Anda di halaman 1dari 10

Nama : Frederik simare mare

NIM : 1751061
Jurusan/Tingkat : Ilmu Keperawatan S1 Sec B/II
Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas I
Dosen : Sapti Heru Widiarti, S.Kep., Ners., MPH.

Tugas : 1. Proses pembentukan plasenta dan air ketuban (cairan amnion)


2. pembelahan sel dan diferensiasi sel (dari fertilisasi sampai diferensiasi sel)

Proses Pembentukan Plasenta

Plasenta adalah bagian kehamilan yang penting. Dimana plasenta memiliki peran berupa
transport zat dari ibu ke janin, penghasil hormon yang berguna selama kehamilan, serta sebagai
barier. Melihat pentingya peranan dari plasenta maka bila terjadi kelainan pada plasenta akan
menyebabkan kelainan pada janin ataupun gangguan pada proses persalinan.
Plasenta berasal dari penggabungan vili korionik dan endometrium uterus. Plasenta
berbentuk bundar dengan diameter 15 sampai 20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya
rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta berbentuk lengkap pada kehamilan lebih kyrang 16
minggu.letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas kearah
fundus uteri.
Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran zat antara
ibu dan bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter
15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap
pada kehamilankurang dari 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh Cavum
uteri.
Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus
uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga
lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari bagian
janin, yaitu villi koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal
dari desiduabasalis.
Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal. Permukaan
fetal adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin. Hal ini
disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di bawah nampak pembuluh-
pembuluh darah. Permukaan maternal adalah permukaan yang menghadap dinding rahim,
berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah pada
plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon.
FUNGSI PLASENTA
Fungsi plasenta adalah mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Untuk pertumbuhan ini
dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin,
dan pembuangan CO2 serta sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu.
Plasenta juga dapat dilewati kuman-kuman dan obat-obatan tertentu. Penyaluran zat
makanan dan zat lain dari ibu ke janin dan sebaliknya harus melewati lapisan trofoblas plasenta.

Berikut ini adalah fungsi dari plasenta diantaranya :


1. Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin
2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4. Endokrin :menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron,
dan sebagainya (cari / baca sendiri).
5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang
diberikan melalui ibu.
7. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini
diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang
dialami ibunya).

SIRKULASI PLASENTA
· kapilar janin pada percabangan terminal vili korionik (korion frodosum) dibasahi
dengan darah maternal dalam sinus darah desidua basalis endometrium uterus.permukaan
jaringan janin dan maternal dipisahkan oleh ruang intervilus.
o Di sisi maternal, darah memasuki ruang intervilus dari ateriol maternal yang terkikis.
Darah arteri maternal kaya akan oksigen dan nutrien.
o Di sisi janin, darah memasiki vili dari arteri umbilikus. Darah arteri umbilikus miskin
akan oksigen dan kadar CO2 serta produk buangannya tinggi.
· Setelah pertukaran gas, nutrien, dan produk buangan antara darah maternal dan
janin dalam kapiler vili, darah kaya oksigen dan nutrien kembali ke janin melalui vena
umbilikus. Darah maternal kembali melalui vena uterus.
· Darah janin dan maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki
hubungan langsung. Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah melalui difusi,
transpor aktif, dan pinositosis.
· Menjelang akhir kehamilan, plasenta memungkinkan antibodi maternal memasuki
sirkulasi janin. Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada janin.
· Obat-obatan, alkohol, polutan lingkungan, virus, dan agens penyebab penyakit
lainnya masuk dengan bebas dari sirkulasi maternal ke sirkulasi janin. Sebagai zat ini disebut
teratogen atau agens yang dapat menyebabkan defek lahir.
PEMBENTUKAN PLASENTA
Saat sinsitiotrofoblas menembus desidua, sinsitiotrofoblas menghasilkan human
chorionic gonadotropin-hCG yang berfungsi agar corpus luteum tetap memproduksi estrogen
dan progesteron untuk mempertahankan kehamilan. Pada beberapa bagian desidua, sinsitium
mengadakan invasi pada dinding arteri spiralis yang berada diantara desidua sehingga menjadi
arteri berdinding tebal yang memungkinkan bertambahnya aliran darah.
Pembuluh darah tersebut rapuh dan mudah pecah sehingga membentuk lakuna yang
berisi darah. Pada kehamilan normal, proses diatas berlangsung lengkap pada kehamilan 20 –
22 minggu.
Bila proses ini tidak berlangsung secara normal, kemungkinan akan terjadi penyakit
hipertensi dalam kehamilan pada perjalanan kehamilan selanjutnya. Dengan proliferasi lebih
lanjut, tonjolan trofoblas bentuknya menjadi bentukan seperti telapak tangan dan pembuluh
darah terbentuk dalam inti mesodermal (villi chorialis). Villi terdapat diseluruh permukaan
blastosis. Dengan semakin membesarnya blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis )
akan tertekan dan kehamilan semakin mengembang kearah dalam cavum uteri.
Pada hari ke 19, seluruh hasil konsepsi sudah terbungkus dengan villi chorialis, sebagian
villi chorialis menempel pada desidua (anchoring villi) dan sebagian besar mengapung bebas
dalam lakuna darah. Pada stadium ini, penetrasi kedalam desidua berhenti akibat pengaruh
imunologis atau mekanisme kimiawi. Terjadi pembentukan lapisan kolagen dimana arteri dan
vena spiralis akan melakukan penembusan. Oleh karena pasokan darah terutama dibagian
permukaan konseptus, maka dibagian tersebut villi chorialis akan tumbuh lebih cepat
membentuk cabang-cabang dan disebut sebagai chorion frondusum. Villi chorialis dibagian
lain akan mengalami degenerasi dan membentuk chorion leave.

Zigot adalah nama untuk ovum yang telah dibuahi. Dalam beberapa jam dan masih didalam
tubafallopi, zigot mengalami serangkaian pembelahan yang disebut mitosis. Pada pembelahan
sel jenis ini inti (nukleus) membelah menjadi dua, sehingga terbentuk 2 sel baru,masing-masing
mengandung 1 perangkat kromosom yang identik.Pembelahan ini merupakan cara
dihasilkannya seluruh sel tubuh kecuali gamet(ovum dan sperma).
Morula dihasilkan dengan reproduksi yang berlanjut dari sel-sel zygot sehingga
menyerupai buah murbei.Pembelahan sel ini dibantu oleh progesteron dari korpus luteum yang
bersama-sama dengan estrogen menyiapkan endometrium untuk menerima ovum yang telah
dibuahi pada stersebutum 8 sel,morula ini memnpunyai diameter kira-kira 2mm dan
mengandung lebih dari 1000 macam protein.Morula ini masih berada dalam cangkangnya,dan
di topang oleh sitoplasmanya sendiri yang mengandung progesteron.Enam sampai tujuh hari
setelah vertilisasi,morula yang sedang tumbuh ini mendekati endometrium yang berada dalam
fase sekresi.Morula tersebut mulai masuk endometrium dengan sifat-sifat imfasifnya sendiri
yang berinteraksi dengan permukaan dinding dalam uterus yang “ lengket”.
Pada akhir minggu pertama,sejumlah sel inner pada morula mulai mengalami
disentegrasi,meninggalkan ruang yang terisi cairan.Sel ini sekarang disebut blastokist.
Blastokist terdiri atas :
1. Masa sel dalam yang akan berkembang untuk membentuk fetus dan membran
plasenta yang disebut amnion.
2. Trofoblast adalah lapisan luar sel-sel tunggal dan dari lapisan ini akan mulai tumbuh
struktur yang menyerupai akar yang disebut villi korion primitif.

Sejumlah struktur ini membentuk plasenta dan sisanya mengalami atrofi untuk
membentuk membran korion yang mengelilingi saccus amniie dan melapisi
uterus.Perkembangan tahap ini dicapai 7-10 hari setelah konsepsi dan sekarang mulai
mengadakan implantasi kedalam uterus.Endometrium ini dalam fase sekretorik siklus
menstruasi.
Pada hari ke 10 setelah konsepsi,blastokist tertanam sempurna didalam endometrium
yang sekarang disebut desidua.
Pada hari ke 14 berkembang jonjot-jonjot seperti jari,yang disebut villi korion
primitif,dari trofoblast dan tentunya mengalami proliferasi sampai villii korion tersebut
menutupi seluruh permukaan korion pada akhir minggu ke 3.Secara serentak pembuluh darah
embrional mulai terbentuk dalam mesoderm masa sel dalam.
Villi korion primitif
Masing-masing fillus tersusun atas 1 lapis sel yang disebut stiotrofoblast yang dikelilingi
oleh sel-sel sinsitiotrofoblast.Ruang-ruang diantaranya karena kedua struktur mengadakan
erosi yang makin dalam kedalam desidua,disebut spatinim choriodeciduale villi akan
menyebabkan pecahnya pembuluh darah meternal saat struktur tersebut mengerosi jaringan
endometrium,dan ruang-ruang tersebut dengan demikian akan terisi dengan darah
maternal.Bahan-bahan kimia dari darah maternal secara difusi melintasi dinding villi dan
membantu memberi nutrien jaringan yang sedang berkembang didalam masa sel dalam.
Minggu ke 3
Selama minggu ke 3 terjadipercabangan villi korion primitif.Cabang-cabang ini disebut
villi korion primitif sekunder dan didalamnya terbentuk pembuluh darah.Disebut korion tersier
apabila pembuluh darah telah terbentuk, dan pembuluh darah ini berhubungan dengan
pembuluh darah embrional di dalam body stalk (pedunculus allantoicus). Pembuluh di dalam
tangkai ini berkembang untuk membentuk dua arteria umbilicalis dan satu vena umbilicalis
untuk fetus.
Sejumlah villi corion terus terkubur lebih dalam desidua dan disebut villi anchorales (
anchoring villi ). Villi anchorales ini tidak mengandung pembuluh darah karena fungsinya
hanya untuk menstabilkan plasenta yang sedang berkembang. Villi yang lain dipercabangkan
dari sini, dan ruang-ruang antara villi ini disebut spatia intervillosa.
Di dalam uterus, endometrium hamil yang kemudian disebut desidua, sekarang
mengalami diferensiasi menjadi tiga daerah :
1. Desidua basalis, terletak dibawah daerah tempat villi chorion mula-mula terkubur.
2. Desidua capsularis, terletak di atas saccus embryonalis.
3. Desidua vera ( parietalis ), menutupi sisa cavitas uteri.
Minggu ke 8
Sampai minggu ke-8 kehamilan, villi korion mengelilingi seluruh saccus embryonalis.
Kemudian terjadi perubahan lebih lanjut.
· Chorion laeve : karena masa sel dalam terus bertambah besar, maka decidua
capsularis terus menerus terdorong keluar kedalam capitas uteri sampai desidua tersebut
terletak berdekatan dengan desidua vera. Saat chorion laeve terletak pada permukaan dalam
decidua capsularis, maka korion ini juga melapisi capitas uteri dan berkembang untuk
membentuk membran plasenta yang disebut korion.
· Korion frondosum : pada desidua basalis, dimana pemasokan darah yang banyak
dipertahankan, villi ini terus menerus memperbanyak diri dan berkembang dengan cepat. Villi
yang tertanam dalam di dalam desidua basalis akan terikat erat pada kehamilan 12 minggu,
sehingga menstabilkan plasenta yang sedang berkembang. Villi yang lain membentuk
percabangan keluar yang memungkinkan darah maternal beredar secara bebas diantara villi
tersebut untuk memberikan makan ( nutrien ) bagi pertumbuhan plasenta dan fetus lebih lanjut.
Minggu ke 14
Pada minggu ke-14 kehamialn, stuktur plasenta berkembang penuh dan plasenta tersebut
menempati kira-kira sepertiga dinding uterus. Dari akhir minggu ke-8 kehamilan, plasenta
primitif telah mensekresi estrogen, progesteron, dan relaksin.
Gonadotropin korion, dari kehamilan minggu ke-9, pada saat villi chorion tertanam di
dalam dinding uterus, maka dihasilkan hormon yang disebut gonadotropin korion ( chorionic
gonadotrophin atau Hcg ). Fungsi hormon hCG adalah meragsang pertumbuhan korpus luteum
dan sekresi hormon korpus luteum, dan dengan demikian memelihara kehamilan sampai
plasenta dapat berfungsi sempurna.
Gonadotripin korion disekresi dalam jumlah yang makin meningkat sampai akhir
kehamilan trimester pertama, dan setelah itu sekresinya menurun. Karena hormon ini hanya di
produksi oleh trofoblast dan di ekresi didalam urine, maka adanya hormon ini di dalam analisis
urine merupakan petunjuk positif adanya kehamilan, dan kenyataan ini dipakai sebagai dasar
untuk uji kehamilan secara imunologis.
Minggu ke 16
Dari minggu ke-16 dan seterusnya, maka jumlah dan ukuran pembuluh darah fetal
meningkat, sedangkan dinding villinya menjadi lebih tipis, sehingga selama trimester tengah (
midtrimester ), ‘permeabilitas’ plasenta pada kenyataanya meningkat.walaupun demikian,
selama 4 minggu kehamilan, vasa tersebut berkurang lagi karena terdapat deposit (timbunan)
fibrin di dalam jaringan-jaringan ini

Minggu ke 20
Setelah minggu ke 20,plasenta terus bertambah luas, tetapi tidak bertambah tebal, sampai
pada kehamilan cukup umur ( aterm ) diameternya kira-kira 23 cm, merupakan organ yang
bulat,datar,dengan ketebalan 2 cm di bagian tengahnya,tetapi lebih tipis di tepi-tepinya.

PEMBENTUKAN CAIRAN AMNION

Selaput amnion yang meliputi permukaan plasenta akan mendapatkan difus i dari pembuluh
darah korion dipermukaan. Volume cairan amnion pada kehamilan aterm rata – rata ialah 800
ml, cairan amnion mempunyai pH 7,2 dan massa jenis 1,0085 . Setelah 2 minggu produksi
cairan berasal dari urine janin. Sebelumnya cairan amnion banyak berasal dari rembesan
kulit, selaput amnion dan plasenta. Janin juga meminum cairan amnion (diperkirakan 500
ml/hari). Selain itu, cairan ada yang masuk ke paru sehingga penting untuk
perkembangannya.
Makna klinik
Secara klinik cairan amnion akan dapat bermanfaat untuk deteksi dini kelainan kromosom
dan kelainan DNA dari 12 minggu sampai 20 minggu.
Cairan amnion yang terlalu banyak disebut polihidramnion (> 2 liter) yang mungkin
berkaitan dengan diabetes.
Sebaliknya cairan yang kurang disebut oligohidramnion yang berkaitan dengan kelainan
ginjal janin atau hipoksia janin. Dapat dicurigai bila terdapat kantong amnion yang kurang
dari 2 x 2 cm. Setelah 38 minggu volume akan berkurang, tetapi pada posterm
oligohidramnion merupakan penanda serius apalagi bila bercampur mekonium.
Pada cairan amnion juga terdapat alfa feto protein (AFP) yang berasal dari janin, sehingga
dapat dipakai untuk menentukan defek tabung saraf. Mengikat AFP cukup spesifik.
Pemeriksaan serum ibu dapat dilakukan pada trimester 2. Namun, dapat disayangkan
kelainan tersebut terlambat diketahui.
Sebaliknya, kadar AFP yang rendah, estriol dan kadar tinggi HCG merupakan penanda
sindrom dwon. Gabungan penanda tersebut dengan usia ibu > 35 tahun. Gabungan dengan
penanda PAPP-A dan pemeriksaan nuchal translucency (NT) yaitu pembengkakan kulit leher
jani 3 mm pada usia kehamilan 10 – 14 minggu memungkinkan deteksi Sindrom Dwon lebih
dini. ( ILmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo hal 155 ).
Fungsi Air Ketuban
Sebelum memahami proses terbentuknya air ketuban selama proses kehamilan maka
mengetahui apa air ketuban itu dan fungsinya menjadikan pembahasan berikutnya lebih
mengalir. Air ketuban merupakan cairan amnion yang terbentuk dari hasil pembentukan sel
sel amnion. Cairan ketuban tidak hanya diproduksi oleh selaput ketuban saja namun juga
dapat dihasilkan dari air kencing janin di dalam kandungan, dan juga diproduksi oleh cairan
otak di anensifalus.

Fungsi air ketuban dalam proses kehamilan cukup banyak mulai dari sebagai tempat
terdapatnya janin yang berkembangan hingga akhir proses persalinan nantinya. Air ketuban
dapat bertindak sebagai proteksi dari janin selama proses kehamilan dari bahaya infeksi, suhu
yang terlalu ekstrim, stres fisik dari luar tubuh ibu hamil. Kondisi air ketuban juga dapat
dijadikan tanda apakah keadaan janin yang terdapat di dalam kandungan berkembang dengan
baik atau ada masalah gangguan kehamilan.

Jumlah air ketuban selama proses kehamilan harus selalu terpenuhi dengan baik karena
memiliki salah satu peran penting untuk mencegah terjepitnya tali pusar. Kondisi terjepitnya
tali pusar tersebut cukup membahayakan dikarenakan dapat menyebab janin mengalami
kekurangan oksigen maupun sumber nutrisi pertumbuhannya. Selain itu, beberapa fungsi dari
air ketuban lainya dalam proses kehamilan diantaranya seperti menjaga suhu di dalam rahim.
Pentingnya air ketuban tersebut menjadikan jumlah ari ketuban harus selalu dalam keadaan
yang cukup dari awal kehamilan hingga mendekati proses persalinan.

Proses Terbentuknya Air Ketuban

Bagian tubuh yang bertanggung jawab terhadap proses terbentuknya air ketuban adalah
bagian plasenta tepatnya pada lapisan amnion. Secara jelas bagaimana proses terbentuknya
air ketuban di dalam rahim ibu hamil pada saat kehamilan memang belum dapat dijelaskan
secara detail. Selain dari lapisan amnion pada plasenta, secara perkiraan teori air ketuban juga
dapat terbentuk dari beberapa hal diantaranya seperti :

Fetal urin yang dibentuk oleh janin itu sendiri dan akan menjadi siklus secara keseluruhan.
Transudari dari darah ibu hamil yang berubah menjadi sebuah cairan.
Sekresi dari epitel amnion terutama yang berasal dari plasenta.
Campuran dari berbagai teori proses terbentuknya air ketuban tersebut.
PROSES PERKEMBANGAN EMBRIO PADA MANUSIA
Proses Perkembangan Embrio pada Manusia – Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling
sempurna baik dalam sisi agama maupun science. Tingkat kekompleksan tubuh manusia
adalah yang tertinggi diantara organisme lainnya. Meski demikian, tahap pertumbuhan dan
perkembangan manusia sama seperti kelompok hewan lainnya terutama dari bangsa
Hominidae. Tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia semua berawal dari satu “titik”
zigot yang merupakan hasil penyatuan dua inti sel gamet, sperma dan ovum. Selanjutnya
zigot ini bertumbuh dan berkembang menjadi embrio, semacam bahan yang siap menjadi
manusia mini, janin dan siap untuk menantang dunia. Proses perkembangan embrio pada
manusia, seutuhnya terjadi di dalam tubuh induk betina. Manusia merupakan organisme
vivipar yaitu melahirkan. Proses embriogenesis yang berlangsung di dalam tubuh induk ini
memerlukan waktu sekitar 9 minggu 10 hari atau sekitar 38 minggu untuk embrio (janin)
yang mencapai perkembangan sempurna dan siap untuk dilahirkan. Berikut ulasan terkait
perkembangan embrio (embriogenesis) pada manusia:
1.Tahap fertilisasi
Fertilisasi merupakan proses penyatuan inti sel gamet jantan (sperma) dengan inti sel
gamet betina (ovum).
2.Tahap pembelahan ( Cleavage)
Tak lama setelah terbentuk zigot, sel ini akan langsung beranjak ke tahap pembelahan
membentuk banyak sel. Pembelahan yang berlangsung ialah pembelahan mitosis yang
berlangsung sangat cepat diawli dengan pembelahan dua sel, empat sel, delapan sel, dan
seterusnya sampai terbentuk morula (tahap 32 sel).
3.Tahap blastulasi
Tahap blastulasi ialah tahap pembentukan blastula (bola berongga) dari morula (bola
padat). Pada tahap sebelumnya zigot membelah membentuk banyak sel (sampai 32) yang
disebut morula. Tahap morula ialah tahap 32 sel – sel zigot yang tersusun padat. Kemudian
tiap – tiap sel akan terus melanjutkan tahapan pembelahan dalam rangka pertumbuhan dan
perkembangan hingga mencapai angka 64 sampai 100 sel.

Tahap Embrio, pertumbuhan dan perkembangan manusia

Tahap Embrio
Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma), kemudian
terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio dikelompokkan menjadi
beberapa fase, yaitu fase morula, fase blastula, fase gastrula, fase diferensiasi, serta
organogenesis. Kita akan membahas setiap fase pertumbuhan dan perkembangannya berikut
ini.
Fase Morula
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua,
dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak
bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub
fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua
kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu (grey crescent).setelah pembelahan terjadi pada
bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif
sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang
terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.
Fase Blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase
moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional
terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi
sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan
selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini
ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut
blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula.
Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula selesai ditanjutkan
dengan lase gastrula.
Fase Gastrula
Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan
blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sal-sel
pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan
membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam
saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya,
arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa
invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron disebut dengan
blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung akan membuka dan
menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi
bagian mesoderm. Pada akhir fase gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan
ektoderm.
Diferensiasi dan Organogenesis
Pada Ease ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi set untuk
menjadi jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor hereditas (gen) yang
dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Pada akhirnya
masing-masing bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan mengalami diferensiasi
menjadi organ-organ sebagai berikut.
• Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis, rambut, kelenjar minyak,
kelenjar keringat, email gigi, sistem saraf, dan saraf reseptor.
• Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi tulang, jaringan ikat, otot, sistem
peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus deferens, dan sistem reproduksi.
• Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan epitel pencernaan, sistem
pernapasan, pankreas dan hati, serta kelenjar gondok.
Dalam proses diferensiasi dan organogenesis, bagian yang berdekatan sating mempengaruhi.
Sebagai contoh, bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm dalam diferensiasi untuk
perkembangan alat gerak, yaitu sebagian berasal dari set ektoderm dan sebagian dari
mesoderm. Setelah tahap embrio selesai, embrio yang disebut janin siap dilahirkan.

SUMBER :

https://www.scribd.com/document/370172156/Proses-Perkembangan-Embrio-Pada-
Manusia
https://www.scribd.com/doc/51629434/FISIOLOGI-DAN-PATOLOGI-CAIRAN-AMNION
https://www.scribd.com/document/92673934/Cairan-Amnion

Anda mungkin juga menyukai