Energetika Kimia
Percobaan D-1, D-2
SIFAT-SIFAT KOLIGATIF
I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan berat molekul zat terlarut dengan menggunakan data penurunan titik
beku.
2. Menentukan berat molekul zat terlarut dengan menggunakan data kenaikan titik
didih.
entalpi penguapan ∆ H v maka berat molekul zat terlarut dapat ditentukan melalui
persamaan berikut,
Mr p . R . T f p2 mt 1000
Mrt = × ×
1000. ∆ H f ∆ T f mp
Mr p . R . T b p2 m t 1000
Mr t = × ×
1000. ∆ H v ∆ T b mp
III. Metodologi
4.1. Alat dan Bahan
4.1.1. Alat
a. D-1: Penurunan Titik Beku
Termometer 1 buah
Es batu
Alat titik beku 1 set (tabung reaksi besar, tabung reaksi sedang)
Stopwatch 1 buah
Gelas ukur 50 mL 1 buah
Batang pengaduk 1 buah
b. D-2: Kenaikan Titik Didih
Alat Cottrell 1 buah
Termometer Beckmann 1 buah
Kaca pembesar 1 buah
Gelas ukur 100 mL 1 buah
Stopwatch 1 buah
Gelas ukur 100 mL 1 buah
Heating mantel
4.1.2. Bahan
a. D-1: Penurunan Titik Beku
Benzene 10 mL
Naftalena 0,25 g
b. D-2: Kenaikan Titik Didih
Sikloheksana 10 mL
Naftalena 0,25 g
V. Pengolahan Data
D-1 Penurunan Titik Beku
1. Nilai Tf
Tf = Tbenzena - Tbenzena+naftalena
Tf = (5,0 – 4,0) oC
Tf = 1,0 oC
2. Massa molar naftalena
Mrbenzena . R . T f benzena2 m naftalena 1000
Mr naftalena = × ×
1000 . ∆ H f ∆Tf m benzena
78 g . mol−1 . 8,314 J . mol−1 . K−1 . ( 278 K )2 0,2 5 g 1000
Mrnaftalena = × o
×
1000 .10,590 kJ /mol 1,0 C 8,786 g
Mr naftalena =134,6626 g . mol−1
3. Persen galat
Mr Naftalena Percobaan−Mr Naftalena Teoritis
%galat = x 100 %
Mr naftalena teoritis
134,6626−128,174
%galat = x 100 %
128,174
%galat = 5,0624 %
Pertanyaan
1. Bagaimana definisi larutan ideal? Besaran-besaran apa yang digunakan untuk
menggambarkan penyimpangan-penyimpangan dari keadaan ideal tersebut?
2. Tunjukkan bagaimana pengaruh ketidakidealan larutan terhadap sifat koligatif!
3. Bagaimana kurva yang didapatkan bila larutan mengalami keadaan lewat beku “super
cooled” ?
4. Bagaimana pengaruh tekanan udara atas percobaan ini?
5. Bagaimana hasil yang akan diperoleh bila zat terlarut mengalami disosiasi atau pelarut
mengalami asosiasi?
Jawab
1. Larutan ideal adalah larutan yang interaksi antarmolekul komponen-komponen larutannya
sama besar dengan interaksi antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan
murni. Larutan ideal mematuhi hukum Raoult yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair)
berbanding tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. Besaran yang dapat
menggambarkan penyimpangan dari keadaan ideal tersebut adalah tekanan, fraksi mol,
dan koefisien keaktifan.
2. Pengaruh ketidak idealan larutan terhadap sifat koligatif dapat terjadi pada kenaikan titik
didih larutan dan penurunan terhadap tekanan uap larutan. Jika tekanan uap hasil
pengamatan tidak sesuai dengan tekanan uap berdasarkan perhitungan hukum Roult,
maka larutan tersebut tidak ideal. Ketidak idealan larutan disebabkan karena adanya
interaksi antarmolekul dalam larutan yang tidak dapat ditentukan melalui hokum Raoult.
Ketidak idealan ini dapat menurunkan tekanan uap larutan akibat dari fraksi mol pelarut
yang berkurang. Akibatnya akan terjadi penyimpangan titik didih dan titik beku larutan.
3.
Kurva larutan akan membentuk patahan dan tidak akan bersinggungan dengan kurva
padatan, hal ini dimungkinkan dengan menurunkan potensial kimia dari larutan sebelum
kurva larutan bersinggungan dengan kurva padatan (sebelum titik beku).
4. Adanya tekanan udara akan menyebabkan tekanan pada sistem meningkat sehingga
interaksi antar molekul menjadi lebih kuat dan menyebabkan kenaikan titik didih serta
penurunan titik beku.
5. Jika zat terlarut mengalami disosiasi, maka zat terlarut akan terdistribusi merata ke seluruh
pelarut. Jika pelarut mengalami asosiasi, maka pelarut berikatan dengan sesama pelarut,
sehingga zat terlarut tidak terdistribusi secara merata. Kedua hal ini akan mempengaruhi
pada kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Semakin terdistribusinya zat
terlarut dalam pelarut maka kenaikan titik didih dan penurunan titik beku semakin tinggi
karea partikel dalam larutan akan semakin banyak.
Data Pengamatan