Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

Pencemaran, Pengendalian Lingkungan Dan Limbah


Industri

Oleh:
RIVANNI AFTANISA
1611213029

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
ABSTRAK
Batubara merupakan merupakan salah satu bahan bakar fosil, di masa depan
penggunaan batubara akan lebih signifikan sebab menipisnya persediaan gas dan
minyak bumi. Oleh sebab itu akan banyak muncul pertambangan batu bara,
kegiatan pertambangan dan penggunaan batubara tentunya memberikan dampak
positif dan negative. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menganalisis
dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh batubara dan alasan mengenai batubara
yang tidak ramah lingkungan.
Penambangan Batubara menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki
terhadap tanah, sumber air, udara serta membahayakan kesehatan, keamanan dan
penghidupan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pertambangan(1). Hasil
penelitian serupa menunjukkan bahwa estimasi kematian di Indonesia akibat
pertambangan batubara terus meningkat setiap tahunnya, khususnya di daerah
tambang .
Ada banyak zat berbahaya yang dihasilkan oleh batubara berupa partikel
halus seperti debu,nitrogen oksida, sulfur oksida dan logam beracun seperti arsenic,
nikel, cadmium,kromium, timbal dan merkuri, dimana keseluruhan zat tersebut
berpotensi untuk mencemari udara dan membahayakan kesehatan dan
menimbulkan penyakit berupa kanker paru, serangan asma,ISPA, gangguan fungsi
paru, peradangan, pengentalan darah dan gangguan tekanan darah.
Banyak alasan yang menjadikan batubara sebagai bahan yang tidak ramah
lingkungan, diantaranya adalah dampak fatal yang ditimbulkan berupa kerusakan
ligkungan dan pencemaran. Misalnya, terbentuknya lubang besar yang tidak
mungkin ditutup kembali sebagai akibat dari bekas galian pertambangan batubara,
dan memungkinkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang tinggi.
Pertambangan batubara juga menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca
sebesar 10.5 %. Selain itu limbah batubara juga juga mengandung bahan kimia -
yang bersifat karsinogenik yang membahayakan manusia
Hal ini berarti bahwa dampak batubara telah menjangkau seluruh aspek
kehidupan, baik pada lingkungan maupun manusia. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak dampak negative yang ditimbulkan daripada
dampak positifnya.
Dengan demikian, jika penambangan dan penggunaannya tidak bisa
dihindari, perlu adanya peran tegas dari pemerintah baik dalam bentuk pengawasan
maupun dalam membuat aturan hukum yang jelas
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang meiliki kekayaan alam yang
melimpah, baik berupa minyak dan gas bumi, tembaga, batubara, emas dan lain-
lain. Kekayaan alam Indonesia akan sumber daya batubara mendorong munculnya
investasi di bidang pertambangan batubara. Dimana setiap Kegiatan pertambangan
batubara ini tentu akan menimbulkan dampak, baik terhadap kesehatan masyarakat
maupun terhadap lingkungan.

Batubara dianggap sebagai bahan bakar termurah di dunia. Namun, batubara


juga bahan bakar terkotor dan yang paling menyebabkan polusi. Walau demikian,
banyak negara tetap menambangnya dan membangun pembangkit listrik dari hasil
membakar batubara. Menurut studi Greenpeace Indonesia pada 2014 lalu,
sepanjang 3000 km atau sebanyak 45% sungai di Kalimantan Selatan berpotensi
tercemar limbah berbahaya dari konsesi tambang(1). Dewasa ini juga banyak
industry yang telah mengganti sumber tenaga pada pembangkit uap/boiler dari
minyak dengan batubara. Penggunaan batubara sebagai sumber energi menjadi
pilihan paling diminati karena dapat menghemat biaya operasional juga
ketersediaannya cukup melimpah. Tentunya, efek samping dari pemanfaatan
batubara ini adalah menimbulkan masalah kesehatan, pencemaran air, pencemaran
tanah dan khususnya pencemaran udara.
Sholihah dan Widodo (2008) menyatakan bahwa pajanan batubara
berpengaruh Terhadap gangguan pernafasan. Konsentrasi akumulasi yang terbanyak
terdapat pada para pekerja batubara, baik pada pertambangan maupun stockpile
kemudian pada masyarakat disekitarnya, karena sifat debu yang mengisi ruang
udara, dengan partikel ukuran kecil, debu batu bara dapat mudah terhirup dan
merusak sistem pernafasan.(2)
Manusia selalu membutuhkan udara untuk bernafas, namun dengan adanya
udara yang terrcemar tentu akan membahayakan manusia maupun lingkungan. Oleh
sebab itu, perlu dikaji lebih lanjut mengenai dampak pencemaran udara akibat
batubara agar dapat menambah wawasan dan informasi mengenai dampak yang
ditimbulkan dari batubara. Secara umum tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui lebih dalam mengenai dampak yang ditimbulkan dari batubara terhadap
lingkungan sekitar.
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Batubara
Batubara merupakan merupakan salah satu bahan bakar fosil berupa bahan
galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang terperangkap dalam sedimen dan
dapat dipergunakan sebagai bahan bakar, Jenis sedimen ini terperangkap dan
mengalami perubahan material organik akibat timbunan (burial) dan diagenesa. Batu
bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks
yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
1.2 Jenis Batubara
Batubara dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis batubara, diantaranya adalah
antrasit, bituminus, sub bituminus, lignit dan gambut (Puslibang Kementrian ESDM,
2006)
- Antrasit merupakan jenis batubara dengan kualitas terbaik, batubara jenis ini
mempunyai ciri-ciri warna hitam metalik, mengandung unsur karbon antara 86%-
98% dan mempunyai kandungan air kurang dari 8%.
- Bituminus merupakan batubara dengan kualitas kedua, batubara jenis ini
mempunyai kandungan karbon 68%-86% serta kadar air antara 8%-10%.
Batubara jenis ini banyak dijumpai di Australia.
- Sub Bituminus merupakan jenis batubara dengan kualitas ketiga, batubara ini
mempunyai ciri kandungan karbonnya sedikit dan mengandung banyak air.
- Lignit merupupakan batubara dengan kwalitas keempat, batubara jenis ini
mempunyai cirri memiliki warna muda coklat, sangat lunak dan memiliki kadar air
35%-75%.
- Gambut merupakan jenis batubara dengan kwalitas terendah, batubara ini
memiliki ciri berpori dan kadar air diatas 75%.
1.3 Penambangan batu bara
Kegiatan penambangan batubara dapat dilakukan dengan menggunakan dua
metode yaitu (Sitorus, 2000) :
 Penambangan,permukaan (surface/ shallow mining), meliputi tambang
terbuka penambangan dalam jalur dan penambangan hidrolik.
 Penambangan dalam (subsurfarcel deep mining).
Kegiatan penambangan terbuka (open mining) dapat mengakibatkan gangguan
seperti
 Menimbulkan lubang besar pada tanah.
 Penurunanmuka tanah atau terbentuknya cekungan pada sisa bahan
galian yang dikembalikan ke dalam lubang galian.
 Bahan galian tambang apabila di tumpuk atau disimpan pada stock fliling
dapat mengakibatkan bahaya longsor dan senyawa beracun dapat tercuci ke
daerah hilir.
 Mengganggu proses penanaman kembali reklamasi
1.4 Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan
kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak
dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh
kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam
berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan
lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula (Susilo, 2003).
Pada kenyataannya perubahan lingkungan tersebut, dikenal adanya efek
samping dari proses pembangunan yang dapat bersifat positiif maupun negatif
(Soetomo 2008).
1.5 Dampak terhadap lingkungan
Dampak pada kondisi fisik lingkungan meliputi pencemaran air yang diakibatkan
kontaminasi dengan limbah hasil sisa dari kegiatan pertambangan, pencemaran
udara karena tercemar oleh gas hasil buangan dari kegiatan pertambangan, maupun
polusi suara karena kegiatan pertambangan seperti (blasting) ataupun truk
pengangkut barang tambang. Kerusakan jalan yang disebabkan oleh kegiatan
pertambangan baik pengangkutan keperluan pertambangan seperti alat berat
maupun kebutuhan bahan bakar juga turut memberikan dampak negatif terhadap
kondisi fisik di daerah pertambangan. Secara rinci akan dijabarkan sebagai berikut.(3)

1.5.1 Pencemaran air


Permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi dengan air
menghasilkan Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan-ikan di sungai,
tumbuhan, dan biota air yang sensitive terhadap perubahan pH yang drastis.
Batubara yang mengandung uranium dalam konsentrasi rendah, torium, dan isotop
radioaktif yang terbentuk secara alami yang jika dibuang akan mengakibatkan
kontaminasi radioaktif. Emisi merkuri ke lingkungan terkonsentrasi karena terus
menerus berpindah melalui rantai makan dan dikonversi menjadi metilmerkuri, yang
merupakan senyawa berbahaya dan membahayakan manusia. Terutama ketika
mengkonsumsi ikan dari air yang terkontaminasi merkuri. Berdasarkan hasil
penelitian Hira Delta di pertambangan Sawahlunto menyatakan bahwa Pencemaran
air yang terjadi diakibatkan karena kegiatan pertambangan yang dilakukan.
Sebanyak 20 masyarakat yaitu sebesar 36,4% masyarakat menyatakan bahwa air
sungai keruh., hal ini tentu akan berpengaruh pada ekosistem lingkungan

1.5.2 Pencemaran udara


Penambangan batubara tentunya akan menyebabkan polusi udara, hal ini
diakibatkan dari pembakaran batubara. Yang menimbulkan polusi yang membuat
hujan asam dan polusi yang menyebabkan udara menjadi kotor.
Polusi/pencemaran udara yang kronis sangat berbahaya bagi kesehatan.
Karena yang udara kotor pasti mempengaruhi kerja paru-paru. Peranan polutan ikut
andil dalam merangsang penyakit pernafasan seperti influensa,bronchitis dan
pneumonia serta penyakit kronis seperti asma dan bronchitis kronis.
Polusi udara adalah pembunuh senyap, menyebabkan 3 juta kematian dini
(premature death)di seluruh dunia, dimana pembakaran Batubara adalah salah satu
kontributor terbesar polusi ini. Polusi udara menyebabkan peningkatan risiko kanker
paru-paru, stroke, penyakit jantung, dan penyakit pernapasan. Hal ini berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Universitas Harvard tentang dampak polusi udara
PLTU Batubara di Indonesia terhadap kesehatan. Hasil penelitian mengungkap
angka estimasi kematian dini akibat PLTU Batubara yang saat ini sudah beroperasi,
mencapai sekitar 6.500 jiwa/tahun di Indonesia. peningkatan jumlah limbah padat
sisa pembakaran batubara juga termasuk kategori limbah bahan beracun dan
berbahaya atau B3 dan memerlukan penanganan khusus. Dari pembakaran batubara
dihasilkan sekitar 5% polutan padat yang berupa abu terbang (fly ash) dan abu
bawah (bottom ash), dimana sekitar 10-20% adalah abu bawah dan sekitar 80-90%
adalah abu terbang dari total abu yang dihasilkan (Wardani, 2008 dalam Noviardi
2013)(4). Disamping itu, penambangan batubara juga menghasilkan gas metana,
yang mempunyai potensi sebagai gas rumah kaca. Kontribusi gas metana yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia, memberikan kontribusi sebesar 10,5% pada
emisi gas rumah kaca.

1.5.3 Pencemaran Tanah


Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat
pertambangan, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup
kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang
sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg
dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang
mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh
pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut
maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati. Penambangan batubara juga dapat
merusak vegetasi yang ada, menghancurkan profil tanah genetic, menggantikan
profil tanah genetic, menghancurkan satwa liar dan habitatnya, degradasi kualitas
udara, mengubah pemanfaatan lahan dan hingga pada batas tertentu dapat
megubah topografi umum daerah penambangan secara permanen.
1.6 Dampak terhadap hutan
Batubara merupakan salah satu bahan tambang yang banyak ditemukan
dikawasan hutan yang tua karena proses terbentuknya batubara merupakan
sedimentasi dari tanaman pada zaman purba yang mengalami proses penimbunan
hingga ribuan tahun. Kawasan hutan yang memiliki potensi batubara harus
disingkirkan atau ditebang untuk dilakukan penggalian. Karena besarnya sumber
daya batubara pada suatu lokasi maka luas area hutan yang disingkirkan untuk
kegiatan tersebut semakin luas. Hutan yang ditebang untuk kegiatan pertambangan
batubara memiliki fungsi dan pengaruh terhadap ketersediaan air tanah yang
memiliki peran penting dalam ketersediaan air bersih pada masyarakat. Oleh sebab
itu, pembukaan lahan untuk pertambangan akan menimbulkan dampak bagi
manusia dan lingkungan (menyebabkan erosi).
1.7 Dampak terhadap manusia
Dampak batubara terhadap manusia adalah munculnya berbagai :
a) Limbah pencucian batubara zat-zat yang sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit
kulit pada manusia seperti kanker kulit. Karena Limbah tersebut mengandung
belerang (b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat
(H2sO4),
b) Debu batubara menyebabkan polusi udara di sepanjang jalan yang dijadikan
aktivitas pengangkutan batubara. Hal ini menimbulkan merebaknya penyakit
infeksi saluran pernafasan, yang dapat memberi efek jangka panjang berupa
kanker paru-paru, darah atau lambung. Bahkan disinyalir dapat menyebabkan
kelahiran bayi cacat.

Pertiwi (2011), menyatakan kegiatan pertambangan batubara memberikan dampak


negatif karena merusak kondisi fisik lingkungan seperti jalan, pencemaran udara, air
dan menimbulkan kebisingan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktifitas
pertambangan batubara memberikan kontribusi signifikan tehadap perubahan
kualitas lingkungan, sehingga masyarakat sekitar area pertambangan harus
mengeluarkan biaya tambahan dan mengalami kerugian secara tidak langsung dari
aktifitas pertambangan batubara.(5)
ALASAN BATUBARA TIDAK RAMAH LINGKUNGAN
Seperti yang kita ketahui bahwa batubara adalah bahan bakar fosil yang saat ini
banyak digunakan sebagai energy alternative oleh berbagai industry bahkan sebagai
sebagai energy alternative potensial di masa depan. Indonesia sebagai negara yang
menduduki posisi ke 4 negara pengekspor batu bara memiliki potensi terbesar untuk
menimbulkan dampak lingkungan akibat pertambangan batubara. Berikut alasan
bahwa batubara tidak ramah terhadap lingkungan:
 Dampak yang cukup fatal akibat penambangan batubara, salah satunya adalah
pencemaran dan kerusakan lingkungan. Seringkali para pengusaha melupakan
upaya antisipasi atau penanggulangan dampak lingkungan, dan hal ini diikuti
dengan penegakan hukum yang lemah. misalnya adalah terdapatnya lubang-
lubang besar yang menimbulkan kubangan air berkandungan asam tinggi.
Tingkat asam ini disebabkan, bekas galian batubara memiliki kandungan
senyawakimia, seperti besi (Fe), sulfat (SO4), mangan(Mn), dan lain-lain. Zat-zat
ini akan berdampak buruk bagi tanaman di sekitarnya. Adanya bahaya lain yang
sering disembunyikan para pengeoloal pertambangan yaitu Kerusakan permanen
akibat terbukanya lahan, kehilangan beragama jenis tanaman.
 Pertambangan batubara juga menyimpan bahaya lingkungan yang berbahaya
bagi manusia. Bahaya lain dari pertambangan batubara adalah air buangan
tambang berupa luput dan tanah hasil pencucian yang diakibatkan dari proses
pencucian batubara yang lebih popular disebut Sludge, saat ini banyak analis
pertambangan yang tidak mampu mengekspose secara detail tentang bahaya air
cucuian batubara. Limbah cucian batubara yang ditampung dalam bak
penampung sangat berbahaya karena mengandung logam-logam beracun yang
jauh lebih berbahaya disbanding proses pemurnian pertambangan emas yang
mengunakan sianida (CN).
 Unsur berancun dari logam berat yang ada limbah pertambangan batubara jauh
lebih berbahaya. Unsure beracun tersebut menyebabkan penyakit kulit,
gangguan pencernaan, paru dan penyakit kanker otak. Air sungai tempat
buangan limbah yang digunakan masyarkat secara terus menerus akan
menimbulkan penyakit. Gejala penyakit itu biasa akan tampak setelah bahan
beracun terakumulasi dalam tubuh manusia.
 Hasil penelitian serupa juga menyatakan bahwa Penambangan batubara juga
memicu deforestasi, memperburuk perubahan iklim yang sebagian besar
disebabkannya. batubara menyebabkan bahaya besar bagi penduduk dan alam
dunia ini. Dampak buruknya tidak bisa mengimbangi keuntungan yang konon
dibawakannya (Yuyun .2015)
 kegiatan penambangan batubara, akan menimbulkan dampak terhadap
penurunan kualitas udara, berupa peningkatan debu udara ambien., Secara
umum diketahui bahwa debu berperan penting dalam berbagai gangguan
pernapasan. Semakin tinggi kadar debu, maka semakin besar kemungkina
gangguan fungsi paru

secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa, penggunaan dan penambangan


batubara lebih banyak menghasilkan dampak negative daripada dampak positif,
terutama pada kerusakan lingkungan, seperti menimbulkan pencemaran udara
khususnya, selain mengotori udara juga dapat menimbulkan masalah kesehatan
bagi masyarakat disekitarnya, juga pencemaran air, dimana ketika limbah batu
bara dibuang ke lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu akan menceari sungai
dan tanah sehingga akan merusak keseimbangan ekosistem. Oleh sebab itulah,
batubara dianggap sebagai bahan yang tidak ramah lingkungan
KESIMPULAN
Batubara sebagai bahan potensial dimasa depan untuk menggantikan minyak
bumi dan gas bumi yang telah menipis jumlahnya dapat menimbulkan dampak
positif dan dampak negative mulai dari proses penambangannya hingga
penggunaannya. Dampak positifnya berupa meningkatnya devisa negara akibat
ekspor batu bara.
Sedangkan dampak negative yang ditimbulkan berupa pencemaran lingkungan
seperti pencemaran air jika limbah batu bara dibuang ke lingkungan sehingga
menyebabkan kerusakan ekosistem, pencemaran udara akibat debu dan gas
beracun yang ditimbulkan oleh batubara selama proses penambangan atau
penggunaannya, pencemaran tanah akibat munculnya kubangan besar bekas
penambangan batu bara serta yang tidak kalah penting adalah dampak yang
ditimbulkan kepada manusia sebagai akibat dari pencemaran-pencemaran tersebut,
yaitu munculnya gangguan-gangguan kesehatan dari yang ringan hingga yang
mematikan.
Oleh sebab itu, jika penggunaan batu bara tidak dapat dihindari, maka perlu
adanya peraturan tegas yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait penggunaannya,
dan adanya kesadaran dari masyarakat dan pengelola untuk tetap menjaga
lingkungan agar tidak tercemar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Greenpeace. Kita, Batubara Dan Polusi Udara. 2016.

2. Maryuningsih Y. ANALISIS DAMPAK INDUSTRI STOCKPILE BATU BARA


TERHADAP LINGKUNGAN DAN TINGKAT kESEHATAN MASYARAKAT DESA PESISIR
RAWAURIP KEC.PANGENAN KAB. CIREBON. 2015;2,No.2.

3. Apriyanto Dedek HR. Dampak Kegiatan Pertambangan Batubara Terhadap


Kondisi Sosialekonomi Masyarakat Di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Tenggarong, Kutai
Kartanegara

4. Simanjuntak NSR, Suwondo Ari. Hubungan Antara Kadar Debu Batubara Total
Dan Terhirup Serta Karakteristik Individu Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada
Pekerja Di Lokasi Coal Yard Pltu X Jepara. 2013;2, No.2.

5. Teuku Ade Fachlevi EIKP, Sahat M.H. Simanjuntak. Dampak Dan Evaluasi
Kebijakan Pertambangan Batubara Di Kecamatan Mereubo. Agustus 2015;Vol. 2 No.
2:171-80.

6. Indriyati NA. Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Kondisi Lingkungan


Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bunati Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah
Bumbu Kalimantan Selatan. 2017

7. Fachlevi TA. Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Ekonomi Lingkungan Dan


Sosial Di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. 2015.

Anda mungkin juga menyukai