Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor :
58 /IKM/Kep/12/2015 tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan
Menengah (TPL-IKM) Program Beasiswa Angkatan 2013.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat
(2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di wilayah
Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018 sampai
tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i
mengikuti mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan
nilai iuran sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi
pendaftaran dan pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS
Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat
melaksanakan magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau
industri menengah atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian
tingkat Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November
tahun dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA
dapat memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA
menunda atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional
kegiatan penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak
dapat menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.12.2 /IKM/KK/1/2018
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
2. Nama : Irdianto
Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL – IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013, dari
daerah asal Kab. Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat , selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
2 dari 8
1. Sentra IKM Makanan Ringan Kecamatan Batang Anai
2. Sentra IKM Kerupuk dan Keripik Kecamatan Lubuk Alung
3. Sentra IKM Kue Basah dan Kering Kecamatan Sintuk Toboh Gadang
4. Sentra IKM Olahan Pisang Kecamatan VII Koto sungai Sariak
5. Sentra IKM Olahan Kelapa Kecamatan VII Koto Sungai Sariak
6. Sentra IM Makanan Ringan Enam Lingkung
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
(1) Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i
mengikuti mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan
nilai iuran sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provins i
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
(3) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
1. PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
2. Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.10.2 /IKM/KK/1/2018
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
2 dari 8
1. Sentra IKM Barang dari Semen Kelurahan Pakan Rabaa Tangah Kec. KPGD
2. Sentra IKM Furnitur Kelurahan Pakan Rabaa Tangah Kec. KPGD
3. Sentra IKM Olahan Pucuk Ubi Kelurahan Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu
4. Sentra IKM Anyaman Rotan Kelurahan Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu
5. Sentra IKM Olahan Kedele Tahu Tempe Kel. Alam Pauh Duo, Kec. Pauh Duo
6. Sentra IKM Kerupuk Keripik Piyek Kel. Koto Baru Kec. Sungai Pagu
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i
mengikuti mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan
nilai iuran sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar
Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi SumateraBarat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA
menunda atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional
kegiatan penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak
dapat menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
8 dari 8
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58/IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 1
2 dari 8
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
4 dari 8
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
(1) Pasal 8
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(3) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan
nilai iuran sebesar 5%(lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(4) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(5) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik 30okum30ry besar atau 30okum30ry
menengah atau 30okum30ry kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
(1) penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
(2) apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
(3) ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah 31okum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
1. PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
2. Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.4.2 /IKM/KK/1/2018
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2012.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
2 dari 8
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 3 Januari 2017
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provisi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik 38industri besar atau 38 menengah atau
38Industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah 39okum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.5.2 /IKM/KK/1/2018
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
(1) Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
(2) Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
(3) Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
(4) Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
1 dari 8
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 1
2 dari 8
1. Sentra Gula Aren Nagari Koto TinggiKecamatan Gunung Omeh
2. Sentra Gula Aren Nagari Talang Anau Kecamatan Gunung Omeh
3. Sentra Kerupuk Ubi Nagari Pandam Gadang Kecamatan Gunung Omeh
4. Sentra Kue Bolu Kecamatan Guguak
5. Sentra Cake Kecamatan Guguak
6. Sentra Olaha Ubi Kecamatan Akabiluru
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Saumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.6.2 /IKM/KK/1/2018
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
2 dari 8
1. Sentra Kerupuk Ubi Nagari Situjuah Gadang Kecamatan Situjuah Limo Nagari
2. Sentra Olahan Ubi Nagari Koto Tangah Batu Hampa Kecematan Akabiluru
3. Sentra Sentra Tahu Kecamatan Harau
4. Sentra Kerupuk Sakura Nagari Koto Tangah Batu Hampa Kecamatan Akabiluru
5. Sentra Kerupuk Ubi Nagari Sari LamakKecamatan Harau
6. Sentra Kerupuk Merah Nagari Koto Tangah Batu Hampa Kecamatan Akabiluru
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
4 dari 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
a. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat.
b. Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.
1. PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
2. Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut
2 dari 8
1. Sentra IKM Sulaman Kelurahan Parik Antang & Kelurahan Kayu Kubu
2. Sentra IKM Bordir Kerancang Kel. Campago Guguak Bulek & kel. Manggih
Gantiang
3. Sentra IKM Makanan Ringan Kel. Aur Kuning & Kel. Bulik Apik Puhun
4. Sentra IKM Bubuk Kopi Kel. Bukik Apik
5. Sentra IKM Kerajinan Kel. Garegeh
6. Sentra IKM Kerupuk Sanjai Kel.Manggih Gantiang
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
4 dari 8
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar
melalui anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 1
2 dari 8
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i
mengikuti mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan
nilai iuran sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provins i
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
8 dari 8
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan
3 dari 8
4 dari 8
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar
Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga persen) yaitu
sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian
tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2% (dua persen) yaitu sebesar
Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK KEDUA melalui pemotongan
honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.
MAGANG
Pasal 9
(7) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat
melaksanakan magang selama satu bulan pada perusahaan baik 78okum78ry besar atau
78okum78ry menengah atau 78okum78ry kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK
KEDUA.
(8) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian
tingkat Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(9) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(10) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November
tahun dua ribu tujuh belas.
(11) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(12) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah 79okum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.3.2 /IKM/KK/1/2018
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
2dari 8
1. Sentra Kelompok Sairinang Sajalan Keluhan Tanjung Paku
2. Sentra Kelompok Rahmad IllahiKelurahan Kampung Jawa
3. Sentra Kelompok Kulik JariangKelurahan nan Palimo
4. Sentra Kelompok Bunga Padi Kelurahan Aro IV Korong
5. Sentra Jahit Kecamatan Lubuk Sikarah
6. Sentra Kelompok Sulaman Kecamatan Lubuk Sikarah
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8.
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar
Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga persen) yaitu
sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian
tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2% (dua persen) yaitu sebesar
Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK KEDUA melalui pemotongan
honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Pro vinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik 86okum86ry besar atau 86okum86ry
menengah atau 86okum86ry kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah 87okum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.1.2 /IKM/KK/1/2018
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
2 dari 8
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar
Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga persen) yaitu
sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian
tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2% (dua persen) yaitu sebesar
Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK KEDUA melalui pemotongan
honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
8 dari 8
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-
IND/PER/3/2007 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga
Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah
Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016 tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri
Kecil dan Menengah (TPL-IKM) Program Beasiswa Angkatan 2013.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
2 dari 8
1. Kelompok Usaha Bersama GEMA IKM Kec. Padang Timur
2. Kelompok Usaha Bersama Bunga Mas Berkah Kec. Koto Tangah
3. Kelompok Usaha Bersana Zai Zha Kec. Padang Utara
4. Kelompok Usaha Bersama Tampuo Kec. Koto Tangah
5. Kelompok Usaha Bersama Rang Mudo
6. Kelompok Usaha Brsama RAGACC Kec. Padang Timur
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar Rp.
75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga persen) yaitu sebesar
Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui anggaran dana Dekonsentrasi
Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2% (dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,-
(tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK KEDUA melalui pemotongan honor
PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1
8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2012
NOMOR: 3.9.2 /IKM/KK/1/2017
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
2. Nama :
Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL - IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2012, dari daerah
asal Kab. Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat , selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2012 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 73 /IKM/Kep/12/2015
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2012.
1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
2 dari 8
1. Sentra tahu dan Tempe Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai
2. Sentra Makanan Ringan Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai
3. Sentra Roti dan Kue Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai
4. Sentra Ikan Asin Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai
5. Sentra Minyak Kelapa Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai
6. Sentra Konstruksi Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai
Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.
3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 3 Januari 2017
sampai tanggal 31 Desember 2017 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.
PEMBAYARAN
Pasal 7
JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar Rp.
75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga persen) yaitu sebesar
Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui anggaran dana Dekonsentrasi
Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat tahun anggaran 2017 dan 2% (dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,-
(tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK KEDUA melalui pemotongan honor
PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA
MAGANG
Pasal 9
(1) Pada bulan November tahun dua ribu tujuh belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
6 dari 8
SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.
(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.
PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.
(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Saksi 2 Saksi 1