PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi seiring berjalannya waktu selalu menghasilkan
produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk sebelumnya yang
memiliki kualitas berbeda-beda. Saat produk tersebut ingin dikenalkan dan dijual ke
konsumen, maka perusahaan membutuhkan merek. Menurut pasal 1 butir 1 Undang-
Undang Merek 2001 diberikan suatu definisi tentang merek yaitu tanda yang berupa
gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa.
Merek memiliki kemampuan sebagai tanda yang dapat membedakan hasil
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain di dalam pasar, baik untuk
barang/jasa yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Fungsi merek tidak hanya
sekedar untuk membedakan suatu produk dengan produk lain, melainkan juga
berfungsi sebagai aset perusahaan yang tidak ternilai harganya, khususnya untuk
merek-merek yang berpredikat terkenal.
Sebuah merek dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat karena
melalui merek produk barang atau jasa sejenis dapat dibedakan asal muasalnya,
kualitasnya serta keterjaminan bahwa suatu produk tersebut Original. Melalui merek
sebuah perusahaan telah membangun suatu karakter terhadap produk-produknya,
yang diharapkan akan dapat membentuk reputasi bisnis yang meningkat atas
penggunaan merek tersebut.
Upaya pemilik merek untuk mencegah pemakaian mereknya oleh pihak lain
merupakan hal yang sangat penting dan sepatutnya dilindungi oleh hukum. Berkaitan
dengan perlindungan merek, perdagangan tidak akan berkembang jika merek tidak
mendapat perlindungan hukum yang memadai di suatu Negara. Pembajakan atau
pelanggaran-pelanggaran merek tentunya tidak hanya merugikan para pengusahanya
saja sebagai pemilik atau pemegang hak atas merek tersebut, tetapi juga bagi para
konsumen.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja ruang lingkup merek?
2. Bagaimana cara permohonan pendaftaran merek?
3. Bagaimana cara pendaftaran merek?
4. Bagaimana pengalihan atas merek terdaftar?
5. Apakah yang dimaksud merek kolektif?
6. Apakah yang dimaksud indikasi geografis dan indikasi asal?
7. Bagaimana cara penghapusan dan pembatalan merek?
8. Bagaimana cara penyelesaian sengketa merk?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Objektif
Untuk mengetahui dari hak merek apa saja ruang lingkup merek.
Untuk mengetahui bagaimana cara permohonan pendaftaran merek.
Untuk mengetahui bagaimana cara pendaftaran merek.
Untuk mengetahui bagaimana pengalihan atas merek terdaftar.
Untuk mengetahui apakah yang dimaksud merek kolektif.
Untuk mengetahui apakah yang dimaksud indikasi geografis dan indikasi asal.
Untuk mengetahui bagaimana cara penghapusan dan pembatalan merek.
Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian sengketa merk.
2. Tujuan Subjektif
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Hukum Bisnis
Untuk memperluas dan menambah wawasan pengetahuan bagi penulis
mengenai apa itu hak merek
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan hukum merek bermula pada abad pertengahan di Eropa pada saat
perdagangan dengan dunia luar mulai berkembang. Semula fungsinya hanya untuk
menunjukkan asal produk yang bersangkutan berasal. Secara etimologis istilah “merek”
barasal dari bahasa Belanda sedangkan dalam bahasa daerah Jawa disebut ciri atau tengger.
Dalam bahasa Belanda dikenal juga dengan Mark, atau Brand dalam bahasa Inggris, diatur
dalam UU No. 15 Tahun 2001 yang merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari UU No.
14 Tahun 1997 dan UU No. 19 Tahun 1992.
3
1. Beberapa Pengertian
a) Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
b) Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
c) Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
d) Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum
secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
Selain menurut batasan yuridis beberapa sarjana ada juga memberikan pendapatnya
mengenai pengertian merek, yaitu:
4
4. Prof. R Soekardono, S. H., mengatakan bahwa merek adalah sebuah tanda (Jawa: ciri
atau tengger) dengan nama dipribadikan sebuah barang tertentu, di mana perlu juga
dipribadikan asalnya barang atau menjamin kualitetnya barang dalam perbandingan
dengan barang – barang sejenis yang dibuat atau barang dalam perbandingan dengan
barang – barang sejenis yang dibuat atau diperdagangkan oleh orang – orang atau badan
– badan perusahaan lain.
Secara yuridis dapat kita lihat pengertian merek di dalam Pasal 1 (ayat) 1 Undang –
Undang No 15 Tahun 2001 dijelaskan bahwa adalah “tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf – huruf, angka – angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur – unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
dan jasa.”
2. Hak Merek
Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek
yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan
sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.
5
Pasal 6
(1) Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut:
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat pula diberlakukan
terhadap barang dan/atau jasa yang tidak sejenis sepanjang memenuhi persyaratan tertentu
yang akan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
(3) Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut:
a. merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang
dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak;
b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau
simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang;
c. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan
oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang.
2. Syarat dan Tata Cara Permohonan
Menurut Pasal 7 UU. No. 15 Tahun 2001:
a. Permohonan diajukan dalam bahasa Indonesia, untuk merek bahasa asing atau di
dalamnya terdapat huruf selain huruf latin wajib disertai terjemahannya dalam bahasa
Indonesia.
b. Permohonan ditandatangani pemohon atau kuasanya dengan dilampiri bukti
pembayaran biaya.
c. Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih dan/atau jasa dapat diajukan dalam
satu permohonan yang diatur pemerintah.
6
3. Permohonan Pendaftaran Merek dengan Hak Prioritas
Permohonan harus diajukan dalam waktu enam bulan terhitung sejak tanggal
penerimaan permohonan pendaftaran merek yang pertama kali diterima di negara lain
yang merupakan anggota WTO.
C. PENDAFTARAN MEREK
1. Orang (persoon)
2. Badan Hukum (recht persoon)
3. Beberapa orang atau badan hukum (pemilikan bersama)
1. Sebagai alat bukti bagi pemilik yang berhak atas merek yang didaftarkan.
2. Sebagai dasar penolakan terhadap merek yang sama keseluruhan atau sama pada
pokoknya yang dimohonkan pendaftaran oleh orang lain untuk barang/jasa sejenis.
3. Sebagai dasar untuk mencegah orang lain memakai merek yang sama keseluruhan
atau sama pada pokoknya dalam peredaran untuk barang/jasa sejenis.
1. Permohonan pendaftaran Merek diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah
disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4 (empat).
2. Pemohon wajib melampirkan:
a. Surat pernyataan di atas kertas bermeterai cukup yang ditanda tangani oleh pemohon
(bukan kuasanya), yang menyatakan bahwa merek yang dimohonkan adalah miliknya;
b. Surat kuasa khusus, apabila permohonan pendaftaran diajukan melalui kuasa;
c. Salinan resmi akta pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisasi oleh
notaris, apabila pemohon badan hukum;
d. 24 (dua puluh empat) lembar etiket merek (4 lembar dilekatkan pada formulir) yang
dicetak diatas kertas;
e. Fotokopi kartu tanda penduduk pemohon;
f. Bukti prioritas asli dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, apabila permohonan
dilakukan dengan hak prioritas; dan
7
g. Bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah).
Hal-hal yang menyebabkan suatu permohonan merek harus ditolak oleh Dirjen HKI:
8
7) Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan
oleh negara atau lembaga pemerintahan, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak
yang berwenang.
1) Bila merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang/jasa sebagaimana yang
disebut pada merek tersebut.
2) Barang atau jasa dari merek tersebut masih diproduksi dan diperdagangkan.
Perpanjangan ditolak:
9
mendukungnya. Dokumen yang dimaksud antara lain sertifikat merek dan bukti
lainnya yang mendukung pemilikan hak tersebut. Kewajiban untuk mencatat
pengalihan hak atas merek menurut memori penjelasan demi “perlindungan hukum”
supaya dapat diwujudkan secara lebih efektif khususnya bagi penerima hak.
Pengalihan hak atas merek terdaftar yang telah dicatat dalam Daftar Umum
Merek diumumkan dalam Berita Resmi Merek. Pentingnya pendaftaran terhadap
pengalihan merek terdaftar tersebut karena pengalihan hak atas merek terdaftar yang
tidak dicatat dalam Daftar Umum Merek tidak berakibat hukum pada pihak ketiga.
Berbeda dengan pengalihan hak atas merek barang, pengalihan hak atas merek
jasa yang terdaftar memiliki persyaratan tambahan. Hal itu disebabkan hak atas merek
jasa terdaftar yang tidak dapat dipisahkan dari kemampuan, kualitas, atau
keterampilan pribadi pemberi jasa yang bersangkutan, hanya dapat dialihkan dengan
ketentuan harus ada jaminan terhadap kualitas pemberian jasa.
Pengalihan hak atas merek terdaftar hanyaa dicatat oleh Direktorat Jenderal
apabila disertai pernyataan tertulis dari penerima pengalihan bahwa merek tersebut
akan digunakan bagi perdagangan dan/atau jasa.
Karena hak atas merek ini merupakan suatu hak (yang tidak berwujud) maka
dapat dialihkan kepada mereka yang menurut hukum mewarisi, karena wasiat atau
hibah merek bersangkutan itu. Juga jika perjanjian, misalnya jual beli sesuai dengan
persyaratan dalam Undang-Undang ini. Yang menarik adalah bahwa selalu dalam
Undang-Undang Merek Baru ini, disyaratkan akte Notaris. Karena dianggap hal-hal
ini penting untuk pembuktian.
2. Lisensi
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepda pihak
lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak)
untuk menggunakan merek tersebut baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang
dan/atau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu.
Pemilik merek terdaftar berhak memberikan lisensi kepada pihak lain dengan
perjanjian bahwa penerima lisensi akan menggunakan merek tersebut untuk sebagian
atau seluruh jenis barang atau jasa yang telah terdaftar menggunakan merek tersebut.
Dalam perjanjian lisensi, terdapat tiga pembatasan yaitu:
a. Pembatasan penggunaan merek hanya pada barang dan atau jasa tertentu saja.
10
b. Pembatasan wilayah penggunaan merek sehingga tidak meliputi seluruh
wilayah Indonesia.
c. Pembatasan jangka waktu berlakunya lisensi sehingga bisa lebih pendek
daripada masa perlindungan merek tersebut.
E. MEREK KOLEKTIF
Di samping merek biasa (tunggal) dikenal pula merek kolektif. Merek kolektif adalah
merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama yang
11
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
a) Penggunaan merek kolektif paling sedikit harus memuat sifat, cirri atau mutu barang
dan/atau jasa yang akan diproduksi dan dipedagangkan dengan menggunakan merek
tersebut.
b) Memuat pengaturan bagi pemilik merek kolektif untuk melakukan pengawasan yang
efektif atas penggunaan merek tersebut.
c) Sanksi atas pelanggaran peraturan penggunaan merek kolektif.
Selanjutnya seluruh ketentuan atau aturan main terhadap merek kolektif bagi pemilik,
pemegang atau penggunanya akan dicatat dalam Daftar Umum Merek dan diumumkan dalam
Berita Resmi Merek. Terhadap tata cara permohonan pendaftaran merek kolektif seluruh
pemeriksaan kelengkapan formal dan tata cara pemeriksaan substansif sama dengan merek
lainnya.
12
Hak atas merek kolektif terdaftar hanya dapat dialihkan kepada pihak penerima hak
dengan ketentuan dapat melakukan pengawasan secara efektif dengan ketentuan penggunaan
merek kolektif terdaftar tersebut. Terhadap pengalihan akan dicatat dalam Daftar Umum
Merek dan diumumkan dalam Berita Resmi Merek. Hak atas merek kolektif ini tidak dapat
dilisensikan kepada pihak lain.
Sebagai salah satu persyaratan tambahan bagi pendaftaran merek kolektif, “ketentuan
penggunaan merek kolektif” memegang peranan penting bagi para pihak. Oleh karena itu,
apabila para pihak merasa bahwa ketentuan penggunaan merek tersebut tidak sesuai lagi, para
pihka dapat melakukan perubahan. Hanya saja perubaan ketentuan penggunaan merek
kolektif wajib dimhonkan pencatatannya kepada Direktorat Jenderal dengan disertai salinan
yang dah mengenai bukti perubahan tersebut.
13
Pihak yang mengusahakan barang yang merupakan hasil alam atau kekayaan alam.
Produsen barang hasil pertanian.
Pembuat barang-barang kerajinan tangan atau hasil produksi.
Pedagang yang menjual barang tersebut.
b) Lembaga yang diberi kewenangan untuk itu.
c) Kelompok konsumen barang tersebut.
Walaupun indikasi geografis hanya menunjukkan daerah asal suatu barang yang
karena faktor geografis memberikan ciri atau kualitas tertentu, tidaak semua permohonan
pendaftaran indikasi geografis dapat diterima untuk didaftar karena permohonan pendaftaran
indikasi geografis ditolak oleh Direkotorat Jenderal apabila tanda tersebut:
Berbeda dengan jangka waktu perlindungan hak atas merek yang berlaku hanya
selama sepuluh tahun dan masih dapat diperpanjang, indikasi geografis terdaftar mendapat
perlindungan hukum yang berlangsung selama cirri dan/atau kualitas yang menjadi dasar bagi
diberikanya perlindungan atas indikasi geoffrafis tersebut masih ada.
14
Apabila sebelum atau pada saat dimohonkan pendaftaran sebagai indikasi geografis
suatu tanda telah dipakai dengan itikad baik oleh pihak lain yang tidak berhak mendaftar,
pihka yang beritikad baik tersebut tetap dapat menggunakan tanda tersebut untuk jangka
waktu dua tahun terhitung sejak tanda tersebut terdaftar sebagai indikasi geografis.
Pemegang hak atas indikasi geografis dapat mengajukan gugatan terhadap pemakai
indikasi geografis yang tanpa hak, berupa permohonan ganti rugi dan penghentian
penggunaan serta pemusnahan etiket indikasi geografis yang digunakan secara tana hak
tersebut.
2. Indikasi Asal
a. Menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena factor lingkungan geografis
termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut,
memberikan reputasi, kualitas dan karakteristik tertentu pada barang dan atau produk
yang dihasilkan, tetapi tidak di daftarkan.
b. Semata-mata menunjukkan asal suatu barang atau jasa.
Ketentuan mengenai gugatan dan penetapan sementara atas pelanggaran merek dan
indikasi geografis berlaku secara mutatis mutandis terhadap pemegang hak atas indikasi asal.
Oleh karena itu, ketentuan mengenai indikasi geografus berlaku secara mutatis mutandis
terhadap indikasi asal, ini berarti bahwa pada dasarnya kedudukan indikasi asal sama dengan
indikasi geografis, hanya saja indikasi asal tidak didaftarkan. Indikasi asal memiliki
perbedaan dengan indikasi geografis. Indikasi asal hanya mengidentifikasi asal barang
produksi yang tidak terkait dengan faktor alam.
15
G. PENGHAPUSAN DAN PEMBATALAN MEREK
1. Penghapusan
Penghapusan pendaftaran merek dari Daftar Umum Merek dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
a. Merek tidak digunakan selama tiga tahun berturut-turut dalam perdagangan barang
dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir, kecuali apabila ada
alasan yang data diterima oleh Direktorat Jenderal.
b. Merek digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis
barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaran, termasuk pemakaian merek yang
tidak sesuai dengan merek yang didaftar.
16
berlaku lagi, yang berarti pula bahwa penghapusan pendaftaran merek mengakibatkan
berakhirnya perlindunagn hukum atas merek yang bersangkutan.
Untuk merek kolektif, Direktorat Jenderal dapat menghapus pendaftaran atas dasar:
a. Permohona sendiri dari pemilik kolektif dengan persetujuan tertulis semua pemakai
merek kolektif.
b. Bukti yang cukup bahwa merek kolektif tersebut tidak dipakai selama tiga tahun
berturut-turut sejak tanggal pendaftarannya atau pemakaian terakhir kecuali apabila
ada alasan yang dapat diterima oleh Direktorat Jenderal.
c. Bukti yang cukup bahwa merek kolektif digunakan untuk jenis barang atau jasa yang
tidak sesuai dengan jenis barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaranya.
d. Bukti yang cukup bahwa merek kolektif tersebut tidak digunskan sesuai peraturan
penggunaan merek kolektif.
2. Pembatalan
Gugatan pembatalan pendaftaran merek dapat diajukan kepada Pengadilan Niaga oleh
pihak yang berkepentingan antara lain jaksa, yayasan atau lembaga di bidang konsumen, dan
majelis atau lembaga keagamaan berdasarkan undang-undang. Pemilik merek yang tidak
terdaftar dapat pula mengajukan gugatan pembatalan terhadap merek yang terdaftar tapi
setelah mengajukan permohonan pendaftran kepada Direkotrat Jenderal.
Gugatan pembatalan pendaftaran merek hanya dapat ajukan dalam jangka waktu lima
tahun sejak tanggal pendaftaran merek. Namun masih terdapat pengecualian atas pembatasan
waktu tersebut karena gugatan pembatalan dapat diajukan tanpa batas waktu apabila merek
yang bersangkutan bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.
17
pendaftaran suatu merek dari Daftar Umum Merek tersebut juga diumumkan dalam Berita
Resmi Merek.
H. SENGKETA MEREK
1. Gugatan atas Pelanggaran Merek
Gugatan atas pelanggaran merek dapat diajukan kepada Pengadilan Niaga untuk
barang atau jasa yang sejenis berupa:
Selama masih dalam pemeriksaan dan untuk mencegah kerugian yang lebih besar,
atas permohonan pemilik merek atau penerima lisensi selaku penggugat, hakim dapat
memerintahkan tergugat untuk menghentikan produksi, peredaran dan/atau perdagangan
barang atau jasa yang menggunakan merek tersebut secara tanpa hak.
18
b. Sebagai pengecualian atas gugatan yang diajukan ke Pengadilan Niaga di tempat
tinggal atau domisili tergugat adalah hal tergugat bertempat tinggal di luar wilayah
Indonesia karena gugatan tersebut diajukan kepada Pengadilan Niaga Jakara Pusat.
c. Penitera mendaftarkan gugatan pembatalan pada tanggal gugatan yang bersangkutan
diajukan dan kepada penggugta diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani
penitera dengan tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran gugatan.
d. Panitera menyampaikan gugatan pembatalan kepada Ketua Pengadilan Niaga dalam
jangka waktu paling lama dua hari sejak gugatan didaftarkan.
e. Dalam jangka waktu paling lama tiga hari trhitung sejak tanggal gugatan pembatalan
didaftarkan, Pengadilan Niaga mempelajari gugatan dan menetapkan sidang.
f. Sidang pemeriksaan atas guagatan pembatalan diselenggarakan dalam jangka waktu
paling lama enam puluh hari setelah gugatan didaftarkan.
g. Pemanggilan para pihak dilakukan oleh juru sita paling lama tujuh hari setelah
gugatan pembatalan didaftarkan.
h. Putusan atas gugatan pembatalan harus diucapkan paling lama Sembilan puluh hari
setelah gugatan didaftarkan dan dapat diperpanjang paling lama tiga puluh hari atas
persetujuan Ketua Mahkamah Agung.
i. Putusan atas gugatan pembatalan yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum
yang mendasari putusan tersebut harus diucapkan dalam siding terbuka untuk umum
dan dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun terhadap putusan tersebut diajukan
suatu upaya hukum.
j. Isi putusan Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud di atas wajib disampaikan oleh
juru sita kepada para pihak paling lama empat belas hari setelah putusan atas gugatan
pembatalan diucapkan.
Tata cara gugatan sebagimana diatur di atas berlaku secara mutatis mutandis terhadap
gugatan-gugatan ganti rugi, dan/atau penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan
penggunaan merek tersebut.
19
3. Kasasi
a) Permohonan kasasi diajukan paling lama empat belas hari setelah tanggal putusan
yang dimohonkan kasasi diucapkan atau diberitahukan kepada para pihak dengan
mendaftarkan kepada panitera.
b) Panitera mendaftar permohna kasasi pada tanggal permohonan yang bersangkutan
diajukan dan kepada pemohon kasasi diberikan tanda terima tertulis yang
ditandatangani oleh panitera dengan tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan
pendaftaran.
c) Permohonan kasasi sudah harus menyampaikan memori kasasi kepada panitera dalam
jangka waktu tujuh hari sejak tanggal permohonan kasasi didaftarkan kepada panitera
yang telah memutus gugatan tersebut.
d) Panitera wajib mengirimkan permohonan kasasi dan memori kasasi tersebut kepada
pihak termohon kasasi yang lama dua hari setelah permohonan kasasi didaftarkan.
e) Termohon kasasi dapat mengajukan kontra memori kasasi kepada panitera paling
lama tujuh hari setelah tanggal termohon kasasi menerima memori kasasi dan panitera
wajib menyampaikan kontra memori kasasi kepada pemohon kasasi paling lama dua
hari setelah kontra memori kasasi diterima oleh panitera.
f) Panitera wajib menyampaikan berkas perkara kasasi yang bersangkutan kepada
Mahkamah Agung paling lama tujuh hari setelah lewat jangka waktu penyerahan
kotra memori kasasi kepada pemohon kasasi.
g) Mahkamah Agung Wajib mempelajari berkas perkara kasasi sebagaimana dimaksud
dan menetapkan hari sidang paling lama dua hari setelah tanggal permohonan kasasi
diterima oleh Mahkamah Agung.
h) Sidang pemeriksaan atas permohonan kasasi dilakukan paling lama enam puluh hari
setelah tanggal permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung.
i) Putusan atas permohonan kasasi harus diucapkan paling lama sembilan puluh hari
setelah tanggal permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung.
j) Putusan atas permohonan kasasi yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum
yang mendasari putusaan tersebut harus diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk
umum.
20
k) Panitera Mahkamah Agung wajib menyampaikan isi putusan kasasi kepada panitera
paling lama tiga hari setelah tanggal putusan atas permohonan kasasi diucapkan.
l) Juru sita wajib menyampaikan isi putusan kasasi tersebut kepada pemohon kasasi dan
termohon kasasi paling lama dua hari setelah putusan kasasi diterima.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa memori kasasi merupakan suatu
keharusan bagi pemohon kasasi, sedangkan kontra memori kasasi hanya merupakan hak bagi
termohon kasasi.
Selain penyelesain dengan cara gugatan, adapula cara penyelesaia sengketa melalui
arbitrase dan penyelesaian sengketa yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 30 Tahun
1999.
a. Arbitrase.
b. Konsultasi.
c. Negosiasi.
d. Mediasi.
e. Konsiliasi.
f. Penilaian ahli.
21
Berbeda dengan alternatif penyelesaiannya sengketa, penyelesaian sengketa melalui
arbitrase merupakan cara penyelesaian senkgeta yang memang sejak awal diserahkan kepada
pihak ketiga untuk memberikan keputusan yang mengikat para pihak, yang putusannya
bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak.
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Dalam dunia
perdagangan dikenal dua jenis merek yaitu merek dagang dan merek jasa.
Sedangkan, merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang
dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa
orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang
dan/atau jasa sejenis lainnya.
Indikasi geografis dalam hukum merek dimaksudkan untuk melindungi asal
atau wilayah dimana merek tersebut berasal.
Pendaftaran merek dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu
pemeriksaan substansif, pengumuman permohonan, keberatan dan sanggahan,
pemeriksaan kembali, jangka waktu perlindungan marek terdaftar, permohonan
banding, komisi banding merek, perpanjangan jangka waktu perlindungan merek
terdaftar, dan perubahan nama dan/atau alamat pemilik merek teraftar.
Penghapusan merek terdaftar dapat dilakukan oleh prakarsa Direktorat
Jenderal dan berdasarkan permohonan pemilik merek yang bersangkutan. Sedangkan
gugatan pembatalan pendaftaran merek dilakukan oleh para pihak.
Sengketa pelanggaran merek dapat dilakukan dengan gugatan pada Pengadilan
Niaga dan Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi. Sementara penyelesaian sengeketa
lain dapat diajukan dengan cara arbitrase.Merek bagi konsumen sebagai alat pembeda
agar konsumen dapat memilih barang sesuai karakteristik dan kualitasnya. Bagi
produsen merek sebagai identitas yang berfungsi sebagai control. Oleh karena itu
merek merupakan hak yang harus dilindungi hukum.
23
DAFTAR PUSTAKA
Asyhadie, Zaeni. 2005. Hukum Bisnis Prinsip Dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Fuadi, Munir. 2008. Pengantar Hukum Bisnis-Menata Bisnis Modern di Era Global.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Saliman, Abdul Rasyid. 2005. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus,
Jakarta: Kencana.
Ahmad M. Ramli. 2004. Cyber Law dan HAKI (Dalam Sistem Hukum Indonesia). Bandung:
Refika Aditama.
Ahmadi Miru, Hukum Merek. 2005. Cara Mudah Mempelajari Undang-Undang Merek.
Jakarta : Rajawali Pers.
Gatot Supramono. 1996. Pendaftaran Merek Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
1992. Jakarta : Penerbit Djambatan.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek
24