Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT


Nomor Dokumen 001/001/001/2020 Revisi : 0 Disusun Oleh : Disetujui Oleh :
Tanggal Efektif 01 Januari 2020 Hal 1 | 6
Pemilik Proses HSE Department
Saefawana M.W
Pengendali Dokumen HRGA Department HO
Berlaku Untuk All/Semua
Status Kerahasiaan Tidak Rahasia HSE Officer HSE Department Head

1.0 Tujuan

SOP ini bertujuan untuk memastikan rencana tanggap darurat tersedia dan diimplementasikan jika
ada keadaan darurat seperti kebakaran dan ledakan, penyakit dan cedera atau kematian, kerusakan
property selama kegiatan operasional atau proyek di perusahaan.

2.0 Ruang Lingkup


Prosedur ini berlaku untuk semua kegiatan, produk dan jasa PT. Kenda Rubber Indonesia yang dapat
memiliki dampak yang merugikan bagi aset Perusahaan dan Lingkungan sekitar.

3.0 Pemakai ( Bagian )


SOP ini dilaksanakan oleh seluruh departemen PT. Kenda Rubber Indonesia dan Kontraktor yang
bekerja di area kerja PT. Kenda Rubber Indonesia
4.0 Tanggung Jawab
SOP ini harus dilakukan pemeliharaan, pemeriksaan, pengamatan dan perubahan oleh departement
HSE PT. Kenda Rubber Indonesia.
5.0 Dokumen Terkait
-
6.0 Prosedur Kerja
6.1 Type of Emergency / Jenis Keadaan Darurat
1. Moderate / Sedang :
Dalam kasus kecelakaan orang di tempat kerja, First Aider yang terlatih (Manajer, pengawas,
petugas Safety dan First Aider) melakukan pertolongan di lokasi dan mengevakuasi korban ke
klinik dan setelah pengobatan, dapat kembali untuk bekerja.
2. Serious / Serius :
Dalam kasus kecelakaan serius, pengawas, petugas Safety dan First Aider bertanggung jawab
untuk mengevakuasi cedera ke klinik yang tersedia di perusahaan segera atau hubungi klinik dan
meminta dokter atau paramedis yang bertugas untuk datang pada lokasi kejadian . Team leader /
Manajer yang bertanggung jawab, Manajer HSE dan Dokter harus memutuskan apakah cedera
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT


Nomor Dokumen Revisi : 0 Tanggal Efektif ....... Hal 2 | 6

harus dievakuasi ke rumah sakit.


3. Fatality :
Jangan menyentuh atau merubah apa-apa sampai polisi tiba di lokasi kecelakaan. Evakuasi tubuh
segera setelah izin dari polisi ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.
6.2.Tanggung jawab
1.Team Leader / Superintendent / Supervisor :
 Dalam hal kecelakaan, Team leader yang yang bertanggung jawab /superintendent / supervisor
harus menghentikan pekerjaan dan menginformasikan atau hubungi segera Manajer HSE, HSE
pengawas, untuk meminta tim darurat, tim pemadam kebakaran atau dokter / petugas medis untuk
datang ke lokasi segera.
 Melaporkan semua detail kejadian:
 Lokasi kejadian
 Nama
 Rincian singkat kondisi korban
 Deskripsi (kecelakaan, kebakaran, ledakan, dll)
 Berikan petunjuk dan saran dari setiap kondisi secara khusus
 Waktu terjadinya kecelakaan
 Pastikan area kecelakaan, kebakaran atau ledakan terisolasi sehingga dapat diakses untuk
evakuasi.
 Dokter / paramedis / mencoba untuk terus berbicara dengan korban terluka untuk mencegah
kondisi di bawah sadar.
 Kecuali dokter / paramedis atau personil yang terlatih, tidak diperbolehkan untuk menangani
cedera.
2. HSE Team
 Mengumpulkan informasi dari sumber yang kompeten.
 Laporan segera untuk HSE Manager dan manajer konstruksi informasi detail termasuk kondisi
cedera dan tindakan yang telah diambil.
 Pastikan Bantuan Pertolongan Pertama diberikan oleh First Aider atau paramedis yang bertugas
 Pastikan lokasi terisolasi oleh barikade sehingga akan mudah diakses oleh tim pemadam api /
evakuasi.
3. HSE Manajer
 Mengamati dan mengumpulkan informasi dari sumber yang terpercaya
 Menginformasikan tim tanggap darurat atau dokter / tenaga medis di klinik mengenai kecelakaan

2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT


Nomor Dokumen Revisi : 0 Tanggal Efektif ....... Hal 3 | 6

 Menginformasikan kepada manajer proyek, manajer yard umum & fasilitas dan precident direktur
mengenai kondisi cedera dan tindakan yang telah diambil.
4. Manajer Konstruksi
 Berkoordinasi dengan HSE Manager, HSE pengawas atau pengawas bertugas untuk memiliki
akses fasilitasi yang dibutuhkan untuk mengevakuasi personil yang terluka ke rumah sakit.
 Menginformasikan kepada Head Office (HRD Manager, precident Direktur, dll) segera mengenai
situasi dan penanganan cedera, dalam waktu 12 jam.
 Menginformasikan kepada otoritas lokal seperti polisi sehubungan Kecelakaan tersebut.
 Dalam kasus kebakaran ia akan bertindak sebagai komandan di lokasi kejadian dan bersama-sama
dengan HSE Manajer akan memberikan arahan yang diperlukan kepada bawahannya untuk
pemadam kebakaran dan evakuasi.
 Beritahu keluarga dari cedera dan menjelaskan tindakan yang telah diambil.
5. Manajer proyek
 Pastikan bahwa mekanisme penanganan korban dan properti dilakukan dengan cara yang tepat.
6. HRD / Admin
 Mengatur dan menentukan rumah sakit yang ditunjuk.
6.3. EMERGENCY PROCEDURE
 Menghentikan segera semua kegiatan.
 Menginformasikan kepada semua orang bahwa mereka untuk berjalan menuju Muster Point
terdekat dan stand by sampai pemberitahuan lebih lanjut oleh otorisasi / orang yang berwenang.
 Menghitung semua personil di titik Muster Point sesuai daftar yang ada.
 Inspektur dan HSE pengawas akan mengkonfirmasi Manager konstruksi, atau manajer HSE
sebagai rinci mengenai insiden (kebakaran, ledakan, cedera dan penyakit atau
kematian, kerusakan properti dll).
 Evakuasi semua personil di “ Titik Kumpul / Muster Point “ atau daerah aman lainnya segera dan
menunggu instruksi lebih lanjut dari pejabat yang berwenang.
6.3.1. Prosedur Evakuasi Dari Lokasi Kerja ke Klinik perusahaan
Dalam kasus insiden di lokasi kerja, petugas medis yang bertugas di lokasi akan memberikan
pertolongan pertama dan dievakuasi ke klinik perusahaan untuk observasi dokter.
6.3.2. Tindakan yang harus diambil untuk evakuasi
 Petugas medis yang bertugas di lokasi kerja harus dilengkapi dengan First Aid Kit
Bag (Emergency bag), radio komunikasi atau telekomunikasi dan stretcher / tandu yang
dibutuhkan.

3
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT


Nomor Dokumen Revisi : 0 Tanggal Efektif ....... Hal 4 | 6

 Tim darurat membantu petugas medis untuk memberikan pertolongan pertama kepada terluka.
 Petugas medis harus memutuskan apakah korban terluka perlu dievakuasi ke klinik atau tidak
untuk pemeriksaan dokter.
6.3.3. Prosedur Evakuasi dari Klinik perusahaan menuju Rumah Sakit
Dalam kasus insiden di lokasi kerja dan di lanjutkan untuk dievakuasi ke Rumah Sakit.
6.3.4. Tindakan yang harus diambil untuk evakuasi
 Dokter harus memutuskan bahwa cedera akan dievakuasi ke rumah sakit atau tidak.
 Jika ya, dokter harus menginformasikan ke HSE Manager atau ERT Komandan ( Emergency
Response Team ) untuk menyediakan ambulans dari Perusahaan ke Rumah Sakit.
 Dokter perusahaan memberitahu Rumah Sakit bahwa membawa korban cedera dalam perjalanan
ke rumah sakit.
6.3.5. Prosedur Tanggap Darurat Pengujian dan Evaluasi
Untuk memastikan rencana tanggap darurat bekerja dengan baik, ketersediaan Emergency
Devices yang tepat dan latihan Emergency drill rutin dilakukan sesuai jadwal dan ikuti dengan
evaluasi Emergency drill. Dalam setiap Emergency drill dan latihan evakuasi, semua personel
secara aktif berpartisipasi dan juga pada saat yang sama, semua alarm diuji untuk alarm
sosialisasi. Masukan dan koreksi selama latihan evakuasi sangat penting dalam menjaga tim
tanggap darurat yang ditugaskan agar selalu siap dalam keadaan darurat.
6.3.6. Penanganan Api dan Ledakan
Tindakan dalam kebakaran dan ledakan di tempat kerja :
1. Hentikan pekerjaan. Matikan semua sumber daya atau bahan bakar.
2. Jangan panik. Ikuti ERT Leader instruction untuk mencapai “ Titik Kumpul/ Muster Point ”.
3. Berkomunikasi dengan otoritas daerah untuk mengaktifkan alarm api / ledakan.
4. Bawa keluar First Aid Kit, software penting / salinan file penting bagi manajemen.
5. Padamkan api menggunakan peralatan APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) yang tersedia saat
api masih kecil, tapi tinggalkan ketika saat api membesar atau tidak terkendali.
6. Inspektur, pengawas, Tim HSE wajib melaporkan kepada Manager terkait atau HSE Manajer
segera mengenai kasus kebakaran atau ledakan secara detail melalui komunikasi dua arah atau
berbicara secara langsung.
7. Pernyataan standar yang dibutuhkan untuk pelaporan adalah sebagai berikut.
 Nama orang yang memberikan informasi
 Lokasi kebakaran atau ledakan
 Luas kebakaran atau ledakan

4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT


Nomor Dokumen Revisi : 0 Tanggal Efektif ....... Hal 5 | 6

 Saran jika korban terluka atau terjebak


 Tindakan yang diambil ( evakuasi darurat )
 Jika api tidak dapat dikendalikan secara lokal, informasikan kepada perusahaan sekitar
lokasi untuk bantuan pemadam kebakaran lebih lanjut.
Melaksanakan investigasi oleh tim dan menyampaikan laporan kepada perwakilan HSE
dalam 12 jam (laporan pendahuluan).
6.0 Pihak – Pihak Yang Terkait
Pegawai yang bersangkutan :
a. Pegawai yang bersangkutan
b. Security
c. Tim Penanggulangan Keadaan Darurat
d. Kepala Bagian
7.0 Referensi
- Kepmenaker No. : KEP/186/MEN/1999 tentang “ Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Kerja “
- Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 2008 “ Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT


Nomor Dokumen Revisi : 0 Tanggal Efektif ....... Hal 6 | 6

8.0 Struktur Tim Tanggap Darurat (TTD)

Koordinator TTD

Koordinator Tim Tim Pengaman Tim


Tim Evakuasi Tim P3K Pengamanan
Penanggulangan Asset & Dokumen
Area

Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

Anda mungkin juga menyukai