Novie Susanto
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Prof Sudarto, SH., Semarang
nophie_susanto@yahoo.com.
Abstrak
Setiap manusia akan selalu melewati proses belajar dalam setiap kehidupannya terutama saat
memasuki dunia baru. Perkembangan teknologi yang ada membuat siklus hidup dan periode
pembelajaran perangkat lunak aplikasi perkantoran semakin pendek. Kondisi ini mendorong munculnya
kebutuhan model proses pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga mampu mengikuti siklus hidup
perangkat lunak dan mempersiapkan waktu untuk mempelajari perangkat lunak baru berikutnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai karakteristik manusia dalam proses pembelajaran penggunaan
perangkat lunak baru dengan menggunakan peta pemahaman.
Metode analisis yang digunakan adalah menggunakan peta pemahaman untuk mengetahui
karakteristik manusia selama proses pembelajaran penggunaan perangkat lunak baru. Hasil analisis
peta pemahaman kognitif proses pembelajaran dalam penelitian ini menunjukkan karakter subjek
penelitian adalah berkembang (73,33%), tidak menentu (22,11%), menurun (1,33%) dan stabil (1%) di
mana model pembelajaran otodidak lebih tepat digunakan pada proses pembelajaran ini.
Kata Kunci : proses pembelajaran, kontrol kognitif, HPKMT
Abstract
Each man will always go through the learning process in each of their lives, especially when
entering a new world. The development of technology in recent days, makes life cycle and the period of
the application software in the office shorter. This circumstance encourages the emergence of an effective
and efficient learning process model, so it is able to follow the life cycle’s software and prepare the time
to learn the next new software. This study aims to assess the characteristics of human beings in the
process of learning new software by using the map. An analysis method which used in this case is using
the map to know the characteristics of human beings during the process of learning the use of new
software. The results of the cognitive map of the learning process analysis in this research show the
subject’s characters is growing (73.33%), not stabilized (22.11%), decreased (1.33%) and stable (1%)
where the model of self-taught more appropriately used in this process.
PENDAHULUAN
Setiap ma
nusia akan selalu melewati proses belajar performansi belum konsisten. Tahap
dalam setiap kehidupannya terutama saat asosiatif merupakan tahap di mana
memasuki dunia baru. Model pembelajaran orang yang belajar mulai dapat
manusia memberikan 3 tahapan berbeda yang mengintegrasikan bagian-bagian proses
harus dilalui oleh orang yang baru mulai secara keseluruhan dan kesalahan
belajar mengenai hal atau pekerjaan baru yaitu berkurang sedikit demi sedikit. Tahap
tahap kognitif, tahap asosiatif dan tahap otomasi dicapai bila proses yang terjadi
otomasi. Tahap kognitif merupakan tahap di telah bersifat otomatis dan gangguan
mana keefektifan akan dicapai melalui dari luar sudah berkurang (Delecruz dan
instruksi, kesalahan masih sering terjadi dan Chung, 2006).
Model pembelajaran yang ada selama baru membuat dan menganalisis peta
ini secara umum terbagi dua yaitu dengan pemahaman kognitif dalam proses
metode contoh profesional dan model pembelajaran perangkat lunak baru
experiential (belajar dengan melakukan,
membuat dan belajar dari masalah serta METODOLOGI PENELITIAN
pendekatan penerapan praktis) (Simm, 2005). Untuk menyelesaikan penelitian
Pendekatan model pembelajaran yang telah ini dibuat bagan alir seperti terlihat pada
dilakukan banyak membahas tentang Gambar 2.Jumlah subjek penelitian ini
penerapan model experiential dalam berbagai adalah 32 orang yang terbagi dalam 2
bidang seperti mempelajari produk atau proses kelompok latar belakang subjek dalam
baru. Model pembelajaran ini telah terbukti penggunaan komputer yaitu sebagai
dapat diterapkan untuk produk dan proses user dan programmer di mana tiap
baru. Model yang diterapkan dalam penelitian kelompok terbagi dalam 2 model
ini mengkombinasikan desain model penelitian yaitu instruksional dan
pembelajaran experiential dan berbasis otodidak.
masalah yang memenuhi kriteria Peta pemahaman referensi
pengembangan dan prinsip disiplin dan digunakan untuk menentukan
optimasi interaksi antara working memory dan performansi individual dari masing-
long term memory sehingga diharapkan proses masing subjek penelitian sesuai dengan
belajar berjalan cepat, efisien dan efektif serta metode yang digunakan dalam
mampu mengikuti siklus hidup produk yang penelitian ini yaitu Human Performance
sangat singkat namun tetap memberikan Knowledge Mapping Tool (HPKMT).
kontribusi baru bagi perkembangan struktur Jenis peta pemahaman referensi yang
model mentalnya. Model experiental yang dibuat dalam penelitian ini dapat dilihat
dikembangkan dalam penelitian ini pada Gambar 1.
membandingkan pembelajaran instruksional
dan otodidak. Pengetikan
Open Office
Secara langsung kemampuan individu Org 2.0
Kalkulasi
Post Test
PENGOLAHAN DATA
HPKMT
Penilaian kepakaran
proses belajar
Penilaian proposisi
proses belajar
Karakterisasi sampel
dalam proses belajar
Selesai
Kegagalan Pelaksanaan Pekerjaan Open Office Org 2.0 dan IBM Lotus
Data jumlah kegagalan pelaksanaan Symphony. Hal ini terkait dengan tata letak
pekerjaan didapatkan untuk setiap program icon dan perintah yang berbeda dengan Ms
dan pekerjaan yang diberikan kepada Office 2003. Beberapa icon penting yang
subjek penelitian. Data ini juga menjadi dasar penggunaan Ms Office 2007
diklasifikasikan berdasarkan kontrol diletakkan sangat berbeda dengan letaknya
kognitif yaitu Ketrampilan (K), Prosedur di Ms Office 2003 sehingga menyebabkan
(P), Strategi (S), Tujuan (T). Subjek kebingungan subjek penelitian penelitian.
penelitian dinyatakan gagal bila tidak dapat Hal ini menyebabkan jumlah kegagalan
memenuhi perintah yang diberikan. Data ini pada sesi awal cenderung besar. Jumlah
tidak memperhatikan durasi waktu kegagalan pada sesi berikutnya cenderung
pelaksanaan pekerjaan. Data kebalikan dari menurun drastis karena sebenarnya Ms
data kegagalan berupa data keberhasilan Office 2007 mudah dipahami dan
dalam melaksanakan pekerjaan yang dipelajari.
diberikan akan dimanfaatkan dalam Pada sesi ke 4 kegagalan
pengolahan data untuk mengetahui pelaksanaan perintah sangat kecil
karakteristik subjek penelitian dengan jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa
menggunakan Human Performance kebiasaan juga mempengaruhi jumlah
Knowledge Mapping Tool (HPKMT). kesalahan yang terjadi dalam pekerjaan.
Jumlah kegagalan pada pekerjaan Semakin terbiasa seseorang dalam
pengetikan dengan kontrol kognitif menggunakan program tertentu maka
ketrampilan sangat kecil jumlahnya kecuali jumlah kesalahan akan menurun. Hal ini
untuk Ms Office 2007. Perintah dengan sesuai dengan penelitian Johnson dan
kontrol kognitif lainnya mengalami Russo (1984) yang menyatakan bahwa
kegagalan yang jumlahnya menurun seiring semakin terbiasa seseorang dalam
dengan bertambahnya sesi pembelajaran. menggunakan suatu produk atau fasilitas
Kontrol kognitif prosedur dan tujuan maka performansi dalam proses
terlihat memiliki jumlah kegagalan yang pembelajaran juga akan meningkat.
cukup besar terutama di awal sesi Perangkat lunak dalam hal ini memiliki
pembelajaran. kesamaan dalam produk baru lainnya di
Jumlah kegagalan pelaksanaan mana faktor kebiasaan dan adaptasi menjadi
perintah untuk semua pekerjaan menurun salah satu faktor yang perlu
seiring dengan berjalannya sesi dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran. Perintah dengan kontrol pembelajarannya.
kognitif ketrampilan pada pekerjaan ini
tidak mengalami kesulitan sama sekali Human Performance Knowledge Mapping
kecuali pada Ms Office 2007. Hal ini Tool (HPKMT)
menunjukkan pekerjaan dengan kontrol Pembuatan Peta Pemahaman Referensi
kognitif ketrampilan sangat mudah Peta pemahaman referensi
dikuasai. digunakan sebagai patokan dalam penilaian
Jumlah kegagalan pelaksanaan kepakaran dan proporsi. Peta pemahaman
pekerjaan dengan kontrol kognitif prosedur referensi dibuat untuk tiap pekerjaan pada
memberikan jumlah lebih banyak dibanding masing-masing program yang diteliti dan
kontrol kognitif lain. Hal ini terkait dapat juga dibaca dari lembar pengamatan.
banyaknya perintah yang harus dipahami Setiap kecocokan atau keberhasilan
pada kontrol kognitif prosedur lebih banyak pelaksanaan perintah yang diberikan akan
dari yang lain. mendapatkan poin yang jumlahnya sesuai
Ms Office 2007 menjadi program dengan kontrol kognitif yang terdapat pada
yang dianggap paling sulit dipelajari dalam perintah tersebut.
penelitian ini terutama untuk sesi awal Contoh peta pemahaman referensi
pembelajaran. Jumlah kegagalan yang dapat dilihat pada lampiran untuk pekerjaan
terlihat cukup tinggi terlihat pada proses pengetikan di Open Office Org 2.0.
pembelajaran Ms Office 2007 dibandingkan
* nilai chi-Square observasi > nilai chi-
Square tabel (alpha = 0.05)
Penilaian Kepakaran dan Proporsi
Tabel 2 menunjukkan jenis
Hasil pengolahan data dengan
pekerjaan kalkulasi dan presentasi perlu
HPKMT secara umum memberikan
mendapat perhatian lebih karena subjek
gambaran bahwa sebagian besar subjek
penelitian berkarakter tidak menentu dalam
penelitian memiliki karakter berkembang
pekerjaan ini berbeda cukup besar
dalam proses pembelajaran. Sebagai
dibandingkan pekerjaan pengetikan. Hal
ringkasan dapat dilihat karakteristik subjek
ini disebabkan adanya faktor kebiasaan dan
penelitian pada Tabel 1.
kesulitan subjek penelitian dalam
Tabel 1. Ringkasan Karakteristik Subjek menguasai pekerjaan yang diteliti. Semua
Hasil Penelitian subjek cenderung lebih sering melakukan
pekerjaan pengetikan dibandingkan dengan
kalkulasi dan presentasi.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa subjek penelitian dengan latar
belakang user memiliki kecenderungan
karakter tidak menentu yang lebih besar
dibandingkan subjek penelitian
programmer. Hal ini disebabkan adanya
pengaruh latar belakang subjek user
mahasiswa yang memiliki pola
pembelajaran berbeda dengan karyawan
administrasi. Karyawan administrasi akan
cenderung lebih stabil karena penggunaan
program sesuai dengan pekerjaannya
sementara mahasiswa menggunakan
komputer juga untuk keperluan lain. Hal ini
Karakter subjek penelitian yang
menunjukkan bahwa user yang berkarakter
berkembang dan tidak memiliki pola atau
tidak menentu tidak memiliki konsistensi
tidak menentu memiliki presentase yang
dalam proses pembelajaran. Model
cukup menonjol dibandingkan karakter
pembelajaran yang disarankan untuk tipe
menurun ataupun stabil.
karakter tidak menentu adalah instuksional
Hasil uji Chi-Square untuk setiap
karena memerlukan memori jangka pendek
pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai
terlebih dahulu untuk dapat beradaptasi
chi-square untuk semua pekerjaan pada
dengan program baru sehingga nantinya
karakter subjek berkembang terlihat tidak
dapat menunjang memori jangka panjang.
memiliki perbedaan di mana nilai chi-
Hal ini juga terlihat dari jumlah subjek
Square < 5.991.
penelitian yang memiliki karakter tidak
Tabel 2. Hasil Uji Chi-Square Karakteristik
menentu banyak terdapat pada model
Subjek Penelitian pembelajaran otodidak. Model instruksional
diharapkan dapat mengurangi ketidak
konsistenan dalam proses pembelajaran.
Karakter stabil walaupun
jumlahnya tidak terlalu banyak dimiliki
oleh subjek penelitian dengan latar
belakang programmer. Hal ini
menunjukkan konsistensi dari subjek
penelitian programmer dalam mempelajari
suatu produk baru (dalam hal ini program
baru). Karakter stabil memperlihatkan
penyerapan materi baru yang diberikan
biasanya kurang berjalan dengan baik Perlunya penelitian lebih lanjut
terkait dengan kebiasaan menggunakan mengenai penilaian performansi kognitif
program lama. Model pembelajaran yang dalam proses pembelajaran.
disarankan untuk tipe karakter stabil adalah
otodidak karena memerlukan memori
jangka panjang yang kuat untuk dapat
beradaptasi dengan program baru.
Model pembelajaran untuk karakter DAFTAR PUSTAKA
subjek penelitian berkembang harus 1. Brunken, R., Plass, J.L. dan
disesuaikan dengan masing-masing subjek Leutner, D., 2003, Direct Measurement
penelitian. Subjek penelitian dengan latar of Cognitive Load in Multimedia
belakang user dan programmer yang Learning, Educational Psychologist,
memiliki karakter berkembang berjumlah 38(1), 53–61.
seimbang dan tidak terlalu mencolok 2. Delecruz, G.C. dan Chung,
perbedaannya sehingga penentuan model G.K.W.K., 2006, Characterizing
pembelajarannya harus melihat variabel Trainees in the Cognitive Phase using
lain seperti waktu penyelesaian tugas dan the Human Performance Knowledge
jumlah kegagalan. Mapping Tool (HPKMT) and
Penggunaan HPKMT untuk Microgenetic Analysis. [Online,
penentuan model pembelajaran merupakan accesed 22 September 2007].
ide baru yang dikembangkan dalam URL:
penelitian ini. Penelitian sebelumnya yang http://www.cse.ucla.edu/products/repor
dilakukan oleh Delecruz dan Chung (2006) ts/R699.pdf
hanya memanfaatkan HPKMT untuk 3. Fan, X., Chen, P.C. dan Yen, J.,
mengetahui karakteristik subjek penelitian 2007, Learning Cognitive Load Models
dan jenis pekerjaan yang tepat bagi orang for Developing Team Shared Mental
yang mempelajari sesuatu yang baru. Models. [Online, accesed 22 September
Penelitian ini memanfaatkan jumlah 2007]. URL:
keberhasilan pelaksanaan perintah yang http://agentlab.psu.edu/lab/publications
dianalisis dengan HPKMT untuk melihat /ICCM07-124.pdf
karakteristik subjek penelitian dan melihat 4. Gelderblom, G.J., 2001, User
pola yang terjadi selama proses Cognition in Product Operation, Delft
pembelajaran. University Press, The Netherland.
5. Paas, F., Renkl, A. dan Sweller, J.,
KESIMPULAN DAN SARAN 2003a, Cognitive Load Theory and
Kondisi kognitif dalam proses Instructional Design : Recent
pembelajaran perangkat lunak dari hasil Development, Educational
penelitian menunjukkan bahwa modifikasi Psychologist, 38(1), 1-4.
memori jangka panjang lebih diperlukan 6. Paas, F., Tuovinen, J.E., Tabbers,
dalam proses pembelajaran perangkat lunak H. dan Gerven, P.W.M.V., 2003b,
ini dibandingkan kemampuan memori Cognitive Load Measurement as a
jangka pendek. Means to Advance Cognitive Load
Hasil analisis peta pemahaman Theory, Educational Psychologist,
kognitif proses pembelajaran dalam 38(1), 63-71.
penelitian ini menunjukkan karakter subjek 7. Rauterberg, M. dan Aeppli, R.,
penelitian adalah berkembang (73,33%), 1996, How to Measure the Learning
tidak menentu (22,11%), menurun (1,33%) Process in Man-Machine Systems,
dan stabil (1%). Advances in Applied Ergonomics, USA
Perlunya penelitian yang lebih Publishing.
mendalam mengenai pemetaan kognitif 8. Simm, D., 2005, Experiential
dalam kaitannya dengan human computer Learning: Assesing Process and
interaction (HCI). Product, [Online, accesed 3 November
2007]. URL:
http://www.gees.ac.uk/planet/p15/ds.pd
f
LAMPIRAN
tabel baris
kolom
insert
Merge delete
cell
save select
Save as
sort TABEL copy
Print preview
Print
cut paste
open
Page setup
undo
new FILE EDIT
OPEN OFFICE ORG redo
exit WRITER
Bullet Select Find &
VIEW all
numbering Toolbar replace
Text spellcheck
Change boundaries
font chase INSERT object formula TOOLS autocorrect
Font
Text box
effect character FORMAT header gallery
Manual DRAW
position theme
footer break FUNCTION frame
hyperlink
picture autoshape
page Fontwork
gallery
Page From
paragraph border number file
alignment