BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
dalam sampai ke lapisan basal.2 Penyakit rongga mulut ini ditandai dengan
lesi-lesi yang bervariasi yaitu, lunak, gumpalan berupa bongkahan putih,
difus, seperti beludru yang dapat dihapus atau diangkat dan meninggalkan
permukaan merah, kasar, dan berdarah, dapat berupa bercak putih dengan
putih merah terutama pada bagian dalam pipi, pallatum lunak, lidah, dan gusi.
Penderita penyakit ini biasanya mempunyai keluhan terasa terbakar atau
kadang-kadang sakit didaerah yang terkena.
Ada beberapa lesi berwarna putih yang juga terdapat dalam rongga mulut, yang
memerlukan diagnosis banding dengan candidiasis, antara lain:
Leukoplakia
Disebabkan oleh iritasi kronis yang dikaitkan dengan tembakau.17 Pada
pemeriksaan fisik didapatkan bentukan homogen, plak putih tipis yang
dapat berubah menjadi tebal dengan bentuk noduler atau lesi putih dengan
campuran warna merah. Pemeriksaan histopatologi leukoplakia dikaitkan
dengan tingkat keganasan yang dibagi menjadi 3 gambaran yaitu:
hiperkeratosis, dysplasia epitel dan infiltrasi sel radang.8,17
Hairy Leukoplakia
Disebabkan oleh autoinokulasi virus Epstein Barr. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bentukan tidak teratur berwarna putih keabuan dengan
penebalan keratin seperti rambut pada tepi lateral lidah, permukaan seperti
karpet dan kasar. Gambaran histopatologi didapatkan gambaran
hyperkeratosis tidak teratur dengan gambaran menyerupai rambut,
hiperplasi epitel dengan akantosis, adanya vakuola sel, sedikit atau tanpa
sel radang pada jaringan ikat sub epitel.8
3.10 Penatalaksanaan Candidiasis
3.10.1 Non Farmakologi11,16
Menghindari faktor predisposisi seperti menghentikan pemakaian
kortikosteroid jangka panjang, pemakaina kontrasepsi hormonal, merokok,
serta menjaga kebersihan mulut terutama pada pengguna gigi palsu.
Pada bayi sebaiknya menjaga higiene apabila mendapatkan dot, bantal
agar menjaga kebersihannya.
mengobati penyakit sistemik yang mendasari misalnya pada penyakit
diabetes melitus, pasien dengan infeksi HIV lanjut (jumlah CD4 <50 / uL)
dalam situasi ini, mencoba koreksi disfungsi kekebalan tubuh dengan ART.
Pada anak yang sulit makan/ bayi yang sulit menyusu harus tetap
mendapatkan asupan cairan dan makanan yang dibutuhkan agar tidak
dehidrasi dan malnutrisi
3.10.2 Farmakologi
Kandidiasis pada rongga mulut umumnya ditanggulangi dengan menggunakan
obat anti jamur,dengan memperhatikan faktor predisposisinya atau penyakit yang
menyertainya,hal tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan atau
penyembuhan.1,12
28
*Candidiasis esophageal
Sumber: Project Inform, Oral Candidiasis (Thrush), project inform, 205 13 th, suite 2001, San
Francisco. Available at: http://www.projinf.org/fs/candida.htm
Dari beberapa golongan antijamur tersebut diatas, yang efektif untuk kasus-
kasus pada rongga mulut, sering digunakan antara lain amfotericine B, nystatin,
miconazole, clotrimazole, ketokonazole, itrakonazole dan flukonazole.12
Amfoterisin B dihasilkan oleh Streptomyces nodusum, mekanisme kerja obat
ini yaitu dengan cara merusak membran sel jamur. Nystatin dihasilkan oleh
streptomyces noursei,mekanisme kerja obat ini dengan cara merusak membran sel
yaitu terjadi perubahan permeabilitas membran sel. Miconazole mekanisme
kerjanya dengan cara menghambat enzim cytochrome P 450 sel jamur, lanosterol
14 demethylase sehingga terjadi kerusakan sintesa ergosterol dan selanjutnya
terjadi ketidak normalan membran sel. Clotrimazole mekanisme kerja sama
29
3.11 Komplikasi14
1. Komplikasi yang dapat ditimbulkan apabila candida meluas sampai masuk
ke esofagus maka akan menjadi candida esophagitis, maka akan
menumbulkan gejala sulit menelan.
2. Dapat juga meluas ke daerah intestinal apabila tidak diobati, maka akan
menumbulkan difteri dan dapat menimbulkan infeksi pada usus.
3. disseminated candidiasis mungkin dapat terjadi pada tubuh yang
imunocompromised.