1. Naiknya upah minimum yang tinggi (rata-rata nasional sekitar 20% dan di
beberapa tempat ada yang lebih dari 40%).
2. Perusahaan memang tidak perlu membeli bahan baku utama karena diambil dari
udara. Namun dibutuhkan tenaga listrik dalam jumlah besar. Tidak semua lokasi
di Indonesia memiliki pasokan tenaga listrik dalam jumlah besar yang cukup dan
andal sepanjang waktu. Hal ini menyebabkan pendirian unit kerja baru menjadi
sulit. Di samping itu, naiknya biaya tenaga listrik dan pemakaian jumlah besar
kategori platinum menyebabkan harga produksi naik sangat signifikan.
3. Perusahaan masih mengimpor mesin-mesin untuk investasi di lokasi baru,
peralatan kerja, spare parts dan bahan-bahan pendukung produksi.
Kemerosotan nilai tukar rupiah terhadap U.S. Dollar sebesar lebih dari 20%
sangat membebani perusahaan.
4. Harga jual gas industri yang stagnan dan cenderung turun karena
melimpahnya supply yang tersedia.
• David (2009:158) menyatakan matriks evaluasi faktor eksternal memungkinkan para penyusun
strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis,
lingkungan politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif.
1. Buat daftar faktor-faktor eksternal utama. Masukkan 10-20 faktor termasuk peluang dan
ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar terlebih dahulu peluangnya,
kemudian ancamannya.
2. Beri pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat
penting). Bobot itu mengindikasikan signifikansi relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan
perusahaan. Jumlah semua bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,0.
3. Berilah peringkat antara 1-4 pada setiap faktor eksternal utama untuk menunjukkan seberapa
efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut
4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot.
5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan skor bobot total untuk
organisasi.
• PELUANG (OPPORTUNITY)
ANCAMAN (THREAT)