Anda di halaman 1dari 113

KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA

PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM


BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.8.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal IKM) dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Hengki Noviadi


Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL - IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013, dari daerah
asal Kab. Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor :
58 /IKM/Kep/12/2015 tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan
Menengah (TPL-IKM) Program Beasiswa Angkatan 2013.

1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya
operasional dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak
melaksanakan kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK
KEDUA untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM
sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat, Kota Padang Panjang ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota
lain dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima)
IKM di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:
2 dari 8
1. Sentra IKM Pengolahan Gambir Kel. Laban Indah Kamp. Kayu Aro
Kec. Sutera
2. Sentra IKM Tahu Nagari Sago Kec. IV Jurai
3. Sentra IKM Kue Putu Kembang Kamp. Koto Baru Kec. lenggayang
4. Sentra IKM Sangar Bordir Puti Bungsu Nag. Koto VIII kec. Ranah
Pasisia
5. Sentra IKM Batu Bata Nag Sungai Sirah Kec. LinggoSari Baganti
6. Sentra IKM Pengeringan Ikan Nag.Punggasan Utara Kec. Linggo Sari
Baganti

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin,


triwulan, semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai
15 Jakarta Selatan 12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan
Menengah diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui
email subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat
diunduh melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan
perusahaan binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat
diunduh pada website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan
Desember setiap tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa
Kontrak Kerja;

PENGALIHAN SENTRA BINAAN


Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat
(2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di wilayah
Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu
rupiah) per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum
memiliki NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.

4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018 sampai
tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk
kegiatan penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan
kepada IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i
mengikuti mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan
nilai iuran sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi
pendaftaran dan pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS
Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat
melaksanakan magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau
industri menengah atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian
tingkat Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November
tahun dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8
SANKSI
Pasal 10

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA
dapat memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA
menunda atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional
kegiatan penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak
dapat menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Hengki Noviadi Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Dinas Koperasi, UMKM, Kepala Dinas Perindag


Perrdagangan dan Perindustrian Provinsi Sumatera Barat
Kab. Pesisir Selatan

Drs. A z r a l Asben Hendri SE, MM


Pembina Tingkat I Pembina Utama Muda
NIP. 19631209 198611 1 003

8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.12.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal
IKM) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Irdianto
Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL – IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013, dari
daerah asal Kab. Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat , selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.

1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh Tenaga Penyuluh
Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat, Kota Padang Panjang ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota lain
dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima) IKM
di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:

2 dari 8
1. Sentra IKM Makanan Ringan Kecamatan Batang Anai
2. Sentra IKM Kerupuk dan Keripik Kecamatan Lubuk Alung
3. Sentra IKM Kue Basah dan Kering Kecamatan Sintuk Toboh Gadang
4. Sentra IKM Olahan Pisang Kecamatan VII Koto sungai Sariak
5. Sentra IKM Olahan Kelapa Kecamatan VII Koto Sungai Sariak
6. Sentra IM Makanan Ringan Enam Lingkung

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin, triwulan,


semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan Menengah
diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui email
subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat diunduh
melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh pada
website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember setiap
tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;
PENGALIHAN SENTRA BINAAN
Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.

4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
(1) Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i
mengikuti mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan
nilai iuran sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provins i
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8

SANKSI
Pasal 10

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:

a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan


tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA
dapat memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(3) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

1. PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
2. Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Irdianto Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Penanaman Modal Kepala Dinas Perindag


Pelayanan Terpadu dan Perindustrian Provinsi Sumatera Barat
Kab. Padang Pariaman

Hendra Aswara SSTP, MM Asben Hendri SE, MM


Pembina Pembina Utama Muda
NIP. 1981096 199912 1 001 NIP. 19631209 198611 1 003

8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.10.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal
IKM) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Fauziah Helmi


Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL - IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013, dari
daerah asal Kab. Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat , selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.

1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat, Kab. Dharmasraya ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota
lain dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima)
IKM di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:

2 dari 8

1. Sentra IKM Barang dari Semen Kelurahan Pakan Rabaa Tangah Kec. KPGD
2. Sentra IKM Furnitur Kelurahan Pakan Rabaa Tangah Kec. KPGD
3. Sentra IKM Olahan Pucuk Ubi Kelurahan Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu
4. Sentra IKM Anyaman Rotan Kelurahan Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu
5. Sentra IKM Olahan Kedele Tahu Tempe Kel. Alam Pauh Duo, Kec. Pauh Duo
6. Sentra IKM Kerupuk Keripik Piyek Kel. Koto Baru Kec. Sungai Pagu

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin,


triwulan, semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai
15 Jakarta Selatan 12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan
Menengah diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui
email subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat
diunduh melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh
pada website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember
setiap tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;

PENGALIHAN SENTRA BINAAN


Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.
4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i
mengikuti mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan
nilai iuran sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar
Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi SumateraBarat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8

(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat


Provins Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran
dan pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan
setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8
SANKSI
Pasal 10

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA
menunda atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional
kegiatan penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak
dapat menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Fauziah Helmi Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Perindustrian Kepala Dinas Perindag


Perdagangan Koperasi dan Provinsi Sumatera Barat
UMKM Kab. Solok Selatan

Akhirman SE Asben Hendri SE, MM


19580716 1979031 003 Pembina Utama Muda
NIP. 19631209 198611 1 003

8 dari 8

KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA


PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.7.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal IKM) dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Dwiza Rayona


Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM) dalam
hal ini bertindak dan atas nama TPL – IKM Program Beasiswa D3 pada unit pendidikan di
lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013, dari daerah asal Kab.
Sijunjung Provinsi Sumatera Barat, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58/IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.

1 dari 8

Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat, Kab. Dharmasraya ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota lain
dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima) IKM
di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:

2 dari 8

1. Sentra IKM Tenun Nagari Sijunjung


2. Sentra IKM Makanan Nagari Pematang Panjang
3. Sentra IKM Konveksi NagariPematang Panjang
4. Sentra IKM Peyek dari Bunga Pepaya Nagari Bukit Bual
5. Sentra IKM Batik Nagari Kumanis
6. Sentra IKM Bati Nagari Kumpar

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin, triwulan,


semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan Menengah
diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui email
subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat diunduh
melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh pada
website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember setiap
tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;
PENGALIHAN SENTRA BINAAN
Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA


Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.

4 dari 8

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
(1) Pasal 8

(2) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(3) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan
nilai iuran sebesar 5%(lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8
(4) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(5) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik 30okum30ry besar atau 30okum30ry
menengah atau 30okum30ry kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8
SANKSI
Pasal 10

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
(1) penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
(2) apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
(3) ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah 31okum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

1. PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
2. Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Dwiza Rayona Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Perdagangan, Kepala Dinas Perindag


Industri, Koperasi Usaha Kecil Provinsi Sumatera Barat
dan Menengah Kab. Sijunjung

Emyasri SE, MM Asben Hendri SE, MM


Pembina Utama Muda Pembina Utama Muda
NIP. 19631209 198611 1 003

8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.4.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal IKM) dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Yunia Efni Yanti


Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas namaTPL _ IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 201 3, dari daerah
asal Kab. Solok Provinsi Sumatera Barat , selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2012.

1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat, Kota Sawahlunto ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota
lain dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima)
IKM di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:

2 dari 8

1. Sentra IKM Aneka Kerupuk Kec. Hiliran Gumanti


2. Sentra IKM Aneka Keripik Kec. Hiliran Gumanti
3. Sentra IKM Tahu Tempe Kec. Hiliran Gumanti
4. Sentra IKM Gula Tebu Kec. Hiliran Gumanti
5. Sentra IKM Kue Kareh-Kareh Kec. Limbag Gumanti
6. Sentra IKM Aneka Stik Kec. Danau Kembar

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin,


triwulan, semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai
15 Jakarta Selatan 12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan
Menengah diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui
email subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat
diunduh melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh
pada website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember
setiap tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;

PENGALIHAN SENTRA BINAAN


Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.

4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 3 Januari 2017
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provisi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik 38industri besar atau 38 menengah atau
38Industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8
SANKSI
Pasal 10

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah 39okum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Yunia Efni Yanti Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Kepala Dinas Perindag


dan Menengah Perindustrian dan Provinsi Sumatera Barat
Perdagangan Kab. Solok

Nasripul Romika, S. Sos Asben Hendri SE, MM


Pembina Tk. I (IV/b) Pembina Utama Muda
NIP. 19681010 199308 1 002 NIP. 19631209 198611 1 003

8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.5.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal IKM) dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Puji Jaka Swaria


Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL – IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013, dari daerah
asal Kab. Lima Puluh Kota ProvinsiSumatera Barat , selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
(1) Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
(2) Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
(3) Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
(4) Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:

1 dari 8
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh Tenaga Penyuluh
Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatrea Barat, Kota Sawahlunto ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota lain
dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima) IKM
di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:

2 dari 8
1. Sentra Gula Aren Nagari Koto TinggiKecamatan Gunung Omeh
2. Sentra Gula Aren Nagari Talang Anau Kecamatan Gunung Omeh
3. Sentra Kerupuk Ubi Nagari Pandam Gadang Kecamatan Gunung Omeh
4. Sentra Kue Bolu Kecamatan Guguak
5. Sentra Cake Kecamatan Guguak
6. Sentra Olaha Ubi Kecamatan Akabiluru

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin, triwulan,


semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta
Selatan 12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan Menengah
diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui email
subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat diunduh
melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh
pada website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember
setiap tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;

PENGALIHAN SENTRA BINAAN


Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.

4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Saumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8
SANKSI
Pasal 10

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2 PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK


PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Puji Jaka Swaria Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Perindustrian dan Kepala Dinas Perindag


Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Barat
Kabupaten Lima Puluh Kota

Drs. Irfan Am Asben Hendri SE, MM


NIP. 19590707 198210 1 002 Pembina Utama Muda
NIP. 19631209 198611 1 003

8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.6.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal IKM) dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Reda Fridayana


Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL - IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013, dari daerah
asal Kab. Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat , selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.

1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat, Kota Solok ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota lain
dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima) IKM
di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:

2 dari 8
1. Sentra Kerupuk Ubi Nagari Situjuah Gadang Kecamatan Situjuah Limo Nagari
2. Sentra Olahan Ubi Nagari Koto Tangah Batu Hampa Kecematan Akabiluru
3. Sentra Sentra Tahu Kecamatan Harau
4. Sentra Kerupuk Sakura Nagari Koto Tangah Batu Hampa Kecamatan Akabiluru
5. Sentra Kerupuk Ubi Nagari Sari LamakKecamatan Harau
6. Sentra Kerupuk Merah Nagari Koto Tangah Batu Hampa Kecamatan Akabiluru

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin, triwulan,


semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan Menengah
diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui email
subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat diunduh
melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh pada
website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember setiap
tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;

PENGALIHAN SENTRA BINAAN


Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.

4 dari 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8
SANKSI
Pasal 10

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

a. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat.
b. Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

a. Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA


menunda atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional
kegiatan penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak
dapat menuntut PIHAK PERTAMA.
b. Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

1. PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
2. Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Reda Fridayana Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Perindustrian dan Kepala Dinas Perindag


Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Barat
Kabupaten Lima Puluh Kota

Drs. Irfan Am Asben Hendri SE, MM


NIP. 19590707 198210 1 002 Pembina Utama Muda
NIP. 19631209 198611 1 003

KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA


PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.9.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal IKM) dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Meylani Purnana


Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL - IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 201 3, dari daerah
asal Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat ), selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.

1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat, Kab. Sijunjung ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota
lain dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima)
IKM di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:

2 dari 8

1. Sentra IKM Sulaman Kelurahan Parik Antang & Kelurahan Kayu Kubu
2. Sentra IKM Bordir Kerancang Kel. Campago Guguak Bulek & kel. Manggih
Gantiang
3. Sentra IKM Makanan Ringan Kel. Aur Kuning & Kel. Bulik Apik Puhun
4. Sentra IKM Bubuk Kopi Kel. Bukik Apik
5. Sentra IKM Kerajinan Kel. Garegeh
6. Sentra IKM Kerupuk Sanjai Kel.Manggih Gantiang

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin,


triwulan, semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai
15 Jakarta Selatan 12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan
Menengah diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui
email subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat
diunduh melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh
pada website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember
setiap tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;

PENGALIHAN SENTRA BINAAN


Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.

4 dari 8

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar
melalui anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8
SANKSI
Pasal 10

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Meylani Purnama Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Penanaman Modal Kepala Dinas Perindag


Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sumatera Barat
Perindustrian dan Tenaga Kerja
Kota Bukittinggi

Syahrizal, ST Asben Hendri SE, MM


NIP. 1961112 198602 1 002 Pembina Utama Muda
NIP. 19631209 198611 1 003

KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA


PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.13.3 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal
IKM) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Zuhra Faldo


Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL – IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013, dari
daerah asal Kab. Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.

1 dari 8

Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 1

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian.

(3) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provins
Sumatera Barat, Kab. Kep Mentawai ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatyera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota lain
dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima) IKM
di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:

2 dari 8

1. Sentra IKM Tempe Nagari Sungai Duo Kec. Sitiung


2. Sentra IKM Funitur Nagari Siguntur Kec. Sitiung
3. Sentra Kerajinan Manik-Manik Nagari Sungai, Rumbai Timur Kec. Sungai Rumbai
4. Sentra IKM Perabot Kaca Nagari Sungai Duo Kec. Sitiung
5. Sentra IKM Roti dan Kue Nagari Sungai Rumbai Kec. Sungai Rumbai
6. Sentra IKM Roti dan Kue Nagari Sungai Duo Kec. Sitiung

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin, triwulan,


semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan Menengah
diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui email
subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat diunduh
melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh pada
website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember setiap
tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;
PENGALIHAN SENTRA BINAAN
Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA


Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu
rupiah) per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum
memiliki NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.
4 dari 8

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Pasal 6
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 3 Januari 2017
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i
mengikuti mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan
nilai iuran sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu
sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) yaitu sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2%
(dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK
KEDUA melalui pemotongan honor PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8

(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provins i
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8

SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8

KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

ZuhraFaldo Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kepala Dinas Perindag


Kecil Menegah dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat
Kab. Dharmasraya

Drs. H. Zubrizal Asben Hendri SE, MM


Pembina Utama Muda Pembina Utama Muda
NIP. 19630807 198703 1 007 NIP. 19631209 198611 1 003

8 dari 8

KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA


PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.11.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal
IKM) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Rini Destiani Putri


Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL – IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013, dari
daerah asal Kab. Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat , selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.

1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyul+
b. uhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi;
c. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat, Kota Padang ;
d. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota
lain dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima)
IKM di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:
2 dari 8

1. Santra IKM Makanan Kecamatan Pariangan


2. Sentra IKM Kopi Koto Tuo Kecamatan Sungai Tarab
3. Sentra IKM Makanan Ringan Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan
4. Sentra IKM Batik Kecamatan Pariangan
5. Sentra IKM Bordir dan Sulaman Nagari Situmbuk Kecamatan Salimpaung
6. Sentra IKM Tenun Songket Kecamatan Lintau Bou Utara

f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin,


triwulan, semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai
15 Jakarta Selatan 12950;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan
Menengah diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui
email subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat
diunduh melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
h. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh
pada website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember
setiap tahun;
i. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;

PENGALIHAN SENTRA BINAAN


Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan

3 dari 8

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA


Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.

4 dari 8

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar
Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga persen) yaitu
sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian
tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2% (dua persen) yaitu sebesar
Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK KEDUA melalui pemotongan
honor PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

MAGANG
Pasal 9

(7) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat
melaksanakan magang selama satu bulan pada perusahaan baik 78okum78ry besar atau
78okum78ry menengah atau 78okum78ry kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK
KEDUA.
(8) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian
tingkat Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(9) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(10) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November
tahun dua ribu tujuh belas.
(11) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(12) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8
SANKSI
Pasal 10

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah 79okum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Rini Destiani Putri Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Kepala Dinas Perindag


dan Menengah, Perindustrian dan Provinsi Sumatera Barat
Perdagangan Kab. Tanah Datar

Abdul Hakim SH Asben Hendri SE, MM


Pembina Utama Muda, IV/c Pembina Utama Muda
Nip. 19630812 198503 1 010 NIP. 19631209 198611 1 003

8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.3.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal
IKM) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Elgina Putri


Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL – IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013, dari
daerah asal Kota. Solok Provinsi Sumatera Barat, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.

1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat, Kab. Solok ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota lain
dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima) IKM
di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:

2dari 8
1. Sentra Kelompok Sairinang Sajalan Keluhan Tanjung Paku
2. Sentra Kelompok Rahmad IllahiKelurahan Kampung Jawa
3. Sentra Kelompok Kulik JariangKelurahan nan Palimo
4. Sentra Kelompok Bunga Padi Kelurahan Aro IV Korong
5. Sentra Jahit Kecamatan Lubuk Sikarah
6. Sentra Kelompok Sulaman Kecamatan Lubuk Sikarah

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin, triwulan,


semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan Menengah
diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui email
subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat diunduh
melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh pada
website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember setiap
tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;
PENGALIHAN SENTRA BINAAN
Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8.
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.

4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar
Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga persen) yaitu
sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian
tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2% (dua persen) yaitu sebesar
Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK KEDUA melalui pemotongan
honor PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Pro vinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik 86okum86ry besar atau 86okum86ry
menengah atau 86okum86ry kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8
SANKSI
Pasal 10

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

2. PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK


PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah 87okum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Elgina Putri Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Perdagangan Kepala Dinas Perindag


Koperasi, Usaha Kecil dan Provinsi Sumatera Barat
Menengah Kota Solok

Drs. Dedi Asmar Asben Hendri SE, MM


NIP. 19670831 199403 1 006 Pembina Utama Muda
NIP. 19631209 198611 1 003

8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2013
NOMOR: 3.1.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal IKM) dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Yance Waytul Rahman


Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL – IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 201 3, dari daerah
asal Kota Padang Provinsi Sumatera Barat , selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2013.

1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Kab.Lima Puluh Kota, Kab. Lima Puluh Kota ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Lima Puluh Kota membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota
lain dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima)
IKM di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:

2 dari 8

1. Kelompok Usaha Bersama Kumang Saiyo Kec. Padang Utara


2. Kelompok Usaha Bersama Muslimah Sakato Kec. Lubuk Kilangan
3. Kelompok Usaha Bersama IKUT2M Kec. Padang Barat
4. Kelompok Usaha Bersama Bungo Rayo Kec. Padang Timut
5. Kelompok Usaha Bersama nIkaboga Kec. Padang Barat
6. Kelompok Usaha Bersama PEJATRA

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin,


triwulan, semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai
15 Jakarta Selatan 12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan
Menengah diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui
email subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat
diunduh melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh
pada website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember
setiap tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;

PENGALIHAN SENTRA BINAAN


Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provinsi Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.
4 dari 8

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Pasal 6
(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar
Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga persen) yaitu
sebesar Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian
tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2% (dua persen) yaitu sebesar
Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK KEDUA melalui pemotongan
honor PIHAK KEDUA per bulan.
5 dari 8

(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8

SANKSI
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8

KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Yance Waytul Rahman Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kepala Dinas Perindag


Perindustrian Kota Padang Provinsi Sumatera Barat

H. Zabendri SH Asben Hendri SE, MM


NIP. 19600117 198312 1 001 Pembina Utama Muda
NIP. 19631209 198611 1 003

8 dari 8

KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA


PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2012
NOMOR: 3.2.2 /IKM/KK/1/2018

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan: Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal IKM)
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian, selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Elsa Septia


Jabatan: Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL - IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013, dari
daerah asal Kota Padang Provinsi Sumatera Barat , selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2013 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-
IND/PER/3/2007 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga
Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah
Nomor : 58 /IKM/Kep/12/2016 tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri
Kecil dan Menengah (TPL-IKM) Program Beasiswa Angkatan 2013.

1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional
dan memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam
melaksanakan penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana
Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat ; Kab. Pasaman Barat
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan
Tenaga Penyuluh Lapangan untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota
lain dengan persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang
menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan
penyuluhan/pendampingan, melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan
konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima)
IKM di setiap sentra binaan yang bersangkutan dengan sentra binaan sebagai
berikut:

2 dari 8
1. Kelompok Usaha Bersama GEMA IKM Kec. Padang Timur
2. Kelompok Usaha Bersama Bunga Mas Berkah Kec. Koto Tangah
3. Kelompok Usaha Bersana Zai Zha Kec. Padang Utara
4. Kelompok Usaha Bersama Tampuo Kec. Koto Tangah
5. Kelompok Usaha Bersama Rang Mudo
6. Kelompok Usaha Brsama RAGACC Kec. Padang Timur

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin,


triwulan, semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala
Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53
Lantai 15 Jakarta Selatan 12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan
Menengah diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah
melalui email subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format
yang dapat diunduh melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah
kontrak kerja ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh
pada website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan
Desember setiap tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa
Kontrak Kerja;
PENGALIHAN SENTRA BINAAN
Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provins Sumatera Barat tahun
anggaran 2018, berjumlah sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)
termasuk pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional
lainnya dan belanja perjalanan.

4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018
sampai tanggal 31 Desember 2018 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar Rp.
75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga persen) yaitu sebesar
Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui anggaran dana Dekonsentrasi
Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat tahun anggaran 2018 dan 2% (dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,-
(tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK KEDUA melalui pemotongan honor
PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA

MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu delapan belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8
SANKSI
Pasal 10

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Elsa Septia Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kepala Dinas Perindag


Perindustrian Kota Padang Provinsi Sumatera Barat

H. Zabendri SH Asben Hendri SE, MM


NIP. 19600117 198312 1 001 Pembina Utama Muda
NIP. 19631209 198611 1 003

8 dari 8
KONTRAK KERJA TAHUN KEDUA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PROGRAM
BEASISWA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ANGKATAN TAHUN 2012
NOMOR: 3.9.2 /IKM/KK/1/2017

Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu delapan belas bertempat di
Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Gati Wibawaningsih, NIP 19610725 198603 2 001


Jabatan : Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal
IKM) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perindustrian, selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA;

2. Nama :
Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
dalam hal ini bertindak dan atas nama TPL - IKM Program Beasiswa D3 pada unit
pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2012, dari daerah
asal Kab. Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat , selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
PARA PIHAK sepakat memperpanjang Kontrak Kerja untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan/pendampingan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menerangkan
bahwa Kontrak Kerja Tahun Kedua Pelaksanaan Penyuluhan Kepada IKM Oleh TPL-IKM
Program Beasiswa Kementerian Perindustrian Angkatan Tahun 2012 dilaksanakan
berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 47/M-IND/PER/4/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Beasiswa Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;
2. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil dan Menengah;
3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-IKM) Program Beasiswa Kementerian
Perindustrian; dan
4. Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor : 73 /IKM/Kep/12/2015
tentang Penetapan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM)
Program Beasiswa Angkatan 2012.

1 dari 8
Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK menyepakati pelaksanaan Kontrak Kerja
Tahun Kedua dengan ketentuan sebagai berikut:

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 1

(1) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. PIHAK PERTAMA berhak menahan ijazah asli PIHAK KEDUA melalui unit
pendidikan asal sekolah PIHAK KEDUA sampai berakhirnya Kontrak Kerja Tahun
Kedua.
b. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara pembayaran biaya operasional dan
memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajibannya.
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan Kegiatan Penyuluhan/Pendampingan kepada IKM sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 77/IKM/PER/10/2009 tentang
Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL-
IKM) Program Beasiswa Kementerian Perindustrian.

(2) HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan biaya honor dan operasional dalam melaksanakan
penyuluhan/pendampingan kepada IKM melalui anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi;
b. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat, Kab. Pasaman
Barat ;
c. PIHAK KEDUA bersedia untuk dipindahkan dari Wilayah Kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), apabila Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi Sumatera Barat membutuhkan Tenaga Penyuluh Lapangan
untuk ditempatkan di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota lain dengan persetujuan Kepala
Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Kabupaten/Kota di tempat asal dan tempat yang menerima;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun rencana kegiatan penyuluhan/pendampingan,
melakukan penyuluhan/pendampingan, melakukan konsultansi, memantau dan
mengevaluasi kemajuan IKM pada minimal 5 (lima) IKM di setiap sentra binaan yang
bersangkutan dengan sentra binaan sebagai berikut:

2 dari 8
1. Sentra tahu dan Tempe Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai
2. Sentra Makanan Ringan Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai
3. Sentra Roti dan Kue Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai
4. Sentra Ikan Asin Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai
5. Sentra Minyak Kelapa Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai
6. Sentra Konstruksi Kec. Sipora Utara Kab, Kep Mentawai

e. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan rutin, triwulan,


semester dan tahunan secara tertulis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950;
f. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data unit Industri Kecil dan Menengah
diwilayah tugasnya kepada Direktur Industri Kecil dan Menengah melalui email
subag.penyuluh@gmail.com sesuai dengan ketentuan dan format yang dapat diunduh
melalui media sosial facebook UPL IKM Kemenperin setelah kontrak kerja
ditandatangani;
g. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan data profil sentra dan perusahaan
binaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai format yang dapat diunduh pada
website http://ikm.kemenperin.go.id selambat lambatnya pada bulan Desember setiap
tahun;
h. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan selama masa Kontrak
Kerja;
PENGALIHAN SENTRA BINAAN
Pasal 2

Sentra Binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d dapat dialihkan sesuai
dengan kebutuhan untuk pengembangan IKM di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan sentra oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi yang bersangkutan.

3 dari 8
PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA
Pasal 3
(1) Pemindahan penempatan antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) huruf d dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan IKM di
wilayah Provinsi yang bersangkutan dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA.
(2) Pemindahan penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dilakukan melalui
surat pengalihan penugasan oleh Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi atas persetujuan Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota di
tempat asal dan tempat yang menerima.
(3) Surat pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas ditembuskan kepada
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

PEMINDAHAN PENEMPATAN ANTAR PROVINSI


Pasal 4
(1) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk
pengembangan IKM dan kompetensi yang dimiliki PIHAK KEDUA melalui surat
pengalihan penugasan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah atas
persetujuan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi di tempat asal dan tempat yang menerima.
(2) Pemindahan penempatan antar Provinsi dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA
menjalani masa kontrak kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun di Provinsi asal yang
bersangkutan.

SUMBER DAN JUMLAH DANA


Pasal 5
Sumber dan jumlah dana untuk kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian melalui
POK/DIPA Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM) Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian Provins Sumatera Barat tahun
anggaran 2017, berjumlah sebesar Rp. 2.550.000,- (dua juta lima lima puluh ribu rupiah)
dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Honor PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per/bulan dipotong Pph 5% bagi yang memiliki NPWP atau 6% bagi yang belum memiliki
NPWP; dan
b. Biaya Operasional sebesar Rp. 1.050.000,- (satu juta lima puluh ribu rupiah) termasuk
pajak yang berlaku yang meliputi belanja bahan, belanja barang operasional lainnya dan
belanja perjalanan.

4 dari 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 6

(1) Kontrak Kerja berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 3 Januari 2017
sampai tanggal 31 Desember 2017 dan tidak akan diperpanjang lagi.
(2) Selama Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ijazah asli PIHAK KEDUA
disimpan oleh unit pendidikan asal sekolah yang bersangkutan dan dapat diambil oleh
PIHAK KEDUA setelah berakhirnya Kontrak Kerja Tahun Kedua dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA.

PEMBAYARAN
Pasal 7

(1) Pembayaran kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui
anggaran dana Dekonsentrasi Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perindustrian tingkat Provinsi wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional di luar biaya perjalanan untuk kegiatan
penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut biaya kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada
IKM binaan atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan.

JAMINAN KESEHATAN
Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS Kesehatan selama berlakunya masa kontrak kerja PIHAK KEDUA.
(2) Iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf i mengikuti
mekanisme iuran bagi pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil dengan nilai iuran
sebesar 5% (lima persen) dari honor PIHAK KEDUA per bulan yaitu sebesar Rp.
75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan : 3% (tiga persen) yaitu sebesar
Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah) dibayar melalui anggaran dana Dekonsentrasi
Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat tahun anggaran 2017 dan 2% (dua persen) yaitu sebesar Rp. 30.000,-
(tiga puluh ribu rupiah) dibayar oleh PIHAK KEDUA melalui pemotongan honor
PIHAK KEDUA per bulan.

5 dari 8
(3) Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi
Sumatera Barat bertanggungjawab mengkoordinasikan administrasi pendaftaran dan
pembayaran iuran pada PIHAK KEDUA pada kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.
(4) Setelah berakhirnya masa kontrak kerja, apabila PIHAK KEDUA tetap melanjutkan
keikutsertaan pada BPJS Kesehatan maka seluruh iuran ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA
MAGANG
Pasal 9

(1) Pada bulan November tahun dua ribu tujuh belas PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
magang selama satu bulan pada perusahaan baik industri besar atau industri menengah
atau industri kecil yang berada pada wilayah kerja PIHAK KEDUA.
(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi berkoordinasi dengan Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Kabupaten/Kota wilayah kerja PIHAK
KEDUA dalam menetapkan lokasi magang sesuai minat dan kompetensi PIHAK
KEDUA.
(3) Lokasi magang adalah bukan merupakan sentra binaan PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.
(4) Seluruh pembiayaan selama kegiatan magang berlangsung selama satu bulan bersumber
dari Biaya Honor dan Biaya Operasional PIHAK KEDUA selama bulan November tahun
dua ribu tujuh belas.
(5) Setelah kegiatan magang berakhir PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan
menyampaikan laporan magang yang telah disetujui oleh Kepala Dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perindustrian tingkat Provinsi dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Industri Kecil dan Menengah c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah dengan alamat Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53 Lantai 15 Jakarta Selatan
12950.
(6) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan magang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang bersangkutan tetap melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d.

6 dari 8
SANKSI
Pasal 10

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), huruf b,c,d,e,f,g dan h dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. penghentian sementara pembayaran biaya operasional, apabila yang bersangkutan
tidak disiplin sehingga kinerjanya buruk berdasarkan hasil penilaian kinerja hanya
memperoleh nilai cukup sesuai dengan pedoman teknis dan/atau apabila yang
bersangkutan melanjutkan pendidikan selama masa kontrak kerja.
b. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak penghentian sementara dan/atau
pemotongan biaya operasional PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA.
c. ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan, apabila selama 2 (dua) semester
berturut-turut hasil evaluasi memperoleh nilai cukup.

(2) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa Kontrak Kerja
berakhir.

PERSELISIHAN
Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Kontrak Kerja ini, maka perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


Pasal 12

(1) Jika timbul Keadaan Memaksa (Force Majeure) sehingga PIHAK PERTAMA menunda
atau tidak dapat melakukan pembayaran Biaya Honor dan Biaya Operasional kegiatan
penyuluhan industri kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Kontrak Kerja ini
adalah hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan Kontrak Kerja ini, seperti dan tidak terbatas pada musibah
bencana alam, huru-hura, tindakan sabotase, kebakaran, peledakan, badai, banjir, atau
letusan gunung berapi.

7 dari 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13

(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS).

(2) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PENUTUP
Pasal 14
Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap empat bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 3 (tiga) rangkap lainnya,
masing-masing untuk PIHAK KEDUA, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Tenaga Penyuluh Lapangan IKM, Direktur Jenderal IKM,

Bonifaius Adi Lalri Putra B Gati Wibawaningsih


NIP. 19610725 198603 2 001

Saksi 2 Saksi 1

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kepala Dinas Perindag


Kecil danMenengah Provinsi Sumatera Barat
Perindustrian dan Perdagangan
Kab. Kep.Mentawai

Elisa S. Sos Asben Hendri SE, MM


Pembina Utama Muda Pembina Utama Muda
NIP. 19661228 NIP. 19631209 198611 1 003

Anda mungkin juga menyukai