Pembelajaran Bermakna 3
Desember 2009
Modul Pelatihan
Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency
for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini merupakan tanggung jawab
konsorsium proyek Decentralized Basic Education 3 (DBE3) dan tidak mencerminkan pandangan USAID
atau pemerintah Amerika Serikat.
Daftar Isi
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Unit 2C : Penilaian 73
Kata Pengantar
Decentralized Basic Education 3 (DBE3) Project, yang didanai USAID, bertujuan untuk
mendukung Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama dalam meningkatkan
mutu dan relevansi pendidikan menengah pertama. Untuk mencapai tujuan ini, DBE3 telah
mengembangkan dan melaksanakan program pelatihan guru di enam propinsi yaitu propinsi
Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Unit 1: Telaah Kurikulum. Unit ini mengajak peserta untuk mengkaji Standar Isi, memetakan
standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) serta mengaitkannya dengan suatu
konteks/tema/teks/unit untuk membuat perencanaan pembelajaran jangka menengah (silabus)
yang kontekstual. Kegiatan ini akan berpengaruh positif pada efektivitas pembelajaran.
Pengembangan ide-ide pembelajaran yang beragam untuk mencapai suatu KD adalah bagian
penting dari unit ini.
Unit 2: Unit ini terdiri atas tiga sub unit, yaitu sub Unit 2A: Bagaimana Merancang Lembar
Kerja yang Baik? Unit ini membelajarkan bagaimana merancang LK yang lebih menantang siswa
untuk menganalisis, mengevaluasi, berkreasi, dan memecahkan masalah daripada sekedar mengisi
’titik-titik’ dengan kalimat singkat. Struktur pokok Lembar Kerja pada unit ini terdiri dari
informasi/pernyataan konteks permasalahan dan pertanyaan. Pertanyaan yang digunakan adalah
pertanyaan tingkat tinggi seperti yang dipelajari pada unit 2A-BTL2. Sub Unit 2B: Bagaimana
Memanfaatkan Media dalam Pembelajaran? Fokus unit ini adalah pada bagaimana media
pembelajaran digunakan sebanyak-banyaknya oleh siswa untuk bereksplorasi daripada hanya
oleh guru untuk menjelaskan suatu konsep. Sub Unit 2C: Penilaian. Bagian ini memberi
pemahaman dan keterampilan bagaimana merancang alat penilaian yang lebih objektif dengan
menggunakan rubrik penilaian.
Unit 3: Jurnal Reflektif. Dalam unit ini peserta belajar bagaimana menulis jurnal belajar yang
reflektif yaitu menuliskan pelajaran yang dapat dipetik dalam pembelajaran yang telah dialaminya
dalam pelatihan daripada hanya sekedar menceritakan apa yang telah dilakukannya (deskriptif).
Kemampuan menulis jurnal yang reflektif ini diharapkan dapat digunakan guru dalam menuliskan
jurnal mengajarnya. Jurnal mengajar yang reflektif bermanfaat memberikan masukan bagi guru
untuk memperbaiki proses pengajaran dan pembelajaran di kelas.
Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar. Unit ini memfasilitasi peserta dalam membuat
persiapan mengajar untuk mengimplementasikan aspek-aspek yang telah dilatihkan, seperti
implementasi hasil telaah kurikulum, rancangan lembar kerja, identifikasi media pembelajaran
yang terjangkau dan relevan, rubrik penilaian, dan jurnal refleksi. Termasuk di dalamnya
penerapan hal yang telah dilatihkan pada modul BTL 1 dan BTL 2, seperti pertanyaan yang
mendorong siswa berpikir tingkat tinggi, pemecahan masalah, pengelolaan kelas, dan penciptaan
lingkungan belajar yang mendorong siswa belajar aktif yang diimplementasikan dengan
pendekatan kontekstual. Unit ini mengajak guru untuk sekaligus mengintegrasikan semua hal
yang telah dilatihkan kemudian mempraktikannya dalam konteks pembelajaran yang nyata.
Unit 6: Mendorong Perubahan di Kelas. Guru yang telah mendapat pelatihan memerlukan
dukungan dari orang-orang di sekelilingnya agar mereka lebih berani menerapkan hasil
pelatihannya. Kepala Sekolah dan Pengawas merupakan dua unsur lain kunci pembaharuan di
sekolah, selain guru. Unit ini khusus diperuntukkan bagi Pengawas dan Kepala Sekolah dan
menawarkan bagaimana kiat mendorong, memicu, bahkan memacu perubahan positif di sekolah.
Modul ini menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa dan guru. Metode
pembelajaran interaktif yang digunakan modul ini tidak hanya untuk memotivasi peserta dalam
pelatihan, namun juga untuk menyediakan model berbagai metode yang dapat digunakan oleh
guru di dalam kelas. Suasana pelatihan yang banyak mengaktifkan peserta juga dimaksudkan
memberi pesan bahwa suasana seperti itulah yang diharapkan terjadi di sekolah nanti.
Penyusunan pembelajaran di tiap sesi, modul ini menggunakan kerangka sederhana yang disebut
ICARE. Pendekatan ini meliputi lima unsur kunci dari pengalaman pembelajaran yaitu
Introduction (Kenalkan), Connection (Hubungkan), Application (Terapkan), Reflection
(Refleksi), dan Extension (Kegiatan Lanjutan). Penggunaan kerangka ICARE dimaksudkan untuk
memastikan bahwa para peserta memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan apa yang telah
mereka pelajari. Pendekatan ini adalah pendekatan yang hanya digunakan selama pelatihan.
Pendekatan pengajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas tidak harus menggunakan
pendekatan ini.
Hari 1
Pagi-Siang Check-in
12.00 – 13.00 Makan Siang
13.00 – 14.00 60’ Pembukaan Penjelasan Program Pelatihan
14.00 – 17.00 180’ Unit 1: Telaah Kurikulum
Hari 2
08.00 – 10.00 120’ Unit 2A: Bagaimana Merancang Lembar Kerja yang
Baik?
10.00 – 12.00 120’ Unit 2B: Bagaimana Memanfaatkan Media dalam
Pembelajaran?
12.00 – 13.00 60’ Istirahat Makan Siang
13.00 – 15.00 120’ Unit 2C: Penilaian
15.00 – 16.30 90’ Unit 3: Jurnal Reflektif, termasuk penulisan
Hari 3
Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar
08.00 – 12.15 210’ 1. Diskusi integrasi Unit 3A, 3B & 3C dalam pembelajaran
2. Penyusunan Langkah-Langkah Pembelajaran
12.15 – 13.30 75’ Istirahat Makan Siang
Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar (lanjutan)
13.30 – 16.00 150’ 3. Presentasi Hasil Penyusunan Langkah-Langkah
4. Sumulasi Pembelajaran dan Pendampingan
16.00 – 16.30 30’ Penulisan Jurnal Reflektif
Hari 4
Hari 1
Pagi-Siang Check-in
12.00 – 13.00 Makan Siang
Pembukaan
13.00 – 14.00 60’
Penjelasan Program Pelatihan
14.00 – 17.00 180’ Unit 1: Telaah Kurikulum
Hari 2
08.00 – 10.00 120’ Unit 2A: Bagaimana Merancang Lembar Kerja yang Baik?
Unit 2B: Bagaimana Memanfaatkan Media dalam
10.00 – 12.00 120’
Pembelajaran?
12.00 – 13.00 60’ Istirahat Makan Siang
13.00 – 15.00 120’ Unit 2C: Penilaian
15.00 – 16.30 90’ Unit 3: Jurnal Reflektif, termasuk penulisan
Hari 3
Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar
08.00 – 12.15 210’ 1. Diskusi integrasi Unit 3A, 3B & 3C dalam pembelajaran
2. Penyusunan Langkah-Langkah Pembelajaran
12.15 – 13.30 75’ Istirahat Makan Siang
Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar (lanjutan)
13.30 – 16.00 150’ 3. Presentasi Hasil Penyusunan Langkah-Langkah
4. Sumulasi Pembelajaran dan Pendampingan
16.00 – 16.30 30’ Penulisan Jurnal Reflektif
Hari 4
07.30 – 10.00 150’ Unit 4 (lanjutan) : Praktik Mengajar
10.00 – 11.00 60’ Unit 4 (lanjutan) : Diskusi Praktik Mengajar
12.00 – 13.00 75’ Istirahat Makan Siang
13.00 – 14.30 90’ Unit 5: Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)
14.30 – 15.00 Penutupan
Kegiatan ini harus dilaksanakan dengan penuh, tetapi penjadwalan boleh disesuaikan dengan
keadaan daerah, misal,
• Hari pertama dan kedua dilaksanakan terlebih dahulu, hari ketiga dan keempat beberapa
hari kemudian
• Hari pertama s.d. hari ketiga dilaksanakan pada hari Kamis s.d. hari Sabtu, kemudian hari
keempat (praktik mengajar) pada hari Senin.
• dsb.
Telaah Kurikulum
Unit 1 - Telaah Kurikulum
Unit 1
Telaah Kurikulum
Pendahuluan
Unit ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengkaji secara mendalam Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK dan KD) yang terdapat dalam Standar Isi (SI) melalui
suatu proses yang dikenal dengan ‘Pemetaan Kompetensi’ atau ’Competency Mapping/Scanning’.
Dengan proses ini, para peserta diharapkan memperoleh gambaran menyeluruh tentang
kompetensi-kompetensi yang ada dan ditemukan cara mengorganisasikannya dengan baik.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu peserta menyusun rencana pembelajaran jangka
menengah (silabus) dengan lebih sistematis, lebih efisien, dan lebih kontekstual.
Proses pemetaan kompetensi dimulai dengan mengumpulkan kompetensi-kompetensi yang
memiliki “kesamaan” aspek tertentu. Kesamaan-kesamaan ini selanjutnya dikemas menjadi tema/
konteks/teks/unit. Selanjutnya, konteks/ tema/teks/unit ini dijadikan wadah bagi pengembangan
pembelajaran yang lebih bermakna, dan lebih kontekstual.
Di dalam sesi ini, pengorganisasian SK dan KD akan dilakukan di setiap mata pelajaran sesuai
dengan ciri khasnya masing-masing. Namun demikian, pengorganisasian SK dan KD lintas mata
pelajaran pun tidak tertutup kemungkinan dilakukan.
Tujuan
Pertanyaan Kunci
Petunjuk Umum
Waktu
Waktu yang digunakan untuk menyampaikan sesi ini adalah 180 menit. Rincian alokasi
penggunaan waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini.
ICT
Berikut ini adalah peralatan ICT yang harus disediakan, namun apabila tidak bisa ditemukan di
tempat pelatihan, fasilitator dapat menggantikannya dengan OHP atau kertas flip chart.
• Proyektor LCD
• Komputer desktop atau laptop.
• Layar proyektor LCD
Ringkasan Sesi
*) Bila pemetaan kompetensi dilakukan antar mapel, guru mapel akan saling
memahami, bekerjasama dalam menggunakan sumber belajar, pengalaman
belajar akan lebih kaya, pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Application (120’)
Kegiatan 1 (60’)
(1) Fasilitator membagikan gambar peta kompetensi kepada setiap pasangan atau kelompok
kecil, dan jelaskan tugas yang harus diselesaikan saat ini.
(2) Fasilitator memberikan Handout 1.1. (sesuai dengan mata pelajaran masing-masing),
dan beri kesempatan membaca sejenak, kemudian diskusikan.
(3) Fasilitator meminta peserta memotong dan menempelkan SK, KD berikut tema/konteks/
teks/unit pada kertas plano sehingga dihasilkan suatu peta kompetensi
(4) Fasilitator meminta peserta menempelkan hasil kerjanya di dinding dan informasikan bahwa
hasil kerja ini akan digunakan untuk mengembangkan ide-ide kegiatan pembelajaran.
Kegiatan 2 (60’)
(1) Fasilitator meminta peserta membaca dan cermati contoh Ide kegiatan pembelajaran dalam
handout 1.3 a – e
(2) Fasilitator meminta peserta secara individual dilanjutkan berpasangan untuk
mengembangan ide-ide kegiatan pembelajaran, bukan langkah-langkah pembelajaran, dari satu
konteks/tema/ teks/unit yg terpilih (Handout 1.2.).
(3) Fasilitator meminta setiap kelompok melakukan kunjung karya antar kelompok kecil
(berpasangan) dalam satu mata pelajaran. Masing-masing kelompok wajib menjelaskan hasil
kerjanya pada kelompok yang dikunjungi dan kelompok yang dikunjungi diberi kesempatan
bertanya/ mempertanyakan dan memberi masukan terhadap hasil kerja kelompok lainnnya.
Reflection (10’)
(1) Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
(2) Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menuliskan hasil pembelajaran.
Extension
(1) Fasilitator mendorong semua peserta menindaklanjuti semua kegiatan yang sudah dibuat
dalam unit Telaah Kurikulum di sekolah masing-masing dengan menelaah kompetensi pada
konteks/tema/teks/unit lain pada semester yang sedang berjalan dan semester lainnya.
(2) Fasilitator mendorong peserta untuk mengembangkan ide-ide kegiatan pembelajaran pada
konteks/tema/teks/unit lain untuk memudahkan pembuatan Silabus dan RPP.
Pesan Utama
Pelatihan ini akan lebih bermanfaat apabila peserta menindaklanjutinya dengan pelaksanaan
kegiatan pemetaan kompetensi yang lengkap di semester/tahun yang sedang berjalan dan pada
tingkat/kelas lain di sekolah masing-masing. Untuk memudahkan penyusunan RPP hendaknya
diperbanyak diskusi antar kelompok mata pelajaran untuk mengembangkan ide-ide kegiatan
pembelajaran.
Dasar yang menjadikan KD-KD dapat dijadikan dalam satu konteks pembelajaran
1. Produk KD tertentu dapat menjadi materi kegiatan KD lain
Contoh: Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam, produk KD ini menjadi
materi KD Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik
yang sesuai dengan isi puisi
2. KD tertentu dapat dijadikan sumber belajar bagi KD lain dalam pembelajaran Contoh: KD
Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik yang sesuai
dengan isi puisi menjadi sumber belajar KD Menanggapi cara pembacaan puisi
1. Konteks dalam pelajaran matematika jarang atau tidak harus berangkat dari pemetaan KD,
karena banyak materi matematika yang bersifat hirarkis. Satu materi harus dikuasai terlebih
dahulu sebelum yang lainnya. Karena itu, konteks dalam matematika boleh ditetapkan terlebih
dahulu tanpa menganalisis KD.
2. Akan lebih baik kalau konteks tersebut sesuai dengan konteks/tema yang berlaku di suatu
sekolah. Karena itu, melihat konteks yang telah ditetapkan oleh mata pelajaran lain mungkin
akan lebih baik. Dengan begitu, konteks akan dikaji dari berbagai mata pelajaran, dan
pemahaman anak akan konteks menjadi lebih komprehensif.
3. Setelah konteks ditetapkan, analisis KD-KD yang mungkin dibelajarkan melalui konteks
tersebut. Kemampuan menganalisis konteks sangat menentukan kemampuan
mengelompokkan KD-KD dalam suatu konteks. Catatan: satu KD bisa saja muncul dalam
beberapa konteks
4. KD-KD matematika yang bersifat prosedural, seperti operasi Aljabar, boleh diletakkan terpisah
dari konteks, dan diajarkan secara tersendiri.
a. Tema dapat dibentuk melalui bangun jaringan 2 atau 3 KD dan/atau menentukan tema
terlebih dahulu kemudian mencari KD yang dapat diintegrasikan ke dalamnya.
b. Pilih KD-KD yang terdapat dalam satu semester kemudian berkembang ke KD dalam satu
tahun ajaran
c. Jika tema dapat dibentuk dari jaringan KD lintas tingkat kelas, maka tema disajikan pada
tingkat kelas yang lebih tinggi.
d. Jika tidak semua komponen KD dapat diintegrasikan dalam membangun tema, lepaskan
komponen KD tersebut, tetapi beri catatan pada tema tersebut.
e. Komponen KD yang belum dapat diintegrasikan dalam tema, dicoba untuk dipadukan dengan
komponen sejenis pada KD lain.
f. Jika KD atau komponen KD benar-benar tidak dapat dipadukan dengan KD lain, maka
padukan KD atau komponen KD tersebut dipadukan dengan kerja ilmiah.
a. Tema/konteks dikemas dari beberapa KD yang berasal dari struktur keilmuan geografi,
sejarah, ekonomi, hukum dan politik, sosiologi, dari berbagai masalah sosial yang dirumuskan
dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
c. KD-KD yang jadi satu dalam tema/konteks pembelajaran: harus memperhatikan dimensi
ruang, waktu dan nilai/norma yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara
holistik dan otentik.
d. KD-KD mapel IPS dapat dirangkai dalam satu konteks/tema dari moment/ isu/peristiwa
dan permasalahan yang berkembang Contoh: hari bumi, koperasi, kunjungan wisata. KD-
KD bisa dibelajarkan dengan tema/konteks peristiwa.
e. Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin
atau sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi pariwisata, IPTEK,
dinamika sosial, modernisasi dikaji secara interdisipliner.
f. Hasil tema/konteks dijabarkan dalam beberapa kegiatan pembelajaran, agar siswa memperoleh
pengalaman langsung, sehingga menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksi kesan-kesan hal yang dipelajarinya. Siswa terlatih menemukan sendiri berbagai
konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
Tema/Konteks/Teks/ Tema/Konteks/Teks/
Unit Unit
KD....... KD.......
Kompetensi Dasar yang
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 3
KD....... KD.......
KOMPETENSI IDE-IDE KEGIATAN PEMBELAJARAN LEMBAR KERJA/ MEDIA (diisi pada PENILAIAN
DASAR TUGAS
15
Unit 1 - Telaah Kurikulum
16
Handout Peserta 1.3a
16.1. Menulis kreatif 1. Menulis puisi berdasarkan pengamatan Disediakan foto/gambar Foto/gambar Penilaian produk
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 3
puisi tentang foto/gambar keindahan alam. keindahan alam. keindahan alam dengan kriteria;
keindahan Diskusikan ide yang penggarapan ide dan
dapat dikembangkan pengolahan bahasa.
Mendata area kata yang
berhubungan dengan
foto/gambar
Menyusun &
mengembangkan kata
2. Menulis puisi berdasarkan berita yang menjadi larik puisi.
berkaitan dengan keindahan alam. Menyunting
3. Menulis puisi berdasarkan analisis
beberapa puisi yang bertema keindahan
alam
4. Menulis puisi berdasarkan analisis
beberapa lagu yang bertema keindahan
alam.
.
DASAR (diisi pada unit 1) (diisi pada unit 2a) (diisi pada unit 2b) (diisi pada 2c)
(diisi pada unit 1)
16.1. Menulis kreatif 1. Menulis puisi berdasarkan pengamatan Disediakan foto/gambar Foto/gambar Penilaian produk
puisi tentang foto/gambar keindahan alam. keindahan alam. keindahan alam dengan kriteria;
bangun datar
keindahan Diskusikan ide yang penggarapan ide dan
dapat dikembangkan pengolahan bahasa.
Mendata area kata yang
berhubungan dengan
foto/gambar
Menyusun &
mengembangkan kata
17
Unit 1 - Telaah Kurikulum
18
Handout Peserta 1.3c
8.2. Merespon makna yang • Membuat origami sesuai • Gambar tentang • Ketepatan dalam
terdapat dalam monolog petunjuk. langkah-langkah dalam merespon teks prosedur.
sangat sederhana dengan membuat origami
Gambar • Kejelasan, ketepatan
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 3
Kompetensi Dasar IDE-IDE KEGIATAN PEMBE- LEMBAR KERJA/TUGAS MEDIA (diisi dari PENILAIAN (diisi dari
LAJARAN (diisi dari unit 1) (diisi dari unit 2a) unit 2b) unit 2c)
• KD 1.3: Melakukan • Menentukan massa jenis air • Membandingkan massa jenis • Berbagai air di Asesmen kinerja:
pengukuran .. dalam • Mengukur suhu air berbagai jenis air yang ada sekitar rumah,
kehidupan sehari- disekeliling rumah. gelas ukur,
hari
19
Unit 1 - Telaah Kurikulum
20
Handout Peserta 1.3e
1.1. Mendeskripsikan 1.1. Merancang 1.1 Sediakan berita/artikel dan • Artikel/berita tentang Asesmen kinerja:
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 3
Presentasi Unit 1
Bagaimana Merancang
Lembar Kerja yang Baik?
Unit 2A - Bagaimana Merancang Lembar Kerja yang Baik?
Unit 2A
Bagaimana Merancang
Lembar Kerja yang Baik?
Pendahuluan
Lembar kerja (LK) dimaksudkan untuk memacu dan membantu siswa melakukan kegiatan
belajar dalam rangka menguasai suatu pemahaman, keterampilan, dan/atau sikap. Selain itu,
penggunaan LK dapat membantu mengarahkan pembelajaran sehingga lebih efisien dan efektif.
Beberapa kenyataan menunjukkan LK digunakan hampir di akhir suatu sesi, yaitu setelah guru
menjelaskan suatu konsep/pemahaman, sehingga LK lebih terasa sebagai ‘soal latihan’ atau
bahkan sebagai ‘soal tes’ terhadap konsep yang telah dijelaskan guru. Pada saat siswa memahami
suatu konsep, mereka tetap mengalami pembelajaran yang tidak mengaktifkan mereka; mereka
hanya ‘menyimak’ penjelasan guru. Pertanyaan yang diajukan dalam LK pun sering berupa
pertanyaan yang kurang memacu siswa berpikir tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, atau,
mengkreasi). Lembar kerja yang ada sering meminta siswa hanya mengisi ‘titik-titik’ dengan kata
atau kalimat pendek (walaupun dalam pelajaran Bahasa Inggris, pengisian ‘titik-titik’ dalam LK
untuk beberapa hal masih diperlukan, misal untuk keperluan kosa kata baru).
Lembar kerja/lembar tugas merupakan bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
merupakan sebagian ‘alat’ yang digunakan guru dalam mengajarnya. Oleh karena itu, LK tidak
dimaksudkan untuk mengganti guru. Guru masih memiliki peran, yaitu menjadikan suasana
pembelajaran menjadi interaktif. Selain menggunakan LK, guru masih harus mengajukan
pertanyaan tambahan kepada siswa yang berkemampuan lebih serta menyederhanakan
pertanyaan bagi siswa yang berkemampuan di bawah rata-rata.
Tidak setiap mengajar diperlukan LK dalam bentuk lembaran. Pengertian LK sebaiknya tidak
terpaku pada ‘lembarannya’ melainkan pada isi, yaitu struktur yang ada pada LK tersebut;
sehingga bila tidak memungkinkan untuk memperbanyaknya, ‘isinya’ cukup ditulis di papan tulis.
Bahkan jika singkat, isi LK cukup dikemukakan secara lisan oleh guru.
Di dalam sesi ini, peserta akan diajak untuk menemukan ciri-ciri dari LK yang baik, dan
mengembangkan LK sebagai kelanjutan dari ide kegiatan pembelajaran yang telah dikembangkan
pada unit 1.
Tujuan
Pertanyaan Kunci
Petunjuk Umum
Sesi ini dilaksanakan dalam pleno sampai dengan ‘Connection’ dan kelompok mata pelajaran
mulai ‘Application’.
Waktu
Waktu 120 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan penyampaian unit ini.
ICT
Ringkasan Sesi
Introduction (5 menit)
Penguatan (10’)
(6) Fasilitator menayangkan komponen LK dan ciri-cirinya satu-persatu;
• Pada saat akan menayangkan ciri komponen LK, fasilitator dapat meminta
pendapat peserta terlebih dahulu sebelum menayangkan power point
bagian ciri-ciri masing-masing komponen LK.
(7) Fasilitator menayangkan contoh-contoh LK dari berbagai mata pelajaran (IPA, IPS, MAT, B
IND, B ING).
(8) Fasilitator membagikan handout 2a.2: Komponen Lembar Kerja. Beri waktu untuk mereka
membacanya dengan seksama.
(3) Peserta memilih 1 Kemampuan Dasar (KD) yang ada pada kegiatan di unit 1: Telaah
Kurikulum – Ingat tema yang dipilih apa?;
(4) Peserta merancang LK, yang mengandung komponen, terutama, “Informasi/Konteks
permasalahan” dan “Pertanyaan/Perintah” – seperti yang telah dipelajari, yang dapat
mengembangkan KD yang dipilih (individual atau berpasangan).
(1) Fasilitator meminta peserta untuk memeriksa apakah tujuan dari sesi ini telah tercapai.
(2) Fasilitator meminta peserta untuk mengungkapkan hal-hal yang masih membingungkan.
Extension
Peserta diminta untuk berlatih terus merancang LK untuk Kemampuan Dasar lain pada Standar
Isi.
Pesan Utama
Lembar kerja sebaiknya lebih mendorong siswa untuk berbuat dan berpikir KREATIF,
memproduksi gagasannya yang banyak dengan kata-katanya sendiri, tidak sekedar mengikuti
petunjuk/arahan pada LK.
Rangkaian Persegi
atau atau
Setiap 1 keramik yang tidak bisa dikombinasikan menjadi 4 keramik di atas berharga
Rp50.000
Pak Asari menginginkan biaya serendah mungkin dalam pembuatan ubin tersebut.
Jika Anda dimintai nasihat oleh Pak Asari tentang susunan keramik yang harus dibuat
di kamarnya, bagaimanakah susunan yang akan Anda sarankan?
Jika ongkos merancang ubin tersebut Rp500.000, berapakah uang yang harus
disediakan oleh Pak Asari?
Dua orang, A dan B, memiliki lahan tanah yang berdekatan. Dalam bentuk gambar,
lahan mereka dapat digambarkan seperti berikut:
A
B
Tampak bahwa garis yang membatasi lahan A dan lahan B terdiri dari dua ruas garis.
Mereka menginginkan agar batas mereka hanya terdiri dari 1 ruas garis saja dengan
syarat luas lahan masing-masing tidak ada yang berkurang.
Kalau Anda diminta untuk mengusulkan batas yang dikehendaki, seperti apakah
gambar baru yang akan terjadi? Berikan alasan bahwa luas keduanya memang tetap
tidak berubah!
Sampah
Temukan data/fakta dari gambar di atas dan tulislah sebuah teks berita singkat, padat,
dan jelas!
Bogor Botanical Garden is a national park. It is located in Bogor, West Java. The
British Governor General, Sir Thomas Stamford Rafles in 1928, built it.
Bogor Botanical Garden is a large park where plants are grown. There are a
lot of kinds of plants are planted there. Because of this, many visitors come there to
study about the plants. Among of the plants are the Giant Water Lily and the Raflesia
Arnoldi.
We can also see some animals in Bogor Botanical Garden. Among of them
are monkeys and birds. They like to live there because the area is a shady garden.
There are many big trees there.
The visitors can stroll down the beautiful path. The path looks beautiful
because there are beautiful flowerbeds on the right and left sides. They can also sit
down on the benches there and enjoy the beautiful plants. They usually like to enjoy
the beautiful voice of the birds’ chirping there.
WHAT IS IT?
Sebuah lilin yang menyala diletakkan dalam wadah yang berisi air seperti pada
Gambar 1 di bawah ini. Lilin tersebut kemudian ditutup dengan sebuah gelas kosong
seperti pada Gambar 2.
Gambar 1 Gambar 2
1. Apa yang dapat kamu amati dengan nyala lilin dan air setelah beberapa saat?
Mengapa hal itu terjadi?
2. Apakah peristiwa yang terjadi pada air akan terjadi juga jika lilin tidak dinyalakan?
3. Kalau demikian, apa fungsi nyala lilin?
URBANISASI
Diskusikanlah pertanyaan di atas dengan temanmu dan tulislah hasil diskusimu pada
kertas terpisah.
LK IPS-SMP Kls.VIII/1 (KD 1.2: Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya)
Informasi dapat dilengkapi dengan gambar, teks, tabel, atau benda konkret.
Usahakan jumlah pertanyaan dibatasi paling banyak 3 buah sehingga LK/LT tidak
seperti ‘hutan belantara’ yang menjadi beban baca bagi siswa. Sering kita mengajukan
banyak pertanyaan padahal ada pertanyaan yang sudah terkandung/’implisit’ dalam
pertanyaan lain. Misal, bila sudah ada pertanyaan: “Manakah bangun yang paling
panjang kelilingnya?” tidak perlu lagi ada pertanyaan: “Manakah bangun yang paling
pendek kelilingnya?”
Bila guru memiliki lebih dari 3 pertanyaan bagus, pertanyaan lebih tersebut
hendaknya disimpan dalam pikirannya dan baru diajukan secara lisan kepada siswa
sebagai tambahan bila diperlukan.
Presentasi Unit 2a
Bagaimana Memanfaatkan
Media Dalam Pembelajaran?
Unit 2B - Bagaimana Memanfaatkan Media dalam Pembelajaran?
Unit 2B
Bagaimana Memanfaatkan
Media Dalam Pembelajaran?
Pendahuluan
Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam kelas dapat mengoptimalkan proses
pembelajaran. Bagi guru, media membantu mengkonkritkan konsep atau gagasan dan membantu
memotivasi peserta belajar aktif. Bagi siswa, media dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis
dan berbuat. Dengan demikian media dapat membantu tugas guru dan siswa mencapai
kompetensi dasar yang ditentukan. Akan tetapi, seringkali media pembelajaran hanya
sekadar menjadi alat bantu guru, dan jarang digunakan oleh siswa.
Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru perlu mengetahui kebutuhan
pembelajarannya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa tentang materi yang akan
diajarkan. Terkait dengan itu, media perlu dikembangkan berdasarkan relevansi, kompetensi dasar,
materi dan karakteristik siswa. Guru dapat berperan sebagai kreator yaitu menciptakan dan
memanfaatkan media yang tepat, efisen, dan menyenangkan bagi siswa. Namun dalam pe-
manfaatannya di kelas, perlu ditekankan bahwa siswalah yang seharusnya memanfaat-
kan media pembelajaran tersebut.
Media pembelajaran yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan guru sangat bervariasi.
Beberapa contoh media pembelajaran yang dimaksud adalah: foto, karikatur, poster, koran, bagan,
grafik, peta, benda model, permainan, slide, proyeksi komputer, overhead transparansi, radio,
televisi, lingkungan (fisik, alam, sosial, dan peristiwa). Beberapa media, seperti media sederhana
yang terjangkau, kadang perlu dikembangkan, dimodifikasi, dikombinasikan dengan media lain,
atau dicari alternatif media lainnya yang juga relevan untuk membantu pencapaian tujuan
pembelajaran. Media dari alat dan bahan sederhana seringkali menarik dan menantang karena
dapat merangsang kreativitas guru dalam mengidentifikasi dan siswa dalam menggunakannya.
Media sederhana dan terjangkau sangat disarankan meskipun media-media yang lebih modern
seperti komputer dapat dimanfaatkan jika tersedia.
Tujuan
Setelah mengikuti unit ini, peserta pelatihan diharapkan mampu:
• Mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dengan kompetensi dasar mata pelajaran.
• Memanfaatkan media pembelajaran yang dapat mendorong siswa belajar aktif.
Pertanyaan Kunci
Petunjuk Umum
• Unit ini mulai kegiatan “Connection” sampai “Extension” dilakukan pada kelompok mata
pelajaran.
• Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar.
• Bahan tercetak, alat peraga, bahan praktikum, alat praktikum, lingkungan, dan segala sesuatu
yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat berfungsi sebagai media pembelajaran
bila digunakan dalam pembelajaran.
• Fokus unit ini adalah identifikasi pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran yang
dapat dikembangkan sendiri oleh guru dan siswa, relevan dengan pencapaian KD,
digunakan oleh siswa untuk belajar aktif, dan keberadaannya dapat meningkatkan aktivitas
dan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
• Pemanfaatan media pembelajaran yang bervariasi dapat menghidupkan suasana belajar,
memotivasi dan memudahkan peserta memahami dan membangun konsep-konsep yang
rumit, mempercepat dan memperkaya terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
Waktu
Waktu yang digunakan untuk menyampaikan sesi ini adalah 120 menit. Perincian alokasi
pemanfaatan waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini.
ICT
Berikut ini adalah peralatan ICT yang harus disediakan, namun apabila tidak bisa ditemukan di
tempat pelatihan, fasilitator dapat menggantikannya dengan OHP atau kertas flip chart.
• Proyektor LCD
• Komputer desktop atau laptop.
• Layar proyektor LCD
Ringkasan Sesi
(1) Fasilitator meminta 2 sampai 3 peserta dari mata pelajaran berbeda untuk menyampaikan
pendapatnya atau pengalamannya dalam memanfaatkan media pembelajaran.
(2) Fasilitator menyampaikan latar belakang terkait pemanfaatan media dalam pembelajaran,
yaitu (a) media pembelajaran yang relevan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran, (b)
bagi guru, media membantu mengkonkritkan konsep/gagasan abstrak. dan membantu. Bagi
siswa, media dapat memotivasi peserta untuk belajar aktif dan menjadi jembatan untuk
berpikir kritis dan berbuat. Dengan demikian, media dapat membantu guru dan siswa
mencapai kompetensi dasar yang ditentukan.
(3) Fasilitator meminta peserta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang muncul dalam
pemanfaatan media tersebut dan mengusulkan perbaikan-perbaikannya. Gunakan Handout
Peserta 2b.1. Identifikasi Relevansi Media dalam Pembelajaran Kelebihan dan Kekurangan
dalam Pemanfaatannya, serta Alternatif Perbaikannya
Reflection (5 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk memeriksa apakah tujuan dari sesi ini telah tercapai.
(2) Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menulis hal-hal penting yang
sudah dipelajari dari unit ini.
Extension
Pesan Utama
Pemanfaatan media pembelajaran sangat diperlukan terutama untuk mendorong siswa belajar.
Oleh sebab itu pastikan bahwa media yang dikembangkan atau yang dipilih memberikan
kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk memanfaatkannya sebagai sumber belajar,
dan bukan sekedar alat bantu guru. Banyak dampak positif yang dapat diperoleh, misalnya
tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan lebih mudah, memotivasi peserta, menciptakan iklim
belajar yang kondusif. Media pembelajaran tidak harus media yang mahal dan rumit, tetapi yang
paling utama adalah kecocokan dengan pencapaian KD serta merangsang siswa untuk berpikir
dan berbuat. Apapun media yang dipilih, pastikan aman dari risiko kecelakaan pengguna.
KD Pembelajaran Media yang Kelebihan dan Kekurangan Pemanfaatan Media Alternatif Perbaikan
Pemanfaatan Media Untuk
Bagi siswa Bagi guru
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 3
Keterangan: *) Lihat hasil Unit 1 Telaah Kurikulum dan 2a Lembar Kerja/Tugas. Perbaiki ide kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
55
identifikasi Lembar Kerja/tugas dan Media Pembelajaran yang Relevan dan Terjangkau
Unit 2B - Bagaimana Memanfaatkan Media dalam Pembelajaran?
56
Handout Peserta 2b.3 – (Kegiatan 2)
Media Pembelajaran yang Identifikasi Alternatif Media Aktivitas Pembelajaran yang Mendorong
telah Diidentifikasi Pembelajaran Lainnya Siswa Belajar Aktif yang Memanfaatkan Media
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 3
Keterangan: Tuliskan kembali media pembelajaran yang telah diidentifikasi sebelumnya pada H.O 2b.2, kemudian identifikasi kembali
alternatif media pembelajaran lainnya. Selanjutnya kembangkan aktivitas pembelajaran yang memanfaatkan media
pembelajaran tersebut untuk mendorong siswa belajar aktif.
Kelas/Semester : VII/2
Standar kompetensi : Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis
kreatif naskah drama
Kompetensi Dasar : Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan
kaidah penulisan naskah drama
Media : Model teks drama, gambar seri
Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Motivasi : dialog kebermaknaan menulis naskah drama.
2. Apersepsi: cara menulis kalimat langsung.
Kegiatan Inti
3. Guru dan beberapa siswa membacakan cuplikan teks drama.
4. Guru mengidentifikasi kaidah-kaidah penulisan naskah drama.
5. Guru membimbing siswa menulis naskah drama berdasarkan gambar seri yang dipajang
guru di papan tulis.
6. Guru menyunting naskah drama siswa.
Penutup
7. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberi penguatan.
8. Guru minta siswa menulis naskah drama dengan tema yang lain.
Bidan : “Nama kepanjangannya!” Perempuan itu sekali lagi menghindari pandangan Bu Bidan
Pasien : “Saliyem”
Bidan : Siapa nama suaminya?” (dan sebelum pasien itu memberi jawaban, pembantu
perawat menambahkan) Pembantu
Tanpa mengenali nada ejekan atau sindiran dari bu bidan, perempuan yang berbaring di tempat
pemeriksaan.
Bidan : Mengapa mulutnya begitu rapat? Apa Ibu tahu caranya menulis? Dengan huruf em
dua atau bagaimana?
Pasien : Saya tidak bisa menulis, bu tapi katanya memang pakai huruf em dua
Pasien : Ya, anak-anak sekolah. Orang-orang pandai yang datang ke warung saya, Bu
Catatan :
Berilah judul pada naskah dramamu tersebut.
Refleksi :
apakah kamu puas dengan hasil kerjamu, bila puas berikan naskah dramamu pada guru, jika
belum, kamu boleh meminta waktu kira-kira dua menit lagi untuk menyempurnakan hail
kerjamu.
Kelas/Semester : VII/ 2
Standar kompetensi : Mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional dan monolog
pendek sangat sederhana berbentuk descriptive dan procedure untuk
berinteraksi dengan lingkungan terdekat
Contoh origami
Kelas/Semester : VIII/2
Standar kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapan
nya dalam kehidupan sehari-hari
Media : Botol dari gelas, stirofoam
Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Memotivasi siswa dengan bertanya bagaimana pesawat terbang yang berat bisa terangkat.
Kegiatan Inti
2. Guru mendemonstrasikan percobaan meniup permukaan botol gelas yang ujungnya
terdapat sebutir stirofoam.
3. Guru menunjukkan kepada siswa bahwa stirofoam tidak dapat masuk ke dalam botol
ketika ditiup
4. Guru menjelaskan alasan kenapa stirofoam tidak dapat masuk ke dalam botol ketika ditiup.
Penutup
5. Guru menjelaskan hubungan percoban ini dengan daya angkat pesawat terbang
6. Guru meminta siswa menulis ringkasan hasil pengamatan dan mengulangi demonstrasi guru
di rumah masing-masing.
Kelas/Semester : VII / 2
Standar Kompetensi : Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan ling
kungannya.
Kompetensi Dasar : Menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi
keruangan.
Media : Pemanfaatan peta untuk mendapatkan informasi keruangan.
Langkah-langkah:
Pendahuluan
1. Guru menggali pengertian siswa tentang peta.
Kegiatan inti
2. Guru mengukur jarak Surabaya – Jakarta di atas peta.
3. Guru mengkonversi jarak Surabaya – Jakarta pada peta ke jarak sebenarnya melalui
perhitungan skala peta.
4. Guru menulis jarak sebenarnya Surabaya – Jakarta di papan tulis.
5. Murid menyalin perhitungan jarak yang telah dicontohkan.
Penutup
6. Guru menyimpulkan tentang penggunan peta untuk perhitungan jarak sebenarnya.
PETA INDONESIA
Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Guru menggali pengertian siswa tentang bangun ruang yang bersisi datar.
Kegiatan inti
2. Guru menunjukkan contoh kotak kue dan menjelaskan cara mencari luas permukaan
balok (aktifitas didominasi guru).
3. Guru menggunakan beberapa kotak dengan ukuran berbeda dan menghitung luas
permukaannya.
4. Murid diperintahkan menyebutkan luas permukaan balok yang telah dihitung.
Penutup
2. Guru menyimpulkan cara menghitung luas permukaan balok.
Presentasi Unit 2B
Penilaian
Unit 2C - Penilaian
Unit 2C
Penilaian
Pendahuluan
Sesuai dengan standar isi, pembelajaran harus diarahkan untuk pencapaian kompetensi siswa.
Untuk mengetahui pencapaian kompetensi siswa, guru perlu melakukan penilaian.
Pada umumnya sebagian guru terbiasa menilai kompetensi siswa dengan menggunakan tes tulis.
Padahal sebaik apa pun tes tulis, ia tidak akan pernah mampu menilai seluruh kompetensi siswa
pada suatu mata pelajaran. Oleh sebab itu, penggunaan teknik penilaian selain tes tulis mutlak
perlu dikuasai oleh guru-guru.
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk menentukan kompetensi siswa terhadap mata
pelajaran. Pada tahap awal guru melakukan pengumpulan data, pengumpulan contoh, dan
pencatatan amatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan
untuk mengetahui penguasaan siswa. Selanjutnya guru membuat simpulan, pemaknaan,
pengambilan keputusan berdasarkan data, contoh, dan hasil amatan. Akhirnya guru membuat
laporan yang merupakan pensintesaan, penerjemahan, dan pengkomunikasian hasil penilaian.
Penilaian memiliki beberapa manfaat. Penilaian memberikan umpan balik mengenai kemajuan
belajar siswa. Selain itu, penilaian juga membantu guru untuk membuat keputusan-keputusan
mengenai kebutuhan-kebutuhan siswa, dan perencanaan program pembelajaran selanjutnya.
Oleh sebab itu, penilaian harus menjadi bagian tidak terpisah dari program pembelajaran itu
sendiri.
Sesi ini memperkenalkan berbagai teknik penilian yang sesuai dengan lingkup mata pelajaran.
Peserta akan berlatih mengembangkan dan menggunakan rubrik penyekoran untuk
mengumpulkan dan mencatat informasi tentang kemampuan siswa.
Tujuan
Setelah pelatihan ini peserta akan mampu:
• Mengidentifikasi berbagai lingkup/aspek/komponen kemampuan mata pelajaran.
• Memilih dan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan lingkup/aspek/
Pertanyaan Kunci
(1) Bagaimanakah menentukan teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai?
(2) Bagaimana membuat rubrik penyekoran untuk penilaian?
(3) Bagaimana menggunakan rubrik penyekoran untuk menilai kompetensi siswa?
Petunjuk Umum
Dalam pelaksanaan pelatihan Unit 2C ini peserta dikelompokkan dalam kelompok mapel sejak
dari tahap introduction sampai dengan tahap application.
Waktu
Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 120 menit. Perincian penggunaan waktu untuk sesi
ini dapat dilihat pada ringkasan sesi.
ICT
Penggunaan TIK dalam sesi ini sifatnya pilihan dan tergantung pada peralatan yang tersedia.
Beberapa kemungkinannya adalah:
(1) Proyektor LCD
(2) Laptop untuk presentasi
Ringkasan Sesi
(1) Fasilitator menjelaskan sepintas tentang apa itu penilaian. Penje-lasan yang terdapat di
Pengantar dapat digunakan sebagai bahan tayangan dalam sesi ini.
(2) Fasilitator menyampaikan tujuan sesi ini.
(3) Fasilitator meminta peserta mendiskusikan secara berpasangan pertanyaan “Aspek/lingkup/
komponen kemampuan apa saja yang harus dinilai dalam matapelajaran Anda?”
(4) Fasilitator meminta beberapa pasangan melaporkan hasil diskusi, fasilitator menekankan
bahwa seluruh aspek/lingkup/komponen tersebut tidak mungkin dinilai dengan tes tulis saja.
(4) Fasilitator meminta peserta untuk membandingkan hasil penilaiannya pada langkah (2)
dengan langkah (3). Fasilitator menanyakan: “Cara manakah yang menghasilkan skor lebih
akurat?”
(5) Fasilitator meminta peserta berdiskusi untuk menemukan indikator-indikator dari
kompetensi dasar yang dipilih dari Unit 1, kemudian menuliskannya pada Handout Peserta
2C.5. Lihat catatan fasilitator berikut ini.
Fasilitator menayangkan kembali tujuan kegiatan. Peserta melakukan evaluasi diri dengan
memikirkan seberapa jauh tujuan kegiatan yang telah disebutkan di awal bisa dicapai. Selain itu,
peserta mengevaluasi diri untuk mengenali kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan menemukan
alternatif-alternatif penyelesaiannya.
Extension
Peserta membaca sekali lagi bahan-bahan bacaan tentang pengembangan rubrik penyekoran.
Peserta menggunakan pemahamannya untuk mengembangkan rubrik penyekoran dan
menggunakannya untuk penilaian pada pembelajaran selanjutnya di sekolah masing-masing.
Pesan Utama
Penilaian yang baik dan benar terjadi apabila penilaian itu sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai dan menggunakan teknik penilaian yang tepat. Untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi, tes tulis saja masih belum cukup. Oleh sebab itu, guru harus menggunakan teknik-
teknik penilaian lainnya untuk melengkapi tes tulis.
Dalam kelompok, bacalah dengan cermat perian teknik penilaian berikut ini. Tentu-
kanlah teknik penilaian yang digunakan guru dan kompetensi siswa yang diukur.
Deskripsi 1
Bu Ida, seorang guru bahasa Inggris MTs “Maju Terus”, ingin mengetahui kemampuan
siswanya dalam menceritakan pengalaman liburannya secara lisan. Untuk itu, Bu Ida
memberi waktu selama 5 menit kepada setiap siswanya untuk menceritakan pengalaman
liburnya nya di depan kelas. Dalam melakukan penilaian tersebut Bu Ida mengamati
siswanya dengan menggunakan rubrik penyekoran yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Deskripsi 2
Pak Rahman, seorang guru IPS SMP “Pantang Mundur”, ingin mengetahui pemahaman
siswanya tentang pengembangan wisata daerah. Ia membuat soal tes pilihan ganda dan
para siswa diminta untuk menuliskan jawabannya pada lembar jawaban. Selanjutnya, Pak
Rahman menghitung jawaban benar setiap siswanya dan memberikan nilai pemahaman
siswa sesuai dengan jumlah jawaban benar tersebut.
Deskripsi 3
Pak Priyo, seorang guru IPA SMP “Siap”, ingin mengetahui kemampuan siswanya dalam
menerapkan konsep perubahan energi dengan membuat alat pengubah energi. Pak Priyo
menilai kemampuan tersebut terhadap rencana pembuatan alat, proses selama
pembuatan alat, dan hasil akhir yang berupa alat pengubah energi. Dalam penilaian ini
Pak Priyo menetapkan tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain,
pengumpulan data, analisis data, dan laporan tertulis. Pak Priyo menggunakan alat/
instrumen penilaian berupa skala rentang (rating scale).
Deskripsi 4
Bu Sumi, seorang guru Bahasa Indonesia MTs “Mengejutkan”, ingin mengetahui
kemampuan siswanya dalam menulis cerita pendek yang terdiri atas 4 paragraf. Untuk
itu, siswa ditugasi menulis cerita pendek dalam dua kali pertemuan dan Bu Sumi
menyiapkan rubrik penyekoran untuk menilai hasil karya siswa yang berupa cerita
pendek. Kemudian Bu Sumi menilai kemampuan menulis cerita pendek dengan
menggunakan rubrik penyekoran.
Deskripsi 5
Bu Inrum, seorang guru Bahasa Inggris SMP “Inovasi”, ingin mengetahui sikap siswanya
terhadap materi pelajaran membaca. Untuk itu, Bu Inrum memberi angket kepada setiap
siswanya untuk mengungkapkan perasaannya terhadap materi tersebut. Hasil tersebut
digunakan Bu Inrum untuk mengetahui kecenderungan sikap masing-masing siswa.
Deskripsi 6
Pak Ngari, seorang guru Bahasa Indonesia SMP “Berdikari”, ingin mengetahui kemampuan
mengarang siswanya. Dalam rangka menilai kemampuan mengarang para siswa, pak Ngari
meminta siswa untuk menyimpan semua karangan yang dibuat setiap siswa dalam satu
semester di dalam sebuah map. Pada setiap karangan tersebut, siswa diminta untuk
menuliskan tanggal pembuatannya. Selanjutnya, pak Ngari bersama dengan setiap
muridnya memilih 5 karangan yang menunjukkan perkembangan kemampuan
mengarangnya. Berdasarkan kumpulan karangan tersebut, pada akhir semester, pak Ngari
menilai kemampuan mengarang siswanya.
Deskripsi 7
Pak Nuwu, seorang guru Matematika SMP “Pantang Mundur”, ingin mengetahui
kemampuan siswanya dalam memecahkan masalah berdasarkan dengan memberi
pedoman penilaian kepada mereka. Setiap siswa diminta untuk mengukur kemampuan
masalahnya sendiri. Hasil pengukuran tersebut kemudian diserahkan kepada Pak Nuwu.
Teknik-teknik Penilaian
Untuk mengetahui kompetensi siswa, guru dapat melakukan penilaian dengan beberapa teknik.
Teknik-teknik penilaian yang dimaksud adalah sebagai berikut .
• penilaian kinerja,
• penilaian sikap,
• penilaian tertulis,
• penilaian proyek,
• penilaian produk,
• penggunaan portofolio, dan
• penilaian diri.
Penerapan dari teknik-teknik penilaian tersebut diuraikan di bawah ini.
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kinerja siswa. Penilaian kinerja
dilakukan melalui pengamatan. Kinerja yang dapat diamati seperti: bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, mengoperasi-
kan suatu alat, dan lain-lain. Alat pengamatan yang digunakan dapat berupa Daftar Cek atau
Skala Rentang.
Penilaian Sikap
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif (perasaan), komponen kognitif
(keyakinan), dan komponen konatif (kecenderungan berbuat) . Objek sikap yang perlu dinilai
dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah:
– Sikap terhadap subjek
– Sikap positif terhadap belajar
– Sikap positif terhadap diri
– Sikap terhadap seseorang yang berbeda
Teknik penilaian sikap dapat berupa: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan
pribadi. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan
khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta.
Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Dalam menjawab soal siswa tidak selalu
merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain, seperti
memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
Dalam mengembangkan instrumen penilaian ini, guru perlu mencermati kesesuian antara soal
(materi) dengan indikator pada kurikulum. Selain itu, rumusan soal atau pertanyaan (konstruksi)
harus jelas dan tegas. Rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat (bahasa) yang menimbulkan
penafsiran ganda.
Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas (suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data) yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman dan
pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan tersebut
dalam penyelidikan tertentu, dan kemampuan siswa dalam menginformasikan subyek tertentu
secara jelas
Penilaian cara ini dapat dilakukan terhadap perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, dan
hasil akhir proyek. Dalam penilaian ini guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian menyiap-
kan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga dapat disajikan dalam bentuk
poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek
(checklist) ataupun skala rentang (rating scale)
Penilaian Produk
Penilaian Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk; Penilaian Tahap pembuatan (produk),
meliputi: menilai kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik. Penilaian Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan siswa membuat
produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.
Penilaian Portofolio
Penilaian Diri
Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan
kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam menerapkan penilaian diri ini, guru perlu
melakukan hal-hal berikut.
B. Matematika
Karya Siswa 1 (Matematika)
C. Bahasa Inggris
Karya Siswa 1 (Bahasa Inggris)
D. IPA
Karya Siswa 1 (IPA)
E. IPS
Karya Siswa 1 (IPS)
Rubrik Penilaian
Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
(Kelas VII/I)
Total
Cara menentukan nilai: skor total yang diperoleh dibagi skor total maksimal kali 100%.
B. Rubrik Matematika
Nama Kelompok :
Materi Pelajaran :
Kelas :
Tingkat Kualitas
No Kriteria Skor
4 3 2 1
1 Langkah kegiatan Tidak ada Ada langkah Ada langkah Ada langkah
langkah kegiatan tapi sistematika sistematika
kegiatan tidak kegiatan tapi kegiatan
sistimatis belum yang meng-
dan tidak mengarah ke arah ke
mengarah ke penyelesaian penyelesaian
penyelesaian masalah
2 Proses Penyelesaian Masalah
Sketsa Tidak ada Ada sketsa Ada sketsa Ada sketsa/
sketsa tapi tidak tapi kurang gambar yang
mendukung mendukung mendukung
penyelesaian penyelesaian penyelesaian
masalah masalah masalah
Total
Cara menentukan nilai: skor total yang diperoleh dibagi skor total maksimal kali 100%.
Performance
Rating = 4 Rating = 3 Rating = 2 Rating = 1 Score
Area
Grammar There is almost There are few There are many Almost all
no error in the errors in the use errors in the use sentences contain
use of subject of subject verb of subject verb errors in
verb agreement, agreement, agreement, subject-verb
present tense, present tense, present tense, agreement,
adjective, and adjective, and adjective, and present tense,
noun phrase. noun phrase. noun phrase. and noun phrase.
Mechanics There is almost There are few There are many Almost all
no error in errors in word errors in word sentences contain
word spelling, spelling, spelling, errors in word
punctuation, and punctuation, and punctuation, and spelling,
capitalization. capitalization. capitalization. punctuation, and
capitalization.
Total
Cara menentukan nilai: skor total yang diperoleh dibagi skor total maksimal kali 100%.
D. Rubrik IPA
Tingkat Kualitas
Kriteria Sempurna Baik Cukup Kurang Skor
4 3 2 1
Tujuan Ditulis dengan Ditulis dengan Ditulis kurang Ditulis kurang
rinci, terkait kalimat baku, fokus, kalimat spesifik,
erat dengan terkait dengan tidak baku, kalimat tidak
topik yang topik yang sebagian tidak baku, tidak
ditugaskan ditugaskan terkait dengan terkait dengan
topik yang topik yang
ditugaskan ditugaskan.
Data dan Data ditabulasi Data ditabulasi Data ditabulasi Data tidak
Analisis Data secara logis secara logis sembarangan ditabulasi dan
dan dianalisis dan dianalisis dan dianalisis tidak
dengan tepat dengan tepat. kurang tepat. dianalisis.
dan rinci
Total /20
Cara menentukan nilai: skor total yang diperoleh dibagi skor total maksimal kali 100%.
E. Rubrik IPS
Tingkatan
No Kriteria Skor
4 3 2 1
1. Ketepatan Memilih Memilih kurang Memilih tidak Tidak menentu-
dalam dengan tepat tepat negara tepat negara kan negara maju
memilih negara maju maju (mis. maju (mis. India,
negara maju (Inggris, AS, Korea, Malaysia) Mesir)
Jepang, Swiss)
Cara menentukan nilai: skor total yang diperoleh dibagi skor total maksimal kali 100%.
Identifikasi Indikator
Kurikulum berbasis Kompetensi menuntut siswa mendemonstrasikan apa yang sudah mereka
pelajari dengan berbagai cara. Siswa harus mendemonstrasikan kompetensi atau kemajuan
mereka ke arah kompetensi. Hal ini tidak selalu bisa dilakukan dengan menggunakan tes tulis,
oleh karenanya cara-cara baru untuk melakukan penilaian diperlukan.
Penilaian kinerja terdiri dari 2 bagian, yaitu: satu tugas dan satu set kriteria penyekoran atau
“rubrik.” Tugas itu dapat menghasilkan satu produk, kinerja, atau uraian jawaban dari satu
pertanyaan yang menuntut siswa menerapkan keterampilan berpikir.
Karena penilaian kinerja tidak mempunyai kunci jawaban seperti tes pilihan ganda, penskoran
kinerja dapat menghasilkan penilaian yang subjektif mengenai kualitas dari hasil kerja siswa. Kita
biasa melihat guru yang memeriksa tulisan siswa dan memberikan sekor dengan rentang 0
sampai 10. Tetapi kita tidak mengetahui kriteria yang digunakan untuk memberi sekor. Siswa
tidak mendapat informasi yang berguna tentang mengapa angka tersebut diberikan kepadanya
dan tidak ada umpan balik mengenai bagian mana dari tugas yang telah dikerjakan dengan baik
dan bagian mana yang memerlukan perbaikan.
Contoh berikut ini bukanlah rubrik karena tidak mencantumkan kriteria kinerja.
1 2 3 4
Kurang Cukup Bagus Sempurna
Penilaian dengan menggunakan skala di atas bergantung pada penafsiran guru mengenai istilah-
istilah seperti “cukup” atau “bagus”. Kalau siswa dinilai “cukup”, siswa, orang tuanya, atau guru
lain tidak mempunyai gambaran mengenai apa yang sudah bisa dilakukan oleh siswa tersebut,
dan apa yang belum/tidak bisa dilakukannya.
Rubrik adalah kunci penyekoran yang menggambarkan berbagai tingkat kualitas kemampuan dari
yang sempurna sampai yang kurang untuk menilai satu tugas, keterampilan, proyek, esai, laporan
penelitian, atau kinerja spesifik. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik tentang
kemajuan kerja siswa dan memberikan evaluasi yang rinci mengenai produk akhir.
Tingkatan
Kriteria
4 3 2 1
PLOT: Bagian-bagian Satu dari bagian Kedua bagian Bagian-bagian
”Apa” dan plot kedua- plot dikembang- plot dari plot tidak
“Mengapa” duanya kan penuh, dan digaraptetapi ada yang
dikembangkan yang kurang tidak dikembangkan
penuh. dikembangkan dikembangkan secara penuh.
digarap sedikit. secara penuh.
Apabila guru hanya menekankan pada salah satu konsep, misalnya pengembangan karakter/
tokoh, maka siswa harus mendapatkan minimal skor 3 untuk pengembangan karakter agar
memenuhi standar kelulusan. Sedangkan tujuan melatih siswa untuk menuliskan ketiga
komponen cerita adalah agar siswa mendapatkan pengalaman menulis dan umpan balik untuk
tugas mendatang.
Guru perlu membahas rubrik dengan para siswa sebelum mereka memulai tugas. Rubrik dapat
dipajangkan pada papan pajangan atau dibagikan kepada siswa. Rubrik dapat pula memfokuskan
proses belajar-mengajar melalui penekanan pada konsep-konsep kunci dan standar yang harus
dipenuhi siswa.
Semua rubrik biasanya mempunyai 2 ciri yang sama, yaitu: satu daftar kriteria dan gradasi
atau tingkat pencapaian. Kriteria dipilih untuk memberi pedoman belajar-mengajar. Setiap
katagori di dalam rubrik memuat acuan kinerja dan dijadikan dasar untuk menilai respon siswa.
Kategori-kategori juga memuat definisi-definisi dan contoh-contoh untuk memperjelas makna
dari setiap tingkat. Rubrik adalah pedoman kerja untuk siswa dan guru. Idealnya, rubrik
diberikan kepada siswa sebelum tugas dilakukan agar siswa memahami kriteria yang digunakan
untuk menilai hasil kerja mereka.
Semua rubrik memiliki skala pemeringkatan. Rubrik di atas menggunakan skala pemeringkatan
empat tingkat, skala 1 untuk tingkat kinerja terendah dan skala 4 untuk tingkat kinerja tertinggi.
Tidak ada skala pemeringkatan terbaik untuk sebuah rubrik, tetapi sebaiknya menghindari
rubrik yang memiliki skala pemeringkatan lebih dari 6 tingkatan. Hal ini perlu dihindari karena
skala pemeringkatan lebih dari 6 tingkatan akan mempersulit untuk membedakan dengan jelas
antar tingkat kinerja dan mempersulit untuk mengukur perbedaan antara kriteria kinerja.
Guru menentukan skor akhir dan angka kelulusan untuk tugas kinerja. Sebagai contoh, dalam
rubrik di atas, skor maksimumnya adalah 12. Guru boleh memilih untuk mengkoversikan skor
menjadi persentase untuk nilai akhir.
Sekali rubrik sudah dibuat, rubrik dapat digunakan untuk berbagai kegiatan. Rubrik tersebut
dapat diubah sedikit dan digunakan untuk berbagai kegiatan berikutnya. Sebagai contoh, standar
mutu dalam rubrik karangan fiksi dapat tetap digunakan selama satu tahun ajaran. Hal yang
berubah adalah kompetensi siswa dan strategi pembelajaran guru. Oleh karena itu, guru tidak
perlu membuat rubrik baru untuk setiap kegiatan.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh bila guru menggunakan rubrik, diantaranya:
• Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memberikan focus, penekanan dan
perhatian pada rincian tertentu sebagai model untuk siswa.
• Siswa mempunyai pedoman yang jelas mengenai apa yang diharapkan guru.
• Siswa dapat menggunakan rubrik sebagai alat untuk mengembangkan kemampuannya.
• Guru dapat menggunakan kembali rubrik tersebut untuk berbagai kegiatan berikutnya
yang sejenis.
Tingkatan Kualitas
No Kriteria Skor
4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
Total
Presentasi Unit 2C
UNIT 3
Jurnal Reflektif
Unit 3
Jurnal Reflektif
Pendahuluan
Sarana yang dapat membantu guru melakukan refleksi adalah Jurnal Reflektif. Jurnal Reflektif
merupakan kumpulan catatan perenungan dan analisis guru tentang proses belajar mengajar
sehari-hari di kelas serta rencana tindak lanjut untuk hal-hal yang ditemukan dalam
perenungannya.
Pada waktu diminta berefleksi dan menuliskan hasil refleksinya, banyak guru yang hanya
mendeskripsikan apa yang terjadi dan menilai peristiwa-peristiwa pada kulitnya saja. Dalam unit 1
ini guru akan berlatih berefleksi dan menuliskan hasil refleksi mereka dalam Jurnal Reflektif.
Dengan mempelajari cara refleksi dan mempraktikkannya selama dan sesudah pelatihan,
diharapkan guru dapat meningkatkan kemampuan berefleksi tentang proses dan hasil belajar
mengajar di kelas.
Pertanyaan Kunci
Apakah yang harus ada dalam Jurnal Reflektif guru supaya Jurnal Reflektif tersebut bermanfaat
bagi perbaikan proses belajar mengajar guru?
Petunjuk Umum
Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok mata pelajaran.
1. Buku tulis, satu untuk setiap peserta untuk menuliskan jurnal reflektif mereka
2. Kertas plano
3. Spidol
4. Tayangan
5. handout 2.1 dan 2.2
6. 3 potongan kertas pendek untuk tiap peserta (untuk menulis YA atau TIDAK)
Waktu
ICT
1. Proyektor LCD
2. Laptop atau personal computer untuk presentasi
3. Layar proyektor LCD
4. Fasilitator harus tetap siap dengan persiapan alternatif apabila peralatan yang diharapkan
tidak tersedia.
5. Scanner
6. LCD yang berprojector
Energizer
Ringkasan Sesi
diingat peserta selama mengikuti sesi ini. Tujuan dan pertanyaan kunci membimbing peserta
mengevaluasi diri pada akhir sesi untuk mengetahui apakah mereka telah bisa mencapai
tujuan sesi.
Fasilitator membimbing guru curah pendapat singkat tentang kegiatan-kegiatan yang bisa
membuat mereka berkembang lebih profesional (lihat catatan 2).
3) Fasilitator menyampaikan bahwa pada sesi ini peserta akan belajar melakukan kegiatan yang
bisa dilakukan secara pribadi yang bisa membantu guru menjadi lebih profesional, yaitu
kegiatan refleksi. Kumpulan catatan hasil refleksi bisa disebut sebagai Jurnal Reflektif.
4) Fasilitator bertanya:
• Apa yang dilakukan seorang guru ketika dia melakukan refleksi? Peserta melakukan curah
pendapat. (alternatif jawaban: berpikir, bercermin secara lahir dan batin, mengamati, merenung,
mempertanyakan, menganalisis berbagai kemungkinan, dsb).
Fasilitator menyampaikan bahwa pada dasarnya refleksi berkaitan dengan kegiatan merenung,
memikirkan dengan sungguh-sungguh suatu peristiwa, mengevaluasi kebermanfaatannya , dan
merencanakan tindak lanjut untuk perbaikan.
Reflection (5 menit)
Fasilitator menayangkan tujuan dan pertanyaan kunci sesi ini dan meminta peserta mengevaluasi
diri untuk mengukur seberapa jauh mereka telah mencapai tujuan sesi.
Extension
1. Selama pelatihan, setiap hari di akhir pelatihan peserta menuliskan refleksinya atas proses
belajar yang mereka alami dikaitkan dengan status mereka sebagi guru yang selalu belajar
untuk menjadi lebih baik.
2. Peserta membahas di antara mereka (di MGMP atau secara informal pada jam-jam istirahat
selama pelatihan) kemungkinan penerapan Jurnal Reflektif untuk para siswa dan manfaat
yang bisa dimunculkan dari penerapan itu.
Pesan Utama
Jurnal reflektif dapat menjadi sumber inspirasi untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Pada
dasarnya penulisan jurnal reflektif yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan mutu
proses pembelajaran dan sekaligus profesionalisme mereka .
Siklus Refleksi
1. Deskripsi
Deskripsikan apa yang
terjadi/apa yang anda
lihat/apa yang anda
alami/apa yang anda
lakukan.
6. Rencana ke depan
2. Rasa dan Pikiran
Kalau mengalami/melaku-
Apa yang anda rasakan/
kan lagi, apa yang akan
pikirkan sehubungan
dilakukan?
dengan yang anda alami?
5. Kesimpulan 3. Evaluasi
Apa yang seharusnya Apa yang baik/tidak baik,
dilakukan/sebaiknya bermanfaat/tidak
dilakukan? bermanfaat dari peristiwa/
4. Analisis pengalaman tersebut?
Apa yang anda pahami
dari peristiwa/peng-
alaman itu? Mis: Menga-
pa hanya beberapa anak
yang aktif bekerja dalam
kerja kelompok?
Berikut ini adalah contoh refleksi dari beberapa guru. Manakah dari beberapa contoh berikut
yang reflektif yang memberikan inspirasi bagi yang menulis untuk berkembang menjadi guru/
fasilitator yang lebih baik.
Contoh 1:
Juni 2009
Aku memfasilitasi kegiatan whole school training sesi 1 dengan peserta 60 orang yang terdiri atas 5 kelompok
dari 4 sekolah mitra beserta KS, pengawas, dan ketua MGMP. Peserta sangat antusias dan aktif mengikuti
sesi. Terbukti mereka luar biasa aktif mereaksi yel-yel dan menjawab pertanyaan individual dan kelompok. Tapi
aku belum merasa puas.
Ada beberapa hal yang mestinya bisa dilaksanakan lebih maksimal, yaitu penataan ruang dan pengelolaan
waktu. Aku kurang bisa bergerak leluasa terutama ketika mendampingi peserta dalam berdiskusi karena jarak kursi
yang terlalu dekat. Akibatnya aku tidak bisa betul-betul mengetahui mutu pekerjaan peserta.
Besok pagi aku berharap tempat pelatihan betul bisa pindah ke ruang aula. Besok aku akan ajak teman-teman
menata ruang sedemikian rupa supaya fasilitator bisa bergerak lebih leluasa dan bisa mendampingi peserta
dalam kerja kelompok dengan lebih intensif.
(Catatan refleksi seorang guru yang juga menjadi fasilitator pelatihan)
Contoh 2:
23 Maret 2009
Yang menarik dalam pelajaran ini adalah adanya tukar pendapat dan argumentasi karena peserta saling bisa
berlatih mengungkapkan gagasan/idenya serta berlatih menggunakan argumentasi yang masuk akal kepada peserta
lain. Di samping itu juga ada hal-hal baru yang dapat kita terima.
(Catatan refleksi seorang peserta pelatihan)
Contoh 3:
15 Juni 09
Hari ini saya terapkan Jigsaw. Bagus, anak-anak 4" lumayan aktif. Tapi, beberapa yang lain kurang sekali
partisipasinya dalam diskusi kelompok ahli. Kalau diam saja kan mereka bisa ketinggalan. Setelah saya dekati
ternyata mereka tidak paham bahwa nanti mereka harus menerangkan pada kelompok asalnya sendiri-sendiri dan itu
dinilai. Begitu tahu itu mereka kaget lalu mau ikut berdiskusi dan membaca bab yang didiskusikan. Jadi yang
pasif itu karena tidak mengira akan harus menerangkan pada temannya nanti. Kenapa mereka tidak paham perintah
saya untuk kegiatan jigsaw? Memang agak rumit, tapi saya merasa cukup jelas menerangkan alur kerja jigsaw. Apa
karena perintah saya sampaikan secara lisan saja? Mungkin. Oke, lain kali coba saya bikin saja poster atau
carta alur kerja jigsaw yang bisa saya pakai berulang kali kalau saya menerapkan jigsaw. Akan saya lihat apakah
itu bisa membuat tiap anak aktif. Selain itu sepertinya kalau dalam diskusi kelompok anak-anak harus diberi
beban pribadi. Kalau tidak enak-enakan saja mereka seperti tadi. Jadi dalam diskusi kelompok tetap harus ada
tugas pribadi. Itu berarti saya harus tetapi merancang tugas individu untuk tiap kegiatan kelompok.
(Catatan refleksi seorang guru setelah menggunakan pembelajaran kelompok model jigsaw.)
Contoh 4:
Pelatihan berjalan lancar, meskipun peserta adalah pejabat. Semua kegiatan pelatihan terutama pengisian
hand out dan pemajangan hasil kerja dilaksanakan sesuai dengan skenario pelatihan. Sayang, tidak semua
sekolah mitra dihadiri KSnya. Selain itu handout 5.1. tentang bedah kasus KS tidak jelas. Akibatnya
diskusi tidak langsung fokus. Muter-muter kesana kemari dulu..
(Catatan refleksi guru yang juga seorang pelatih)
Bacaan Tambahan
Jurnal Reflektif adalah semacam buku catatan yang digunakan oleh para siswa untuk
menuangkan pendapat / perasaan mereka tentang proses belajar tentang suatu hal (misalnya:
perumpamaan, berat jenis, past tense, dll).
Contoh:
Minggu ini saya belajar tentang teks deskripsi. Sulit. Saya tidak betul-betul ngerti bagaimana sih
menulis teks deskripsi. Saya tahu kata bu guru pokoknya nulis ciri-ciri binatang. Warnanya, besarnya,
berapa kakinya, dll. Tapi dapat kata-katanya dari mana. Bu guru sudah menerangkan tapi saya tetep
ndak ngerti karena Bu Diah bicara terlalu banyak bhs. Inggrisnya dan cepaaaat sekali. Yang
diterangkan banyak lagi. Bingung ah. Saya akan minta Bu Diah menerangkan lagi dalam bahasa
Indonesia. Saya juga akan minta contoh. Dapat kata-katanya itu dari mana.
Kebiasaan menulis Jurnal Refleksi oleh siswa (biasa disebut sebagai Jurnal Belajar) memiliki
beberapa manfaat. Pertama, dengan adanya tradisi menulis Jurnal Refleksi siswa akan terbiasa
menuangkan pikiran dan perasaannya secara tertulis. Dengan demikian kemampuan menulis
siswa mendapatkan sarana untuk berkembang secara alami.
Kedua, dengan membaca Jurnal Refleksi siswa, gur (wali kelas, guru mapel, dan juga guru BK),
bisa lebih memahami pikiran dan perasaan siswa tentang proses belajar yang diikutinya. Sebagai
pendidik yang baik guru perlu lebih banyak memahami siswanya dengan baik dengan cara
mengamati dan mendengarkan siswa, serta membaca perasaan dan proses berpikir siswa seperti
yang tertuang dalam Jurnal Refleksi siswa. Pengetahuan guru tentang siswa akan membimbing
guru menghasilkan pembelajaran yang lebih tepat sasaran, cocok dengan keadaan riil siswa.
Ketiga, dengan menulis jurnal refleksi, siswa belajar mengevaluasi proses belajar yang sedang dia
alami. Jurnal Refleksi membantu siswa mengidentifikasi apa yang sudah dia ketahui / pahami, apa
yang belum dan seharusnya masih perlu dia ketahui serta merencanakan langkah-langkah untuk
mendapatkan apa yang seharusnya dia ketahui.
Ketika merasa bingung, misalnya, siswa tidak sekedar larut dalam kebingungannya tapi juga
mencoba mencari sebab mengapa dia bingung dan jalan keluar apa yang bisa dia usahakan atau
pertolongan apa yang dia butuhkan dan kemana atau kepada siapa dia bisa meminta tolong.
Ketika membaca refleksi siswa ini guru bisa memberikan bantuan yang tepat.
1. Bagaimana pendapatmu atau perasaanmu tentang proses belajar hari ini (atau, seminggu) ini?
2. Apa saja yang telah kamu pahami? Apa yang telah bisa kamu lakukan dengan baik?
3. Seandainya kamu diminta melakukan lagi, kira-kira bagaimana kamu akan melakukannya?
(pertanyaan diberikan setelah siswa melakukan suatu kinerja tertentu.
4. Hal apa yang masih membingungkan? Kira-kira mengapa kamu masih bingung?
5. Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi kebingungan itu? Bantuan apa yang kamu
perlukan?
Presentasi Unit 3
Persiapan dan
Praktik Mengajar
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
Unit 4
Persiapan dan
Praktik Mengajar
Pendahuluan
Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan
pelatihan. Unit ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mempraktikkan, di kelas nyata,
hal-hal yang dipelajari pada unit-unit sebelumnya. Melalui unit ini, guru diharapkan dapat
mendemonstrasikan perubahan-perubahan dalam pola pembelajaran ke arah yang lebih baik
sekaligus mendapatkan umpan balik yang memadai dari fasilitator dan sesama peserta. Dengan
demikian, kualitas pembelajaran kontekstual dapat ditingkatkan dan dipraktikkan secara
berkelanjutan.
Dalam mempersiapkan pembelajaran kontekstual kali ini, aspek-aspek yang sudah dibahas pada
pelatihan sebelumnya tetap perlu diterapkan. Di samping itu keterampilan menggunakan lembar
kerja, media pembelajaran, dan rubrik penyekoran perlu diintegrasikan, sesuai dengan indikator-
indikator yang dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar (KD) yang dipilih.
Penekanan pembelajaran pada tiap mata pelajaran masih sama dengan pelatihan sebelumnya,
yaitu IPA menekankan aspek kerja ilmiah, IPS menekankan aspek keterampilan informasi,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Matematika menekankan aspek pemecahan
masalah, sedangkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris menekankan aspek komunikasi.
Kegiatan pada unit ini diawali dengan persiapan praktik mengajar yang meliputi penyusunan
langkah-langkah pembelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK), KD dan Indikator yang
dipilih, termasuk pengembangan lembar kerja, media, dan rubrik penyekoran yang sesuai. Se-
lanjutnya, guru melakukan simulasi, memperbaiki langkah-langkah pembelajaran, mengujicobakan
langkah-langkah pembelajaran tersebut pada kelas nyata kemudian menuliskan jurnal refleksi.
Tujuan
Tujuan dari sesi ini adalah memberikan pemahaman dan ketrampilan kepada peserta agar dapat:
• Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan SK, KD dan Indikator yang
dikembangkan.
Pertanyaan Kunci
Petunjuk Umum
• Sesi ini akan berlangsung secara paralel di setiap kelompok mata pelajaran.
• Praktik mengajar di kelas dilaksanakan pada hari berikutnya. Pastikan bahwa sekolah
tempat melakukan praktik mengajar telah dihubungi agar kelas yang diperlukan tersedia
dalam jumlah yang cukup.
• Gunakan alat, bahan dari lingkungan sekitar serta media pembelajaran yang sesuai dan
mudah diperoleh/dibuat. Pastikan bahwa alat/bahan yang digunakan terjangkau.
Sumber-sumber berikut ini harus dipersiapkan dengan baik oleh fasilitator agar proses
pelatihan dapat berjalan dengan lancar.
• Standard isi sesuai semester yang berlangsung.
• Alat dan bahan sesuai mata pelajaran
• Kertas flipchart, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting.
Waktu
Sesi ini membutuhkan waktu 615 menit yang terbagi atas dua hari. Perincian alokasi waktu
dapat dilihat pada setiap tahapan penyampaian sesi ini.
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
• Proyektor LCD
• Laptop atau desktop untuk presentasi
• Layar proyektor LCD
Jika alat/bahan yang disarankan di atas tidak tersedia, fasilitator dapat menyiapkan presentasi
dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart.
Ringkasan Unit 5
(1) Fasilitator mengangkat isu yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran antara
lain: (a) Pemahaman dan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran kon-
tekstual dan pelaksanaannya. (b) Pengalaman-pengalaman yang terkait dengan persiapan
dan praktik pembelajaran pada kegiatan pelatihan sebelumnya, (c) pentingya lembar kerja,
media, dan penilaian rubrik dalam pembelajaran.
(2) Fasilitator menyampaikan pertanyaan kunci, tujuan dan hasil belajar dan diskusikan secara
singkat bagaimana mencapai tujuan serta hasil belajar tersebut.
(3) Fasilitator menyampaikan beberapa hal utama yang terdapat dalam pendahuluan dari sesi
ini.
1 Aspek yang dibahas pada unit 2 dan 3 pada paket sebelumnya serta unit 2a,
2b dan 2c pada paket ini akan diterapkan dalam penyusunan langkah pem-
belajaran. Di samping itu perlu disampaikan kembali penekanan yang dipilih
untuk setiap mapel, yaitu:
(1) Fasilitator meminta peserta untuk melakukan Kaji ulang terhadap Handout 1.2. Ide-ide
Kegiatan Pembelajaran dan perbaiki sesuai hasil kajian.
(2) Fasiliator mendorong peserta untuk memastikan bahwa isian pada kolom lembar kerja/
tugas, media, dan penilaian pada Handout 1.2 telah selaras dan saling terkait.
(3) Fasilitator meminta peserta untuk menggunakan pengalaman ini dalam mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada kegiatan selanjutnya.
2 • Meintegrasikan semua aspek yang dibahas pada paket dan unit sebelumnya
dalam satu rencana pembelajaran dan satu pertemuan memang tidak selalu
mudah. Jika tidak memungkinkan, jangan memaksakan semua aspek muncul
dalam satu rencana pembelajaran yang disampaikan dalam satu kali tatap
muka.
• Mata pelajaran dan topik tertentu memerlukan alat/bahan untuk uji coba
selama proses pengembangan langkah pembelajaran dan simulasi. Hindari
alat/bahan yang sulit ditemukan di sekitar tempat pelatihan dan mahal. Alat/
bahan sederhana atau terjangkau sangat disarankan.
untuk menyampaikan hal-hal yang ia rasakan perlu, kemudian dilanjutkan dengan komentar
pengamat berdasarkan Handout Peserta 4.1.
(3) Di akhir diskusi tiap RPP, fasilitator memberikan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnan langkah-langkah pembelajaran. Pastikan RPP tersebut layak dicobakan pada
kelas nyata.
Guru, kepala sekolah dan pengawas sedapat mungkin dilibatkan dalam praktik
mengajar sebagai bagian dari team ketika mereka memilih kelas yang akan
dijadikan fokus pengamatan. Keterlibatan ini tidak dimaksudkan mengambil alih
sebagian atau seluruh tugas team yang diskenariokan ketika menyusun RPP.
Langkah ini dilakukan agar guru kelas tidak merasa ditandingi oleh guru praktik.
Dengan demikian guru praktik dapat lebih terbuka dalam menerima dan
mengkritik secara positif praktik pembelajaran.
Setelah pembelajaran selesai, guru, kepala sekolah dan pengawas berkumpul
dengan peserta pelatihan yang telah melakukan praktik mengajar untuk
mendiskusikan apa yang telah mereka amati dan memberi saran perbaikan.
Ketika berdiskusi, jangan lupa berpatokan pada Handout Peserta 4.2.
Kegiatan 4: Penulisan jurnal refleksi dan diskusi tentang hasil kegiatan praktik
mengajar (45 menit)
(1) Fasilitator mendorong setiap peserta yang melakukan praktik untuk menuliskan jurnal
reflektif secara individual (bukan team).
(2) Fasilitator juga meminta peserta yang melakukan praktik untuk menilai karya siswa yang
dibawa menggunakan rubrik penyekoran yang telah dikembangkan.
(3) Fasilitator bersama dengan para peserta pelatihan, dalam kelompok mapel, berkumpul
bersama guru dan kepala sekolah di suatu ruangan yang disediakan sekolah.
(4) Fasilitator meminta peserta pelatihan memajangkan RPP, beberapa hasil karya siswa, dan
rubrik pensekoran yang digunakan.
(5) Fasilitator mendorong guru kelas dan kepala sekolah mencermati dan mengomentari
pajangan secara tertulis, pada kertas kecil, dan tempelkan kertas tersebut di sekitar
pajangan.
(6) Fasilitator mendorong peserta yang melakukan praktik mengemukakan perasaan tentang
apa yang telah dicapai dan apa yang belum serta bagaimana memperbaikinya.
(7) Fasilitator mempersilahkan pengamat memberi komentar berdasarkan Handout Peserta 4.2
dan mengemukakan fakta-fakta dan menyampaikan saran konkret yang membangun.
(1) Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah mereka sudah mampu menjawab pertanyaan
kunci dan sudah mencapai tujuan yang diharapkan pada sesi ini.
(2) Fasiliator menanyakan kepada peserta apa yang perlu mereka perhatikan jika pembelajaran
kontekstual diterapkan dalam pembelajaran mereka sehari-hari.
(3) Fasilitator memberikan penguatan kepada peserta agar mereka termotivasi untuk
mengembangkan dan menerapkan pembelajaran kontekstual ini di kelasnya.
Extension
RPP yang telah dikembangkan dan dipraktikkan oleh kelompok lain sangat bemanfaat. Oleh
sebab itu, peserta dapat saling menukar rencana pembelajaran tersebut dan memperbaikinya
sesuai dengan keadaan sekolah atau kelas sehingga dapat digunakan secara lebih efektif di
kelasnya masing-masing.
Pesan Utama
Untuk mewujudkan pembelajaran kontekstual, guru tidak hanya berhenti pada pembuatan
langkah-langkah pembelajaran selama pelatihan. Langkah-langkah pembelajaran harus dapat
dikembangkan sendiri untuk rencana pembelajaran yang lain. Rencana pembelajaran kontekstual
yang baik harus dapat diimplementasikan di kelas nyata dan memiliki fleksibilitas dalam
melakukan penyesuaian dengan kondisi kelas dan alat/bahan yang tersedia di lingkungan sekolah.
Akhirnya rancangan pembelajaran kontekstual harus dapat melatih siswa meningkatkan
kecakapan hidup.
Catatan khusus:
Presentasi Unit 4
Membuat Rencana
Tindak Lanjut (RTL)
Unit 5 - Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Unit 5
Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Pendahuluan
Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak secara berkesinambungan.
Peran kepala sekolah, guru, dan pengawas sangat penting, karena mereka inilah yang akan
berperan secara langsung dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di wilayah yang menjadi
tanggung-jawab mereka.
Agar hasil pelatihan ini dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap peningkatan mutu
pendidikan, maka perlu diadakan usaha-usaha nyata pasca pelatihan yang dituangkan dalam
Rencana Tindak Lanjut (RTL). Dengan kata lain, RTL merupakan bentuk komitmen dari para
stakeholder untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam RTL tersebut.
Pelatihan putaran ketiga ini mempunyai materi yang berbeda dengan pelatihan pada putaran
yang kedua. Pola pembuatan RTL juga berbeda dengan pola pembuatan RTL pada periode
sebelumnya. Pelatihan yang baru saja diselenggarakan harus ditindaklanjuti dengan kegiatan-
kegiatan yang kongkret yang merupakan cerminan komitmen dari pengawas sekolah (PS), kepala
sekolah (KS), dan guru.
Namun demikian, PS, KS, dan Guru dalam melaksanakan kegiatan yang tertuang dalam RTL
sering dihadapkan pada berbagai kendala baik kendala yang bersifat akademis maupun kendala
non akademis. Oleh karena itu, DBE3 menyedikan fasilitator yang akan memberikan
pendampingan kepada mereka. MGMP sebagai organisasi guru dalam meningkatkan
profesionalisme juga akan mendapatkan pendampingan secukupnya agar organisasi bisa
memberikan kontribusi yang lebih besar. Mengingat kondisi MGMP di setiap wilayah juga
berbeda-beda, maka fasilitator akan memberikan pendampingan sesuai dengan kebutuhan
mereka.
Pada kesempatan ini semua peserta dari masing-masing sekolah baik guru maupun kepala
sekolah diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam pembuatan RTL. Perlu diingatkan bahwa
hasil implementasi RTL yang berupa tagihan-tagihan akan dipamerkan dalam acara “Lokakarya
dan Pameran” di tingkat kabupaten/kota masing-masing.
Tujuan
Unit ini membantu sekolah dalam mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
guru, pengawas, dan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah maupun di
organisasi MGMP. Secara khusus, setelah unit ini selesai diharapkan peserta mampu untuk:
• Berbagi pengalaman tentang implementasi RTL pada periode sebelumnya.
• Membuat rencana kegiatan guru di tingkat MGMP.
• Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan oleh stakeholder agar
sekolah dapat mempersiapkan tagihan-tagian tepat pada waktunya.
Pertanyaan Kunci
• Bagaimana pelaksanaan RTL pada periode sebelumnya dan apa saja kendala yang dihadapi
sekaligus bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?
• Apa saja kegiatan yang harus dilakukan MGMP untuk mendiseminasikan hasil-hasil
pelatihan ke sekolah-sekolah non-mitra yang ada di wialayah mereka masing-masing?
• Apa saja yang harus dilakukan oleh PS, KS, Fasilitator Daerah, dan guru agar bisa
menyiapkan tagihan tepat pada waktunya?
Petunjuk Umum
• Fasilitator memahami alur atau skenario kegiatan dari unit ini yang dimulai dari berbagi
pengalaman pelaksanaan RTL periode sebelumnya, diikuti dengan identifikasi kegiatan-
kegiatan MGMP untuk diseminasi hasil pelatihan, dan akhirnya mengidentifikasi peran-
peran stakeholder untuk membantu sekolah dalam menyiapkan tagihan-tagihan.
• Sebaiknya fasilitator memahami terlebih dahulu peran kepala sekolah sebagai pemimpin
akademis dan pengawas sebagai partner kerja para guru dalam rangka peningkatan proses
pembelajaran.
Waktu
Unit ini membutuhkan waktu 90 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap
tahapan penyampaian unit ini. Penyempurnaan RTL dilakukan di sekolah masing-masing dan
menjadi tagihan Fasilitator Daerah dan Distrik Koordinator masing-masing.
ICT
Penyajian unit ini membutuhkah beberapa peralatan ICT yaitu Laptop atau Desktop, proyektor
LCD, dan Layar LCD. Namun demikian, fasilitator harap menyiapkan penyajian dengan
menggunakan OHP atau flipchart.
Ringkasan Sesi
Introduction (5 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan informasi dari pendahuluan unit ini. Poin-poin informasi tersebut
berada di catatan untuk fasilitator nomor 1.
(2) Fasilitator menyampaikan tujuan dan pertanyaan kunci dari unit ini.
(3) Fasilitator menjelaskan bahwa peserta diharapkan menyusun RTL yang realistis yang sesuai
keadaan sekolah maupun MGMP. Agar RTL nya lebih lengkap datanya, maka satu minggu
setelah pelatihan Fasilitator Daerah dan Distrik Koordinator mendatangi sekolah dan
MGMP untuk menagih RTL yang dibuat rangkap 3 (tiga) untuk Dinas Pendidikan, DC dan
sekolah/ MGMP sebagai pertinggal/arsip.
(4) Fasilitator menjelaskan bahwa waktu pelaksanaan RTL kurang lebih enam minggu setelah
pelatihan.
(3) Fasilitator membagikan Handout Peserta 5.1: Laporan Implementasi RTL Periode
Sebelumnya dan diharapkan untuk dikerjakan di Handout.
(4) Fasilitator memberikan kesempatan kepada beberapa kelompok sekolah untuk
menyampaikan hasil implementasi RTL pelatihan periode sebelumnya.
(5) Fasilitator memberikan penguatan bahwa kegiatan pelatihan ini juga akan membuat RTL
yang memerlukan beberapa tagihan yang akan dipamerkan pada acara Lokakarya dan
Pameran di tingkat Kabupaten/Kota.
• Kegiatan ini pada ToT Nasional dan Provinsi hanya dilakukan untuk simulasi
cara menyajikan unit ini, tetapi pada pelatihan di tingkat kabupaten/kota
peserta diharapkan benar-benar membuat RTL yang sesungguhnya.
2 • Kelompok MGMP pada pelatihan tingkat kabupaten/kota diharapkan bisa
membuat perencanaan diseminasi hasil-hasil pelatihan pada sekolah-sekolah
non-mitra yang ada di kabupaten tersebut. Pengurus MGMP yang dimak-
sud di sini adalah MGMP yang berada di bawah Departemen Pendidikan
maupun MGMP di bawah Departemen Agama.
(2) Fasilitator membagikan dan menjelaskan Handout Peserta 5.2: Rencana Kegiatan MGMP
(3) Fasilitator meminta pengurus MGMP dan guru mata pelajaran (anggota MGMP) membuat
rencana kegiatan MGMP selama kurang lebih enam minggu untuk menindaklanjuti
pelatihan ini. Diaharapkan pengurus MGMP memimpin diskusi ini.
(4) Fasilitator selalu berkeliling ke setiap kelompok untuk memberikan fasilitasi yang diperlu-
kan oleh peserta.
(5) Fasilitator meminta agar Rencana kegiatan MGMP yang telah disepakati harap diserahkan
kepada Fasilitator Daerah (Fasda) atau District Coordinator.
Reflection ( 5 menit)
(1) Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
(2) Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menuliskan kegiatan-kegiatan apa
saja yang harus dilakukan oleh peserta dalam implementasi RTL.
Extension
(1) Peserta menindaklanjuti semua kegiatan yang sudah dibuat dalam Rencana Kegiatan MGMP
mapun RTL sekolah masing-masing.
(2) Semua stakeholder terus melakukan monitoring dan mengevaluasi terhadap implementasi
kegiatan di MGMP maupun di sekolah.
Pesan Utama
Setelah peserta selesai mengikuti pelatihan, mereka diharapkan dapat membuat RTL yang
tujuannya adalah menindaklanjuti hasil-hasil pelatihan. Tidak lanjut tersebut dilakukan di MGMP
dan sekolah. Dalam melakukan implementasi kegiatan, sekolah akan dibantu oleh beberapa
stakeholder agar sekolah dapat menyiapkan tagihan-tagihan yang telah disepakati.
8
7
6
5
Minggu
4
3
Handout Peserta 5.2
2
1
Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1 Pengawas Sekolah
2 Kepala Sekolah
3 Fasilitator Daerah
4 Guru
Presentasi Unit 5
Mendorong
Perubahan di Kelas
Unit 6 - Mendorong Perubahan di Kelas
Unit 6
Mendorong Perubahan di Kelas
Pendahuluan
Dalam banyak kesempatan, ide-ide perubahan pembelajaran telah dikenalkan. Akan tetapi, ide
tersebut seakan-akan hanya menjadi milik peserta pelatihan dan tidak diterapkan di dalam kelas.
Uang, tenaga, dan waktu yang tak ternilai harganya hanya disia-siakan saja. Pembelajaran tetap
tidak tersentuh perubahan, dan berjalan seperti biasanya (business as usual).
Di negeri seberang, ada seorang Kepala Sekolah yang mengembangkan program “Make New
Mistakes”. Dengan kesadaran bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dia mendorong guru-
gurunya melakukan sesuatu yang baru dan melakukan kesalahan. Dia mengungkapkan kata-kata
berikut: “Saya tidak ingin melihat pelajaran yang sempurna. Saya hanya ingin melihat Anda
melakukan sesuatu yang baru dan mengalami kesalahan. Tidak perlu takut dengan kesalahan itu. Yang
peling penting adalah apa yang bisa kita petik dari melakukan sesuatu yang baru tersebut”.
Akibatnya, sungguh luar biasa. Guru-guru di sekolah itu, termotivasi melakukan hal-hal baru
sehingga inovasi pembelajaran seakan berlangsung tiada henti. Sekolah yang dahulunya berstatus
“under achiever” berubah menjadi sekolah yang maju.
Di negeri sendiri, seorang Kepala Sekolah mengembangkan berbagai program antara lain: Who
Am I, Kolaborasi Atas Bawah, Fleksidi, dll. Tujuannya hanya satu, yaitu tumbuhnya kesejawatan
yang mendorong terjadinya perubahan dalam pembelajaran di sekolah. Hasilnya juga sungguh
menakjubkan. Proses belajar mengajar berubah dari biasanya. Pembelajaran menjadi bermutu.
Sekolah yang semula “tidak terdengar” berubah menjadi sekolah rujukan.
Karena itu, pada sesi ini, para kepala sekolah, pengawas, dan para pemimpin lainnya di sekolah,
perlu memiliki kiat-kiat kepemimpinan yang mampu mendorong terjadinya perubahan proses
belajar mengajar di kelas. Untuk itu, di dalam sesi ini, para peserta diharapkan menggali berbagai
ide yang mampu mendorong terjadinya perubahan dalam proses belajar mengajar di kelas.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu mendorong terjadinya perubahan. Secara
khusus, peserta pelatihan diharapkan mampu:
• Mengidentifikasi ucapan, tingkah laku, atau program yang mendorong perubahan proses
pembelajaran di kelas
• Menyusun program yang bisa mendorong terjadinya perubahan pembelajaran di kelas.
Pertanyaan Kunci
Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegiatan ini antara lain:
• Ucapan dan tingkah laku yang bagaimana yang harus ditampilkan Kepala Sekolah/ Kepala
Madrasah (Fasilitator, Pengawas, Pimpinan Dinas Pendidikan/Departemen Agama) kepada
para guru agar guru mau melakukan perubahan secara konsisten
• Tradisi apa yang harus diadakan di sekolah/madrasah agar Kepala Sekolah/Kepala Madrasah,
Fasilitator, Pengawas, Pimpinan Dinas Pendidikan/Departemen Agama mampu menampilkan
ucapan/tindakan yang mendorong perubahan.
Petunjuk Umum
Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan baik, berikut disampaikan beberapa petunjuk umum.
• Hendaknya dicari nara sumber (Kepala Sekolah) yang memang sudah terbukti mendorong
terjadinya perubahan di sekolahnya.
• Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk aktif menyimak pengalaman para
pemimpin (nara sumber) yang telah mampu mendorong perubahan di kelas dan
menemukan aspek positif yang memotivasi perubahan.
• Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk mengeluarkan pendapatnya secara
objektif sehingga menghasilkan pemikiran yang tepat sasaran.
• Handout Peserta 6.1: Identifikasi Hal Positif dari Program “...........” yang Mendorong
Perubahan Pembelajaran di Kelas
Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 90 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat
pada setiap tahapan penyampaian sesi ini.
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
• Proyektor LCD
• Laptop atau personal computer untuk presentasi
• Layar proyektor LCD
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia.
Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan
kertas flipchart.
Ringkasan Sesi
(1) Fasilitator menyampaikan isyu-isyu yang terkait dengan tradisi pelatihan dan pasca
pelatihan (perubahan seringkali berhenti hanya sampai di tempat pelatihan saja, tidak
sampai ke kelas. Murid tidak tersentuh oleh perubahan)
(2) Fasilitator menyampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini
(1) Fasilitator memandu nara sumber menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil dan
terbukti berhasil mengakibatkan terjadinya perubahan di sekolah. Masing-masing propinsi
diharapkan menyediakan dua atau tiga orang nara sumber.
Application ( 60 menit)
(1) Identifikasi Hal-Hal Positif dari Presentasi Nara Sumber (15 menit).
Fasilitator mendorong peserta berdiskusi untuk mengidentifikasi hal-hal positif yang
disajikan oleh nara sumber dalam mendorong gurunya melakukan perubahan dalam
pembelajaran (gunakan HANDOUT 5.1)
(3) Diskusi Kelompok Merumuskan Program Untuk Mendorong Perubahan. (20 menit)
Fasilitator meminta kelompok peserta berdiskusi untuk merumuskan program dalam
rangka mendorong terjadinya perubahan pembelajaran di kelas. (gunakan HANDOUT 5.3)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk mengidentifikasi temuan penting dari kegiatan belajar ini,
memikirkan kembali mengapa hal itu tidak ditemukan sebelumnya, dan menuliskannya di
kertas refleksi
(2) Fasilitator meminta peserta untuk melakukan evaluasi “Apakah Tujuan Belajar di sesi ini
tercapai?” dan memberikan alasan mengapa hal itu bisa terjadi.
Extension
Fasilitator mendorong peserta untuk membaca Bahan Bacaan tentang program-program yang
dikembangkan oleh Kepala Sekolah untuk mendorong perubahan pembelajaran di kelas di
internet atau di tempat lain.
Pesan Utama
Perubahan tidak boleh berhenti hanya di level pelatihan saja. Hal yang paling penting adalah
“Terjadinya Perubahan Pembelajaran di Kelas”. Siswa harus mengalami perubahan pembelajaran
yang signifikan. Pimpinan harus sigap dengan itu dan mampu mengembangkan program yang
mendorong guru melakukan perubahan. Kata-kata, tingkah laku, dan program yang tepat
merupakan pemicu utama terjadinya perubahan pembelajaran di kelas.
Handout 6.2.
Kepala Sekolah merupakan kunci keberhasilan usaha-usaha sekolah. Kepala Sekolah merupakan
penentu bagi terciptanya iklim sekolah yang lebih kondusif untuk meningkatnya mutu
pendidikan. Kepala Sekolah tidak hanya dituntut mahir mengelola sarana, prasarana, tetapi juga
harus memiliki kiat-kiat menarik yang mendorong guru-gurunya mau secara ikhlas dan penuh
percaya diri meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya. Karena itu, kiat-kiat yang dilakukan
oleh seorang Kepala Sekolah di Kabupaten Probolinggo berikut layak untuk dijadikan pelajaran
bagi kita bersama.
• Supervisi Klinis
Kegiatan ini dilakukan dengan cara Kepala Sekolah melakukan supervisi atau pengamatan
terhadap guru-guru/kelas maupun terhadap aktivitas sekolah secara keseluruhan. Hasil
temuan baik positif maupun negatif dibahas di dalam pertemuan/rapat dewan guru. Jika di
dalam pertemuan/rapat tersebut masalah tidak dapat di atasi maka kepala sekolah segera
mengambil inisiatif untuk mencari bantuan pemecahan ke luar sekolah.
Misalnya guru kelas 1 sulit untuk membuat pembelajaran tematik. Dalam pertemuan/rapat
dewan guru tidak ada yang bisa memberi contoh. Satu-satunya jalan yaitu mendatangkan
fasilitator atau nara sumber kelas awal. Tetapi setelah rencana akan mendatangkan fasilitator
kelas awal sekolah tidak memiliki dana untuk mengadakan pelatihan tersebut, maka jalan
keluarnya adalah mengadakan kerja sama dengan beberapa sekolah untuk mendatangkan
fasilitator tersebut. Masalah pendanaan sudah barang tentu di pikul bersama-sama.
• Curhat Nonformal
Curhat nonformal adalah mencurahkan isi hati atau uneg-uneg yang dilakukan secara
nonformal. Waktu dan tempat sudah barang tentu tidak terikat. Waktu bisa dilakukan pada
jam-jam santai atau waktu luang. Masalah tempat bisa di sekolah maupun di luar sekolah.
Topik bahasannya berkisar aktivitas sekolah. Jika kepala sekolah ingin menyampaikan ide-ide
tentang model pembelajaran atau aktivitas sekolah, kepala sekolah tidak langsung
menyampaikannya pada pertemuan/rapat resmi dewan guru. Tetapi kepala sekolah dapat
melakukan lobi-lobi ke beberapa guru untuk didiskusikan terlebih dahulu.
• Kolaborasi Atas-Bawah
Kolaborasi ‘Atas – Bawah’ merupakan model kerja sama antara kepala sekolah selaku
supervisor dan guru selaku yang disupervisi. Bentuk kerja sama itu contohnya adalah jika
ada salah satu guru sulit dalam menerapkan model PAKEM/CTL pada materi tertentu,
maka kepala sekolah bersama-sama membuat skenario pembelajaran. Setelah selesai,
skenario tersebut dijalankan secara bersama-sama oleh guru dan kepala sekolah. Jika sekali
pelaksanaan ternyata belum cukup bagus, maka perlu dilakukan kolaborasi sekali lagi,
sampai diperoleh hasil yang bagus.
• Who am I
Jika kepala sekolah dalam melakukan supervisi melihat ada beberapa guru telah berhasil
melakukan model PAKEM/CTL dan manajemen kelas yang kreatif, kepala sekolah segera
memberitahu kepada guru tersebut bahwa kelasnya akan dijadikan sasaran studi banding
antarkelas. Dalam acara studi banding antar kelas tersebut para pengunjungnya adalah
teman-temannya sendiri. Setelah harinya disepakati, guru yang menjadi sasaran studi
banding tersebut menjelaskan berbagai hal yang telah dilakukan, baik itu tentang model
pembelajarannya, skenario pembelajarannya, manajemen kelasnya, dan hasil karya anak,
terutama yang dilakukan selama satu minggu sebelumnya. Selain itu, guru tersebut diminta
untuk menyampaikan berbagai hal dan ide-ide satu minggu ke depan. Masalah-masalah atau
kendala-kendala yang dihadapinya juga turut disampaikan pada acara tersebut. Dalam acara
ini kepala sekolah posisinya sebagai pendamping guru yang menjadi sasaran studi banding.
Tetapi pembicaraan hak penuh guru tersebut.
• Fleksidi
Hampir jarang dilakukan oleh kebanyakan guru adalah melakukan refleksi diri setelah
melakukan kegiatan pembelajaran. Cara untuk melakukan refleksi diri ini dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara. Misalnya, jika sekolah memiliki perangkat keras seperti handy
cam, kepala sekolah dapat mengambil gambar beberapa kegiatan guru, khususnya dalam
melakukan pembelajaran. Setelah itu, hasil rekaman tersebut diamati bersama-sama. Hal-hal
apa saja yang seharusnya perlu dilakukan dan hal-hal yang tidak perlu dilakukan, biar guru
yang bersangkutan yang merefleksi dirinya sendiri. Guru-guru yang lain mencoba
membahas hal-hal positif yang dapat diadopsi dan diterapkan di kelasnya.
• Kultum Bergilir
Dalam setiap pertemuan/rapat dewan guru atau kegiatan apa saja selalu diawali kegiatan
santapan rohani atau dinamakan kultum (kuliah tujuh menit). Orang yang menyampaikan
kultum tersebut tidak harus guru agama atau guru senior. Kultum ini disampaikan siapa saja
secara bergilir, baik guru senior maupun junior. Tujuannya agar semuanya dapat belajar atau
mendidik diri sendiri sebelum memberitahu orang lain. Materi kultum bebas, bisa masalah
agama, rumah tangga, sekolah, pekerjaan, dan kehidupan lainnya.
• Retreat
Makan biasanya dilakukan di rumah pada tempat dan situasi yang sama. Suatu saat
dilakukan di tempat lain dengan suasana lain pula. Jika perlu dilakukan dengan seluruh
anggota keluarga (anak dan istri/suami mereka). Di sini biasanya muncul ide-ide segar dan
fress. Retreat merupakan wisata di waktu liburan yang dilakukan kepala sekolah, guru, dan
staf lainnya di suatu tempat. Di sana mereka merancang suatu kegiatan tentang pendidikan
di sekolah sambil berlibur.
• Napak Tilas
Sekolah dan kelas sering mendapat kunjungan guru-guru hampir di seantero nusantara.
Suka duka telah banyak dialami guru-guru dan warga sekolah lainnya. Kecapekan dan
kebosanan kadang-kadang menghantui guru-guru dan warga sekolah lainnya. Mengapa
tidak? Karena hampir setiap saat mereka dituntut harus menemukan berbagai hal inovasi
dalam pembelajarannya. Hal ini tampak di saat awal tahun pelajaan baru tiba. Guru-guru
seakan tampak tidak bergairah lagi untuk berinovasi, seakan kehabisan daya kreativitas lagi.
Maka kepala sekolah di saat-saat inilah sangat dibutuhkan daya kreativitasnya. Melalui
diskusi kelompok, guru-guru diajak untuk mengingat kembali berbagai inovasi dan hal-hal
positif yang dulu pernah sukses dilakukannya. Lalu mereka membuat kesepakatan untuk
pengembangan inovasi dan bahkan mencoba inovasi baru lagi. Hasilnya sungguh luar biasa.
Guru-guru bergairah kembali, karena mereka merasa tersuntik dan termotivasi kembali
untuk melakukan tugasnya.
Presentasi Unit 6