1.0 Tujuan
SOP ini bertujuan untuk memastikan rencana tanggap darurat tersedia dan diimplementasikan jika
ada keadaan darurat seperti kebakaran dan ledakan, penyakit dan cedera atau kematian, kerusakan
property selama kegiatan operasional atau proyek di perusahaan.
2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Menginformasikan kepada manajer proyek, manajer yard umum & fasilitas dan precident direktur
mengenai kondisi cedera dan tindakan yang telah diambil.
4. Manajer Konstruksi
Berkoordinasi dengan HSE Manager, HSE pengawas atau pengawas bertugas untuk memiliki
akses fasilitasi yang dibutuhkan untuk mengevakuasi personil yang terluka ke rumah sakit.
Menginformasikan kepada Head Office (HRD Manager, precident Direktur, dll) segera mengenai
situasi dan penanganan cedera, dalam waktu 12 jam.
Menginformasikan kepada otoritas lokal seperti polisi sehubungan Kecelakaan tersebut.
Dalam kasus kebakaran ia akan bertindak sebagai komandan di lokasi kejadian dan bersama-sama
dengan HSE Manajer akan memberikan arahan yang diperlukan kepada bawahannya untuk
pemadam kebakaran dan evakuasi.
Beritahu keluarga dari cedera dan menjelaskan tindakan yang telah diambil.
5. Manajer proyek
Pastikan bahwa mekanisme penanganan korban dan properti dilakukan dengan cara yang tepat.
6. HRD / Admin
Mengatur dan menentukan rumah sakit yang ditunjuk.
6.3. EMERGENCY PROCEDURE
Menghentikan segera semua kegiatan.
Menginformasikan kepada semua orang bahwa mereka untuk berjalan menuju Muster Point
terdekat dan stand by sampai pemberitahuan lebih lanjut oleh otorisasi / orang yang berwenang.
Menghitung semua personil di titik Muster Point sesuai daftar yang ada.
Inspektur dan HSE pengawas akan mengkonfirmasi Manager konstruksi, atau manajer HSE
sebagai rinci mengenai insiden (kebakaran, ledakan, cedera dan penyakit atau
kematian, kerusakan properti dll).
Evakuasi semua personil di “ Titik Kumpul / Muster Point “ atau daerah aman lainnya segera dan
menunggu instruksi lebih lanjut dari pejabat yang berwenang.
6.3.1. Prosedur Evakuasi Dari Lokasi Kerja ke Klinik perusahaan
Dalam kasus insiden di lokasi kerja, petugas medis yang bertugas di lokasi akan memberikan
pertolongan pertama dan dievakuasi ke klinik perusahaan untuk observasi dokter.
6.3.2. Tindakan yang harus diambil untuk evakuasi
Petugas medis yang bertugas di lokasi kerja harus dilengkapi dengan First Aid Kit
Bag (Emergency bag), radio komunikasi atau telekomunikasi dan stretcher / tandu yang
dibutuhkan.
3
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tim darurat membantu petugas medis untuk memberikan pertolongan pertama kepada terluka.
Petugas medis harus memutuskan apakah korban terluka perlu dievakuasi ke klinik atau tidak
untuk pemeriksaan dokter.
6.3.3. Prosedur Evakuasi dari Klinik perusahaan menuju Rumah Sakit
Dalam kasus insiden di lokasi kerja dan di lanjutkan untuk dievakuasi ke Rumah Sakit.
6.3.4. Tindakan yang harus diambil untuk evakuasi
Dokter harus memutuskan bahwa cedera akan dievakuasi ke rumah sakit atau tidak.
Jika ya, dokter harus menginformasikan ke HSE Manager atau ERT Komandan ( Emergency
Response Team ) untuk menyediakan ambulans dari Perusahaan ke Rumah Sakit.
Dokter perusahaan memberitahu Rumah Sakit bahwa membawa korban cedera dalam perjalanan
ke rumah sakit.
6.3.5. Prosedur Tanggap Darurat Pengujian dan Evaluasi
Untuk memastikan rencana tanggap darurat bekerja dengan baik, ketersediaan Emergency
Devices yang tepat dan latihan Emergency drill rutin dilakukan sesuai jadwal dan ikuti dengan
evaluasi Emergency drill. Dalam setiap Emergency drill dan latihan evakuasi, semua personel
secara aktif berpartisipasi dan juga pada saat yang sama, semua alarm diuji untuk alarm
sosialisasi. Masukan dan koreksi selama latihan evakuasi sangat penting dalam menjaga tim
tanggap darurat yang ditugaskan agar selalu siap dalam keadaan darurat.
6.3.6. Penanganan Api dan Ledakan
Tindakan dalam kebakaran dan ledakan di tempat kerja :
1. Hentikan pekerjaan. Matikan semua sumber daya atau bahan bakar.
2. Jangan panik. Ikuti ERT Leader instruction untuk mencapai “ Titik Kumpul/ Muster Point ”.
3. Berkomunikasi dengan otoritas daerah untuk mengaktifkan alarm api / ledakan.
4. Bawa keluar First Aid Kit, software penting / salinan file penting bagi manajemen.
5. Padamkan api menggunakan peralatan APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) yang tersedia saat
api masih kecil, tapi tinggalkan ketika saat api membesar atau tidak terkendali.
6. Inspektur, pengawas, Tim HSE wajib melaporkan kepada Manager terkait atau HSE Manajer
segera mengenai kasus kebakaran atau ledakan secara detail melalui komunikasi dua arah atau
berbicara secara langsung.
7. Pernyataan standar yang dibutuhkan untuk pelaporan adalah sebagai berikut.
Nama orang yang memberikan informasi
Lokasi kebakaran atau ledakan
Luas kebakaran atau ledakan
4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Koordinator TTD