Anda di halaman 1dari 13

MANGAN

A. Pengertian Mangan (Mn)


Mangan adalah suatu logam rapuh berwarna kelabu keputihan yang terdapat dalam delapan
bentuk oksida. MnO2 adalah bentuk yang paling stabil, diantara senyawa-senyawa logam
organik, mangan 2-metil siklopentadienil trikarbonil (MMT) dan mangan siklopentadienil
trikarbonil (CMT) adalah yang paling penting. Mangan tidak larut dalam air. Bentuk yang
terpenting adalah oksida, karbonat dan silikat mangan. Yang paling umum mangan dioksidasi
(pirolusit) yang biasanya ditambang dengan teknik terbuka.
B. Ketepaparan Mangan (Mn)
Paparan jangka panjang menyebabkan kerusakan sistem saraf pusat dan paru-paru. Efek
terhadap system saraf pusat (manganisme) ditandai dengan adanya gangguan kapasitas
mental, terlihat pada paparan ≥ 2 tahun, sedangkan efek pada paru yaitu pneumonia dan
bronchitis akut maupun kronis terutama pada perokok yang terpapar, efek lain yaitu
penurunan tekanan darah, disproteinemia dan gangguan reproduktif. Orang – orang yang
beresiko terpapar Mn adalah
· Para penambang Mn
· Pekerja industri feromangan, besi dan baja
· Dan pekerja yang terlibat dalam pembuatan baterai sel kering serta batang las.
C. Dosis Mangan
Mangan (Mn) dibutuhkan dalam tubuh ternak dengan jumlah yang sangat sedikit. Kebutuhan
mangan dalam tubuh ternak hanya berkisar antara 0,20-0,60 mg/kg sangat sedikit sekali jika
dibandingkan dengan mineral mikro lainnya seperti besi (Fe) yaitu 20-80 mg/kg dan zeng (Zn)
10-50 mg/kg (Anggorodi, 1994). Menurut Rojas et al., (1965) ternak betina dewasa mempunyai
kebutuhan Mn yang lebih tinggi dibanding dengan sapi yang digemukkan karena dibutuhkan
untuk proses reproduksi dan perkembangan fetus
.D. gejala keracunan Mangan (Mn)
Mangan adalah senyawa yang sangat umum yang dapat ditemukan di mana-mana di
bumi. Mangan adalah salah satu dari tiga elemen penting beracun, yang berarti bahwa tidak
hanya perlu bagi manusia untuk bertahan hidup, tetapi juga beracun ketika terlalu tinggi
konsentrasi hadir dalam tubuh manusia.
Pengambilan mangan oleh manusia terutama terjadi melalui makanan, seperti bayam, teh
dan rempah-rempah. Bahan makanan yang mengandung konsentrasi tertinggi adalah biji-bijian
dan beras, kacang kedelai, telur, kacang-kacangan, minyak zaitun, kacang hijau dan tiram.
Setelah penyerapan dalam tubuh manusia mangan akan diangkut melalui darah ke hati, ginjal,
pankreas dan kelenjar endokrin.
Efek mangan terjadi terutama di saluran pernapasan dan di otak. Gejala keracunan
mangan adalah halusinasi, pelupa dan kerusakan saraf. Mangan juga dapat menyebabkan
Parkinson, emboli paru-paru dan bronkitis. Ketika orang-orang yang terkena mangan untuk
jangka waktu lama mereka menjadi impoten. Suatu sindrom yang disebabkan oleh mangan
memiliki gejala seperti skizofrenia, kebodohan, lemah otot, sakit kepala dan insomnia.
Dampak lingkungan Mangan
Senyawa mangan secara alami ada dalam lingkungan sebagai padatan di dalam tanah dan
partikel kecil di dalam air. Partikel mangan di udara yang hadir dalam partikel debu. Biasanya ini
menetap ke bumi dalam waktu beberapa hari. Manusia meningkatkan konsentrasi mangan di
udara oleh kegiatan industri dan melalui pembakaran bahan bakar fosil. Mangan yang berasal
dari sumber manusia juga dapat memasukkan air permukaan, air tanah dan air limbah. Melalui
penerapan pestisida mangan, mangan akan memasuki tanah.
Untuk hewan, mangan adalah komponen lebih penting dari tiga puluh enam enzim yang
digunakan untuk karbohidrat, protein dan metabolisme lemak. Jika Binatang makan terlalu
sedikit mengadung mangan menyebabkan gangguan pertumbuhan normal, pembentukan tulang
dan reproduksi akan terjadi. Untuk beberapa hewan dosis yang mematikan sangat rendah, yang
berarti mereka memiliki sedikit kesempatan untuk bertahan lebih kecil. Dosis mangan bila
melebihi dosis yang esensial. Zat mangan dapat menyebabkan paru-paru, hati dan gangguan
pembuluh darah, penurunan tekanan darah, kegagalan dalam perkembangan janin hewan dan
kerusakan otak.
Ketika penyerapan mangan terjadi melalui kulit dapat menyebabkan kegagalan tremor
dan koordinasi. Akhirnya, tes laboratorium dengan hewan telah di uji menunjukkan bahwa
keracunan mangan parah harus bahkan dapat menyebabkan perkembangan tumor dengan
binatang. Pada tumbuhan ion mangan diangkut ke daun setelah pengambilan dari tanah. Bila
terlalu sedikit mangan dapat diserap dari tanah ini menyebabkan gangguan pada mekanisme
tanaman. Misalnya gangguan dari pembagian air untuk hidrogen dan oksigen, di mana mangan
memainkan peranan penting.
Mangan dapat menyebabkan keracunan dan kekurangan baik gejala pada tumbuhan. Bila
pH tanah rendah kekurangan mangan lebih umum. Konsentrasi mangan Sangat beracun dalam
tanah dapat menyebabkan pembengkakan dinding sel, layu dari daun dan bercak-bercak cokelat
pada daun. Kekurangan juga dapat menyebabkan efek tersebut. Antara konsentrasi dan
konsentrasi beracun yang menyebabkan kekurangan area kecil konsentrasi untuk pertumbuhan
tanaman yang optimal dapat dideteksi.

E. Efek Toksik
Mn dalam dosis tinggi bersifat toksik. Paparan Mn dalam debu atau asap maupun gas tidak
boleh melebihi 5 mg/m3 karena dalam waktu singkat hal itu akan meningkatkan toksisitas. Hasil
uji coba menunjukkan bahwa paparan Mn lewat inhalansi pada hewan uji tikus bisa
mengakibatkan toksisitas pada system syaraf pusat. Paparan per oral Mn menunjukkan toksisitas
yang rendah dibandingkan mikro unsur lain sehingga sangat sedikit dilaporkan kasus toksisitas
Mn per oral pada manusia.
Toksisitas paparan kronis biasanya terjadi melalui inhalasi di daerah penambangan,
peleburan logam dan industri yang membuang limbah Mn. Toksisitas kronis paparan lewat
inhalasi Mn-dioksida dengan waktu paparan lebih dari 2 tahun bisa menyebabkan gangguan
system syaraf. Toksisitas kronis menunjukan gejala gangguan kejiwaan, gangguan iritabilitas,
sulit berjalan, gangguan berbicara, kompulsif sikap berlari, bernyanyi, bertengkar dan berlanjut
dengan menunjukan gejala maslike face, retropulsi dan propulsi serta menunjukkan gejala mirip
Parkinson. Serta gangguan system syaraf pusat, sirosis hati, kelelahan, ketiduran, gangguan
emosi, kaki kaku dank ram, paralisis, jalan sempoyongan, pneumonia, dan infeksi saluran
pernafasan bagian atas.
Pria yang dalam jangka waktu lama terpapar Mn dapat mengakibatkan impoten, skisofrenia,
dullness, otot lemah, sakit kepala dan insomsia. Paparan lewat inhalasi pada umumnya berupa
senyawa Mn-dioksida yang berasal dari penambangan dan industri yang menggunakan bahan
Mn. Pekerja di lingkungan industri yang menghasilkan debu Mn serta paparan akut akan
menunjukkan gejala berupa pneumonitis. Pekerja di lingkungan industri dengan kadar debu Mn
tinggi menunjukkan terserang penyakit saluran pernapasan 30 kali lebih besar dibandingkan
penduduk yang tidak kontak dengan debu Mn. Terjadi nekrosis epitel dan proliferasi saluran
pernapasan.
Paparan dosis tinggi dalam waktu singkat menunjukkan gejala berupa kegemukan, glukose
intoleransi, penggumpalan darah, gangguan kulit, gangguan skeleton, menurunnya kadar
kolesterol, mengakibatkan cacat lahir, perubahan warna rambut, gangguan system syaraf,
gangguan jantung, hati dan pembuluh vaskuler, menurunnya tekanan darah, mengakibatkan cacat
pada fetus, kerusakan otak, serta iritasi alat pencernaan.
Paparan Mn lewat kulit bisa mengakibakan tremor, kegagalan koordinasi dan dapat
mengakibatkan munculnya tumor.
F. Penanganan Toksisitas
Pemberian L-dopa kepada penderita toksisitas kronis Mn dengan gejala mirip Parkinson
lebih efektif dibandingkan pemberian L-dopa kepada penderita Parkinson. Berdasarkan hasil
penelitian, pemberian L-dopa pada hewan uji yang diberi Mn secara inhalasi maupun
intraperitonial menunjukkan hasil yang baik dan dapat mengurangi gejala Parkinson. Hewan uji
kera yang diberi Mn secara intraperitonia, lalu diberi dopamin dan serotonin yang menunjukkan
gejala berkurangnya toksisitas Mn (Klassen et al.,1986)

G. Pencegahan keracunan mangan


Di lokasi pertambangan, untuk melindungi diri anda dari debu tambang:
•Cobalah untuk menghindari debu yang berterbangan (contohnya: segera menutup hasil
tambang dan menaruh mangan yang telah dipilah ke dalam kantong);
•Gunakan masker/penutup wajah; dan
•Gunakan pakaian kerja yang dapat melindungi kulit anda;„Jangan makan atau minum air dan
makanan yang terkontaminasi:
•Pisahkan antara lokasi kerja dengan lokasi tempat anda makan dan minum;
•Cucilah tangan secara menyeluruh sebelum anda makan atau minum;
•Hindari meminum air yang berasal dari lokasi pertambangan, karena air tersebut kemungkinan
terkontaminasi Setelah bekerja di lokasi pertambangan:
•Mandilah untuk menghilangkan semua debu dan;
•Gantilah baju kerja ke baju yang dipergunakan sehari-hari, sebelum anda pulang ke rumah;
„Jangan biarkan anak-anak berada/tinggal di lokasi pertambangan, karena anak –anak lebih
berisiko menelan kotoran yang terkontaminasi, terutama ketika mereka menaruh tangan mereka
ke dalam mulut (anak-anak sering melakukan ini) atau makan atau minum air dan makanan yang
telah terkontaminasi

ARSEN
A. Definisi
Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal (steel-grey).Senyawa
arsen didalam alam berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida (AsCl3) berupa cairan berminyak,
Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa gas arsine(AsH3).
Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang, merupakan salah satu turunan
gasarsine. Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi beberapa senyawanya dapat mengeluarkan
bau bawang putih. Racun arsen pada umumnya mudah larut dalam air, khususnya dalam air
panas .Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa arsen
trioksidamisalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg.
Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya gejala
intoksikasiarsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai
infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi
kemudian tidak lagi digunakankarena ditemukannya obat lain yang lebih aman. Arsen
dalam dosis kecil sampai saat ini juga masih digunakan sebagai obat pada resep homeopathi
.
B. Gejala
 Toksisitas Akut
Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut disebabkan oleh
adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang akan mengakibatkan terbentuknya vesikel
(lepuh) pada lapisan submukose lambung dan usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa
mual, muntah, diare (kadang bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Bau napas seperti
bawang putih, diare profus menyebabkan banyak cairan tubuh keluar sehingga menyebabkan
gejala hipontesi. Terjadinya diare profus menyebabakan banyak larutan protein terbuang keluar
tubuh,sehingga mengakibatkan usus ridak berfungsi normal (enteropati). Arsen juga dapat
menyebabkan peningkatan aktivitas mitotik pada sel hati. Gas arsenik dapat mengakibatkan
hemolisis dalam waktu 3-4 jam dan mengakibatkan nekrosis tubulus ginjal akut sehingga terjadi
kegagalan ginjal.
Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat jelas ialah dengan ditemukannya gejala
rambut rontok kebotakan (alopesia) , tidak berfungsinya saraf tepi yang ditandai dengan
kelumpukan anggota gerak bagian bawah,kaki lemas,persendian tangan lumpuh, dan daya reflex
menurun
 Toksisitas kronis
Terjadinya toksisitas kronis biasanya melibatkan sejumlah populasi penduduk yang tinggal
dalam suatu kawasan pencemarn lingkungan oleh arsen dari limbah industri pestisida, pabrik
kertas, bubur pulp dan sebagainya. Epidemiologi penyakit toksisitas arsen kronis terjadi pada
sebuah populasi penduduk di Bangladesh yang mengonsumsi air tanah yang mengandung arsen.
Konsentrasi arsen dalam air tanah pada daerah tersebut dapat mencapai 10 sampai 1820 mg/l.
Gejala akan timbul dalm waktu 2 sampai 8 minggu sejak penderita mulai mengonsumsi air yang
terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas terlihat adalah adanya kelainan pada kulit dan kuku,
terciri dengan adanya hyperkeratosis, hiperpigmentasi, dermatitis dengan terkelupasnya kulit
dan adanya warna putih pada persambungan kulit dan kuku.
Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya kanker pada kulit,
paru-paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal, dan kolon. Beberapa kelompok
peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A dapat menyebabkan hepatotoksik
hidroarsenicisme (karena mengonsumsi air minum yang terkontaminasi As), hal tersebut terjadi
setelah 1-15 tahun sejak mengonsumsi air tersebut. Hepatomegali (pembesaran hati) terjadi pada
76,7% dari 248 pasien yang dirawat karena kasus toksisitas kronis As ini.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai dengan kolestasis,
hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline fosfatase yang disertai dengan
tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.
Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki akanlebih parah dari pada
saraf tangan , menyebabkan kulumpuhan pada saraf motorik dan sensorik.Terlihat
kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam saluran pencernaan, hepatitis kronis, dan sirosis.
Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel darah berkurang),terutama
neutropeni (sel darah putih menurun).produksi sel darah merah berhenti dan adanya gambaran
basophilic stippling.Anemia yang ada hubungannya dengan defisiensi asam folat juga terlihat.
Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara toksisitas kronis dari arsen trivial dan
arsen pentavalen dengan ditemukannya kasus kanker paru,kanker limfa, dan kanker kulit.

C. penyakit

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan air, tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan
udara di atasnya. WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen dalam air tanah sebesar 50
ppb. Air tanah biasa digunakan sebagai sumber air minum bagi kelangsungan hidup manusia.
Salah satu akibat yang merugikan dari arsen adalah apabila dalam air minum mengandung unsur
arsen melebihi nilai ambang batas, yaitu bila kadarnya melebihi 100 ppb dalam air minum.
Gejala keracunan kronis yang ditimbulkannya pada tubuh manusia berupa iritasi usus, kerusakan
syaraf dan sel, kelainan kulit atau melanoma serta kanker usus. Arsen inorganik telah dikenal
sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan
mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah
iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan
pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah,
luka di hati dan ginjal. Berikut ini adalah implikasi klinik akibat tercemar oleh arsen:

1. Mata,Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada
bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.

2. Kulit, Adanya kulit yang berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit


(hiperkeratosis), timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai
efek pencetus kanker (carcinogenic).

3. Darah,Efeknya menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya


pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer).

4. Liver,Paparan arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan menyebabkan efek
yang signifikan, berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT,
gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi
jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).
5. Ginjal, Arsen akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia
dan kerusakan jaringan).
6. Saluran pernapasan,Paparan arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan timbulnya
laryngitis (infeksi laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan
kanker paru.

7. Pembuluh darah,Logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga
dapat mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal
hypertention (hipertensi oleh karena faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan
penyakit pembuluh darah perifer (varises, penyakit bu rger).
D. pekerja yang terkena
pekerja yang memungkinkan untuk terpapar arsen adalah pekerja yang bekerja pada:
- industry pembuatan kimia untuk pertanian
- industry tembaga
- industry farmasi
- industry pertambangan
- geothermal
E. lama paparan dan dosis

F. pengobatan dan pencegahan


Pada pengobatan kasus keracunan As
Pada kasus keracunan akut, perlu segera diberi obat suportif dan simptomatik untuk
mencegah terjadinya gejala neuropati. Pengobatan dengan pemberian khelasi spesifik yaitu
BAL. Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap 4 jam selama 2 hari
diikuti dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap 6 jam selama 2 hari. Kemudian diberikan 2,5
mg/kg setiap 12 jam selama 1 minggu. Pada periode pemberian pengobatan tersebut, sampel
urine diperiksa setiap 24 jam dan pengobatan segera dihentikan jika konsentrasi As dalam
urine kurang dari 50 mg. pengobatan BAL sering diikuti dengan pemberian penisilamin yang
diberikan setiap 6 jam selama 5 hari.
Pada kasus keracunan kronis, tindakan pertama yang dilakukan ialah menghilangkan sumber
kontaminasi dari penderita. Pengobatan sistem kelasi tidak dianjurkan, karena As mempunyai
waktu paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.

RAKSA
A. Definisi
Raksa (nama lama: air raksa) atau merkuri atau hydrargyrum (bahasa Latin: Hydrargyrum,
air/cairan perak) adalah unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom
80. Memiliki sifat konduktor listrik yang cukup baik, tetapi sebaliknya memiliki sifat
konduktor panas yang kurang baik. Merkuri membeku pada temperatur –38.9 oC dan
mendidih pada temperatur 357oC.
Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur
(bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta
mudah menguap. Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Kelimpahan Hg di bumi
menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg)
ditemukan dalam bentuk unsur merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+), dan bivalen
(Hg2+).
Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer, barometer, dan peralatan
ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahan pengisi termometer telah digantikan (oleh
termometer alkohol, digital, atau termistor) dengan alasan kesehatan dan keamanan karena
sifat toksik yang dimilikinya. Unsur ini diperoleh terutama melalui proses reduksi dari
cinnabar mineral.
B. Gejala keracunan raksa

Gejala keracunan merkuri dapat nampak sangat bahaya, ringan, atau bahkan tidak timbul sama
sekali. Semua itu tergantung dari bentuk dari merkuri yang masuk ke dalam tubuh, cara
masuknya, banyaknya merkuri yang masuk, lamanya paparan, usia seseorang, dan kondisi
kesehatan orang tersebut secara umum. Gejala-gejala yang ditimbulkan dapat menyerang sistem
saraf, ginjal, jantung, paru-paru, dan sistem kekebalan tubuh. Berikut gejala yang dapat
ditimbulkan berdasarkan sistem organ tubuh, antara lain:

 Sistem saraf. Sistem saraf dapat dipengaruhi oleh merkuri, sehingga menimbulkan
gejala, antara lain:
o Sakit kepala.
o Tremor
o Kesemutan, terutama di sekitar tangan dan kaki, serta mulut.
o Gangguan penglihatan.
o Gangguan bicara dan mendengar.
o Kelemahan otot.
o Sulit berjalan.
o Hilang ingatan.
 Ginjal. Keracunan merkuri dapat menyebabkan gagal ginjal.
 Jantung. Keracunan merkuri dapat mengakibatkan nyeri dada, serta penumpukan
merkuri di jantung akan menimbulkan kardiomiopati, yaitu kelainan pada otot jantung.
 Saluran pernapasan. Menghirup uap merkuri dapat menyebabkan radang tenggorokan
sampai mengakibatkan gagal napas, bila terpapar dalam jumlah besar.
 Kulit. Merkuri yang terpapar pada kulit dapat menimbulkan ruam dan peradangan.
C. Pekerja yang terkena
Pekerja yang memungkinkan terkena dampak dari merkuri atau raksa ini adalah pekerja
yang bekerja pada industry:
- Industry batu bara
- Industry pertambangan minyak
- Industry tambang emas
- Industry manufaktur kimia
- Industri batere radio
- Industri pembuatan thermometer
- Industri obat-obatan untuk penyakit kulit

D. Lama paparan dan dosis


Raksa (nama lama: air raksa) atau merkuri atau hydrargyrum (bahasa Latin: Hydrargyrum,
air/cairan perak) adalah unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom
80. Memiliki sifat konduktor listrik yang cukup baik, tetapi sebaliknya memiliki sifat
konduktor panas yang kurang baik. Merkuri membeku pada temperatur –38.9 oC dan
mendidih pada temperatur 357oC.
Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur
(bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta
mudah menguap. Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Kelimpahan Hg di bumi
menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg)
ditemukan dalam bentuk unsur merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+), dan bivalen
(Hg2+).
Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer, barometer, dan peralatan
ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahan pengisi termometer telah digantikan (oleh
termometer alkohol, digital, atau termistor) dengan alasan kesehatan dan keamanan karena
sifat toksik yang dimilikinya. Unsur ini diperoleh terutama melalui proses reduksi dari
cinnabar mineral.

E. Pengbatan dan pencegahan


Penanganan pertama pada pasien keracunan merkuri adalah dengan memindahkan pasien dari
sumber paparan. Pada saat yang sama, hindarkan orang lain dari kontak dengan pasien. Bila
memungkinkan, lepaskan pakaian pasien yang terkontaminasi merkuri. Jika pasien menghirup
merkuri dalam jumlah besar, pasien mungkin memerlukan bantuan dengan prosedur intubasi atau
obat-obatan bronkodilator.

Pasien yang keracunan karena menelan merkuri tidak disarankan mengonsumsi obat yang
merangsang untuk muntah. Hal tersebut karena muntah bisa meningkatkan risiko jaringan sehat
terpapar merkuri. Sedangkan pada kasus keracunan berkepanjangan, sumber merkuri harus
diketahui dan diisolasi dari manusia agar tidak terjadi kontak.

Untuk keracunan akut, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah memastikan sistem
pernapasan dan jantung masih bekerja. Bila diperlukan, dokter dapat melakukan kompresi dada
dan pernapasan buatan bila terjadi henti napas maupun henti jantung. Hal ini dapat terjadi pada
keracunan merkuri baik karena menghirup uap atau tertelan. Bila pasien tertelan merkuri dan
mengalami keracunan akut, dokter akan melakukan kumbah atau bilas lambung. Prosedur ini
dilakukan dengan memasukkan selang dari hidung yang terhubung ke lambung, untuk mencuci
lambung dan menghisap seluruh isi lambung. Harap diingat, jangan rangsang pasien untuk
muntah saat menjalani prosedur ini. Untuk mengikat racun yang masih ada di dalam saluran
pencernaan, pasien juga dapat diberikan arang aktif. Hal ini dapat dilakukan bila keracunan
belum lama terjadi.

Bila terdapat peningkatan kadar merkuri dalam darah atau urin, perlu dilakukan terapi kelasi
sebagai langkah awal. Terapi kelasi merupakan terapi yang diberikan melalui infus berisi obat
yang berfungsi mengikat logam dalam darah. Obat yang biasa diberikan dalam keracunan
merkuri adalah dimercapol (BAL) atau succimer (DMSA). Pada pasien yang sudah mengalami
gangguan fungsi ginjal, prosedur cuci darah dapat dilakukan.

Anda bisa mencegah keracunan merkuri dengan menghindari hal-hal yang menjadi penyebab
umum keracunan, seperti menghindari konsumsi makanan laut dengan kadar merkuri tinggi
seperti ikan hiu dan ikan pemangsa lain. Ikan besar yang memangsa ikan kecil umumnya
memiliki kadar merkuri lebih tinggi dibanding ikan pemakan tumbuhan.
Berhati-hatilah dalam memegang tabung termometer atau bola lampu. Jika sampai pecah,
sejumlah kecil merkuri cair mungkin tumpah lalu tersebar dalam butiran kecil, atau menguap.
Pada kondisi demikian, lakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah paparan merkuri:

 Buka pintu dan jendela, biarkan terbuka selama sedikitnya 15 menit.


 Pergi ke luar dari ruangan dan pastikan anak-anak dan hewan peliharaan berada dalam
jarak aman.
 Kenakan sarung tangan sebelum membersihkan tumpahan dan pecahan.
 Ambil pecahan kaca dari termometer atau lampu dengan hati-hati, lalu masukkan pada
kantong plastik.
 Kumpulkan pecahan kaca yang berukuran kecil menggunakan kartu atau selotip.
 Pel area yang baru dibersihkan dengan lap basah, lalu satukan lap basah tadi dengan
pecahan di kantong plastik.
 Biarkan ruangan tetap steril dan terbuka selama 24 jam setelah dibersihkan.

Hal yang perlu diperhatikan saat membersihkan ruangan yang terpapar merkuri antara lain:

 Jangan menggunakan alat penyedot debu atau sapu untuk membersihkan merkuri.
 Jangan menyentuh merkuri tanpa mengenakan pelindung.
 Jangan membuang merkuri ke saluran air.
 Buang pakaian yang terkontaminasi merkuri dalam kantong tertutup.
 Jangan letakkan kantong yang berisi barang-barang terkontaminasi merkuri di tempat
sampah di rumah
DAPUS

Campbell, dkk. 2003. Biology Edisi Kelima-Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Linder, M.C. 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

McDowell, L.R. 1992. Minerals In Animal and Human Nutrition. University of Florida. Florida :
Acadenic Press inc.

Nugroho, C.P. 2008. Agribisnis Ternak Ruminansia Jilid 1 untuk SMK. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan makanan ternak ruminant. UI-Press. Jakarta.

Rachmadiarti, F.dkk. 2007. Biologi Umum. Surabaya : Unesa Unipress.

Rojas, M. A., I. A. Dyer and W. A. Cassatt. 1965. Manganese deficiency in bovine. J.Anim. Sci.
24:664-667

Anda mungkin juga menyukai