Anda di halaman 1dari 6

EMERGENCY RESPON PLAN

1. TUJUAN

ERP ini bertujuan untuk memastikan rencana tanggap darurat tersedia dan
diimplementasikan jika terdapat keadaan darurat seperti kebakaran dan ledakan,
penyakit dan cidera atau kematian, kerusakan properti selama kegiatan operasional
atau proyek di perusahaan.
2. RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk semua kegiatan, produk dan jasa PT. Lancang
Kuning Sukses dimana berpotensi untuk menimbulkan dampak yang merugikan bagi
aset perusahaan dan lingkungan sekitar.
3. PEMAKAI (BAGIAN)

ERP ini dilaksanakan oleh seluruh departemen PT. Lancang Kuning Sukses
maupun kontraktor yang bekerja di area kerja PT. Lancang Kuning Sukses
4. TANGGUNG JAWAB

ERP ini harus dilakukan pemeliharaan, pemeriksaan, pengamatan, dan


perubahan oleh department HSE PT. Lancang Kuning Sukses
5. DOKUMEN TERKAIT
Dokumen yang saling berkaitan dengan ERP ini diantaranya Peraturan
peundang-undangan, HSE Plan, metode kerja, tahapan pekerjaan, dan JSA.
6. PROSEDUR KERJA
6.1. Jenis Keadaan Darurat
Adapun jenis-jenis keadaan darurat diantaranya:
a. Moderate/sedang

Dalam kasus kecelakaan orang di tempat kerja, First Aider yang


terlatih (Manajer, pengawas, petugas Safety dan First Aider) melakukan
pertolongan di lokasi dan mengevakuasi korban ke klinik dan setelah
pengobatan, dapat kembali untuk bekerja.
b. Serious/serius

Dalam kasus kecelakaan serius, pengawas, petugas Safety dan First


Aider bertanggung jawab untuk segera mengevakuasi cidera ke klinik yang
tersedia di perusahaan atau dapat menghubungi klinik dan meminta dokter atau
para medis yang bertugas untuk datang ke lokasi kejadian. Team leader/Manajer
yang bertanggung jawab, Manajer HSE dan Dokter harus memutuskan apakah
cidera harus dievakuasi ke rumah sakit atau tidak.
c. Fatality/kematian

Dilarang untuk menyentuh atau merubah segala seuatu di TKP hingga


pihak berwajib/ polisi tiba di lokasi kecelakaan. Evakuasi tubuh korban dapat
segera dilakukan setelah mendapatkan izin dari pihak berwajib/polisi kerumah
sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.
6.2. Tanggung Jawab
a. Team work/Supervisor

Dalam hal kecelakaan, team leader/supervisor yang bertanggung jawab harus


segera menghentikan pekerjaan dan menginformasikan atau hubungi Manajer
HSE/HSE pengawas guna meminta tim darurat, tim pemadam kebakaran atau
dokter/petugas medis untuk datang ke lokasi segera.
Adapun hal-hal yang harus dilaporkan antara lain:
1. Lokasi kejadian
2. Nama korban
3. Rincian singkat mengenai kondisi korban
4. Deskripsi (kecelakaan/kebakaran/ledakan dsb)
5. Berikan petunjuk dan saran dari setiap kondisi secara khusus
6. Waktu kejadian
Pastikan area kecelakaan, kebakaran atau ledakan terisolasi sehingga dapat
diakses untuk evakuasi. Kemudian dokter/paramedic mencoba untuk terus
berbicara dengan korban terluka untuk mencegah kondisi dibawah sadar. Selain
dokter/paramedic atau personil yang terlatih, tidak diperbolehkan untuk menangani
korban atau pasien yang cidera.
b. HSE Team
Adapun tanggung jawab dari HSE Team diantaranya:

1. Mengumpulkan informasi dari sumber yang kompeten


2. Melaporkan segera k e p a d a HSE Manager dan manajer konstruksi secara
mendetail termasuk kondisi cidera dan tindakan yang telah diambil.
3. Pastikan bantuan pertolongan pertama telah diberikan oleh First Aider atau
paramedic yang bertugas
4. Pastikan lokasi terisolasi dengan menggunakan barikade sehingga dapat
diakses dengan mudah oleh tim pemadam api/evakuasi.
c. HSE Manager
Adapun tanggung jawab dari HSE Manager diantaranya:
1. Mengamati dan mengumpulkan informasi dari sumber yang terpercaya
2. Menginformasikan tim tanggap darurat atau dokter/tenaga medis di klinik
mengenai kecelakaan
3. Menginformasikan kepada manajer proyek, manajer lapngan umum & fasilitas
s er t a presiden direktur mengenai kondisi cidera dan tindakan yang telah
diambil.
d. Manager Konstruksi
Adapun tanggung jawab dari HSE Manager diantaranya:
1. Berkoordinasi dengan HSE Manager, HSE pengawas atau pengawas bertugas
untuk memiliki akses fasilitasi yang dibutuhkan untuk mengevakuasi personil
yang terluka ke rumah sakit.

2. Menginformasikan kepada Head Office (HRD Manager, precident Direktur, dll)


segera mengenai situasi dan penanganan cedera, dalam waktu 12 jam.

3. Menginformasikan kepada otoritas lokal seperti polisi sehubungan kecelakaan


tersebut

4. Dalam kasus kebakaran ia akan bertindak sebagai komandan di lokasi kejadian


dan bersama-sama dengan HSE Manajer akan memberikan arahan yang
diperlukan kepada bawahannya untuk pemadam kebakaran dan evakuasi.

5. Beritahu keluarga dari cedera dan menjelaskan tindakan yang telah diambil

e. Manager Proyek

Manager proyek perlu memastikan bahwasanya mekanisme penanganan korban


dan property dilakukan dengan cara yang tepat.
f. HRD/Admin
Hrd ataupun admin dapat mengatur dan menentukan rumah sakit yang ditunjuk.
6.3. Emergency Procedure
Adapun langkah-langkah keadaan darurat diantaranya:
1. Menghentikan segera semua kegiatan.
2. Menginformasikan kepada semua orang bahwa mereka untuk berjalan menuju
Muster Point terdekat dan standby sampai pemberitahuan lebih lanjut
olehotorisasi/orang yang berwenang.
3. Menghitung semua personil dititik Muster Point sesuai daftar yang ada.
4. Inspektur dan HSE pengawas akan mengkonfirmasi Manager konstruksi, atau
manajer HSE sebagai rinci mengenai insiden (kebakaran, ledakan,cedera dan
penyakit atau kematian, kerusakan property dll).
5. Evakuasi semua personil di “ Titik Kumpul / Muster Point “ atau daerah aman
lainnya segera dan menunggu instruksi lebih lanjut dari pejabat yang berwenang

6.3.1 Prosedur Evakuasi dari Lokasi Kerja ke Klinik Perusahaan


Dalam kasus insiden di lokasi kerja, petugas medis yang bertugas di lokasi
akan memberikan pertolongan pertama dan dievakuasi keklinik perusahaan untuk
observasi dokter.
6.3.2 Tindakan yang Harus Diambil untuk Evakuasi
1. Petugas medis yang bertugas di lokasi kerja harus dilengkapi dengan First
Aid Kit Bag (Emergency bag), radio komunikasi atau telekomunikasi dan
stretcher/tandu yang dibutuhkan.

2. Tim darurat membantu petugas medis untuk memberikan pertolongan pertama


kepadakorban terluka

3. Petugas medis harus memutuskan apakah korban terluka perlu dievakuasi ke


klinik atau tidak untuk pemeriksaan dokter.
6.3.3 Prosedur Evakuasi dari Klinik Perusahaan Menuju Rumah Sakit
Dalam kasus insiden dilokasi kerja dan di lanjutkan untuk dievakuasi ke
Rumah Sakit.

6.3.4 Tindakan yang Harus diambil untuk Evakuasi


1 Dokter harus memutuskan bahwa cedera akan dievakuasi ke rumah sakit atau
tidak.
2 Jika dokter harus menginformasikan ke HSE Manager atau ERT Komandan
(EmergencyResponseTeam) untuk menyediakan ambulans dari Perusahaan ke
Rumah Sakit.
3 Dokter perusahaan memberitahu Rumah Sakit bahwa membawa korban cedera
dalam perjalanan kerumah sakit.
6.3.5 Prosedur Tanggap Darurat Pengujian dan Evaluasi
Untuk memastikan rencana tanggap darurat bekerja dengan baik,
ketersediaan Emergency Devices yang tepat dan latihan Emergency drill rutin
dilakukan sesuai jadwal dan ikuti dengan evaluasi Emergency drill. Dalam setiap
Emergency drill dan latihan evakuasi, semua personel secara aktif berpartisipasi
dan juga pada saat yang sama, semua alarm diuji untuk alarm sosialisasi. Masukan
dan koreksi selama latihan evakuasi sangat penting dalam menjaga tim tanggap
darurat yang ditugaskan agar selalu siap dalam keadaan darurat.

6.3.6 Penanganan Api dan Ledakan


Tindakan dalam kebakaran dan ledakan di tempat kerja:
1 Hentikan pekerjaan. Matikan semua sumber daya atau bahan bakar.
2 Jangan panik.
3 Ikuti ERT Leader instruction untuk mencapai “Titik Kumpul/ Muster
Point”.
4 Berkomunikasi dengan otoritas daerah untuk mengaktifkan alarm api/
ledakan.
5 Bawa keluar First Aid Kit,software penting/salinan file penting bagi
manajemen.
6 Padamkan api menggunakan peralatan APAR ( Alat Pemadam Api Ringan )
yang tersedia saat api masih kecil, tapi tinggalkan saat api membesar atau
tidak terkendali.
7 Inspektur, pengawas, Tim HSE wajib melaporkan kepada Manager terkait atau
HSE Manajer segera mengenai kasus kebakaran atau ledakan secara detail
melalui komunikasi dua arah atau berbicara secara langsung.

6.3.7 Pernyataan standar yang dibutuhkan untuk pelaporan adalah sebagai


berikut.
1. Nama orang yang memberikan informasi
2. Lokasi kebakaran atau ledakan
3. Luas kebakaran atau ledakan
4. Saran jika korban terluka atau terjebak
5. Tindakan yang diambil (evakuasi darurat). Jika api tidak dapat dikendalikan
secara lokal, informasikan kepada perusahaan sekitar lokasi untuk bantuan
pemadam kebakaran lebih lanjut.
6. Melaksanakan investigasi oleh tim dan menyampaikan laporan kepada
perwakilan HSEdalam 12 jam (laporan pendahuluan).
7. PIHAK-PIHAK TERKAIT
Adapun pihak-pihak yang terkait diantaranya:
a. Pegawai yang bersangkutan
b. Security
c. Tim Penanggulangan Keadaan Darurat
d. Kepala Bagian
8. REFERENSI

a. Kepmenaker No. : KEP/186/MEN/1999 tentang “ Unit Penanggulangan Kebakaran


di Tempat Kerja “

b. Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 2008 “ Tentang Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana

Anda mungkin juga menyukai