DEFINISI
A. Pengertian
Bencana atau musibah masal adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam atau manusia, yang mengakibatkan korban dan penderitaan, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana umum, serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat yang mutlak memerlukan pertolongan
dan bantuan.
Bencana sendiri dibedakan dalam 2 jenis yakni bencana alam dan bencana karena ulah
manusia. Bencana alam adalah bencana yang ditimbulkan oleh kekuatan alam, antara lain:
letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, banjir, kemarau panjang, kebakaran
hutan, gelombang tsunami, angin topan, gelombang panas, gas beracun, serangan hama
tanaman, wabah penyakit dll. Bencana karena ulah manusia antara lain: perang, letusan gas
kimia, kecelakaan radiasi, polusi, keracunan, kebakaran gedung, gedung runtuh, kecelakaan
lalu linta (darat, laut, udara), kriminal huru hara, kesalahan penanganan bahan berbahaya,
dll.
Siap siaga adalah keadaan siap setiap saat dan di tempat, bagi setiap orang dan petugas
serta instansi pelayanan kesehatan, untuk melakukan tindakan dan cara-cara menghadapi
bencana baik sebelum, sedang, dan sesudah bencana. Penanggulangan adalah kegiatan
pelayanan kesehatan yang meliputi pencegahan, penyembuhan, dan rehabilitasi baik
sebelum, selama, maupun setelah terjadi bencana, secara berdaya guna dan berhasil guna.
Disaster plan Rumah Sakit Umum Lirboyo adalah suatu pokok rencana terpadu bagi
Rumah Sakit Umum Lirboyo agar semua petugasnya selalu siap siaga dan terorganisir secara
solid dalam melakukan penanggulangan bencana yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
B. Tujuan
1. Menyiapkan rumah sakit dalam penanggulangan bencana.
2. Menyusun prosedur pelaksanaan respon bencana dan pemulihan, serta tahap kembali ke
fungsi normal.
3. Menentukan tanggung jawab dari masing-maisng personil dan unit kerja pada saat
terjadinya bencana.
4. Mengintegrasikan semua aktivitas penanganan bencana dengan standar kualitas
pelayanan tertentu.
5. Mengintegrasikan sistem pengelolaan petugas (psikologis, sosial), pasien dan
pengunjung/ tamu.
6. Menyelamatkan jiwa, mencegah kecacatan dan mencegah penyakit sebelum, selama, dan
sesudah terjadi bencana.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup
1. Panduan ini diterapkan untuk semua petugas yang bekerja di Rumah Sakit Umum
Lirboyo.
2. Pelaksana panduan ini adalah seluruh staff yang ada di Rumah Sakit Umum Lirboyo.
4
7.) Menyampaikan laporan proses pelaksanaan penanganan korban dan evakuasi
korban (data hasil kegiatan) kepda Komandan Bencana.
5. Tim Pra Hospital (Tim K3RS)
a. Tanggung Jawab
Melakukan pelayanan pra hospital dan evakuasi korban ke rumah sakit.
b. Kewajiban
1.) Melaksanakan Triage dan RHA (Rapid Health Assessment).
2.) Menentukan prioritas dan melakuakn evakuasi.
3.) Melaporkan hasil RHA mengenai jumlah korban, kondisi korban, dan kondisi
lingkungan sekitar kepada Ketua Medical support.
6. Tim Intra Hospital (Bidang Keperawatan)
a. Tanggung Jawab
Melakukan penanganan di dalam rumah sakit.
b. Kewajiban
1.) Melakukan Triage dan RHA (Rapid Health Assessment).
2.) Menentukan prioritas penanganan dan melakukan evakuasi ke IGD.
3.) Menentukan jumlah tempat tidur dan ruangan yang diperlukan pasca life saving.
4.) Melaporkan hasil penanganan kepada Ketua Medical support.
7. Ketua Tim Keuangan (Kepala Seksi Keuangan)
a. Tanggung Jawab
Pengelolaan keuangan baik dari sumber dana RAPB Rumah Sakit maupun donatur.
b. Kewajiban
1.) Merencanakan, memobilisasi dan mengevaluasi pengelolaan keuangan untuk
menunjang keperluan penanganan bencana.
2.) Melakukan koordinasi kerja dengan tim perencanaan, tim pengadaan terkait
pengelolaan dana bencana.
3.) Melaporkan pengelolaan keuangan baik bersumber RAPB maupun donatur
kepada Ketua Management support dan Komandan Bencana.
8. Ketua Tim SDM (Kepala Urusan SDM dan Diklat)
a. Tanggung Jawab
Penyediaan SDM dari karyawan rumah sakit maupun relawan sesuai klarifikasi yang
diperlukan.
b. Kewajiban
1.) Mengkoordinir penyediaan SDM di rumah sakit.
2.) Melakukan koordinasi dengan unit external dalam upaya pemenuhan kebutuhan
tenaga.
3.) Mengkoordinir proses seleksi relawan berdasarkan keahlian dan kebutuhan, serta
merencanakan penugasannya.
4.) Mengkoordinir pendokumentasian semua relawan yang bekerja di rumah sakit
dan mengelola proses penugasannya.
5.) Melaporkan kesiapan tenaga kepada Ketua Management support.
9. Ketua Tim Logistik dan Operasional (Kepala Urusan Inventaris dan Rumah Tangga)
a. Tanggung Jawab
Penyediaan logistik, penyediaan informasi dan operasional penanganan bencana.
b. Kewajiban
1.) Merencanakan dan mengadakan seluruh kebutuhan dalam penanganan bencana.
2.) Mengkoordinir penyediaan dan pengelolaan logistik.
3.) Menindaklanjuti bantuan logistik dan instansi terkait dan donatur.
4.) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan logistik.
5.) Memastikan penyediaan sarana transportasi (termasuk ambulance), kebersihan
lingkungan dan keamanan rumah sakit serta ketertiban lalu lintas.
6.) Mengkoordinir pengelolaan jenazah di kamar jenazah.
7.) Memastikan berfungsinya gedung dan alat serta melaksanakan pemeliharaannya.
8.) Menyelesaikan berfungsinya gedung dan alat serta melaksanakan
pemeliharaannya.
9.) Menyelesaikan urusan administrasi bantuan luar negeri.
10. Ketua Tim Medis dan Penunjang (Kepala Seksi Pelayanan Medis)
5
a. Tanggung Jawab
Penyediaan dan pelaksanaan pelayanan medik, keperawatan, penunjang serta
informasi tentang keberadaan korban hidup selama di rumah sakit.
b. Kewajiban
1.) Mengkoordinir kesiapan tim medis, keperawatan dan penunjang.
2.) Menjamin kesiapan operasional penunjang dan pendukung pelayanan korban
bencana.
3.) Menyiapkan dukungan konseling dan surveillance pasca bencana.
4.) Menyiapkan rencana mobilisasi pasien keluar rumah sakit.
5.) Melaporkan pelaksanaan pelayanan medik dan penunjang kepada Ketua
Management support.
6
BAB III
TATA LAKSANA
Pada situasi bencana aspek koordinasi dan kolaborasi diperlukan untuk mengatur proses
pelayanan terhadap korban dan mengatur proses pelayanan terhadap korban dan mengatur unsur
penunjang yang mendukung proses pelayanan sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Penanganan bencaa di rumah sakit pada sistem penanganan bencana adalah sebagai berikut:
A. Penanganan Korban
Proses penanganan yang diberikan kepada korban dilakukan secepatnya untuk
mencegah resiko kecacatan dan atau kematian, dimulai sejak di lokasi kejadian, proses
evakuasi dan proses transportasi ke IGD atau area berkumpul. Kegiatan dimulai sejak
korban tiba di IGD.
Penanggungjawab : Ketua Tim Medical support
Tempat : Triage IGD/ lokasi kejadian/ area berkumpul/ tempat perawatan
definitif.
Prosedur di lapangan :
1. Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya kasus (Hijau, Kuning, Merah).
2. Menentukan prioritas penanganan.
3. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
4. Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami.
5. Transportasi korban ke IGD.
Prosedur di Rumah Sakit (IGD) :
1. Lakukan triage oleh tim medik.
2. Penempatan korban sesuai hasil triage.
3. Lakukan stabilisasi korban.
4. Berikan tindakan definitif sesuai dengan kegawatan dan situasi yang ada (Merah, Kuning,
Hijau).
5. Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus (ruang perawatan dan OK).
6. Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan medis maupun tempat
perawatan.
7
Penanggungjawab : Kepala Bidang Keperawatan
Prosedur :
1. Kepala Bidang Keperawatan menginstruksikan Kepala ruangan yang dimaksud untuk
mengosongkan ruangan.
2. Kepala ruangan berkoordinasi ke Kepala ruangan lain untuk memindahkan pasiennya.
3. Kepala ruangan dan perawat menjelaskan pada pasien/ keluarganya alasan pengosongan
ruangan.
4. Kepala ruangan mencatat ruangan-ruangan tempat tujuan pasien pindah.
5. Kepala ruangan melaporkan proses pengosongan ruangan Kepala Bidang Keperawatan.
8
Tempat : Pos Komando
Penanggungjawab : Komandan RS
Prosedur :
1. Koordinir persiapan rapat koordinasi dan komunikasikan kejadian yang sedang dialami
serta bantuan yang diperlukan.
2. Hubungi instansi terkait untuk meminta bantuan sesuai kebutuhan.
3. Bantuan instansi terkait dapat diminta kepada pemerintah Propinsi, Kabupaten/ Kota dan
Pusat termasuk lembaga/ instansi/ militer/ polisi dan atau organisasi profesi.
J. Pengelolaan Donasi
Pada keadaan bencana rumah sakit membutuhkan bantuan tambahan baik berupa obat,
bahan habis pakai, makanan, alat medis/ non medis, makanan, maupun financial.
Tempat : Pos Donasi
Penanggungjawab : Kepala Bagian Umum
Prosedur :
1. Catat semua asal, jumlah dan jenis donasi yang masuk baik berupa obat, makanan, barang
dan uang maupun jasa.
2. Catat tanggal kedaluarsa.
3. Distribusikan donasi yang ada kepada pos-pos yang bertanggungjawab:
9
a. Obat dan bahan habis pakai ke Kepala Unit Farmasi.
b. Makanan dan minuman ke Kepala Unit Gizi.
c. Barang medis/ non medis ke Kepala Bagian Rumah Tangga.
d. Uang ke Kepala Seksi Keuangan.
e. Line telpon, sumbangan daya listrik ke Kepala Urusan IPS.
4. Laporkan rekapitulasi jumlah dan jenis donasi (yang masuk, yang didistribusikan dan
sisanya kepada Pos Komando).
5. Sumbangan yang ditujukan langsung kepada korban akan difasilitasi oleh kepala ruangan
atas sepengetahuan Ketua Manajemen Support.
L. Penanganan Keamanan
Keamanan diupayakan semaksimal mungkin pada area-area transportasi korban dari
lokasi ke IGD, pengamanan sekitar Triage dan IGD pada umumnya serta pengamanan pada
unit perawatan dan pos-pos yang didirikan.
Penanggungjawab : Tim Security
Tempat : Alur masuk ambulance ke IGD, seluruh unit pelayanan dan pos.
Prosedur :
1. Atur petugas sesuai dengan wilayah pengamanan.
2. Lakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti kepolisian.
3. Atur dan arahkan pengunjung ke lokasi yang ditentukan pada saat bencana internal.
4. Lakukan kontrol rutin dan teratur.
5. Dampingi petugas bila ada keluarga yang mengamuk.
M. Pengelolaan Informasi
Informasi, baik berupa data maupun laporan dibuat sesuai dengan form yang ditentukan
sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran mengenai jumlah korban baik korban hidup, korban
meninggal, asal negara, tempat perawatan korban dan status evakuasi ke luar rumah sakit.
Informasi ini meliputi identitas korban, SDM dan fasilitas yang diperlukan untuk
penanganan korban.
Tempat : Pusat informasi
Penanggungjawab : Kepala Urusan Humas dan Marketing
Prosedur :
1. Lengkapi semua data korban yang mencakup nama pasien, umur, dan alamat/ asal negara,
dari korban rawat jalan, rawat inap dan meninggal serta evakuasi dan lengkapi dengan
data tindakan yang telah dilakukan.
10
2. Informasi diupdate setiap 12 jam untuk 2 hari pertama (jam 08.00 dan jam 20.00) dan 24
jam untuk hari-hari berikutnya (jam 08.00).
3. Informasi ditulis pada papan informasi dan dipasang di pos informasi.
4. Setiap lembar informasi yang keluar ditandatangani oleh komandan bencana dan
diserahkan kepada pihak yang membutuhkan oleh penanggung jawab pos informasi.
O. Identifikasi Korban
Semua korban bencana yang dirawat menggunakan label ID. Label ID yang
dipasangkan pada pasien berisi identitas dan hasil triage. Setelah dilakukan tindakan life
saving, label ID akan dilepas dan disimpan pada rekam medik yang bersangkutan.
Tempat : Rung Triage IGD, Kamar Jenazah
Penanggungjawab : Kepala Urusan Rekam Medik
Prosedur :
1. Pasangkan label ID pada semua lengan atas kanan korban hidup pada saat masuk ruangan
triage atau korban meninggal pada saat masuk kamar jenazah, serta dibuatkan rekam
mediknya.
2. Kontrol semua korban bencana dan pastikan sudah menggunakan label ID.
Q. Pengelolaan Jenazah
Untuk kejadian bencana, jenazah akan langsung dikirim ke ruang jenazah. Pengelolaan
jenazah seperti identifikasi, menentukan sebab kematian dan menentukan jenis musibah
yang terjadi, penyimpanan dan pengeluaran jenazah dilakukan di kamar jenazah.
Tempat : Kamar jenazah
11
Penanggungjawab : IPCN
Prosedur :
1. Registrasi semua jenazah korban bencana yang masuk ke RS melalui kamar jenazah.
2. Bila diperlukan, dilakukan identifikasi pada korban untuk menentukan sebab kematian.
3. Identifikasi korban sesuai dengan panduan yang ada.
4. Siapkan surat-surat yang diperlukan untuk identifikasi, penyerahan ke keluarga,
pengeluaran jenazah dan evakuasi dari rumah sakit serta sertifikat kematian.
5. Buat laporan jumlah dan status jenazah kepada Ketua Medical support dan Pos
Pengolahan Data.
12
BAB IV
DOKUMENTASI
13
BAB V
PENUTUP
Buku panduan ini diharapkan dapat membantu para staff di Rumah Sakit Umum Lirboyo
dalam melakukan pengelolaan kegawatdaruratan penanggulangan bencana. Kendala/ masalah
yang dapat terjadi dalam pengelolaan kegawatdaruratan penanggulangan bencana diharapkan
dapat dihindari atau diminimalkan sekecil mungkin sehingga tujuan peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan di daerah bencana dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
14
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Hospital Disaster Plan. Tahun 2014. Rumah Sakit Baptis Batu
15