Anda di halaman 1dari 51

Komunikasi Terapeutik

D. Ricky, S. Kep, M. Kep, Ns. Sp. Kep. J


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Advent Indonesia
2018
1
• Komunikasi Terapeutik
• Emphaty
• Pelayanan di RS

2
Komunikasi
• Apakah Komunikasi itu?
• Komunikasi yang efektif apabila dapat
diterima dan mudah dimengerti.
• Komunikasi perawat-klien → hubungan antara
perawat-klien → hal yang penting dalam
keperawatan jiwa.
• Perlu hubungan yang terapeutik antara
perawat dengan klien.

3
Komunikasi
• Verbal – kata-kata; diucapkan atau tertulis.
• Non-Verbal – intonasi, kecepatan, ritme,
keras/lembut, gerakan tubuh atau wajah,
pakaian, jarak interaksi, sentuhan.
• Mana yang terbanyak?
• Verbal – dapat berupa denotatif ataupun
konotatif. Contoh: “pintar”.
• Sangat dipengaruhi oleh latar belakang sosial
ekonomi dan etnis budaya.
4
Komunikasi Non Verbal
• Komunikasi yang efektif terdiri dari 70-90%
komunikasi non verbal.
• Komunikasi non verbal dapat terlihat pada
tampilan fisik dan cara berpakaian, postur dan
gerakan tubuh, sentuhan, ekspresi wajah,
tatapan mata atau gerakan mata, nada suara

5
Komunikasi
• Dipengaruhi juga oleh:
– Nilai, sikap, dan keyakinan.
– Status sosial.
– Jenis kelamin.
– Usia atau tahapan perkembangan.
– Lingkungan.

6
Komunikasi

Environment

Person 1 Person 2
•Values •Values
•Attitudes •Attitudes
•Culture •Culture
•Knowledge Message •Knowledge
•Religion •Religion
•Gender •Gender
•Age •Age
•Social Status •Social Status

7
Proses Komunikasi
• Tiga Proses:
• Persepsi – penerima pesan.
• Evaluasi - kognitif dan afektif penerima pesan.
• Transmisi – umpan balik dari penerima pesan
kepada pemberi pesan.

8
Komponen Proses Komunikasi
• Pengirim/sender.
• Informasi/message.
• Penerima/receiver.
• Umpan balik/feedback.
• Konteks.

9
Values, Attitudes, Beliefs
• Nilai, sikap, dan kepercayaan adalah
bagaimana cara individu berpikir.
• Anak menganut nilai, sikap dan kepercayaan
dari orang tua.
• Nilai, sikap dan kepercayaan dapat
diekspresikan melalui komunikasi. Contoh:
simbol.

10
Budaya, Agama
• Budaya atau istiadat, norma, ide dan
kebiasaan merupakan dasar cara berpikir.
• Memberikan salam (negara Eropa) – memeluk
dan mencium (cipika-cipiki), baik pria maupun
wanita.
• Memberi salam (agama muslim) – salam tidak
bersentuhan bila bukan suami dan istri.

11
12
Status Sosial
• Gestur atau bahasa tubuh sering digunakan
untuk menunjukkan status sosial.

13
Jenis Kelamin
• Memberikan perbedaan antara pria dan
wanita serta memberikan perbedaan pada
kelompok jenis kelamin.
• Bapak, suami, pengacara, dokter, engineer –
menunjukkan sifat maskulin.
• Istri, ibu, perawat, guru, sekretaris –
menunjukkan peran feminim.
• Banyak pekerjaan atau profesi yang dapat
dilakukan oleh kedua jenis kelamin.
14
Usia atau Tahap Perkembangan
• Usia mempengaruhi cara berkomunikasi dan
bahasa yang digunakan.
• Contoh: penggunaan kata “Bro” hanya
digunakan pada generasi anak muda zaman
2000-an.

15
Lingkungan
• Territoriality, density, dan distance merupakan
aspek penting pada lingkungan yang
mempengaruhi komunikasi.
• Territoriality merujuk kepada daerah atau ruang
atau area pribadi.
• Density merujuk kepada jumlah individu yang ada
dalam lingkungan dan mempengaruhi interaksi
interpersonal.
• Distance merujuk kepada bagaimana sebuah
budaya menggunakan ruang untuk
berkomunikasi.
16
Lingkungan
• Empat jenis jarak (distance ) dalam berkomunikasi:
• Intimate distance – jarak berkomunikasi terdekat
antara individu dengan orang lain (0-18 inci).
• Personal distance – jarak berkomunikasi 18-40 inci,
merupakan jarak pribadi seseorang berkomunikasi
dengan teman dekat atau kolega.
• Social distance – jarak berkomunikasi 4-12 kaki,
biasanya dipakai bila berkomunikasi dengan orang yang
belum dikenal.
• Public distance – jarak komunikasi lebih dari 12 kaki.

17
18
Komunikasi Terapeutik
• Dua hal penting dalam komunikasi terapeutik:
• Komunikasi harus saling menghargai; tulus
(genuineness).
• Harus saling mengerti sebelum memberikan
umpan balik atau nasihat; positive regard or
respect; empathy.

19
Hubungan Terapeutik
• Hubungan terapeutik adalah hubungan antara
dua orang (pemberi pelayanan kesehatan dan
penerima pelayanan kesehatan) yang saling
bekerjasama dalam mencapai kesembuhan,
meningkatkan kesehatan dan mencegah
timbulnya penyakit.
• Kemampuan perawat menciptakan hubungan
terapeutik sangat penting → penggunaan diri
sendiri yang efektif secara terapeutik(therapeutik
use of self).

20
Hubungan Terapeutik
• Kondisi-kondisi yang penting dalam
menumbuhkan hubungan yang terapeutik:
• Rapport – perasaan saling membutuhkan
antar kedua belah pihak yang didasarkan pada
penerimaan, kehangatan, persahabatan,
kesamaan dalam hobi, rasa percaya, dan sikap
yang tidak menghakimi.

21
Hubungan Terapeutik
• Trust – rasa percaya dapat timbul apabila
individu merasa nyaman dan percaya diri
terhadap kehadiran, reabilitas, keinginanya
untuk memberikan bantuan saat diperlukan.
Rasa percaya tidak timbul dengan sendirinya
tetapi harus diperoleh. Kepercayaan dapat
diperoleh perawat saat perawat menunjukkan
kehangatan dan kepedulian kepada klien.

22
Hubungan Terapeutik
• Kebanyakan klien di keperawatan jiwa
mengalami “concrete thinking” yang berarti
pemikiran mereka lebih kepada yang spesifik
bukan yang umum, lebih kepada kebutuhan
yang saat ini diperlukan daripada tujuan yang
akan dicapai di kemudian hari.

23
Concrete Thinking Intervention
• Memberikan selimut saat klien kedinginan.
• Memberikan makanan saat klien lapar.
• Memenuhi janji.
• Bersikap jujur.
• Menjelaskan secara ringkas dan jelas
prosedur, aturan dan peraturan yang ada.

24
Therapeutic Use of Self
• Hal yang dilakukan untuk menjadikan diri
sebagai alat yang terapeutik adalah
meningkatkan kesadaran diri dan pemahaman
terhadap diri.
• Cara meningkatkan kesadaran diri:
1. Klarifikasi nilai yang dianut seperti kepercayaan,
sikap, nilai.
2. Johari Window.

25
Johari Window

The Open The


or Public Unknowing
Self Self

The
The Private
Unknown
Self
Self

26
Johari Window

Known to Unknown
self to self
Known to Known to
others others

Known to Unknown
self to self
Unknown Unknown
to others to others

27
Johari Window
• Meningkatkan kesadaran diri → memperluas
area open or public self.
• Meningkatkan kemampuan seseorang untuk
membagikan perasaan dan pengalamannya
pada orang lain, meningkatkan pemahaman
terhadap diri sendiri dan orang lain, membuat
seseorang merasa nyaman saat berinteraksi
dengan orang lain, menerima perbedaan,
emnghargai dan menghormati hak orang lain.

28
Hubungan Terapeutik
• Hubungan ini dapat dikembangkan dengan cara:
• Rapport – menerima klien dengan hangat,
bersahabat, tidak memberikan penilaian negatif.
Cara: membicarakan hal yang umum saat
bertemu dengan klien.
• Trust – menghargai keberadaan orang lain,
memiliki integritas, jujur, dapat dipercaya, tulus
memberikan pertolongan. Perlu waktu dan
kesabaran.
29
Hubungan Terapeutik
• Respect – menghargai martabat dan nilai
seseorang terlepas dari perilakunya yang tidak
sesuai.
• Genuineness – terbuka, jujur, perasaan sesuai
dengan perilaku.
• Emphaty – memahami alasan perilaku klien
dan mencoba mengerti situasi dari sudut
pandang klien.

30
Fase Hubungan Perawat-Klien
• Empat fase hubungan perawat-klien:
–Pra-interaksi.
–Orientasi.
–Kerja.
–Terminasi.

31
Pra-Interaksi
• Sebelum bertemu dengan klien.
• Tujuannya: eksplorasi diri.
• Hal yang dilakukan:
– Lakukan analisa diri sendiri – menggunakan Johari
window, lihat nilai dan keyakinan diri.
– Kumpulkan data tentang klien.
– Buat rencana pertemuan pertama dengan klien.

32
Orientasi
• Dilakukan saat perawat bertemu dengan klien.
• Tujuan: menciptakan hubungan saling percaya dan
membuat kontrak dengan klien.
• Yang dilakukan:
– Memperkenalkan diri dan menanyakan nama pasien.
– Menegaskan peran perawat dan klien.
– Menegaskan tanggung jawab perawat dan klien.
– Membuat harapan perawat dan klien.
– Tujuan bersama.
– Membuat kontrak waktu, topik dan lokasi interaksi.
– Menjamin kerahasiaan pasien.

33
Orientasi
• Unsur kontrak:
– Nama perawat dan klien.
– Peran perawat dan klien.
– Tanggung jawab perawat dan klien.
– Harapan perawat dan klien.
– Tujuan bersama.
– Lokasi dan waktu interaksi.
– Kondisi untuk mengakhiri interaksi.
– Kerahasiaan.

34
Kerja
• Tujuan:
– Memberikan terapi untuk mengubah perilaku.
Tindakan diintegrasikan dalam kegiatan sehari-
hari.
– Mempertahankan hubungan.
– Mengumpulkan informasi lain.
– Membantu perubahan perilaku.
– Membantu dan mengarahkan penggunaan
perilaku adaptif.

35
Terminasi
• Paling sulit dan paling penting.
• Tujuan: mengevaluasi pencapaian tujuan dan
mengakhiri hubungan terapeutik.
• Dapat menyebabkan perasaan ditolak,
kehilangan, kesedihan dan marah.
• Menurunkan frekwensi kunjungan, melibatkan
orang lain, mengubah lokasi interaksi – cara
mengurangi efek negatif terminasi.
• Menyampaikan terminasi pada awal pertemuan
(kontrak waktu) dan pada interaksi lainnya.

36
Terminasi
• Yang dilakukan:
– Mengakhiri interaksi.
– Mengevaluasi perasaan, tujuan interaksi.
– Menetapkan rencana tindak lanjut.
– Menetapkan kontrak yang akan datang.

37
Kriteria Terminasi
• Klien merasakan masalahnya teratasi.
• Klien dapat berfungsi kembali.
• Klien memiliki harga diri dan identitas diri yang
kuat.
• Klien menggunakan respon koping yang adaptif.
• Tujuan pengobatan yang direncanakan telah
tercapai.
• Terjadi kebuntuan dalam hubungan perawat-
klien.

38
Tehnik Komunikasi Non Terapeutik
• Giving reassurance
• Rejecting
• Giving approval or disapproval
• Agreeing or disagreeing
• Giving advice
• Probing
• Defending
• Requesting an explanation
• Interpreting

39
Tehnik Komunikasi Non Terapeutik
• Indicating the existence of an external source
of power.
• Belittling feelings expressed.
• Making stereotyped comments.
• Using denial.
• Introducing an unrelated topic.

40
Tehnik Komunikasi Terapeutik
• Using silence
• Accepting
• Giving recognition
• Offering self
• Giving broad opening
• Offering general leads
• Placing the event in time or sequence
• Making observations

41
Tehnik Komunikasi Terapeutik
• Encouraging description of perceptions
• Encouraging comparison.
• Restating
• Reflecting
• Focusing
• Exploring
• Seeking clarification and validation
• Presenting reality

42
Tehnik Komunikasi Terapeutik
• Voicing doubt
• Verbalizing the implied
• Attempting to translate words into feelings.
• Formulating a plan of action

43
Memberikan Umpan Balik
• Umpan balik adalah salah satu metode yang
membantu klien memodifikasi perilakunya.
• Umpan balik memberikan informasi pada klien
apa yang dinilai oleh orang lain terhadap klien.
• Umpan balik harus disampaikan melalui cara
agar klien tidak menunjukkan defensiveness
atau pembelaan diri.

44
Memberikan Umpan Balik
• Ciri-ciri umpan balik yang berguna:
• Umpan balik haruslah menjabarkan apa yang
terjadi, bukan mengevaluasi; berfokus pada
perilaku, bukan pada klien. Menghindari bahasa
yang bersifat mengevaluasi akan mengurangi
perilaku defensif klien.
• Umpan balik haruslah spesifik, tidak bersifat
umum. Informasi yang diberikan haruslah terinci
tentang perilaku klien sehingga mudah dipakai
oleh klien untuk merubah perilakunya.
45
Memberikan Umpan Balik
• Ciri-ciri umpan balik yang berguna:
• Umpan balik haruslah tertuju pada perilaku klien yang
dapat dirubah oleh klien. Umpan balik yang di luar
kemampuan klien justru akan membuat klien frustrasi.
• Umpan balik haruslah bersifat memberikan informasi,
bukan memberikan saran atau nasihat. Memberikan
nasihat atau saran akan menumbuhkan rasa
ketergantungan klien (tidak mandiri) dan
mengisyaratkan bahwa klien tidak mampu membuat
keputusan dan memecahkan masalah.

46
Memberikan Umpan Balik
• Ciri-ciri umpan balik yang berguna:
• Umpan balik haruslah diberikan tepat waktu.
Umpan balik akan lebih bermanfaat apabila
diberikan sesegera mungkin.

47
Tehnik Komunikasi Terapeutik
• Menjadi pendengar yang aktif = SOLER.
– S = Sit squarely facing the client.
– O = Observe an open posture.
– L = Lean forward toward the client.
– E = Establish eye contact.
– R = Relax.

48
Analisa Proses Interaksi
Nurse Verbal Client Verbal Nurse’s Thoughts Analysis of the
(Nonverbal) (Nonverbal) and Feelings Interaction
Concerning the
Interaction
Selamat pagi, Pak. (Tidak menjawab Saya merasa bahwa Terapeutik:
(membungkuk , perawat, wajah saya tidak diterima menghargai
tersenyum sambil menunduk, kontak oleh klien. Saya keberadaan klien
menatap wajah mata tidak ada). merasa bahwa saya dan berusaha
klien, intonasi suara gagal. membina hubungan
tidak keras). saling percaya.

49
Belajar Kasus:
• Anda sebagai perawat yang akan memberikan
injeksi antibiotik pertama pada seorang klien.

50
Referensi
• Varcarolis, E. M & Halter, M. J. (2010).
Foundations of psychiatric mental health
nursing: a clinical approach. 6th edition. St.
Louis: Saunders Elsevier.
• Townsend, M. C. (2009). Psychiatric mental
health nursing: concepts of care in evidence-
based practice. 6th edition. Philadelphia: F. A.
Davis Company.

51

Anda mungkin juga menyukai