PENDAHULUAN
penggunaan internet benar-benar mengubah kehidupan kita semua. Tempat dan jarak
yang dulu memisahkan sekarang makin tidak terasa dampaknya. Kita mudah
berhubungan dengan orang dari negara lain yang belum pernah kita kunjungi
besar internet sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari. Kita dapat melihat banyak
warnet (warung internet) yang tumbuh disetiap kota. Kompas menyatakan bahwa
Indonesia terus meningkat. Jika tahun 2010 lalu rata-rata penetrasi penggunaan
internet di wilayah urban Indonesia masih 30-35 persen, di tahun 2011 MarkPlus
Insight menemukan bahwa angkanya sudah di kisaran 40-45 persen dan pada akhir
2011 sudah mencapai 55 juta orang. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya
yaitu 42 juta orang. Kemajuan internet pun mempengaruhi hampir setiap sendi
mulai dilakukan lewat internet dan menyebabkan fenomena penggunaan awalan “e”
procurement, online hiring, e-crm. e-HRM, online auction adalah contoh tren
penggunaan internet yang biasa kita lakukan secara konvensional. Segala kegiatan
kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar berbasis TI menjadi tidak
terelakkan lagi. Dengan masuknya teknologi informasi dan internet tersebut telah
1
2
merubah tatanan dan peran pendidikan. Konsep pembelajaran berbasis online atau TI
jarak jauh (distance learning) tetapi juga kesempatan dalam memperluas komunikasi
dan kemampuan sumber daya dari luar kelas untuk membuat peningkatan dari kelas
learning guru dan siswa dapat berhubungan dan berdiskusi kapan saja tanpa terbatas
oleh waktu maupun tempat. Hal tersebut dapat memacu siswa untuk menjadi siswa
untuk menjadi lebih kritis dan kreatif. E-learning juga dapat menghemat sumber
daya yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, seperti ruangan, tenaga
Kemampuan dan fleksibilitas dari e-learning kini sudah tidak diragukan lagi.
produk-produk dan solusi e-learning yang kini kian menjamur di Indonesia, mulai
dari produk opensource sampai produk komersial. Menurut Whitten, Bentley dan
Dittman (2004), permasalahan yang dihadapi tidak hanya masalah produk, mereka
juga dihadapkan dengan isu-isu yang muncul pada saat pasca adopsi, misalnya apa
saja perbaikan dan tambahan yang harus dilakukan? Apa item pemeliharaan yang
telah membawa pada segi tekninalnya. Namun keberhasilan e-learning tidak terfokus
hanya itu saja, banyak peserta didik yang mempunyai masalah akan konten atau cara
penyajian dari e-learning tersebut. tingkat penggunaan adalah salah satu faktor yang
penting dalam suatu evaluasi e-learning. Apabila para peserta didik tingkat
penggunaan yang rendah, yang hasilnya akan berdampak pada output dari e-learning
Kebutuhan akan pemanfaatan teknologi yang semakin berkembang kini sudah tidak
menghadapi pesaing dalam dunia pendidikan. Tidak hanya itu, SMAN 50 juga
mempunyai salah satu visi, yaitu “ Konsisten dalam pelaksanaan dan pengembangan
IPTEK dan unggul dalam berprestasi”. Dalam mencapai tujuan tersebut, tidak hanya
SMAN 50 pertama kali dibuat pada tahun 2011. E-learning SMAN 50 digunakan
sebagai media pembelajaran secara online sehingga siswa dan guru dapat melakukan
kegiatan belajar-mengajar tanpa perlu bertatap muka langsung dikelas dan siswa juga
tidak terkait dengan waktu dan tempat tertentu karena e-learning SMAN 50 tersebut
dapat diakses kapan dan dimanapun dengan menggunakan koneksi internet. Dengan
4
penggunaan siswa terhadap e-learning tersebut rendah. Untuk itu evaluasi terhadap
tipe. Pertama adalah evaluasi terhadap the users interface characteristics of software
dan kedua adalah analisis terhadap durasi atau frekuensi dalam mengakses e-
learning.
learning usage atau penggunaan e-learning (dalam kerangka Attwell masuk dalam
kluster variabel individu pembelajar) serta variabel teknologi yang dalam penelitian
ini dilihat dari design dan fungsi serta variabel paedagogi yang dalam penelitian
sejumlah masalah konten, seperti konten apa yang harus ada, bagaimana cara
menggunakan konten tersebut, untuk apa konten tersebut. Sebuah konten yang bagus
akan menimbulkan learning experience yang berbeda, tanpa adanya konten yang
SMAN 50 telah berjalan seperti apa yang di harapkan? Allen (2003: p30)
mengemukakan bahwa, apabila kita terus melatih seperti biasa yang biasa kita latih,
jangan harap untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Banyak alasan mengapa e-
5
learning menjadi gagal. Penilaian obyektif konten, kontrol, dan interaksi untuk solusi
sukses, dan itu sangat mungkin bahwa beberapa perubahan akan membawa kepada
pembelajaran mata pelajaran TIK secara online yang telah diterapkan pada SMAN
uraian diatas, maka judul penelitian yang diambil oleh peneliti adalah “ EVALUASI
sebagai berikut :
1. Apakah variabel Kontent (X1), Kontrol (X2), dan Interaksi (X3) berpengaruh
1.4 Tujuan
6
penggunaan e-learning.
1.5. Manfaat
Manfaat bagi SMAN 50 Jakarta
pelayanan yang lebih baik untuk para siswa dan siswi SMAN 50.
diterapkan.
2. Memberikan mesukan mengenai pentingnya system pembelajaran e-
teknologi informasi.
3. Untuk memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan khususnya pada
bidang e-learning.
learning
2. Dapat mengaplikasikan teori analisis
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, ruang
lingkup, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan, serta sistematika
pemecahan masalah dan didapat dengan melakukan studi pustaka sebagai landasan
populasi dan sampel, jenis dan sumber data yang digunakan, metode pengumpulan
yang diusulkan untuk pengembangan lebih lanjut agar tercapai hal-hal yang lebih
baik.
methodology based
on learner
applications
Josua Tarigan Factors Influencing 2011 Empat dimensi kepuasaan
quality, personalization
quality mempengaruhi