ABSTRAK
Sistem pembelajaran di kampus harus mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan potensinya secara optimal. Selain itu juga penting diperhatikan metode
yang digunakan dapat menstimulan potensi dan bakat peserta didik, sehingga dapat mencakup kebutuhan
peserta didik dan tantangan perkembangan teknologi. Interaksi dan komunikasi dosen dengan mahasiswa belum
optimal (masih terdapat kesenjangan komunikasi). Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai rancangan awal
untuk membuat suatu model pembelajaran blended learning dengan memanfaatkan knowledge sharing untuk
menjembatani kesenjangan komunikasi antara dosen dan peserta didik.
Model pengembangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus hidup pengembangan
sistem air terjun yang terstruktur, sedangkan hasil dari penelitian ini masih dalam bentuk rancangan awal.
hal 1
Seminar Nasional Ilmu Komputer2014 (SNIKOM)
Laguboti, 20 - 24 Agustus 2014
learning termasuk pengurangan biaya, efisiensi pengajaran kepada pelajar, sedangkan pelajar hanya
waktu dan kenyamanan lokasi untuk peserta didik perlu masuk kedalam suatu single portal untuk
serta pemahaman pribadi dan memotivasi penyajian mengakses materi pembelajaran (learning object)
instruksi tatap muka. yang dituju. Maksudnya disini adalah pada saat
Definisi lain dari blended learning adalah seperti seorang pelajar ingin mengakses learning object
yang diajukan oleh Singh (2003) mendefinisikan yang dituju (content) maka pelajar hanya perlu
blended learning sebagai program pembelajaran di masuk ke dalam suatu portal dan mengakses course
mana lebih dari satu bentuk pengiriman yang yang telah disediakan secara lengkap yang berisikan
digunakan dengan tujuan mengoptimalkan hasil bahan-bahan materi, pengkategorian materi, target
belajar dan biaya pelaksanaan program. Model penyelesaian kursus, dan evaluasi hasil belajar.
Blended learning berisi berbagai aktivitas kegiatan,
termasuk belajar tatap muka, e-learning, dan 2.3 Sharing Knowledge
kegiatan belajar mandiri. Blended learning sebagai Menurut Davenport (1998), knowledge sharing
model campuran pembelajaran yang dipimpin digunakan dalam istilah lain yaitu knowledge
instruktur tradisional, pembelajaran online secara transfer. Menurut mereka, kata transfer
synchronous, belajar mandiri dengan asynchronous, menggambarkan tingkat efektivitas pendistribusian
dan pelatihan terstruktur berbasis tugas dari seorang pengetahuan yang lebih baik. Karena istilah transfer
dosen. terdiri atas dua tindakan yaitu pengiriman
Tujuan blended learning adalah untuk (transmisi) pengetahuan kepada penerima dan
menggabungkan pengalaman belajar kelas tatap penyerapan pengetahuan oleh penerimanya. Menurut
muka dengan pengalaman belajar secara online. pengertian ini, dengan menyediakan knowledge di
Secara keseluruhan, model blended learning portal yang dapat diakses semua anggota organisasi,
mengacu dengan integrasi atau campuran yang belum dapat disebut sebagai knowledge transfer,
disebut e-learning, alat dan teknik pengiriman tugas karena belum tentu dibutuhkan, dipahami dan
dengan pengajaran tatap muka tradisional yang dimanfaatkan oleh orang yang mengakses
digambarkan pada gambar 2 berikut: pengetahuan tersebut.
Knowledge Sharing terjadi antar individu dalam
suatu komunitas, dimana individu berinteraksi dan
berbagi pengetahuan dengan individu lainnya
melalui ruang maya atau tatap muka sehingga unit
analisis dalam knowledge sharing adalah individu.
Di sisi lain, knowledge transfer terjadi antar grup,
antar unit bahkan antar organisasi atau perusahaan,
dimana sebuah grup berinteraksi dengan grup lain
dalam rangka membagi atau mentransfer
pengetahuan. Oleh karena itu, untuk analisis dalam
knowledge transfer adalah tim atau unit/departemen.
Penelitian mengenai knowledge sharing banyak
dilakukan di berbagai bidang seperti di manajemen
Gambar 2. Model Blended Learning perusahaan, pemasaran, dan juga di perguruan
tinggi. Knowledge sharing (KS) adalah sebuah
tindakan menyebarkan pengetahuan yang dimiliki
2.2 Learning Management System seseorang kepada orang lain dalam suatu organisasi.
Learning management systems (LMS) Knowledge sharing mengacu pada penyediaan
memfasilitasi perencanaan, manajemen, dan informasi dan cara (know-how) untuk membantu
pengiriman konten untuk e-learning. LMS dapat dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah,
mengelola daftar pendaftaran siswa dalam suatu membangun ide baru, atau mengimplementasikan
pelajaran, mengelola akses dengan login, file kuliah kebijakan atau prosedur, (Wang & Noe, 2010).
dan catatan kuliah, serta dukungan kuis dan Knowledge sharing merupakan proses penyampaian
penilaian, jadwal tugas-tugas, mendukung keahlian, wawasan, atau pemahaman seseorang
komunikasi e-mail, mengelola forum diskusi, dan kepada orang lain sehingga penerima dapat
dukungan chatting. Sistem ini mendukung menggunakan knowledge tersebut untuk
komunikasi banyak-ke-banyak antara peserta didik menyelesaikan tugasnya dengan lebih baik (Chen,
dan antara peserta didik dan instruktur (Solomon & Chen, dan Kinshuk, 2009).
Marlene, 2008). Knowledge sharing pada dasarnya muncul ketika
Dari penjelasan diatas, maka suatu learning seseorang termotivasi untuk mengakses jaringan,
management system bertujuan untuk memindahkan mengkaji pertanyaan yang di-posting, memilih yang
proses belajar dan mengajar tersebut ke dalam media ingin dan dapat dijawab, dan menyediakan waktu
elektronik computer-based. Peran pengajar di- untuk merumuskan dan mem-posting jawaban atau
otomatisasi sehingga dapat memberikan proses tanggapan. Dalam konteks vitual learning,
hal 2
Seminar Nasional Ilmu Komputer2014 (SNIKOM)
Laguboti, 20 - 24 Agustus 2014
kesuksesan knowledge sharing bergantung pada terakhir (final) diterapkan. Sedangkan evaluasi
jumlah dan kualitas interaksi antar pelajar, serta sumatif dilakukan setelah versi final dari instruksi
kemauan dan kemampuan menggunakan diterapkan.
pengetahuan, (Liao, 2006). (e) Delivery
Dalam Chummings (2003), mereview Tahap pengiriman mengacu pada pengiriman aktual
literaturnya mendeskripsikan knowledge sharing dari instruksi, baik komputer berbasis kelas, atau
dalam lima konteks yang secara umum dapat dilihat laboratorium. Fase ini harus mempromosikan
Gambar 3 berikut ini. 'pemahaman materi, mendukung siswa dalam
penguasaan tujuan, dan memastikan dalam transfer
pengetahuan siswa dari pengaturan instruksional
untuk lingkungan kerja mereka.
PUSTAKA
Brown, R. (2003). Blending learning: Rich
experiences from a rich picture. Training and
Development in Australia , 30 (3), 14-17.
Chen, I.Y.L., Chen, N.-S., dan Kinshuk (2009) :
Examining the Factors Influencing Participants’
Knowledge Sharing Behavior in Virtual Learning
Communities, Educational Technology &
Society, 12 (1), 134–148.
Chummings, J. (2003) : Knowledge Sharing: A
Review of the Literature, The World Bank,
Washington, D. C.
Davenport, Thomas. (1998). Working Knowledge:
HowOrganization Manage What They Know.
Havard Business School Press. Boston.
Graham C.R. (2006). Blended learning systems:
Definition, current trends, and future directions.
The Handbook of Blended Learning Global
Perspectives, Local Designs. (Ed: Bonk, C.J. &
Graham, C.R.). Pfeiffer. San Francisco.
Liao, L-F. (2006) : The Impact of Teacher’s Powers
to Knowledge Sharing Behavior and Learning
Satisfaction in Distance-Learning Environment,
Journal of Information, Technology, and Society,
2.
Noer, M. 2010. Blended Learning Mengubah Cara
Kita Belajar di Masa Depan. (Online).
(http://www.muhammadnoer.com/2010/07/blend
ed-learning-mengubah-cara-kita-belajar-di-masa-
depan, Diakses tanggal 21 Juni 2014)
Passerini, K & Granger, M.J (1999). A
developmental model for distance learning using
the Internet, Department of Management
Science, School of Business and Public
Management, The George Washington
University, Washington DC.
Tersedia:
http://www.tlu.ee/~kpata/haridustehnoloogiaTLU
/elearningdesignmodels.pdf [20 Juni 2013]
hal 4