Anda di halaman 1dari 3

Tugas Individu Kimia Masyarakat

Tanggal pelaksanaan : 1 Februari 2019


Nama : Meutia Khansa Akmal
NIM : 10517064

Essay ini berisi tentang sedikit ilmu yang saya dapatkan dalam kuliah tamu pertama mata
kuliah kimia masyarakat. Metode yang digunakan dalam kuliah tamu ini adalah sharing oleh salah satu
alumni program studi Kimia Institut Teknologi Bandung, yaitu Bu Rini Rizki Rahmayani, S.Si,
M.Commun. Tema yang diangkat adalah “Menjadi Pribadi Adaptif di Era Disruptif”. Dalam waktu yang
relative singkat, yaitu pukul 13.30-15.00, saya dan teman-teman peserta lainnya berhasil dibuat
terpukau dengan materi yang disampaikan. Beliau banyak mengisahkan perjalanan hidupnya yang
cukup berbeda dari kebanyakan orang, dan perbedaan inilah yang membuat kisah Bu Rini semakin
menarik.
Di awal perkuliahan Bu Rini menjelaskan secara teoritis tentang hal-hal yang berkaitan dengan
tema. Menurut kbbi, adaptif memiliki makna mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Atau dengan
kata lain, adaptif juga memiliki arti sebagai sebuah perilaku sehat yang sesuai dengan tuntutan situasi
dan bentuk respon yang diberikan. Menurut beliau, setidaknya ada empat aspek yang harus dimiliki
seseorang untuk menjadi pribadi adaptif. Keempat aspek tersebut adalah social maturity, social
competency, adaptive fitting, dan adaptive capacity.

Selain menjadi pribadi yang adaptif, tema perkuliahan ini juga mengangkat bahasan terkait era
disruptif. Untuk menjelaskannya, Bu Rini mengupas sedikit tentang inovasi disruptif. Inovasi disruptif
adalah inovasi yang membantu menciptakan pasar baru, mengganggu atau merusak pasar yang sudah
ada dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu tersebut. Contohnya adalah keberadaan
ojek online ataupun bisnis online yang menjadikan ojek atau bisnis konvensional lainnya yang tidak
memanfaatkan teknologi yang tengah berkembang pesat sekarang ini menjadi semakin lemah. Jika
tidak dilakukan inovasi oleh bidang-bidang yang masih melakukan upaya konvensional, maka seiring
bejalannya waktu sesuatu itu akan mati. Hal ini juga terjadi saat revolusi industry terutama saat mulai
dicptakan kendaraan berupa mobil yang dapat menggantikan kereta kuda.
Oleh karena itu, perlu bekal untuk menghadapi dunia yang semakin tidak ramah kepada
penghuninya. Diperlukan pribadi tangguh yang tidak hanya memiliki kemampuan di bidang keilmuan
yang ditempuhnya selama jenjang pendidikan, namun juga pribadi kompetitif dengan sejuta
kemampuan intrapersonal dan interpersonal. Kemampuan seseorang yang biasa disebut skill terbagi
menjadi dua yaitu softskill dan hardskill. Keduanya sama-sama penting untuk dimiliki sehingga harus
seimbang. Hardskill merupakan ilmu pengetahuan spesifik dan terukur yang dapat dibuktikan dengan
sertifikat, penghargaan, dan prestasi akademik. Sedangkan softskill merupakan kemampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain atau tentang cara seseorang menghadapi hidupnya. Softskill ini
cenderung sulit terukur, abstrak, dan erat kaitannya dengan karakter personal. Dalam memahami
konsep hardskill dan softskill Bu Rini memberikan ilustrasi seorang pengembang perangkat lunak.
Sebagai sarjana Teknik Informatika tentunya orang tersebut memiliki kemampuan untuk membuat
sebuah aplikasi, web, atau perangkat lunak lainnya. Sedangkan softskill yang dimiliki adalah
kemampuan komunikasi dan kerja sama yang baik. Softskill inilah yang menunjang profesi dan
kehidupan seseorang sebagai makhluk social.
“Life is like a box of chocolates you never know what you’re gonna get.” Forrest Gump. Itu
adalah salah satu kata mutiara yang kudapat dari Bu Rini. Ungkapan tersebut bermakna bahwa
terkadang realita itu tidak sesuai harapan. Namun ketidaksesuaian ini bukanlah suatu masalah. Setiap
langkah yang kita ambil adalah pilihan. Dalam hidup seringkali terjadi hal-hal yang tidak dapat
diprediksi. Baik atau buruknya tidak bisa kita tentukan karena hanya Allah yang tahu apa yang terbaik
bagi hambaNya. Bahkan terkadang, hal-hal hebat dalam hidup kita bukanlah sesuatu yang kita
rencanakan atau kita lakukan. Maka nikmatilah setiap kejutan, teruslah menjelajah bumi yang luas ini,
karena ilmu Allah itu terlalu banyak dan terlalu luas untuk tidak kita ambil. Cobalah hal-hal baru dan
perbanyaklah berteman dengan orang-orang baik. Hargai setiap momen dan jadikan ia kenangan
berharga untuk diambil hikmahnya.
Pendidikan tinggi ini bukan semata hanya mendidik kita sebagai seorang dengan kapasitas
keilmuan di atas rata-rata. Namun Pendidikan itu sendiri memiliki tujuan untuk melatih pola pikir yang
baik, yang senantiasa bersemangat untuk mengembangkan diri dan tidak pernah merasa cukup
dengan segala hal yang telah ia dapat. Jika tujuan belajar hanya sebatas untuk mendapat pekerjaan di
kemudian hari, maka sungguh kita telah merugi. Kecuali jika waktu yang ada ini juga digunakan untuk
mengabdi pada negeri, pada masyarakat sekitar, tidak hanya egois pada pencapaian pribadi.
Jangan pernah sedih atas pencapaian hidup kita. Cukuplah berusaha dengan sungguh-sungguh
dan selalu optimis. Sebagai manusia, kita hanya bisa merencanakan karena hanya Allah yang
menentukan. Beradaptasi dengan baik adalah salah satu langkah yang dapat kita ambil untuk menjadi
manusia sukses. Hal yang menghalangi kesuksesan adalah merasa paling pintar, sulit beradaptasi
dengan perubahan, tidak mengelola emosi dengan baik, dan menghindari tantangan. Softskill
terpenting adalah adaptasi, komunikasi, kolaborasi, kepemimpinan, dan problem solving. Banyak
orang cerdas namun tidak dapat mengutarakan ide atau pendapatnya pada orang lain. Hal inilah yang
sering menjadi hambatan mahasiswa ITB terutama.

Anda mungkin juga menyukai