Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN 2

KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

Abstrak

Reaksi kondensasi adalah reaksi sintesis yang melibatkan karbonil dengan senyawa yang memiliki
hidrogen reaktif pada gugus metilennya. Pada sintesis dibenzalaseton dengan mereaksikan
benzaldehid dan aseton, terjadilah kondensasi aldol yang diikuti dehidrasi, menghasilkan ikatan
karbon rangkap dua yang berkonjugasi dengan cincin aromatik. Selain kondensasi, juga dapat terjadi
reaksi Cannizaro pada aldehid tanpa hidrogen α pada karbonilnya yang direaksikan dengan hidroksida
pekat. Produk reaksi ini mengalami reaksi redoks. Bagian yang teroksidasi membentuk asam
karboksilat, sedangkan bagian yang tereduksi membentuk suatu alkohol. Pada percobaan ini
menghasilkan 0,284 gram dibenzalaseton. Pada percobaan selanjutnya, reaksi pembuatan senyawa
sejenis dibenzalaseton, menggunakan 4-metoksibenzaldehid dan aseton sebagai reagen, dan diperoleh
produk seberat 0,587 gram. Pada percobaan reaksi Cannizaro, benzaldehid direaksikan dengan KOH
mengalami disproporsionasi dan menghasilkan dua produk yaitu benzil alkohol seberat 0,395 gram
dengan titik leleh 126-1280C dan asam benzoat. Perolehan rendemen yang kecil ini dapat disebabkan
karena adanya kesalahan dalam proses pelaksanaan percobaan.

Kata kunci: cannizaro, kondensasi aldol, dehidrasi, dibenzalaseton.

Abstract

Condensation reaction is a reaction involving the synthesis of carbonyl compounds having a reactive
hydrogen on its metilen group. In this synthesis aldol condensation, by reacting benzaldehid and
acetone, also followed with dehydration, produces carbon double bond which is conjugated with the
aromatic ring. Beside the condensation, it can also occur the Cannizaro reaction in the aldehyde
without hydrogen α in its carbonyl which is reacted with concentrated hydroxide. The reaction
product is undergoing a redox reaction. The part that is oxidized form carboxylic acids, whereas the
reduced form an alcohol. In this experiment produces 0.284 grams dibenzalacetone. In the next
experiment, the reaction of similar compound of dibenzalacetone, using a 4-metoksibenzaldehid and
acetone as the reagent, and the product obtained by weighing 0.587 grams. At Cannizaro reaction, is
reacted with KOH and benzaldehyde experience disproportionation and produce two products,
namely benzyl alcohol weighing 0.395 grams with a melting point of 126-1280C and benzoic acid.
Acquisition of a small yield can be caused due to an error in the experiment implementation.

Keywords: cannizaro, aldol condensation, dehidration, dibenzalacetone

1. PENDAHULUAN karbonil dengan senyawa lain yang mengandung


gugus metilen dengan hidrogen reaktif. Reaksi
Dalam sintesis kimia organik, terbentuknya ikatan kondensasi aldol termasuk di dalamnya.
karbon-karbon baru merupakan pembentukan Reaksi kondensasi adalah reaksi dimana dua
kerangka molekul baru, yang sesuai dengan target molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul
sintesis. Penciptaan karbon baru ini dapat dilakukan yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu
salah satunya dengan mereaksikan suatu senyawa molekul kecil. Kondensasi aldol merupakan suatu
reaksi adisi yang tidak melepaskan molekul kecil.[1]
Dalam kondensasi aldol, kondensasi dilanjutkan
dengan dehidrasi sehingga dihasilkan suatu ikatan
baru karbon-karbon ikatan rangkap dua.
Kondensasi aldol berlangsung ketika terdapat
aldehid awal dengan hidogen α yang diolah dalam
suasana basa, dan terbentuk suatu ion enolat melalui
reaksi reversibel. Ion enolat bereaksi dengan molekul
aldehida lain dengan cara mengadisi pada karbon
karbonil. Terbentuklah ion alkoksida yang akan Gambar 2. Mekanisme reaksi umum reaksi Cannizaro
mengambil proton dalam air untuk menghasilkan
aldol produk. Sedangkan aldol mudah mengalami
dehidrasi, karena ikatan rangkap dalam produk 2. METODE PERCOBAAN
berkonjugasi dengan gugus karbonilnya. Jika
dehidrasi menghasilkan senyawa berikatan rangkap Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini
berkonjugasi dengan cincin aromatik, reaksi ini akan antara lain adalah labu erlenmeyer 50 mL dan
berlangsung secara spontan.[2] penyumbatnya (aluminium foil), labu bundar 50 mL,
corong Buchner (penyaring vakum), corong
pisah,chamber, pelat kromatografi lapis tipis,
penangas es, penangas air, dan peralatan refluks.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara
lain adalah benzaldehid, aseton, etanol, natrium
hidroksida, air, etil asetat/n-heksana 2:8, 4-
metoksibenzaldehid, kalium hidroksida, eter, asam
klorida pekat, dan natrium sulfat atau kalsium klorida
Gambar 1. Mekanisme reaksi umum kondensasi aldol anhidrat.
Percobaan ini dilakukan dengan langah kerja
Dibenzalaseton merupakan senyawa yang dapat sebagai berikut:
dibuat melalui kondensasi aseton dengan benzaldehid
dalam suasana basa. Reaksi ini diikuti dengan A. Pembuatan dibenzalaseton
dehidrasi menghasilkan ikatan rangkap yang Sebanyak 1 mL benzaldehid dicampurkan
terkonjugasi dengan cincin aromatik. Senyawa sejenis dengan 0,37 mL aseton dan 1 mL etanol. Setengah
dibenzalaseton, yakni 4-metoksibenzalaseton dapat campuran tersebut dituangkan ke dalam larutan 1 gr
dihasilkan melalui reaksi antara 4-metoksibenzaldehid NaOH dalam 10 mL air dan 8 mL etanol dalam labu
dan aseton. erlenmeyer.Campuran diaduk selama 16 menit dan
Selain rekasi kondensasi aldol, reaksi lain yang sedikit demi sedikit ditambahkan setengah campuran
mungkin terjadi dalam tingkat kemungkinan kecil yang tersisa. Campuran reaksi ini diaduk hingga
adalah reaksi Cannizaro. Reaksi ini terjadi pada suatu membentuk endapan. Endapan yang terbentuk yang
aldehid yang tidak memiliki hidrogen α sehingga diharapkan ini adalah dibenzalaseton. Untuk
tidak dapat menjalani adisi-diri. Bila dipanaskan memperoleh kristalnya, maka campuran disaring
dengan larutan hidroksida pekat, terjadilah reaksi dengan corong Buchner dan dicuci dengan air untuk
dispropersionasi. –OH mengawali serangan pada menghilangkan basa yang mungkin tersisa. Kristal
karbon karbonil, kemudian disusul dengan suatu serah yang diperoleh direkristalisasi dengan etanol. Sebagai
terima hidrida. Hasil reaksi Cannizaro ini dapat bahan analisis kristal, dilakukan kromotagrafi lapis
tereduksi memberikan produk alkohol dan separuhnya tipis pada pelat silika menggunakan etil asetat/n-
teroksidasi menjadi asam karboksilat. heksana 2:8 sebagai eluen dan didapatkan nilai Rf
(faktor retensi). Setelah kering, kristal ditimbang dan
diukur titik leleh serta spektrum IRnya.

B. Pembuatan Senyawa Sejenis Dibenzalaseton


dari Reaksi Antara 4-Metoksibenzaldehid dan
Aseton
Sebanyak 2,5 mL 4-metoksibenzaldehid dan 1 mendapatkan ion enolat dari senyawa karbonil dan
mL aseton dilarutkan dengan 25 mL etanol di labu menjadikannya nukleofil untuk menyerang partner
erlenmeyer bertutup. Campuran ditambahkan larutan reaksinya yang elektrofilik. Reaksi berlangsung pada
natrium hidroksida (5 mL larutan NaOH 10%) dan 20 temperatur rendah untuk mendapatkan ion enolat
mL air. Labu ditutup dan diguncangkan selama 10 yang terjadi secara kinetik, yang memiliki rintangan
menit, tutupnya dibuka sesekali untuk mengurangi sterik yang lebih kecil dibandingkan pembentukan ion
tekanan dalam labu. Kemudian labu didiamkan enolat yang terjadi secara termodinamik, sesuai
selama 5-10 menit sambil sesekali dikocok. dengan produk yang kita inginkan.
Selanjutnya, labu didinginkan di dalam penangas es
Pada pembuatan senyawa dibenzalaseton,
sampai terbentuk suatu endapan padat. Campuran
direaksikan benzaldehid dan aseton dalam suasana
tersebut disaring dengan corong Buchner dan dicuci
basa. Kondensasi senyawa karbonil yang terdiri dari
dengan air dingin. Diperolehlah suatu kristal dan
dua reagen berbeda menghasilkan kombinasi produk
dilakukan rekristalisasi produk kristal tersebut dengan
yang bermacam-macam. Agar sesuai dengan target
etanol. Sebagai bahan analisis produk, dilakukan
sintesi kita, maka pada percobaan ini, penggunaan
kromatografi lapis tipis pada pelat silika
benzaldehid sangat tepat untuk menghasilkan
menggunakan eti asetat/n-heksana 2:8 sebagai eluen
senyawa dibenzalaseton. Hal ini karena benzaldehid
dan didapatkan nilai Rf. Setelah kering, kristal
tidak memiliki hidrogen alfa, sehingga tidak
tersebut ditimbang dan diukur titik leleh serta
memungkinkan pembentukannya menjadi ion enolat
spektrum IRnya.
yang bertindak sebagai nukleofil, sedangkan
C. Reaksi Cannizaro Benzaldehid asetonlah yang dapat menjadi ion enolat karena
adanya basa NaOH yang ditambahkan.
Sebanyak 3 gram NaOH dilarutkan dengan 6
mL di dalam labu bundar 50 mL dan ditambahkan 2
mL benzaldehid. Campuran direfluks selama 30
menit. Setelah didinginkan hingga suhu kamar,
campuran diekstraksi dengan 2 x 25 mL eter. Corong
Gambar 3. Reaksi benzaldehid dengan aseton
pisah didiamkan beberapa saat hingga campuran
terpisah menjadi dua buah fasa. Pada fasa air, Setelah dilakukan penimbangan, berat
ditambahkan HCl pekat tetes demi tetes hingga pH dibenzalaseton yang didapatkan adalah 0, 284 gram.
~3. Larutan yang telah diasamkan ini disimpan di Menurut persamaan reaksi, 1 mol aseton akan
penangas es dan kristal yang dihasilkan disaring bereaksi dengan 2 mol benzaldehid. Dengan aseton
dengan corong Buchner. Setelah kering, kristal sebagai pereaksi pembatas, diketahui berat
ditimbang dan diukur titik lelehnya. Kemudian dibenzalaseton secata teoritis yang diperoleh
dilakukan rekristalisasi dengan air. Hasil rekristalisasi seharusnya adalah 1,15 gram. Rendemen perolehan
ditimbang dan diukur kembali titik lelehnya. Untuk dibenzalaseton pada percobaan ini sebesar 24,7%.
fasa eter, ditambahkan NaSO4 anhidrat atau CaCl2 Pada sintesis senyawa mirip dengan dibenzalaseton,
anhidrat. Lalu campuran disaring ke dalam labu yakni antara 4-metoksibenzaldehid dan aseton,
erlenmeyer 50 mL. Untuk menguapkan eter yang ada, prinsip reaksi ini mirip dengan sintesis
filtrat dipanaskan dengan penangas air. Masing- dibenzalaseton. Produk yang diharapkan adalah 4-
masing kristal yang diperoleh (benzaldehid, asam metoksibenzalaseton. Besar perolehan adalah seberat
benzoat dari fasa air, dan benzil alkohol dari fasa eter) 0,587 gram dan mempunyai persen rendemen
dilakukan Kromatografi Lapis Tipis di dalam larutan 19,18% dari teoritis .
pengembang metanol/kloroform 2:8. Didapatkan nilai
Rf masing-masing dan dilakukan pengukuran
spektrum IR-nya yang kemudian dibandingkan hasil
spektrum ketiga senyawa tersebut.
Gambar 4. 4-metoksibenzalaseton

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada reaksi cannizaro antara benzaldehid dengan


KOH yang meupakan hidroksida kuat, reaksi yang
terjadi
Pada reaksi pembentukan senyawa dibenzalaseton
dan reaksi Cannizaro, keduanya memakai basa untuk
Gambar 5. Persamaan reaksi antara benzaldehid
dan KOH
Menurut persamaan reaksi, maka dapat ditentukan
bahwa rendemen teoritis untuk asam benzoat adalah
1,03 gram, sedangkan perolehan dalam percobaan
sebanyak 0,395. Sehingga rendemennya sebesar
38,49%.
Fungsi KOH dan benzaldehid adalah sebagai
reaktan, sedangkan air adalah sebagai pelarut/
penghidrolisis. Tujuan pengocokan adalah untuk
memaksimalkan reaksi antara KOH dengan
benzaldehid untuk menghasilkan produk benzil
alkohol dan asam benzoat. Karena laju reaksi dari
reaksi ini sangat lambat, maka untuk mendapatkan
hasil yang maksimal, campuran direfluks.
Untuk melakukan ekstraksi mula-mula dituangkan
larutan tersebut ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2x25 mL eter. Penambahan eter Gambar 6. Mekanisme reaksi benzaldehid dan KOH
dimaksudkan agar terjadi pemisahan antara larutan
yang bersifat polar dengan larutan yang bersifat non 4. KESIMPULAN
polar. Larutan yang telah diekstrak akan terbagi dua
bagian, lapisan yang paling atas merupakan larutan
eteral (yaitu campuran homogen antara eter dengan Hasil percobaan reaksi kondensasi aldol dengan
benzil alkohol), sedangkan bagian bawah merupakan reagen benzaldehid dan aseton menghasilkan produk
larutan berair yang sebagian besar mengandung air yang merupakan senyawa dibenzalaseton seberat
dan asam benzoat serta pengotor-pengotor lainnya. 0, 284 gram dan mempunyai persen rendemen 24,7%
Pemisahan larutan menjadi dua setelah ditambahkan dari teoritis. Titik leleh produk 113-114C
eter disebabkan karena adanya sifat bahwa suatu
Pada reaksi kondensasi aldol dengan reagen 4-
senyawa polar akan larut dalam pelarut polar, begitu
pula sebaliknya. Dalam hal ini, benzil alkohol akan metoksibenzaldehid dan aseton menghasilkan produk
larut dalam eter, sedangkan dalam fasa air terkandung yang merupakan senyawa 4-metoksibenzaldehid
asam benzoat. seberat 0,587 gram dan mempunyai persen rendemen
Hasil perolehan rendemen pada percobaan tidak 19,18% dari teoritis .
sesuai dengan harapan, karena dimungkinkan adanya Pada percobaan reaksi cannizaro dengan reagen
beberapa kesalahan, antara lain karena reaksi benzaldehid dan KOH dihasilkan produk yang
berlangsung kurang sempurna antara KOH dengan
benzaldehid, adanya zat-zat penghambat terjadinya merupakan senyawa asam benzoat seberat 0,395 g
reaksi/ inhibitor, masih adanya air dalam larutan hasil dengan persen rendemen 38,49% dari teoritis dan
akibat proses ekstraksi yang kurang sempurna yang benzil alkohol yang berbentuk cairan lengket mirip
menyebabkan adanya air yang ikut terekstraksi,, minyak sehingga tidak dapat ditentukan beratnya.
kemudian pengikatan air oleh Na2SO4 yang kurang
efektif.
UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Deana


Wahyungrum selaku pembimbing utama Praktikum
Kimia Organik yang selalu memberikan bimbingan,
Kakak Asisten Praktikum yang telah mengawasi dan
memberikan arahan kepada kami, dan teman-teman
sekelompok J yang telah bekerjasama baik dalam
melaksanakan percobaan ini.

DAFTAR PUSTAKA

2005. Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik


Dasar I: Sintesis Benzil Alkohol dan Asam Benzoat
Fessenden, Ralph, J dan Johan, S Fessende. 1999.
Kimia Organik. Jilid 2. Edisi 3. Erlangga:
Jakarta. p. 179-186
Hull, L.A. 2001. The Dibenzalacetone Reaction
Revisited, Journal of Chemical Education. P.
226
Mayo, D.W., Pike, R.M., Forbes, D.C. 2011.
Microscale Organic Laboratory: with Multistep
and Multiscale Synthetis, 5th edition, Johm
Willey & Son: New York. p. 174-184; 310-317.
Pasto, D., Johnson, C., Miller, M. 1992. Experiments
and Techniques in Organic Chemistry, Prentice
Hall Inc: New Jersey. p. 509.
Wilcox, C.F. and Wilcox, M. F. 1998. Eksperimental
Organic Chemistry. A Small Scale Approach,
Prentice Hall Inc: New Jersey. p .397 .
Juntak, Devi. Reaksi Kondensasi Senyawa Karbonil:
Pembuatan Dibenzalaseton. http://for-chem-is-
try.wordperess.com, 2011

Anda mungkin juga menyukai