological yang sangat
berpengaruh pada iklim dimana dampak yang ditimbulkan bisa lebih dari 30 tahun. Salah satu
cara mengatasinya yaitu dengan mitigasi atau mengurangi penggunaan gas yang berlebihan.
Pembakaran dari BBM juga menghasilkan gas CO 2 dimana gas ini merupakan gas rumah
kaca yang menimbulkan pemanasan global yang menyebabkan lapisan ozon semakin
menipis, gas CO dimana gas ini akan berkikatan dengan hemoglobin yang dapat mengganggu
fungsi hemoglobin dalam mengikat oksigen. Meskipun penggunaan pembangkit listrik
dengan bahan bakar minyak lebih praktis namun perlu kita lihat efek yang ditimbulkan jika
digunakan terus-menerus, tentunya hal ini tidak baik bagi bumi kita. Selain harganya yang
mahal energi konvensional sendiri adalah energi yang dalam pembaharuannya membutuhkan
waktu yang sangat lama, untuk itu tak ada salahnya jika penggunaan energi dapat
memanfaatkan energi non-konvensional. Energi non-konvensional adalah energi yang dapat
diperbaharui dengan cepat dan tersedia melimpah di alam antara lain energi panas matahari,
energi panas bumi, energi angin, energi air. Energi non-konvensional adalah energi yang
ramah lingkungan dan dapat didapatkan dengan gratis. Di Indonesia sendiri memiliki energi
terbarukan yang begitu melimpah seperti biofuel, biomassa, matahari, air, angin, gelombang
air laut, panas bumi.

Biofuel meruapakan energi baru terbarukan yang berasal dari limbah organik seperti
tumbuhan yang memiliki kandungan gula tinggi dan minyak nabati yang tinggi, tanaman ini
dapat dihasilkan dari tanaman tebu ataupun kelapa sawit. Biomassa energi yang dapat
dihasilkan dari bahan bakar kayu dan limbah hewan, di Indonesia pemanfaatan biomasaa
sebagai pembangkit listrik dikembangkan di Gorontalo dengan bahan bakar batang jagung.
Energi matahari di Indonesia di dapatkan dengan gratis dan bersinar sepanjang masa,
matahari bersinar bersinar 10 hingga 12 jam per harinya hal ini dikarenakan letak wilayah
Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa. Penggunaan energi tersebut dapat dikelola dalam
skala kecil ataupun skala besar. Dalam skala kecil, penggunaan energi tersebut dapat
dioptimalisasikan dalam skala rumah tangga. Di indonesia Pembangkit Listrik Tenaga Surya
biasa digunakan di daerah terpencil yang biasa disebut dengan Solar Home System (SHS).
Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang terdapat di Indonesia antara lain : PLTS Karangasem
(Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan PLTS Solor Barat (NTT). Energi air merupakan energi
yang menggunakan energi kinetik dari air yang menggerakkan turbin dan malalui suatu
proses untuk menjadikannya energi listrik, jumlah unit pembangkit tenaga listrik PLN per
jenis pembangkit per wilayah tahun 2016 jenis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
sebanyak 232 unit dengan menghasilkan daya sebesar 3.410,62 MW. Energi angin atau energi
bayu di Indonesia sampai tahun 2016 telah terpasang 7 unit. Gelombang air laut, di Indonesia
sendiri energi dari gelombang air laut masih dalam pengembangan mengingat Indonesia
sebagai negara maritim dengan letak geografis diantara 2 samudra, memiliki pantai dengan
gelombang yang cukup besar seperti di pantai selatan pulau Jawa. Energi panas bumi salah
satu energi terbarukan yang juga ada di tanah air kita, energi ini berasal dari aktivitas tektonik
di dalam bumi. Indonesia diperkirakan memiliki energi panas bumi 40% dari potensi panas
bumi di dunia namun pemanfaatannya hanya sekitar kurang dari 5% hal ini dikarenakan
masih terkendala pada teknologi. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di
Indonesia yaitu PLTP Kamojang, Garut, PLTP Lahendong, PLTP Sibayak, PLTP Ulubelu,
PLTP Gunung Salak, PLTP Darajat, PLTP Wayang Windu.

Dari seluruh pembangkit listrik yang ada di Indonesia penggunaan energi non-
konvensional masihlah sangat minim. Sebanyak 90% energi masih menggunakan energi
berbahan fosil (batubara, minyak bumi, dan gas alam), kurang dari 10%, yang memanfaatkan
sumber energi terbarukan. Menjadi tugas bagi kita untuk terus belajar dan mengeksplore
pengetahuan untuk Indonesia lebih baik lagi. Minimnya SDM yang berkompeten menjadi
salah satu kendala dalam pengelolaan SDA yang ada. Untuk itu sudah selayaknya dan wajib
bagi kita penerus bangsa untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas untuk menghadapi
zaman yang semakin modern dengan diiringi penggunaan energi yang semakin tinggi.

Sumber Rujukan :

Tahun Ini, Beban Subsidi Energi Diprediksi Naik hingga Rp 30 T. (Online). Kompas.com.
Diakses 22 Januari 2018

Dampak Pemakaian BBM Berlebihan Bagi Lingkungan. (Online). Wartaekonomi.co.id.


Diakses 16 September 2016

Abdillah, Fahri. 2018. Dampak Pembakaran Bahan Bakar Terhadap Lingkungan. Online
(https://www.google.co.id/amp/s/blog.ruangguru.com/dampak-pembakaran-bahan-nakar-
terhadap-lingkungan%3fhs_amp=true) Diakses 4 Januari 2018

Potensi Energi Terbarukan Di Indonesia. 2017. Online


(http://epsilon.ft.ugm.ac.id/2017/01/16/potensi-energi-terbarukan-indonesia/) Diakses 16
Januari 2017

Statistik Ketenagalistrikan T.A 2017 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian


Energi Dan Sumber Saya Mineral

Alamendah. 2015. Daftar PLTP di Indonesia. Online


(https://alamendah.org/2015/11/12/daftar-pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi-pltp-di-
indonesia/) Diakses pada 12 November 2015
Tentang Penulis

Yunita Puji Lestari mahasiswi Universitas Negeri Malang, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Elektro, Prodi Pendidikan Teknik Elektro Angkatan 2016. Penulis merupakan anggota dari
Unit Kegiatan Mahasiswa Penulis (UKMP) UM. Bergabung di UKMP pada tahun 2018.
Sebuah pengalaman yang berharga bagi penulis dapat bergabung di UKMP. Banyak orang-
orang hebat yang lahir dari sana. Penulis berharap dapat memberikan yang terbaik untuk
UKMP UM. Untuk memberi saran dan kritik dapat disampaikan melalui email ke
yunitapujilestarii@gmail.com

Saran dan kritik akan sangat membantu membangun jiwa kepenulisan penulis. Akulah
penulis!!

Anda mungkin juga menyukai